Bagi Bina Bangsa, Jessica merupakan perwujudan nyata dari sebuah ketidakwarasan abadi sekaligus sinting dengan akal minim. Tidak mengherankan lagi menemukan gadis berponi berbingkai wajah serupa boneka tersebut melakukan hal "lucu" berbalut kengerian tiada tara yang mampu membuat semua orang menahan napas. Dikarenakan Jessica menganggap dunia ini sudah sampai pada tahap kekacauan yang takkan pernah usai maupun surut. Akan tetapi sejauh apapun kelakuan gila yang Jessica tunjukkan masih ada orang yang jauh lebih sinting menawarinyaㅡ"Berminat menjadi Harley Quinn gue?"
Lihat lebih banyak“TOLOL!”“Bego!”“Munafik!”“Goblok!”“Seㅡgue kehabisan kata-kata.” Daniel mengusap sekilas wajahnya, melirik Gerald dan Thomas dengan ekspresi kebingungan. “Kata apa yang cocok buat ngehina dia lagi?”Helaan napas frutasi dari kedua belah bibir Alvin lolos setelah Daniel menyelesaikan kalimatnya. Wajahnya sama murungnya dengan langit yang dikeliling awan pekat, seolah menelan semua kesedihan manusia yang ada di muka bumi ini sehingga enggan membiarkan matahari memancarkan sedikitpun sinarnya. Pemuda serupa kelinci tersebut mengerang tertahan berkali-kali, mendecak, mendeng
PUKULtiga sore tepat. Hujan masih mengamuk besar-besaran di luar seakan ingin meluluh lantakkan seisi bumi. Celah-celah yang tersedia membuat angin sedingin kutub itu melesak masuk dan membelai apa-apa yang dilewatinya. Masih banyak warga Bina Bangsa yang tinggal di sekolah daripada menantang diri melawan derasnya hujan yang turun. Mungkin sebagian besar dari mereka memilih mampir ke kantin guna mendapatkan segelas teh hangat atau apapun yang ampuh mengusir dinginnya hawa bumi.Namun masih ada segelintir orang yang mendekam di kelas atau berusaha pergi ke ruang kesehatan guna bergelung di dalam selimut hanya untuk menemukan pintunya terkunci rapat. Mereka mendesis kecewa sementara gadis berponi di dalam sana merasa kehangatan yang diperoleh luar biasa nyaman baginya. Pelan-pelan Jessica merangsek masuk lebih dalam pada sepasang lengan yang merengkuh tubuh. S
HUJANmasih mengguyur bumi. Berduet bersama kencangnya angin, alam semesta diguncang hebat seolah tengah menghadapi kemarahan seseorang. Beberapa menit lalu terdengar berita bahwa sebuah tonggak listrik tumbang, mengalami konsleting listrik dan terjadi kebakaran yang tidak jauh dari posisi Bina Bangsa berdiri kokoh di tanah. Hembusan angin yang kuat membuat penyebaran api lebih gesit namun berterima kasihlah sebab hujan lebat ini cukup membantu pemadam kebakaran mengamankan area dalam kurun waktu satu jam.Berita tersebut menjadi perbincangan hangat warganet tetapi tidak cukup ampuh menimbun berita pingsannya seorang Jessica usai menyiksa diri dengan hujan-hujanan di lapangan utama. Masih dipertanyakan, apa yang terjadi pada gadis galak itu sampai menyiksa diri saat langit tengah melankolis?Alvin juga s
SEJUJURNYAada banyak cara untuk bahagia. Pernah ada yang berkata, “Kita cuma perlu sadar dan peka akan keadaan supaya tau kalau begitu banyak hal di dunia ini yang mampu membuat kita bahagia, tertawa atau bahkan cuma sekedar mengulas senyuman tipis. Benar. Kita cuma perlu peka terhadap keadaan.”Orang bijak barangkali mengeluarkan kalimatnya sebab bisa jadi telah menjalani terjalnya kehidupan, pahit serta manis yang disuguhkan dan harus diterima dengan lapang dada. Sepenggal kalimat yang muncul lewat pop-up notifikasi ponsel dari akun twitternya betul-betul sedang Alvin alami. Waktunya pas, batinnya terkikik lucu.Ada sebuah tempat yang cukup luas di mana di sana seluruh barang-barangㅡseperti meja, kursi, spanduk-spanduk yang tidak terpakai dan sebagainyaㅡyang rusak parah ditumpuk menjadi ko
SETIAPyang bernyawa memang betul akan kembali kepada Sang Khaliq. Suka tidak suka, mau tidak mau, ingin tidaknya adalah Sang Pencipta yang mengatur kapan, di mana dan sedang apa. Jessica tidak punya pilihan selain menggenggam retakan hatinya lantaran cinta pertamanya di bawa pergi tanpa perpisahan yang layak. Jessica dipaksa untuk bangun keesokan harinya bersama perasaan kosong yang sukses menampar jiwa.Jessica tidak pernah sembuh.Lukanya masih basah, menganga lebar dan membusuk sempurna. Hanya menunggu waktu sampai dirinya lah yang dijemput. Bukankah begitu?Pemulihan yang orang-orang bilang tentang kita yang mengikuti alur takdir sembari menghitung waktu yang berlalu justru bagi Jessica sebuah lelucon belaka. Omong kosong menjengkelkan namun be
BILAada yang bertanya kebahagiaan itu dalam bentuk apa, maka dengan lancarnya Jessica akan menjawab Haical. Pemuda sehangat mentari itu selalu dan akan menjadi kebahagiaannya. Sukanya. Sayangnya. Cintanya. Hanya saja selepas Tuhan mengambil lelaki itu dari dekapan Haical juga membuat Jessica berjabat tangan dengan rasa pedih tak berujung. Mana ada individu yang siap dengan perpisahan menyakitkan tanpa mampu bersua selain kematian menjemput raga.Jessica ingin curang.Mencurangi Tuhan dan pergi menyusul Haical setelah dua hari terpuruk bukan main kehilangan laki-laki dari genggaman. Hatinya nyeri, merongrong bagaikan penyakit mematikan ke setiap jengkal kulit bersama air mata yang tidak pernah mau berhenti saat terjaga.Jessica ingin curang
BERTEMUdan kenal dengan Alvin barangkali sebuah musibah besar bagi Jessica. Laki-laki itu … luar biasa sinting. Enam belas bulan. Ratusan cara dilancarkan untuk mengusir pemuda gila itu dari hidupnya akan tetapi Alvin selalu bermunculan bagaikan jerawat pada masa period. Karena itu lah usai Jessica melayangkan bogem mentah dua sampai tiga kali lalu diakhiri dengan tendangan kasar sampai pemuda kelinci tersebut terkapar di atas tanah.Jessica memaki; tidak habis pikir. “Ke rumah sakit lo mendingan, sinting lo bener-bener nggak bisa gue hadepin lagi.F you, bastard!”Sang lawan bicara justru tertawa geli sambil menyorot dalam lurus ke angkasa biru. “Asalkan bisa berantem di kasur sama lo. Gue jabanin semua syaratnya.”
KETIKAmatahari perlahan-lahan merangkak naik guna menyinari sebagian tempat di bumi. Cahayanya bersinar terang seakan mengetuk jendela agar tuan serta nyonya di setengah bagian dunia terjaga dan mulai menjalankan aktivitas. Seperti biasa. Seperti yang sudah-sudah. Suka tidak suka. Apapun yang disuguhkan di depan mata harus tetap dituntaskan sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi tanpa diduga-duga.Barangkali dunia terkadang 'semengejutkan' dan 'semisterius' itu sampai-sampai tepat pukul sembilan tatkala kelas 11 MIPA 4 tengah jam kosong lantaran guru yang bersangkutan harus menemani istrinya yang akan melahirkan. Seisi kelas dikejutkan dengan kedatangan Jessica dengan jaket denim sewarna biru laut dan tolong jangan lupakan plester karakter yang tertempel manis di pelipisnya.Seluruh warga kelas t
JESSICAmasih ingat benar dalam benak, masih segar seolah terjadi baru-baru ini. Di mana ketika gadis berponi itu berusia lima tahun seluruh waktu sang ibu tercurahkan begitu hangat untuk putri bungsunya. Semua adegan semasa itu betulan berbahagia tiada tara alih-alih remuk redam seperti sekarang; terlalu berbanding terbalik. Senyumannya sering terulas lebar alih-alih makian kasar.Sore itu tatkala Jessica cilik memiliki misi 'rahasia', katanya, untuk menjelajahi festival film kartun bergenre aksi pahlawan berhasil digagalkan lantaran hujan deras mendadak mengguyur bumi. Anginnya cukup kencang bersama derit jendela yang ikut meramaikan hari. Wajah gadis serupa boneka tersebut berlipat-lipat, muram dan mungkin suram. Ingin merajuk pun percuma, Jessica tidak bisa marah pada siapapun.Sang ibu tersenyum gem
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen