Share

Pengaruh Weni

Ferdi melihat kecemasanku segera mengambil posisi. Dia memberi isyarat supaya aku tenang. Mengajakku duduk di sofa sementara perawat yang ada di sampingnya membenahi alat yang menempel di lengan anakku. Miris, disaat seperti ini aku tidak punya tambahan hati untuk kuajak berbagi pikiran. Tubuhku serasa lemas saat mereka mengatakan jika Andini mempunyai golongan darah langka.

“Maaf, jangan cemaskan masalah itu. Kami akan membantumu semaksimal mungkin. Saya visit ke pasien lain dulu, nanti kita ngobrol di tempat yang sama seperti kemarin setelah jam istirahatku berakhir,” kata Ferdi menenangkanku.

“Benar, Mbak. Sebaiknya Mbak tenang dulu. Kalau Mbak Riana panik kasihan Andini. Sebaiknya dipikirkan matang-matang sebalum membawanya ke kota. Karena kondisi anak Mbak belum bisa diajak bepergian jauh. Kecuali ada mobil yang berfasilitas terbaik sehingga kesehatan Andini tetap terjaga,” sahut Siti dari tempatnya berbaring.

Masih dengan hati kalut aku mengangukkan kepala. Memikirkan bagaimana
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status