Beranda / Romansa / Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO / Bab 200. Membujuk Emily

Share

Bab 200. Membujuk Emily

Penulis: Silvania
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-07 13:30:30

"Untuk apa meminta maaf?" tanya Emily datar. Ia memejamkan mata, bahkan tidak sudi membalas pelukan suaminya.

"Aku salah. Aku minta maaf karena memberikan kacamata Sarah kepadamu."

"Sudah berapa lama kau bercerai dengannya?" tanya Emily lagi.

Arnold mengerutkan kening, tampak bingung dengan pertanyaan itu.

"Jawab!" desak Emily tak sabar.

"Kurang lebih setahun."

Arnold hanya mengira-ngira. Ia tidak ingat persis—atau lebih tepatnya, tidak ingin mengingatnya.

"Kau masih mencintainya?"

Arnold cepat-cepat menggeleng. "Aku hanya mencintaimu, sungguh!"

"Lalu kenapa kau masih menyimpan barang-barangnya, kalau sudah tidak mencintainya?!"

Emily mendorong tubuh Arnold hingga pelukannya terlepas, lalu kembali menuju mobil.

"Sayang, tunggu!"

Arnold mengejar Emily yang sudah membuka pintu mobil. Emily segera masuk dan membanting pintu. Terpaksa, Arnold ikut masuk karena Emily benar-benar dalam suasana hati buruk.

"Kau mau kita pulang ke rumah?"

"Mm," jawabnya singkat.

Arnold melajukan mobil, mening
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 278. Kejutan Yang Bertubi-tubi

    Kedatangan Arnold sontak membuat semua pelayan yang tadi mengerubungi ruang keluarga langsung kembali ke dapur. Mereka tampak kaget dan sedikit canggung, seolah merasa tertangkap basah tengah mengobrol terlalu santai di ruang yang seharusnya tenang. "Arnold!" seru Emily riang. Emily mengulurkan tangannya ke arah suaminya. Ia duduk manis di sofa, dikelilingi buket bunga warna-warni yang memenuhi seisi ruangan dengan aroma harum yang menenangkan. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela kaca besar menyinari wajahnya yang berseri. Arnold berjalan melewati deretan bunga-bunga yang sangat cantik—buket mawar merah, lily putih, dan baby breath dalam vas kristal—semuanya tampak sempurna, tapi tidak lebih memukau dari dua orang kesayangannya yang tentu tak kalah cantik: Emily dan Cassie. Emily bergeser ke samping agar Arnold bisa duduk di sampingnya. Tanpa berkata banyak, Arnold menyambut tangan istrinya dan mengecup pipi Emily yang merona malu. "Selamat ulang tahun, sayang," ucapnya le

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 277. Kejutan Ultah Emily

    “Cassie, hari ini hari ulang tahun Mommy-mu. Bagaimana kalau kita memberinya kejutan?” bisik Arnold pelan di telinga putrinya yang tengah berbaring di pelukan. Bayi mungil itu hanya mengedipkan mata seolah tidak mengerti, namun senyuman kecil yang terbit dari bibirnya membuat Arnold merasa seakan Cassie setuju dengan rencana kecilnya.Pintu kamar tiba-tiba terbuka, Emily masuk dengan membawa nampan di tangannya. Aroma masakan sarapan yang masih hangat langsung memenuhi ruangan.“Apa dia menangis, Sayang?” tanya Emily sambil melirik Cassie.“Tidak, Cassie-ku sangat pintar,” jawab Arnold sambil mengusap pipi tomat sang putri dengan penuh kasih sayang.Emily tersenyum, hatinya selalu luluh melihat Arnold yang kini semakin manis sebagai seorang ayah. Namun, senyum itu sedikit pudar saat Arnold tiba-tiba berkata, “Emily, aku akan pergi keluar kota siang ini. Dan baru pulang besok sore.”Emily terkejut, langkahnya terhenti. “Kok mendadak?”Arnold menghela napas, mencoba memberi penjelasan s

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 276. Hanya Maut Yang Memisahkan

    Emily tidur pulas di sofa, tubuh mungilnya meringkuk dengan wajah damai. Rambutnya tergerai lembut di atas bantal kecil, napasnya terdengar teratur, seakan semua lelah yang ia simpan selama ini terhapus untuk sesaat. Di sisi lain, Arnold duduk di balkon, menatap langit senja yang perlahan berubah gelap. Jemarinya menggenggam rokok yang sudah setengah terbakar, asapnya melayang perlahan terbawa angin. Ada kebahagiaan yang sulit ia jelaskan dengan kata-kata. Semua terasa begitu lengkap: Emily, Cassie, dan rumah kecil yang kini kembali terasa hangat. Namun, di tengah kebahagiaan itu, ingatannya melayang pada satu momen yang selalu menghadirkan sesal: saat putrinya lahir. Ia tidak bisa menemani Emily melalui proses melahirkan yang penuh perjuangan. Ada rasa hampa di dadanya setiap kali ia mengingat wajah lelah Emily saat pertama kali menimang Cassie sendirian. Arnold mengembuskan asap rokoknya perlahan, seakan ingin meluruhkan rasa sesal itu bersama udara malam. “Aku janji tidak akan pe

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 275. Rindu Semuanya

    Emily terdiam sejenak, matanya menatap dalam ke mata Arnold. Dalam sorot mata itu, ia melihat kerinduan yang tak terucap, juga cinta yang selama ini menguatkan mereka berdua. Arnold kemudian menariknya perlahan duduk di pangkuannya, membiarkan Emily menyandarkan kepala di bahunya. “Aku rindu semua ini,” gumam Arnold lirih. Jemarinya mengusap punggung Emily, menyisir helai rambutnya yang jatuh di bahu. “Rindu suaramu, rindu pelukanmu, rindu saat kita hanya berdua.” Emily menghela napas, tubuhnya melunak dalam dekapan Arnold. “Aku juga rindu… tapi aku takut kalau kau memaksakan diri. Luka di bahumu belum benar-benar pulih.” Arnold tertawa lirih, meraih wajah Emily dengan kedua tangannya. “Kalau luka ini bisa sembuh dengan pelukanmu, aku akan memelukmu sepanjang malam,” bisiknya sambil menempelkan keningnya di kening Emily. Emily tersipu, matanya berkaca-kaca. Betapa ia merindukan saat-saat seperti ini, ketika mereka bisa saling berbicara dari hati ke hati. Perlahan, ia mulai mer

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 274. Perlu pengaman?

    Selepas kepergian Robert, Arnold kembali ke kamar dengan langkah pelan. Udara di dalam kamar terasa hangat dan tenang, aroma lembut bayi tercium samar bercampur dengan wangi susu. Cahaya lampu tidur menerangi ruangan dengan redup keemasan. Di atas kasur, Emily tampak berbaring miring membelakangi pintu, tubuhnya melengkung lembut, melindungi Cassie yang tengah dipeluknya. Arnold berhenti sejenak di ambang pintu, menatap pemandangan itu dengan senyum tipis. Ada rasa damai menyelinap di dadanya. Ia lalu melangkah perlahan, nyaris tanpa suara, mendekati istrinya. Saat tiba di sisi kasur, ia baru menyadari Emily ternyata tengah memberi ASI pada Cassie. Bayi mungil itu mengisap dengan pelan, kedua tangannya yang kecil menggenggam kain dress ibunya. “Bilang pada Cassie sisakan sedikit untuk Daddy-nya,” ucap Arnold dengan nada menggoda, membuat sudut bibirnya terangkat. Tubuh Emily langsung bergetar menahan tawa. Matanya tak berani menatap Arnold, takut tawanya pecah begitu saja. “Kau ini

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 273. Sweet Moment

    Arnold berdiri, menatap Emily dengan mata yang berkaca-kaca. Kedua tangannya menangkup pipi istrinya dengan penuh perasaan.“Sayang,” ucapnya lirih, suaranya bergetar.Ia mengecup bibir Emily dengan singkat, penuh kerinduan yang mendalam.“Kau tidak apa-apa? Apa kau terluka?” tanyanya sambil meraba kedua tangan Emily, lalu menelusuri tubuhnya dengan cemas, seolah memastikan bahwa istrinya benar-benar baik-baik saja.“Aku baik-baik saja, Arnold,” jawab Emily lembut.Arnold menghela napas lega, tetapi tiba-tiba wajahnya berubah tegang. “Di mana wanita iblis itu?”Emily mengerutkan kening. “Wanita iblis?”“Sarah! Apa dia sudah mendekam di penjara?” suara Arnold meninggi, penuh emosi.Emily terdiam. Nama Sarah membuat hatinya ikut bergetar. Melihat raut wajah suaminya, ia tahu bahwa ingatan Arnold sudah sepenuhnya kembali. Air matanya mulai berkaca-kaca.“Sarah… tewas, Arnold. Andreas yang menembaknya. Malam itu Andreas mengikuti Sarah karena sehari sebelumnya dia sudah menemukan data ide

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status