Home / Romansa / Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO / Bab 32. Betulkah Itu Kau, Emily!

Share

Bab 32. Betulkah Itu Kau, Emily!

Author: Silvania
last update Huling Na-update: 2025-03-06 23:15:03

Tuan Raymond memindai Emily dari ujung kepala hingga ujung kaki, lalu tersenyum. "Siapa namamu?" tanyanya sambil memilin-milin janggutnya yang panjang.

"E-Emily, Tuan!"

"Emily, nama yang cantik! Kau sudah tahu apa pekerjaanmu di sini?"

Emily mengangguk mantap.

"Oke, kau diterima! Dera, bawa Emily ke ruang kostum, pilihkan seragam yang ukurannya cocok untuknya!"

"Baik, Tuan!"

Dera lalu membawa Emily menuju ruang kostum, dan mereka berdua berganti pakaian di sana.

"Perfect!" Dera tersenyum lebar melihat Emily yang tampak seperti seekor kelinci putih dengan kostum barunya.

"Ayo kita turun!"

Dera dan Emily bergabung bersama teman-teman yang lain. Mereka menunggu di ruangan dengan pencahayaan minim. Melihat Emily yang gugup, Dera memberinya suntikan semangat. "Tidak usah takut, Emily. Aku juga awalnya seperti kamu!" bisik Dera.

Satu per satu rekan kerjanya dipanggil masuk, termasuk Dera. Hanya tersisa beberapa orang saja di ruang tunggu. Emily semakin gugup. Tangannya m
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 33. Layani Aku!

    Arnold lantas berdiri dan berjongkok di hadapan Emily yang masih duduk bersimpuh. "Setahun kau pergi mulutmu semakin tajam, Emily!" Alih alih marah, Arnold malah tersenyum tipis. Dari posisinya sekarang, Arnold bisa melihat jelas keindahan tubuh Emily yang hanya dibungkus oleh baju ketat dan rok mini. Kaos berkerah sabrina yang dikenakannya membuat bagian lehernya yang putih bersih terpampang nyata, bagian dadanya pun terlihat menyembul. Arnold berkali kali menelan salivanya dengan bersusah payah, bayangan kemolekan tubuh istri keduanya kembali terlintas dalam benaknya. Wangi tubuhnya yang manis, lembutnya kulitnya, semuanya terasa nyata dan seakan baru saja dia menyentuhnya. "Apa kau tidak merindukan sentuhanku, Emily?" Arnold menurunkan tangannya mengusap bibir Emily dan turun hingga ke bagian dadanya, membuat Emily menegang untuk sesaat. "Untuk apa kau meninggalkan rumah kalau hanya untuk bekerja di tempat seperti ini? Aku bahkan bisa membayarmu seratus kali lipat!"

    Huling Na-update : 2025-03-06
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 34. Tidak Punya Pilihan

    "Tidak, aku tidak mau!" Emily kembali menutupi bagian depan tubuhnya yang polos, puncak dadanya terasa perih saat bergesekan dengan telapak tangannya akibat perbuatan Arnold. "Jangan menguji kesabaranku Emily!" Arnold benar-benar dibuat murka. Dulu Emily selalu pasrah saat dia menyentuhnya. Namun, kini Emily muncul sebagai pembangkang, bagaimana Arnold tidak murka, terlebih saat ini hasratnya sudah menggebu-gebu. "Kau tidak bisa memaksaku lagi Arnold!" teriak Emily frustasi, kedua matanya sudah di genangi air mata. "Kenapa tidak bisa, aku masih menyimpan surat perjanjian yang kita tanda tangani, apa kau mau melihatnya?" tawarnya dengan wajah brengseknya yang menawan. Dalam keadaan bagaimanapun juga, ekspresi Arnold tidak pernah terlihat jelek, ya, itu adalah salah satu kelebihannya. Wajah tampan dan badan proporsional, hanya saja Arnold terkenal arogan dan kejam. "Surat kontrak itu sudah tidak berlaku, kau sudah melanggar perjanjian dengan menjebloskan ayahku ke dalam penj

    Huling Na-update : 2025-03-06
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 35. Mata-mata Sarah

    Hingga pagi, Arnold baru melepaskan Emily yang hampir saja pingsan karena dipaksa melayani Arnold semalaman suntuk. Sementara itu di rumah, Sarah juga tidak bisa tidur karena Arnold tidak pulang, dia mencoba menghubungi handphone Arnold namun tidak aktif. "Ke mana dia, tidak biasanya dia pergi tanpa kabar seperti ini. Jangan-jangan dugaanku selama ini benar, Arnold berselingkuh di belakangku!" Sarah akhirnya menghubungi Stella, sekretaris Arnold di tengah malam hanya untuk menanyakan apakah suaminya ada di sana, Stella bahkan ikut dituduh oleh Sarah mempunyai hubungan dengan Arnold. "Lama sekali, angkat Stella" geramnya kesal karena dia sudah dua kali menghubungi Stella namun tidak diangkat. 'Halo!' 'Stella, ini Sarah! Kau ada di mana?' 'Nyonya Sarah! Stella ada di rumah, ada apa Nyonya?' 'Apa suamiku ada di sana?' 'Tidak ada Nyonya, Tuan sudah pualng pukul sembilan tadi setelah kami selesai bertemu dengan klien!' 'Kau yakin? Kenapa dia belum juga pulang

    Huling Na-update : 2025-03-06
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 36. Menjebak Emily

    X Club, Emily sudah tampil cantik dengan seragam mini ladies companion berlambangkan X di bagian punggungnya. Sambil menunggu panggilan, Emily dan Dera mengobrol santai. "Kemarin malam aku tidak melihatmu lagi setelah aku keluar dari ruangan ini, kemana kau Emily?" "I-itu, aku menemani pelanggan minum hingga pagi!" Emily tidak berani menceritakan yang sesungguhnya kepada Dera tentang insiden tadi malam. Seandainya dia tahu bahwa Emily semalaman di kerjai oleh tamunya, entah apa yang akan Dera katakan tentangnya. "Aku juga pernah begitu Emily, untungnya orang tersebut memberikan-ku uang tip yang banyak. Bagaimana denganmu? Apa pelanggan-mu juga memberi uang tip?" tanyanya sambil tertawa lebar. Emily menggeleng pelan, alih alih memberi tip, Arnold justru menidurinya sampai pagi, malang sekali nasib Emily. "Emily!" Namanya dipanggil, itu artinya Emily harus segera keluar dan melaksanakan tugasnya. "VIP 05, dia sudah membayar mahal untuk minta kau temani minum. J

    Huling Na-update : 2025-03-06
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 37. Aku Akan Menceraikanmu!

    Senyum kemenangan merekah di wajah Sarah. "Sekarang kau percaya padaku, kan, Arnold?" Arnold semakin gelap mata. Dengan amarah yang meluap, ia meraih gelas wine dari meja dan menyiramkannya ke tubuh Emily. Emily menggigil. Ia memeluk lututnya, menahan sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya. Tangannya gemetar, dadanya naik turun dengan napas yang tersengal. "Ternyata begini kelakuanmu, hah?! Dasar wanita licik! Aku tidak menyangka kau bisa berbuat seperti ini!" bentak Arnold, suaranya bergetar oleh kemarahan. Ia merasa tertipu mentah-mentah. Wanita yang selama ini membuatnya candu ternyata tak lebih dari seorang perempuan murahan. Matanya membara saat membayangkan tubuh Emily disentuh oleh banyak lelaki lain. Rasa jijik dan muak bercampur menjadi satu. Emily, yang masih dikuasai efek obat perangsang, tak mampu melakukan apa pun selain menahan rasa sakit yang merayapi tubuhnya. Segala sesuatu terasa kabur, kepalanya pusing, dan ia kesulitan memahami apa yang sebenarnya terj

    Huling Na-update : 2025-03-07
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 38. Bertemu Nyonya Ruby

    "Dasar wanita licik! Lihat apa yang sudah kau perbuat! Salah satu pelanggan tetapku tidak mau lagi ke sini! Sekarang pergilah dan jangan pernah kembali lagi!" Emily menunduk dalam. Baru saja ia mendapatkan pekerjaan, kini ia harus kembali menganggur. "Sarah, Arnold! Aku akan membalas kesakitan yang aku rasakan!" geramnya dalam hati. Dengan tubuh basah kuyup, Emily melangkah keluar dari X Club. Ia berjalan pelan menyusuri trotoar, menuju tempat tinggalnya yang kecil. Sepanjang jalan, pikirannya dipenuhi penyesalan dan amarah. Mencintai Arnold adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya. Bermasalah dengan Arnold William adalah sesuatu yang harus dihindarinya di masa depan. Namun setidaknya, Arnold tadi mengatakan akan menceraikannya. Itu berarti Emily akan segera terbebas dari lubang neraka yang diciptakan oleh Arnold dan Sarah. Begitu tiba di tempat tinggalnya, Emily langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur tipisnya, setelah terlebih dahulu melepas pakaian basahnya. Menatap lang

    Huling Na-update : 2025-03-07
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 39. Pesta Ulang Tahun Nyonya Ruby

    Emily hanya diam membisu. Berbagai kejadian menyakitkan kembali melintas di benaknya. Satu per satu memori kelam berputar di otaknya, seperti kaset lama yang diputar ulang. Tawa Arnold dan Sarah saat mengejeknya, hinaan dan bentakan yang menyayat hati, serta perlakuan kasar yang ia terima selama berada di rumah Arnold, semua itu menghantam pikirannya tanpa ampun. Emily menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan emosi, tapi air matanya tetap jatuh tanpa bisa ia cegah. "Emily, Sayang!" Panggilan lembut Nyonya Ruby seketika membuyarkan lamunannya. "Kau tidak ingin bercerita?" Emily menunduk dalam, buru-buru menyeka sudut matanya yang basah dengan ujung jarinya. "Baiklah, Nak. Mama tidak akan memaksamu. Sekarang temani Mama berbelanja, bagaimana?" Sebenarnya, Emily tidak terlalu bersemangat. Namun, Nyonya Ruby yang pemaksa langsung menarik tangannya dan membawanya berkeliling mal. Di sepanjang perjalanan, Nyonya Ruby membelikan Emily gaun pesta yang sangat cantik, lengkap

    Huling Na-update : 2025-03-07
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 40. Bersinar Bagai Permata

    Di sana, Nyonya Ruby muncul, berjalan anggun menuruni tangga. Gaun mewah berwarna biru safir membalut tubuhnya dengan sempurna. Aura kebangsawanannya begitu terpancar, membuat semua orang menahan napas. Di bawah tangga, Tuan William bergegas menyambutnya. Ia berdiri di anak tangga terakhir, menunggu istrinya dengan senyum bangga. Kehadiran Nyonya Ruby yang tampak memukau bukan satu-satunya alasan semua orang menatap ke arahnya tanpa berkedip. Ada sosok wanita cantik yang berjalan di sisinya, memegangi tangannya dengan anggun. Tatapan para tamu undangan berubah menjadi kekaguman. "Emily!" gumam Arnold tanpa sadar. Mata Sarah langsung memerah. Bagaimana bisa Emily mendampingi Nyonya Ruby? Bahkan, wanita itu mengenakan gaun limited edition yang sangat diinginkannya, tetapi keburu sold out! Seharusnya aku yang ada di samping ibu mertuaku! geramnya sambil meremas dress mahalnya dengan kesal. Penampilan Sarah malam ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Emily. Arn

    Huling Na-update : 2025-03-07

Pinakabagong kabanata

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 201. Jangan Pergi

    Arnold menoleh sejenak ke arah Emily yang tampak sibuk dengan laptopnya.Maaf, Emily belum bisa kumiliki sepenuhnya. Bagaimana bisa dia meninggalkannya begitu saja? Tapi melihat Emily yang tampak acuh padanya, Arnold kembali berpikir untuk menjauh sementara waktu, seperti permintaan Emily barusan.“Suruh dia tunggu, aku akan segera ke kantor!”Ia menutup teleponnya, lalu menghampiri Emily.“Sayang, aku pergi dulu. Aku akan kembali saat jam makan siang. Kamu sarapan dulu, nanti sakit.”Arnold mengecup puncak kepala Emily dan mengusap pipinya sebelum beranjak pergi.Setelah kepergian Arnold, Emily menutup laptopnya dan menatap langit-langit. Dia tidak rela Arnold pergi menemui Yolanda. Namun, dia juga tidak bisa melarangnya.“Kenapa perasaanku tidak enak? Yolanda sepertinya menyukai Arnold…”Emily bangkit dari duduknya dan bergegas keluar, berharap Arnold belum pergi.Saat Emily keluar dari pintu belakang, mobil yang dikendarai Arnold tampak mundur perlahan.Arnold, yang melihat Emily b

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 200. Membujuk Emily

    "Untuk apa meminta maaf?" tanya Emily datar. Ia memejamkan mata, bahkan tidak sudi membalas pelukan suaminya."Aku salah. Aku minta maaf karena memberikan kacamata Sarah kepadamu.""Sudah berapa lama kau bercerai dengannya?" tanya Emily lagi.Arnold mengerutkan kening, tampak bingung dengan pertanyaan itu."Jawab!" desak Emily tak sabar."Kurang lebih setahun."Arnold hanya mengira-ngira. Ia tidak ingat persis—atau lebih tepatnya, tidak ingin mengingatnya."Kau masih mencintainya?"Arnold cepat-cepat menggeleng. "Aku hanya mencintaimu, sungguh!""Lalu kenapa kau masih menyimpan barang-barangnya, kalau sudah tidak mencintainya?!"Emily mendorong tubuh Arnold hingga pelukannya terlepas, lalu kembali menuju mobil."Sayang, tunggu!"Arnold mengejar Emily yang sudah membuka pintu mobil. Emily segera masuk dan membanting pintu. Terpaksa, Arnold ikut masuk karena Emily benar-benar dalam suasana hati buruk."Kau mau kita pulang ke rumah?""Mm," jawabnya singkat.Arnold melajukan mobil, mening

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 199. Merusak Mood

    Yolanda bergidik ngeri saat membayangkan kejadian terakhir ketika ia tanpa sengaja memakan seafood. Seluruh tubuhnya gatal dan muncul ruam kemerahan; ia bahkan kesulitan bernapas waktu itu.Yolanda menggeleng lalu berpamitan pergi ke kamar kecil."Sayang, malam ini menginap di rumah Mama lagi, ya. Kerabat Papa dan Mama akan pulang besok, jadi masih ada satu malam lagi untuk kita berkumpul di rumah," ucap Nyonya Ruby.Emily mengangguk, meskipun sebenarnya ia merasa tidak nyaman bersama Tante Mandy dan Yolanda. Namun, karena mereka tidak sering datang ke London, Emily berusaha bersabar.Lima belas menit berlalu. Tiga orang pelayan datang membawa troli berisi makanan dan dengan sigap menyusunnya di atas meja.“Kemana Yolanda? Kenapa dia belum juga datang?” tanya Nyonya Ruby, menoleh ke arah toilet.Tak lama kemudian, Yolanda muncul dengan langkah gontai.“Yolanda, kau kenapa? Apa kau sakit?” tanya Nyonya Ruby cemas.“Perut Yola sakit, Tante. Bolehkah Yola pulang duluan?” rengeknya dengan

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 198. Mengambil Hati Nyonya Ruby

    Tidak ingin berdebat, Emily memilih untuk mengabaikan perkataan Yolanda dan tetap bersikap baik padanya.“Terima kasih sudah mengingatkanku, Adik Ipar,” ucap Emily sambil mengulas senyum manis, lalu menutup pintu kamarnya.Yolanda hendak membuka kembali pintu kamar, namun Emily sudah keburu menguncinya.“Kau!” geram Yolanda, lalu menendang pintu hingga membuatnya memekik kesakitan.“Aww... wanita sialan. Awas saja kau!”Dengan emosi yang tertahan, Yolanda kembali ke kamarnya sambil terpincang-pincang karena jempol kakinya bengkak.“Berani sekali dia mengabaikanku! Awas kau, Emily!” geramnya sembari membanting pintu kamar.Sementara itu, di kamarnya, Emily bergegas membersihkan diri. Tubuhnya terasa lengket, aroma percintaan semalam bahkan masih tercium samar.Emily mengendus pundaknya, wangi maskulin dari parfum Arnold masih menempel di kulitnya. Sesaat ia memejamkan mata sambil menghirup aromanya. Benaknya kembali dipenuhi slide demi slide adegan panas mereka semalam. Sentuhan Arnold

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 197. Hadiah Dari Emily

    Arnold menoleh ke belakang. Dilihatnya Yolanda berdiri di depan pintu dengan pakaian tidur super tipis, hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya. "Lampu kamarmu mati?" tanyanya sambil menatap lurus ke arah wajah Yolanda. Arnold menghindari melihat ke bawah karena, bagaimanapun juga, dia laki-laki normal. Yolanda mengangguk sambil tersenyum. "Aku akan menghubungi kepala pelayan untuk mengganti bohlamnya. Masuklah ke kamar dan ganti pakaianmu!" Arnold berbalik dan meninggalkan Yolanda begitu saja, membuat wanita itu gusar setengah mati. Dia sudah berpenampilan semenarik mungkin, namun Arnold malah mengabaikannya. "Aku rasa tubuhku jauh lebih bagus dari Emily. Kau bergegas pergi karena tidak tahan melihat tubuhku yang indah ini, bukan?" gumamnya pelan sambil menatap punggung lebar Arnold yang semakin menjauh. Yolanda tersenyum miring. Awal yang bagus, batinnya. Ia pun masuk kembali ke kamarnya, sedangkan Arnold mempercepat langkah. Ia tidak ingin berlama-lama di luar, takut istrinya ke

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 196. Mengenalkan Emily Secara Resmi

    Semua mata menoleh ke arah asal suara. Arnold berdiri dengan wajah memerah, kedua tangannya terkepal sempurna di sisi tubuhnya. “Arnold!” Wajah Mandy mendadak pucat, begitu pula Yolanda. Ia langsung mencubit pinggang mamanya saking takutnya. “Jangan asal bicara kalau tidak tahu apa-apa!” Suara Arnold terdengar berat dan serak, rahangnya mengeras. “Coba katakan sekali lagi, Tante bilang apa?” tanyanya pelan namun penuh penekanan. Arnold berjalan menuju tempat Emily berada. Tatapannya tajam, siap mencabik siapa pun yang berani mengatai istrinya. “Kamu salah paham, Arnold. Tante tidak bermaksud seperti itu!” Suara Mandy bergetar. Walaupun masih muda dan hanya keponakan, Arnold sangat disegani oleh om dan tantenya. “Arnold tidak tuli, Tante!” Emily menggeleng pelan. Ia tidak ingin pesta kejutan ulang tahun Arnold diwarnai perdebatan antara tante dan keponakan—terlebih penyebabnya adalah dirinya. “Tante bisa jelaskan!” “Tidak ada yang perlu dijelaskan. Aku harap Tante mau memint

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 195. Dipermalukan Di Hadapan Keluarga Besar

    "Berlebihan bagaimana, bukankah ini sangat cantik?"Nyonya Ruby menarik pergelangan tangan Emily dan membawanya menuju tempat tidur king size milik Arnold.Di atas tempat tidur dihiasi dengan kelopak mawar merah berbentuk hati. Di samping kanan kirinya terdapat lampu hias berbentuk lilin yang membentuk huruf A dan E. Lilin aromatherapy di atas nakas."Dan yang paling penting ini."Nyonya Ruby membuka lemari pakaian Arnold dan mengambil sesuatu dari sana."Tada! Karena baju pesta mu berwarna merah, maka pakaian tidurnya yang warna hitam saja. Hmm, perfect!" ucapnya sembari menyerahkan baju dinas yang kemarin dibelikannya untuk Emily."Ah, kenapa Mama yang tidak sabar ingin segera malam. Kamu istirahat saja dulu, nanti kalau MUA nya datang , Mama akan memanggilmu!"Nyonya Ruby berlalu meninggalkan Emily yang mematung sambil memegangi lingerie yang hanya terdiri dari 2 piece terpisah, sangat tipis dan Emily tidak yakin ini bisa menutupi asetnya dengan benar.Terdengar helaan nafas berat.

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 194. Ingin Membahagiakan Istri

    Mama tidak tahu Arnold suka warna apa, anak itu tidak pernah menolak saat Mama membelikannya dasi maupun kemeja, semua warna dipakainya.""Hmm, itu– Arnold suka warna merah dan hitam, Ma." Emily tahu saat Arnold memujinya ketika menggunakan pakaian dengan dua warna itu."Nice. Dua warna itu memang warna favorit, elegan dan menantang! Bungkus semuanya!" titahnya kepada Pramuniaga. Bukan hanya merah dan hitam tapi ada juga yang berwarna Navy dan Hijau botol dan warna lainnya."Ma, ini terlalu banyak!" tolak Emily halus. "Kau harus memakainya setiap malam agar suamimu tidak melirik wanita lain. Kau tahu, suami yang terpuaskan di rumah, tidak akan melirik wanita lain saat berada di luar."Emily tersenyum mendengar perkataan Nyonya Ruby. Mungkin ada benarnya tapi kembali lagi kepada orangnya. Kalau aslinya tidak setia, mau sepuas apa pun di rumah, pasti akan merasa kurang terus.Setelah membeli 'kado' untuk Arnold, Emily dan Nyonya Ruby makan siang bersama. Mereka menikmati santap siang d

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 193. Suamimu Suka Warna Apa?

    Wanita yang ingin merebut gaun Emily tadi akhirnya melepaskan gaunnya dan menghampiri Nyonya Ruby. "Tante!" sapanya dengan wajah sumringah. Sudah lama mereka tidak bertemu, terakhir saat Arnold menikah dengan Sarah. Setelah itu Yolanda tidak pernah lagi ke London. "Yolanda, kau bersama siapa? Mana ibumu, Nak?" Yolanda langsung memeluk Nyonya Ruby dan mengecup pipi kanan dan kirinya, mereka terlihat sangat akrab. "Mama ke toilet, Tante sendirian? Dimana Kak Arnold?" tanyanya sambil menengok ke belakang Nyonya Ruby. Tidak ada siapa siapa. "Tante tidak sendirian, Tante bersama menantu Tante!" ucapnya sambil mengulurkan tangannya ke arah Emily. Ekor mata Yolanda mengikuti kemana arah tangan itu terulur, dia sedikit shock saat menyadari wanita yang disebut tantenya menantu adalah wanita yang sama yang berebut gaun dengannya barusan. "Menantu? Istri Nicho?" tanyanya memastikan. Arnold baru bercerai, belum setahun lebih tepatnya, jadi tidak mungkin sudah menikah lagi, pikir Yolanda.

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status