Accueil / Romansa / Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO / Bab 46. Aku Akan Membalaskan nya!

Share

Bab 46. Aku Akan Membalaskan nya!

Auteur: Silvania
last update Dernière mise à jour: 2025-03-09 15:08:20

Arnold mengusap kedua pipi istrinya. Ia tampak sangat cemas.

"Apa yang terjadi? Katakan padaku!" tanyanya dengan tidak sabar.

"Emily! Emily pelakunya!" jawab Sarah sambil menangis sesenggukan.

"Emily? Kau yakin dia yang melakukannya? Maksudku, bagaimana bisa?"

"Kau meragukanku, Honey?" Sarah menatapnya tidak percaya. Arnold, yang selama ini selalu mempercayainya, kini justru meragukannya.

"Tidak, bukan begitu. Aku tidak pernah meragukanmu, sungguh! Hanya saja, bagaimana bisa dia seberani itu?"

"Aku juga tidak tahu. Dia bahkan mengataiku mandul!" Sarah kembali menangis semakin kencang. "Wanita seperti itu yang ingin kau bawa pulang ke rumah dan menjadi ibu dari anakmu? Aku takut nanti anakmu sifatnya akan sama seperti ibunya!" ucap Sarah sambil terisak.

"Ceritakan padaku apa yang terjadi, semuanya dari awal!" pinta Arnold.

"Kenapa? Kau masih meragukanku? Kalau kau tidak percaya padaku dan mengira aku berbohong, tanyakan saja kepada para pelayan di rumah mamamu! Mereka m
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Related chapter

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 47. Meminta Detektif Untuk Menyelidiki

    Nyonya Ruby menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban. Wajahnya yang biasanya tenang kini tampak keruh oleh amarah. Sementara itu, di rumahnya, Arnold menatap ponselnya dengan dahi berkerut. Kenapa Mama terdengar begitu marah? pikirnya. Tanpa berpikir lama, ia mengambil kunci mobil dan bergegas menuju kediaman orang tuanya. Kebetulan sekali, ia juga ingin mengadukan perbuatan Emily kepada Mamanya agar wanita itu tidak lagi mendapat perlindungan. Mobil Arnold melaju dengan kecepatan tinggi, pikirannya dipenuhi bayangan Emily. Rasa frustrasi menyelimutinya. Wanita itu memang tidak tahu diuntung! gerutunya dalam hati. Setibanya di rumah orang tuanya, ia langsung turun dan masuk dengan tergesa-gesa. Di dalam, Nyonya Ruby sudah menunggunya di ruang keluarga. Wajahnya dingin, matanya menatap tajam ke arah putranya. “Duduk!” titah Nyonya Ruby, suaranya penuh wibawa, tetapi tampak jelas bahwa ia menahan emosi. Arnold mengernyit. Apa Emily memutarbalikkan fakta dan menuduh Sarah melukain

    Dernière mise à jour : 2025-03-09
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 48. Siapa Sebenarnya Emily?

    Seorang wanita paruh baya dengan tubuh semampai menghampiri Emily, matanya yang tajam memperhatikan gadis itu yang tampak kebingungan. “Kau mencari siapa?” tanyanya ketika melihat Emily menengok ke sana kemari, wajahnya tampak cemas. Emily segera menoleh dan mengangguk sopan sebelum menjawab, “Saya mencari penjaga apartemen ini, Nyonya. Saya ingin menyewa unit.” Wanita itu mengamati Emily sejenak, lalu tersenyum tipis. “Ah, kau mau menyewa unit? Mari, mari ikut denganku!” ucapnya sembari berbalik dan berjalan menyusuri lorong. Emily mengikuti langkahnya dengan hati-hati. Apartemen ini memang terlihat tua, tetapi setidaknya bisa menjadi tempat berlindung sementara. Sesekali, ia melirik ke kanan dan kiri, mengamati dinding yang mulai kusam dan koridor yang agak gelap. Mereka berhenti di depan sebuah pintu yang sudah terbuka. Wanita itu melangkah masuk lebih dulu, lalu mempersilakan Emily masuk. “Silakan, ini kamar saya,” ucapnya sembari berjalan menuju sofa dan duduk dengan santai

    Dernière mise à jour : 2025-03-09
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 49. Hari Pertama Bekerja

    Hari Pertama di Kediaman Sebastian Hari pertama bekerja di Kediaman Sebastian, Emily sudah mengenakan seragam khas pelayan berwarna hitam dengan celemek putih. Seragam itu pas di tubuhnya, bahkan terasa sedikit ketat, membingkai lekuk tubuhnya yang berisi. Meski merasa sedikit canggung, Emily berusaha untuk tetap percaya diri. Pagi itu, setelah merapikan diri, ia bergegas keluar dari kamarnya, menuju kamar Nyonya Audrey—nenek dari Arlen—yang terletak di lantai bawah, dekat dengan ruang tengah. Begitu sampai, ia menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu dengan pelan. Tok... tok... tok... Menunggu sejenak, lalu ia membuka pintu dan masuk dengan langkah penuh kehati-hatian. Semua yang harus dilakukannya telah dituliskan oleh John, kepala pelayan di rumah ini, sehingga Emily tidak merasa ragu dalam bertindak. Di dalam kamar yang luas dengan nuansa klasik elegan, ia melihat Nyonya Audrey sudah duduk di atas tempat tidurnya. Kepala wanita tua itu bersandar pada sandaran tempat t

    Dernière mise à jour : 2025-03-10
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 50. Sarah Mengambil Perhiasan Emily

    "Bukankah ini waktunya makan?" tanyanya saat melihat Emily tidak memegang apa pun di tangannya. Nyonya Audrey punya jadwal khusus dan semua itu sudah sesuai arahan Dokter yang menanganinya. Emily langsung berdiri dan membungkuk hormat. Arlen memicingkan matanya, menatap seragam yang dikenakan Emily. Karena langsung bekerja, John memberikannya seragam bekas pengasuh lama, sehingga ukurannya agak sempit di tubuh Emily. Arlen tiba-tiba teringat sesuatu yang dikatakan asistennya semalam. Nama Emily Rose terdengar tidak asing. Asistennya memang belum memberi tahu secara pasti dan meminta Arlen menunggu hingga ada informasi yang valid. Meski demikian, Arlen memiliki firasat buruk. "Ganti pakaianmu!" titahnya, lalu membalikkan badan dan keluar dari kamar neneknya. Emily menatap Nyonya Audrey, meminta kepastian. "Gantilah," ucap Nyonya Audrey dengan lembut. Seragam yang dikenakan Emily memang kurang pas. Bawahannya terlalu pendek karena tubuh Emily lebih tinggi dibandingkan pe

    Dernière mise à jour : 2025-03-10
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 51. Kembalikan Perhiasan Itu Ke Tempatnya!

    "Kembalikan ke kamar Emily! Apa aku pernah melarangmu berbelanja? Kenapa kau masih saja memakai barang yang bukan milikmu?" tegurnya tajam. Sarah terperanjat mendengar perkataan Arnold. Wajahnya yang tadi ceria berubah menjadi penuh amarah. "Apa barusan kau memarahiku?" Kini, giliran Sarah yang emosi. "Tidak. Aku hanya mengingatkanmu, jangan pernah memakai barang milik orang lain. Siapa pun itu!" tegas Arnold dingin. "Tapi Emily sudah tidak ada lagi, Hon! Dan perhiasan ini hanya dibiarkan begitu saja!" protes Sarah kesal. Sejak awal, Sarah memang ingin mengambil perhiasan Emily. Ia merasa iri karena Nyonya Ruby tidak pernah memberikannya hadiah semacam itu. Baru setelah setahun kepergian Emily, ia memberanikan diri untuk memilikinya. "Sini, aku yang akan mengembalikannya kalau kau tidak mau!" Arnold menarik kotak perhiasan dari tangan Sarah, lalu berlalu pergi, meninggalkan istrinya yang hanya bisa mengumpat dalam hati. Awas saja kau, nanti aku akan mengambilnya saat kau

    Dernière mise à jour : 2025-03-10
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 52. Sarah Yang Memberi Perintah

    "Nyonya Sarah yang menyuruh saya membiarkan Nona Muda pergi membawa mobil sendirian. Saya tidak tahu bahwa Nona sedang hamil!"Pasca kejadian, sopir baru mengetahui bahwa Emily hamil dan mengalami keguguran. Hal itu membuatnya merasa sangat bersalah karena telah menuruti perintah Sarah untuk membiarkan Emily membawa mobilnya sendirian."Bukannya Emily yang memaksa membawa mobil?" Arnold teringat bahwa Sarah mengatakan Emily sengaja ingin membunuhnya dengan menabrakkan mobilnya. Itu berarti Emily yang seharusnya mengatur, bukan Sarah."Apa kau yakin Sarah memintamu membiarkan Emily pergi sendirian? Lalu siapa yang pergi lebih dulu pagi itu? Sarah atau Emily?""Saya lupa-lupa ingat, Tuan. Kalau tidak salah, Nona Emily."'Emily?' batinnya. Itu agak berbeda dengan yang ada di bayangannya. Seharusnya Sarah yang pergi lebih dulu karena menurut pengakuan Sarah, dirinya ditabrak dari belakang oleh Emily."Ah sudahlah, untuk apa aku memusingkannya!" gumamnya sambil berlalu.Arnold masuk ke dal

    Dernière mise à jour : 2025-03-10
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 53. Meresahkan

    "Sungguh meresahkan!" desah Arlen sambil menuju wastafel, wajahnya mendadak panas. Ia membuka keran dan membasuh wajahnya beberapa kali, berharap air dingin bisa meredakan panas yang tiba-tiba menjalar ke seluruh wajahnya. Ingatan akan kejadian barusan masih segar di benaknya. Pemandangan yang tak sengaja tertangkap oleh matanya membuat jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha mengendalikan diri. Sementara itu, di dalam kamarnya, Emily dengan wajah merah padam segera membetulkan kancing bajunya yang terbuka. Tidak hanya satu, tapi dua! Bisa dibayangkan bagaimana perasaannya saat ini. "Kenapa kamu bodoh sekali, Emily! Jangan-jangan dia berpikir aku sengaja menggodanya? Ya ampun, bagaimana ini? Aku malu sekali!" gerutunya sambil membenamkan wajah ke bantal. Rasa malu itu begitu besar hingga ia ingin bersembunyi selamanya. Tapi sayangnya, ia tak bisa melakukan itu. Sebentar lagi jam makan siang, dan ia harus keluar untuk menyuapi Nyony

    Dernière mise à jour : 2025-03-11
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 54. Fakta Tentang Emily

    Mike meletakkan amplop cokelat besar di atas meja, tepat di hadapan Arlen. Namun, Arlen tidak langsung mengambilnya. Ia hanya menatap benda itu dengan ekspresi penuh tanda tanya. "Bukalah, Tuan. Firasat saya ternyata benar. Anda pasti akan terkejut setelah melihatnya!" ujar Mike dengan nada serius. Mendengar ucapan itu, Arlen akhirnya mengambil map yang ada di hadapannya dan dengan cepat membukanya. Matanya menyipit begitu melihat isi di dalamnya—sebuah foto yang memperlihatkan Emily bersama saingannya, Arnold. Rahangnya mengeras. Tangan yang memegang foto itu sedikit menegang. "Bisa kau jelaskan apa ini, Mike?" tanyanya, rasa penasaran mulai menguasai dirinya. Mike menarik napas sebelum menjawab. "Seperti yang Anda lihat, Nona Emily adalah istri Tuan Arnold. Tapi bukan istri pertama atau satu-satunya. Dia adalah istri kedua." Arlen mengerutkan kening. "Istri kedua? Mereka menikah secara resmi?" Rasa penasaran itu semakin besar, karena setahunya Arnold adalah lelaki yang

    Dernière mise à jour : 2025-03-11

Latest chapter

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 201. Jangan Pergi

    Arnold menoleh sejenak ke arah Emily yang tampak sibuk dengan laptopnya.Maaf, Emily belum bisa kumiliki sepenuhnya. Bagaimana bisa dia meninggalkannya begitu saja? Tapi melihat Emily yang tampak acuh padanya, Arnold kembali berpikir untuk menjauh sementara waktu, seperti permintaan Emily barusan.“Suruh dia tunggu, aku akan segera ke kantor!”Ia menutup teleponnya, lalu menghampiri Emily.“Sayang, aku pergi dulu. Aku akan kembali saat jam makan siang. Kamu sarapan dulu, nanti sakit.”Arnold mengecup puncak kepala Emily dan mengusap pipinya sebelum beranjak pergi.Setelah kepergian Arnold, Emily menutup laptopnya dan menatap langit-langit. Dia tidak rela Arnold pergi menemui Yolanda. Namun, dia juga tidak bisa melarangnya.“Kenapa perasaanku tidak enak? Yolanda sepertinya menyukai Arnold…”Emily bangkit dari duduknya dan bergegas keluar, berharap Arnold belum pergi.Saat Emily keluar dari pintu belakang, mobil yang dikendarai Arnold tampak mundur perlahan.Arnold, yang melihat Emily b

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 200. Membujuk Emily

    "Untuk apa meminta maaf?" tanya Emily datar. Ia memejamkan mata, bahkan tidak sudi membalas pelukan suaminya."Aku salah. Aku minta maaf karena memberikan kacamata Sarah kepadamu.""Sudah berapa lama kau bercerai dengannya?" tanya Emily lagi.Arnold mengerutkan kening, tampak bingung dengan pertanyaan itu."Jawab!" desak Emily tak sabar."Kurang lebih setahun."Arnold hanya mengira-ngira. Ia tidak ingat persis—atau lebih tepatnya, tidak ingin mengingatnya."Kau masih mencintainya?"Arnold cepat-cepat menggeleng. "Aku hanya mencintaimu, sungguh!""Lalu kenapa kau masih menyimpan barang-barangnya, kalau sudah tidak mencintainya?!"Emily mendorong tubuh Arnold hingga pelukannya terlepas, lalu kembali menuju mobil."Sayang, tunggu!"Arnold mengejar Emily yang sudah membuka pintu mobil. Emily segera masuk dan membanting pintu. Terpaksa, Arnold ikut masuk karena Emily benar-benar dalam suasana hati buruk."Kau mau kita pulang ke rumah?""Mm," jawabnya singkat.Arnold melajukan mobil, mening

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 199. Merusak Mood

    Yolanda bergidik ngeri saat membayangkan kejadian terakhir ketika ia tanpa sengaja memakan seafood. Seluruh tubuhnya gatal dan muncul ruam kemerahan; ia bahkan kesulitan bernapas waktu itu.Yolanda menggeleng lalu berpamitan pergi ke kamar kecil."Sayang, malam ini menginap di rumah Mama lagi, ya. Kerabat Papa dan Mama akan pulang besok, jadi masih ada satu malam lagi untuk kita berkumpul di rumah," ucap Nyonya Ruby.Emily mengangguk, meskipun sebenarnya ia merasa tidak nyaman bersama Tante Mandy dan Yolanda. Namun, karena mereka tidak sering datang ke London, Emily berusaha bersabar.Lima belas menit berlalu. Tiga orang pelayan datang membawa troli berisi makanan dan dengan sigap menyusunnya di atas meja.“Kemana Yolanda? Kenapa dia belum juga datang?” tanya Nyonya Ruby, menoleh ke arah toilet.Tak lama kemudian, Yolanda muncul dengan langkah gontai.“Yolanda, kau kenapa? Apa kau sakit?” tanya Nyonya Ruby cemas.“Perut Yola sakit, Tante. Bolehkah Yola pulang duluan?” rengeknya dengan

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 198. Mengambil Hati Nyonya Ruby

    Tidak ingin berdebat, Emily memilih untuk mengabaikan perkataan Yolanda dan tetap bersikap baik padanya.“Terima kasih sudah mengingatkanku, Adik Ipar,” ucap Emily sambil mengulas senyum manis, lalu menutup pintu kamarnya.Yolanda hendak membuka kembali pintu kamar, namun Emily sudah keburu menguncinya.“Kau!” geram Yolanda, lalu menendang pintu hingga membuatnya memekik kesakitan.“Aww... wanita sialan. Awas saja kau!”Dengan emosi yang tertahan, Yolanda kembali ke kamarnya sambil terpincang-pincang karena jempol kakinya bengkak.“Berani sekali dia mengabaikanku! Awas kau, Emily!” geramnya sembari membanting pintu kamar.Sementara itu, di kamarnya, Emily bergegas membersihkan diri. Tubuhnya terasa lengket, aroma percintaan semalam bahkan masih tercium samar.Emily mengendus pundaknya, wangi maskulin dari parfum Arnold masih menempel di kulitnya. Sesaat ia memejamkan mata sambil menghirup aromanya. Benaknya kembali dipenuhi slide demi slide adegan panas mereka semalam. Sentuhan Arnold

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 197. Hadiah Dari Emily

    Arnold menoleh ke belakang. Dilihatnya Yolanda berdiri di depan pintu dengan pakaian tidur super tipis, hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya. "Lampu kamarmu mati?" tanyanya sambil menatap lurus ke arah wajah Yolanda. Arnold menghindari melihat ke bawah karena, bagaimanapun juga, dia laki-laki normal. Yolanda mengangguk sambil tersenyum. "Aku akan menghubungi kepala pelayan untuk mengganti bohlamnya. Masuklah ke kamar dan ganti pakaianmu!" Arnold berbalik dan meninggalkan Yolanda begitu saja, membuat wanita itu gusar setengah mati. Dia sudah berpenampilan semenarik mungkin, namun Arnold malah mengabaikannya. "Aku rasa tubuhku jauh lebih bagus dari Emily. Kau bergegas pergi karena tidak tahan melihat tubuhku yang indah ini, bukan?" gumamnya pelan sambil menatap punggung lebar Arnold yang semakin menjauh. Yolanda tersenyum miring. Awal yang bagus, batinnya. Ia pun masuk kembali ke kamarnya, sedangkan Arnold mempercepat langkah. Ia tidak ingin berlama-lama di luar, takut istrinya ke

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 196. Mengenalkan Emily Secara Resmi

    Semua mata menoleh ke arah asal suara. Arnold berdiri dengan wajah memerah, kedua tangannya terkepal sempurna di sisi tubuhnya. “Arnold!” Wajah Mandy mendadak pucat, begitu pula Yolanda. Ia langsung mencubit pinggang mamanya saking takutnya. “Jangan asal bicara kalau tidak tahu apa-apa!” Suara Arnold terdengar berat dan serak, rahangnya mengeras. “Coba katakan sekali lagi, Tante bilang apa?” tanyanya pelan namun penuh penekanan. Arnold berjalan menuju tempat Emily berada. Tatapannya tajam, siap mencabik siapa pun yang berani mengatai istrinya. “Kamu salah paham, Arnold. Tante tidak bermaksud seperti itu!” Suara Mandy bergetar. Walaupun masih muda dan hanya keponakan, Arnold sangat disegani oleh om dan tantenya. “Arnold tidak tuli, Tante!” Emily menggeleng pelan. Ia tidak ingin pesta kejutan ulang tahun Arnold diwarnai perdebatan antara tante dan keponakan—terlebih penyebabnya adalah dirinya. “Tante bisa jelaskan!” “Tidak ada yang perlu dijelaskan. Aku harap Tante mau memint

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 195. Dipermalukan Di Hadapan Keluarga Besar

    "Berlebihan bagaimana, bukankah ini sangat cantik?"Nyonya Ruby menarik pergelangan tangan Emily dan membawanya menuju tempat tidur king size milik Arnold.Di atas tempat tidur dihiasi dengan kelopak mawar merah berbentuk hati. Di samping kanan kirinya terdapat lampu hias berbentuk lilin yang membentuk huruf A dan E. Lilin aromatherapy di atas nakas."Dan yang paling penting ini."Nyonya Ruby membuka lemari pakaian Arnold dan mengambil sesuatu dari sana."Tada! Karena baju pesta mu berwarna merah, maka pakaian tidurnya yang warna hitam saja. Hmm, perfect!" ucapnya sembari menyerahkan baju dinas yang kemarin dibelikannya untuk Emily."Ah, kenapa Mama yang tidak sabar ingin segera malam. Kamu istirahat saja dulu, nanti kalau MUA nya datang , Mama akan memanggilmu!"Nyonya Ruby berlalu meninggalkan Emily yang mematung sambil memegangi lingerie yang hanya terdiri dari 2 piece terpisah, sangat tipis dan Emily tidak yakin ini bisa menutupi asetnya dengan benar.Terdengar helaan nafas berat.

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 194. Ingin Membahagiakan Istri

    Mama tidak tahu Arnold suka warna apa, anak itu tidak pernah menolak saat Mama membelikannya dasi maupun kemeja, semua warna dipakainya.""Hmm, itu– Arnold suka warna merah dan hitam, Ma." Emily tahu saat Arnold memujinya ketika menggunakan pakaian dengan dua warna itu."Nice. Dua warna itu memang warna favorit, elegan dan menantang! Bungkus semuanya!" titahnya kepada Pramuniaga. Bukan hanya merah dan hitam tapi ada juga yang berwarna Navy dan Hijau botol dan warna lainnya."Ma, ini terlalu banyak!" tolak Emily halus. "Kau harus memakainya setiap malam agar suamimu tidak melirik wanita lain. Kau tahu, suami yang terpuaskan di rumah, tidak akan melirik wanita lain saat berada di luar."Emily tersenyum mendengar perkataan Nyonya Ruby. Mungkin ada benarnya tapi kembali lagi kepada orangnya. Kalau aslinya tidak setia, mau sepuas apa pun di rumah, pasti akan merasa kurang terus.Setelah membeli 'kado' untuk Arnold, Emily dan Nyonya Ruby makan siang bersama. Mereka menikmati santap siang d

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 193. Suamimu Suka Warna Apa?

    Wanita yang ingin merebut gaun Emily tadi akhirnya melepaskan gaunnya dan menghampiri Nyonya Ruby. "Tante!" sapanya dengan wajah sumringah. Sudah lama mereka tidak bertemu, terakhir saat Arnold menikah dengan Sarah. Setelah itu Yolanda tidak pernah lagi ke London. "Yolanda, kau bersama siapa? Mana ibumu, Nak?" Yolanda langsung memeluk Nyonya Ruby dan mengecup pipi kanan dan kirinya, mereka terlihat sangat akrab. "Mama ke toilet, Tante sendirian? Dimana Kak Arnold?" tanyanya sambil menengok ke belakang Nyonya Ruby. Tidak ada siapa siapa. "Tante tidak sendirian, Tante bersama menantu Tante!" ucapnya sambil mengulurkan tangannya ke arah Emily. Ekor mata Yolanda mengikuti kemana arah tangan itu terulur, dia sedikit shock saat menyadari wanita yang disebut tantenya menantu adalah wanita yang sama yang berebut gaun dengannya barusan. "Menantu? Istri Nicho?" tanyanya memastikan. Arnold baru bercerai, belum setahun lebih tepatnya, jadi tidak mungkin sudah menikah lagi, pikir Yolanda.

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status