Dosenku Penyembuh Lukaku

Dosenku Penyembuh Lukaku

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-09-29
Oleh:  Sherlys01Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
5Bab
20Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Eva Brown menjalani kehidupannya tanpa merasakan cinta dari keluarganya. Semenjak kematian ibunya, rumah adalah penjara yang diisi oleh penderitaan serta tertawa sinis dari ibu dan kakak tirinya. Puncaknya terjadi di suatu malam yang dingin, Eva diusir dari keluarganya, terdampar tanpa siapapun dan hanya membawa luka hati. Saat ia berpikir kegelapan sudah mutlak, muncullah seorang pria misterius yang bernama William Vanderbilt. Pria asing itu melihat kehancurannya dan menawarkan solusi gila: Pernikahan. Eva Brown langsung menerimanya tanpa berpikir panjang. Ia hanya bisa menjadikan William sebagai satu-satunya tempat berlindung. Namun, takdir kembali mempermainkannya. Pria asing yang ia anggap sebagai suaminya sendiri, kini berdiri di depan kelasnya sebagai seorang dosen mata kuliahnya. Bagaimana Eva menjalani peran ganda sebagai mahasiswi dan nyonya Vanderbilt, sementara setiap tatapan William perlahan menyentuh dan menyembuhkan luka yang ia bawa sejak lama? Dan mungkinkah kesepakatan tanpa cinta ini akan berakhir menjadi pelabuhan terakhir yang sesungguhnya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

“Dasar anak durhaka! Berani-beraninya kamu mencuri barang kakakmu!”

“Bu-bukan aku yang mencurinya- AHH!”

Mason mengayunkan tangannya, cambuk tersebut mengenai tangan Eva hingga meninggalkan garis panjang merah yang pedih. Eva jatuh tersungkur.

“Padahal kami sudah bersusah payah membesarkanmu. Seperti inikah caramu membalas budi??”

Tubuh Eva gemetaran disertai rasa perih yang menusuk. Air mata Eva mengalir dengan deras di wajahnya.

“Bukan aku...”

“Masih nggak mau ngaku ya??”

Mason mengangkat tangannya, Eva buru-buru merangkak ke arah Mason dan memegang kakinya.

“Ayah, aku mohon percayalah padaku. Bukan aku yang mencuri barang kakak.”

Mason mendorong tubuh Eva menggunakan kakinya, “kalau bukan kamu lalu siapa lagi?? Di rumah kita, cuma kamu yang berani melakukannya.”

Eva terdorong, tangannya yang penuh dengan luka menopang tubuhnya yang hampir jatuh ke lantai. Dengan perlahan ia mendongakkan kepalanya.

“Sudahlah, Eva. Lebih baik kamu mengaku saja, ayah pasti mau kok memaafkanmu.”

Eva menoleh ke arah Chloe.

“Chloe, kamu nggak perlu mengasihani dia. Sudah sepantasnya dia mendapatkan hukuman seperti ini. Berani berbuat berarti berani menerima konsekuensi.” Ucap Amelia sambil memegang kedua tangan Chloe.

“Tapi bu.. tubuhnya sudah penuh dengan luka seperti itu, aku nggak tega melihatnya.”

Amelia mengusap kepala Chloe dengan lembut, “kamu memang anak yang pengertian,” tatapan tajam Amelia beralih ke Eva, “nggak seperti adikmu ini yang nggak mau mengakui kesalahannya.”

Eva sedikit tertunduk, lalu mengusap air matanya. Dengan sisa tenaganya, Eva berusaha untuk bangkit berdiri.

“Ibu... aku sama sekali nggak mengambil apapun dari kakak. Kalau ibu nggak percaya, ibu bisa tanyakan kepada pelayan yang disini.”

Eva menunjuk ke arah pelayan, tetapi mereka semua menundukkan kepala dan tidak berkata apapun. Eva yang melihat itu, seketika dunianya menjadi hancur.

Mereka yang biasanya menjadi sandaran bagi Eva, ternyata kini berbalik mengkhianatinya. Tidak ada satupun dari mereka yang mau membantunya. Eva menarik kembali tangannya dengan perlahan.

“Hmph, lihatlah. Bahkan mereka semua hanya diam saja, itu berarti kamu memang bersalah. Anak durhaka sepertimu memang harus diberi pelajaran!”

Mason mengayunkan cambuknya dengan kuat dan mengenai kaki Eva. Ia kehilangan keseimbangan lalu terjatuh tersungkur. Darah segar mengalir dari kakinya, kulitnya terasa sangat perih seperti disayat.

“Mulai hari ini, kamu bukan lagi bagian dari keluarga Brown. PENGAWAL!”

Beberapa pengawal yang mengunakan setelan jas berwarna hitam datang menghampiri Mason.

“Usir anak durhaka ini dari rumah. Bawa dia ke tempat yang jauh supaya nggak bisa kembali lagi.”

Mereka semua mengangguk, lalu segera memegang lengan Eva dan mengangkatnya. Dahi Eva berkerut, ia sedang menahan sakit di sekujur tubuhnya. Saat Eva sedang diseret keluar, ia menoleh ke belakang dan melihat wajah tersenyum Chloe.

'Ternyata... sejak awal aku memang nggak pernah dianggap keluarga.'  Pikir Eva.

Eva dimasukkan ke dalam mobil dan meninggalkan kediaman keluarga Brown. Setengah jam kemudian, mobil tersebut berhenti di tengah jalan jembatan. Eva ditarik keluar dengan kencang hingga terjatuh.

“Bapak, ku mohon jangan tinggalkan aku disini...”

Eva memegang kaki pengawal tersebut sambil menangis. Pengawal tersebut merasa sedikit iba, tetapi ia segera memalingkan wajahnya.

“Maaf nak, ini adalah perintah.”

Eva terus menggoyangkan kaki pengawal tersebut, ia menghela nafas dan segera menarik kakinya.

“Nak, semua ini bisa terjadi karena kesalahanmu sendiri. Kalau saja kamu meminta maaf dari awal, mungkin kamu masih memiliki tempat tinggal.”

“Ta-tapi... aku memang nggak bersalah. Kenapa kalian semua nggak ada yang memercayaiku?”

Pengawal tersebut menggelengkan kepalanya, lalu ia berjalan kearah mobil dan meninggalkannya begitu saja.

“Tunggu!”

Eva merentangkan tangannya, tetapi mobil itu sudah pergi menjauh. Eva hanya memandangi mobil tersebut hingga tak terlihat lagi. Kemudian, ia menundukkan kepalanya sambil menangis.

Eva berusaha untuk bangkit berdiri, kemudian ia menoleh ke samping. Lampu bangunan kota yang menyala memberikan nuansa yang indah, ia belum pernah melihat pemandangan yang seperti ini.

“Ibu... aku sangat merindukanmu. Aku ingin segera bertemu denganmu.”

Dengan langkah yang tertatih-tatih, Eva terus berjalan tanpa tujuan. Rintik-rintik hujan mulai turun, ia mendongakkan kepalanya dan melihat kearah langit malam yang gelap. Tidak lama kemudian, hujan semakin deras dan mengenai luka bekas cambukan.

“Hisss!”

Eva refleks memegang lengannya, rasa perihnya sangat menusuk hingga ke tulang. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri tetapi tidak ada tempat untuk berteduh. Saat sedang berjalan, ia tidak sengaja menyenggol orang lain. Karena tubuhnya yang lemas ia terjatuh ke samping.

“Hati-hati dong kalau jalan! Gunakan matamu bukan dengkulmu.” Bentaknya.

“Maaf...”

Orang itu pergi dengan menggerutu, “dasar anak zaman sekarang.. sering banget melamun.”

Eva ingin bangkit berdiri, tetapi tubuhnya semakin melemah. Sejak dari pagi, Eva belum memakan apapun. Lalu ia melihat ada seseorang yang membuang roti sisa. Dengan sekuat tenaga, ia merangkak ke arah roti itu dan memakannya dengan lahap.

Beberapa saat kemudian, Eva melihat sebuah mini market di Seberang. Eva merasa sangat haus dan ingin membeli sesuatu. Tanpa berpikir lama, ia langsung menyebrang jalan. Kemudian cahaya lampu mobil menyilaukan matanya, sebuah mobil melesat cukup cepat ke arahnya, lalu semua pandangan berubah menjadi gelap.

‘Apa yang terjadi? Apakah aku sudah mati?’

Eva tidak bisa merasakan apapun, tetapi ia bisa mendengar suara seseorang samar-samar. Suara tersebut terdengar sangat panik.

“Bagaimana ini, tuan?? Lukanya sangat parah!”

“Kita harus segera membawanya ke rumah sakit, cepat masuk ke mobil!”

‘Jadi seperti ini ya akhir dari hidupku?’

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
5 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status