Share

Part 19:

Penulis: X ChaLvin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-07 18:57:34

“Happy birthday to you ... Happy birthday to you ... Happy birthday, happy birthday, happy birthday to you ....”

Fazia menoleh ke asal suara, dimana Citra sedang berjalan ke arahnya sembari membawa kue yang terdapat angka 19. Seketika itu juga Fazia baru ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Citra terus mendekat, memasang senyum ceria khasnya. Dia tidak datang sendiri, melainkan ada Kenzo juga di sampingnya.

“Make a wish.” Citra menyodorkan kue tersebut di hadapan wajah temannya.

Fazia masih terdiam, memandang Citra dan Kenzo bergantian. Namun sesaat kemudian, ia pun menunduk dan memanjatkan impiannya. Lilin yang semula dihiasi api, kini sudah padam karena terpaan angin yang keluar dari bibir Fazia. Kejadian itu disaksikan banyak mahasiswa lain yang juga berada di taman tersebut.

“Sorry.” Citra menghamburkan pelukan. “Lo mau kan maafin gue?” tanyanya penuh sesal. “Sorry, ya, Zi. Gue udah salah paham sama lo,” sambungnya sembari melepaskan pelukan.

“Lupain aja, Cit.” Faz
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sebatas Teman Ranjang   Part 30:

    “Kamu kenapa bisa gini?” Mirza melepas pelukan dengan cepat, baru ingat punggung Fazia terluka. “Gak penting, Kak.” Fazia malu menceritakan keluarganya. “Penting buat aku, By.” Mirza memelas, tak ingin Fazia menyembunyikan apa pun darinya. “Adik kedua aku kecelakaan, adik ketiga sama keempat gak ada yang jagain. Aku pulang demi mereka, tapi ....” Fazia enggan melanjutkan ucapannya. “Tapi?” Mirza makin penasaran. “Aku ketahuan lagi hamil sama Bapak.” Fazia sulit mengungkapkan semua. “Terus?” Mirza mencoba menebak-nebak. “Kamu dipukulin?” tanyanya yang mendapat anggukan dari Fazia. “By ... Maaf,” sesalnya. “Perut kamu kena pukul, gak?” tanyanya seraya mengusap-usap perut Fazia. “Enggak, Kak.” Fazia menggeleng ringan. “Lagian dedeknya kuat, tetep bertahan walaupun ....” “Mau kamu gugurin?” Mirza tahu apa yang akan Fazia katakan. “Aku sakit denger itu dari Lisha. Kalau mau, bunuh bapaknya yang udah bikin kamu menderita, bukannya bunuh anak yang gak berdosa.” “Tapi dedeknya kuat,

  • Sebatas Teman Ranjang   Part 29:

    Hujan lebat mulai membasahi bumi, Mirza yang sejak tadi tak sabar makin tak tenang. Seakan tak trauma pada kecelakaan, kali ini dia juga mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Tak peduli bagaimana caranya, dia hanya ingin cepat sampai. Hari sudah gelap, itu yang membuatnya khawatir. Nomor Fazia tidak aktif, sedangkan gadis itu tidak memberi titik lokasi. Beruntung Mirza memiliki penglihatan yang tajam hingga bisa menemukan gadis kesayangannya yang terduduk lemah di bawah pohon. Perasaan senang dan cemas bersatu, Mirza sedikit berlari ke arah Fazia yang tampak menggigil. “By?” Mirza berjongkok, meraih tubuh Fazia. “Kamu kenapa?” “A—ku cu—cuma kedinginan.” Fazia bicara terbata. “Kenapa gak nyari tempat neduh?” Mirza terkesan menyalahkan. “Aku gak ada tenaga, Kak. Tadi ada yang mau bantu, tapi ... aku nunggu Kakak.” Fazia tak dapat membendung air matanya, menatap serba salah. “Kita ke villa, ya?” Mirza bergegas memangku tubuh gadis itu setelah mendapat anggukan. Hening, Fazia

  • Sebatas Teman Ranjang   Part 28:

    “Ngapain dia di sini?” Mirza masih memandangi punggung Fazia yang terus menjauh. “I—itu ... Perutnya sakit karena lagi haid.” Delisha terlihat gugup mencari jawaban. “Emang harus periksa ke dokter kandungan?” Mirza baru tahu tentang hal itu. “Selama keluhannya bersangkutan sama rahim, ya pasti datangnya ke dokter kandungan.” Delisha membenarkan, tapi pria di hadapannya menatap curiga. “Kenapa lihatin aku kayak gitu, sih?” tanyanya risih. “Kayaknya kamu lagi nyembunyiin sesuatu.” Mirza melihat keraguan dari sorot mata tunangannya. “Udah, deh. Bukan urusan kamu juga.” Delisha tak mau membahasnya lagi, segera menggandeng Mirza keluar klinik.“Seenggaknya aku tau apa yang kamu tau.” Mirza terdengar mengeluh. “Janji gak judge Zia?” Delisha ingin membuat kesepakatan lebih dulu. “Buat apa judge dia?” Mirza menyatukan kedua alisnya tak mengerti. “Kamu kan gak suka sama Zia. Dari dulu sinis terus.” Delisha takut Mirza kembali tak menyukai Fazia. “Cuma salah paham.” Mirza mendengkus le

  • Sebatas Teman Ranjang   Part 27:

    Julaina Jam tangan lo ada yang nawar 100. Lepas, gak?2:21FaziaLepas aja Kak Jul. Aku udah ditagih terus sama Ibu Kos.2:23JulainaSepatu lo juga ada yang mau, tapi duitnya belom ada. 2:24FaziaTitip di Kak Jul aja dulu uangnya, siapa tau besok ada yang mau beli barang aku yang lain, biar sekalian aku ke sananya.22:25JulainaSorry, ya, gue gak bisa bantu banyak. Lo telat ngabarin gak ada duit, sih. Kemarin gue transfer ke kampung buat ditabung, soalnya kalo dipegang sendiri takutnya gue jadi boros. Ada juga ya buat kebutuhan gue sehari-hari, Zi.22:28FaziaSantai aja, Kak. Justru aku malu banget sering ngerepotin Kak Jul. Kakak baik banget sama aku, akunya yang belum bisa bales kebaikan Kakak. 22:29JulainaTerus makan lo gimana? Jangan bilang kelaparan kayak minggu kemaren, ya. Awas aja kalo gue mampir ke sana lihat lo makan nasi basi sisa tetangga lagi!22:30FaziaAku lagi ada rezeki, Kak. Nanti aku ke sana, ya, bawa kue kesukaan Kak Jul.22:31JulainaRezeki dari mana? J

  • Sebatas Teman Ranjang   Part 26:

    “Za, apa gak kecepetan kamu mau mulai kerja lagi? Kamu belum pulih bener, loh, itu.” Tari membujuk lembut di sela-sela makan siangnya. “Jenuh, Ma. Di rumah juga cuma diem aja, kan?” Mirza menampilkan wajahnya yang memelas. “Tapi kerjaan kamu di Cilegon itu berat.” Tari sangat tahu bagaimana kesibukan Mirza sebagai kepala kantor cabang. “Lagian kenapa gak mau pindah ke sini, sih? Kalo di sini kan enak, kamu bisa pulang tiap hari, terus gampang juga kalo mau ketemu Lisha.” “Hm.” Mirza berdeham malas. “Pindah ke sini aja, ya?” Tari kembali membujuk. “Aku udah sering bilang, aku udah nyaman di sana.” Mirza menggeleng jengah. “Terus kalo udah nikah gimana? Lisha kan udah bilang gak mau berhenti kerja, mau tetep berkarir.” Tari tak setuju jika Mirza membawa Lisha dan melarangnya berkarir. “Aku pikirin nanti aja, ya. Nikahnya juga kan masih lama.” Mirza tak mau pusing memikirkannya saat ini. “Tiga bulan lagi, gak bisa dibilang masih lama. Persiapan udah mulai jalan, kamu mala

  • Sebatas Teman Ranjang   Part 25:

    Citra datang di waktu yang sangat tepat, Fazia sudah sangat lemas karena kelaparan. Tadi pagi saja dia tidak sarapan, makan siang pun sudah lewat beberapa jam. Ya, uangnya semakin menipis, hanya tersisa dua ratus ribu yang harus dia hemat sebisa mungkin sampai dia mendapatkan pekerjaan. Setelah sekian lama, akhirnya Fazia bisa menikmati makanan enak dan mewah lagi, itu pun berkat teman kaya rayanya. Sayang, Citra tidak membahas kondisi Mirza, padahal Fazia sangat ingin mendengarnya. Gadis itu lebih antusias menanyakan persoalan kuliah, terutama Kenzo selama satu minggu ini. “Gayanya gak mau gue jemput, taunya makan lo banyak banget.” Citra menatap geli, sementara temannya itu malah girang ketika makanan kedua datang. “Pantesan gemukan, makan lo segini banyaknya.”“Tadinya gue mau ke perpus.” Fazia beralasan. “Belagu aja kalo lo nolak ketemu gue.” Citra sewot sendiri. “Lagian kita udah lama gak makan-makan gini, masa iya lo gak kangen sama gue yang imut.” “Heem.” Fazia manggut-mang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status