Brak! Kedua mata Danilla terbelalak. Pertemuannya kembali dengan dia yang pernah ada dalam kehidupannya. Aroma papermint begitu sangat menyengat di kedua rongga hidungnya.
Kedua mata Danilla Anatasya dengan pria itu saling bertemu satu sama lain. Mereka terdiam dalam beberapa detik lamanya.
Danilla mulai mengumam dalam hati, "Kenapa aku bertemu dia kembali?" Rasa sesak itu terasa di dadanya ketika mengingat sebuah masa lalu. Dia cukup sadar diri dengan siapa dia. Dia telah pergi tanpa pamit sama sekali.
Ehem! Deheman itu membuat Danilla tersadar dari lamunannya. Laki-laki itu mengulurkan sebuah tangan ke dia, namun telah ditepiskan olehnya. "Aku nggak butuh bantuanmu!" Tolaknya dengan menekan setiap kalimat dalam kata-katanya.
Danilla berusaha bangkit, ia merasakan pantatnya sangat sakit sekali setelah menyentuh aspal. Ia berusaha menahan sakitnya.
Laki-laki itu mencoba menolong Danilla yang jatuh tersungkur di atas jalanan aspal. Namun
Pukul 07.00 pagi Danilla segera menuju ke sebuah terminal bus. Dia akan kembali menuju kota metropolitan."Hati-hati, Nak," kata ibunya. Terlihat wajah sedih wanita tua itu ketika putrinya telah meninggalkan rumah. Padahal Ia masih ingin bersama dengan putrinya. Namun ia tidak dapat mencegahnya sama sekali apalagi biaya untuk suaminya terlalu tinggi.Danilla sebenarnya merasa begitu sangat berat sekali. Namun dia berusaha agar bisa melawan hatinya. Kepergian dia hanya untuk bekerja mencari biaya operasi ayahnya. Dia bahkan tidak menggunakan uang pemberian dari Kiano, mantan suami kontraknya.Pelukan hangat seorang ibu akan selalu Danilla rindukan. Ia berjanji akan berjuang untuk keluarganya. "Apapun itu aku akan melakukannya," gumamnya dalam hati kecil.Danilla pun segera pergi, ia akan memulai sebuah kehidupan barunya. Kedua kakinya mulai melangkah keluar dari pintu rumahnya. Embusan napas terasa sangat berat. Jauh dari sebuah rumah sungguh b
Kehidupanku sudah kembali normal namun ada sebuah kerinduan yang sedikit aneh tentang semua masa laluku bersama dengan pria dingin yang membuat aku terjebak dalam suasana hati. Sudah hampir beberapa tahun aku meninggalkan kota Jakarta. Harapanku untuk bisa memulai kehidupanku kembali. Namun dalam benak pikiranku Ada sejuta kata tanda tanya.Aku berusaha untuk mengontrol perasaanku untuk saat ini karena aku tidak ingin terjatuh lebih dalam. Walaupun hari itu sudah berakhir.Aku berusaha untuk mengontrol pernafasan ketika aku benar-benar mengingat kejadian kemarin. Bisa dibilang kejadian itu sangat konyol sekali."Apa kabar dengan dia? Apakah dia baik-baik saja?" Aku mulai bertanya tentang kabar bayi laki-laki yang terpisah dari aku.Kejadian itu dikarenakan proses bayi tabung yang sengaja lakukan pria itu di dalam rahim. Seharusnya itu tidak pernah terjadi tapi semuanya penuh dengan kehendak Yang Maha Kuasa. Aku melahirkan seorang bayi laki-laki namun di saat itu
Menikah? Hal yang membuat aku sedikit merasa tidak mampu untuk menjelaskan tentang pernikahan itu yang sebenarnya. Dia tidak pernah peduli terhadap diriku sama sekali. Bahkan aku tidak akan pernah ada di kedua matanya.Status pernikahan ku dengan dia benar-benar hanyalah sebatas kata saja yang tidak akan pernah bisa untuk berubah menjadi dua insan yang disatukan dalam sebuah janji. Hal ini benar-benar menyakitkan bagi aku. Bodohnya diriku mencintai dia Walaupun dia sering mengabaikanku. Sikapnya begitu dingin. Bahkan aku tidak pernah bisa untuk meraih hatinya saat itu juga. Dia hanya sibuk dengan dunianya.Malam itu aku melihat dia sedang pulang sambil membawa tasnya.“Mas, biar aku bantu bawa tasnya. " Aku menawarkan jasa untuk menawarkan bantuan bagi suamiku." Aku bisa sendiri dan aku tidak pernah membutuhkan bantuan kamu Vira. Ingatlah posisimu itu siapa?” Sikap Kiano benar-benar kete
Sore ini benar-benar sama sekali kedai kopi tempat Danilla bekerja. Dia sampai tidak ada waktu untuk beristirahat. Kebetulan salah satu temannya sedang berhalangan untuk masuk kerja. Dari pagi mulai malam dia berjaga di kedai kopi Zona Nyaman. Sejenak Danilla duduk. "Sebaiknya kamu istirahat dulu. Lagian kamu tadi sudah dari tadi pagi. Jadi lebih baik kamu istirahat saja dulu dan makan jangan lupa." “ Iya, Farid.” Hari ini cukup melelahkan bagi Danilla. “ Enggak nyangka kalau hari ini adalah hari ini penuh dengan kepadatan yang merayap. Banyak sekali pengunjung yang datang sehingga membuat aku lupa untuk beristirahat. " Danilla akhirnya beristirahat di pantry belakang. Dia mencari makanan untuk makan malam. Perutnya sudah mulai lapar. Danilla merasa punggung belakang nya benar-benar terasa
Danilla melangkahkan kedua kakinya lalu dia segera menuju ke rumah kontrakan yang cukup kecil sekali. Dia mulai berdiri di depan pintu kontrakannya lalu segera masuk ke dalamnya. Dia sangat takut sekali jika Kiano mengikutinya kembali karena dia tidak ingin berurusan dengan pria itu." Untung saja aku bisa kabur dari dia!” Danilla berusaha untuk mengontrol pernafasannya lalu dia segera untuk duduk di ruang tamu kontrakannya. Dia tidak menyangka sama sekali Jika dia harus bertemu dengan pria di masa lalunya.*Seharian ini Kahfi menangis karena ia merindukan ayahnya yang sampai sekarang belum juga datang. Bahkan Kahfi tidak mau bila diajak oleh Vira.Kemudian Joanna yang mengambil ahli untuk menggendong Kahfi yang sedang menangis tersedu-sedu. Dia juga mencoba untuk menghubungi Kiano yang sangat sulit sekali.“PAPA! Aku mau papa! " rengek Kahfi sambil menangis dalam dekapan Joanna.Joanna berusaha u
Vira merasa resah sekali karena suaminya belum juga datang ke rumah. Dia menatap jam di dinding kamarnya sudah menunjukkan pukul 12 malam. Dia terlihat sedang mondar-mandir tidak jelas sama sekali. " Kamu di mana sih, Kiano?” pertanyaan itu terus berulang-ulang kali dalam pikirannya. Dia berharap kalau suaminya segera pulang ke rumah. Dia bahkan sudah berusaha untuk menelepon suaminya tapi tidak pernah dijawab malah diabaikan ataupun ditolak. Pernikahan selama 10 tahun tapi tidak pernah ada cinta satupun yang dirasakan oleh Vira berulang kali dia melakukan cara untuk bisa mendapatkan perhatian dari suami nya. Dia selalu mendapatkan penolakan bahkan ketika suaminya tahu dirinya tidak bisa memberikan keturunan walaupun dengan program bayi tabung sekalipun. Vira akan tetap mempertahankan pernikahan itu walaupun dia tidak pernah dianggap sekalipun oleh suaminya. Bahkan dia tidak pernah disentuh sekalipun oleh suaminya. Tat
Kiano sudah sampai di depan sebuah Kedai Kopi. Dia mulai tersenyum. “ Akhirnya aku bisa menemukan dirimu kembali. “ dia mulai melangkahkan kedua kakinya keluar dari mobilnya. Kemudian dia segera berjalan menuju ke pintu utama Kedai Kopi tersebut Kedua mata Kiano pun mulai mengedar mencari seseorang yang selama ini dia rindukan setiap malam. “Aku pasti bisa untuk membuat kamu kembali bersamaku.” * Di bagian dapur Danilla tanpa sibuk sekali untuk melakukan stock opname beberapa barang barang yang datang. Dia sangat sibuk sekali saat itu bahkan membuat kepalanya sedikit pusing. “Awal bulan memang sangat melelahkan sekali,” keluhnya. Danilla sangat sibuk sekali dengan beberapa pekerjaannya. Bahkan dia merasa punggungnya sangat lelah. Kebetulan dia tidak bertugas untuk di bagian depan. Karena di sana sudah datang Tantri. “Selamat siang tuan!“ Tantri menyambut seorang pria yang terlihat sangat dingin sekali. Namun pria itu sangat tampan hingga membuatnya terpesona melihat pandangan pert
Vira terlihat sedang merasa Kalau hatinya begitu perih apalagi suaminya tidak pernah menyentuhnya. Dia merasa hanyalah sebatas istri yang tidak pernah diharapkan sama sekali. Vira sedang melamun di taman belakang rumah kediaman keluarga Kiano. Dia duduk di sebuah bangku sambil menatap langit yang hanya ada sinar rembulan malam. “ Sudah aku bilang, sebaiknya kamu tinggalkan dia dan pergi bersamaku. " Vira langsung menoleh kebelakang ketika dia melihat sosok Reihan. "Aku tidak bisa untuk menghianati sebuah pernikahan. Karena aku hanya ingin menikah sekali seumur hidupku walaupun dia tidak pernah menginginkan ku sama sekali. " “ Bukankah sebuah pernikahan menyatukan dua insan menjadi satu. Tapi kenapa kamu malah hanya menjalani hubungan sebatas selembar surat saja. Kamu memang sudah menikah dengan Kiano tapi tidak terjadi penyatuan dalam dua hati.” Suasana mendadak menjadi