Share

Bab 52

Author: Melvii_SN
last update Huling Na-update: 2025-07-17 11:34:41

Pagi itu, matahari bersinar hangat di balik awan tipis. Di sebuah minimarket kecil yang biasa dikunjungi Jihan untuk membeli keperluan harian, suasananya lengang. Lantunan musik pop lembut mengisi udara, bercampur dengan suara mesin kasir dan derap langkah pengunjung.

Jihan berdiri di lorong susu formula, tangan kanannya menimbang dua kotak berbeda merek. Matanya menyipit, mencoba membaca kandungan gizi yang tercetak kecil di kemasan. Ia mengenakan blouse putih sederhana dan celana jeans longgar, rias wajahnya nyaris tanpa polesan. Aura keibuannya begitu terasa—tenang, lembut, dan penuh kasih.

“Jihan, ya?”

Sebuah suara mengejutkan memanggil namanya dari samping. Suara perempuan—tenang tapi menyimpan nada sinis terselubung. Jihan menoleh.

Seorang wanita berdiri di sana, anggun dan percaya diri. Blazer berwarna gading membingkai tubuh rampingnya, celana panjang hitam menambah kesan tegas. Make-up-nya presisi: tidak menor, tapi sangat terencana. Rambut panjang bergelombang jatuh rapi di
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Sejuta Untuk Sekali Menyusui   Bab 52

    Pagi itu, matahari bersinar hangat di balik awan tipis. Di sebuah minimarket kecil yang biasa dikunjungi Jihan untuk membeli keperluan harian, suasananya lengang. Lantunan musik pop lembut mengisi udara, bercampur dengan suara mesin kasir dan derap langkah pengunjung.Jihan berdiri di lorong susu formula, tangan kanannya menimbang dua kotak berbeda merek. Matanya menyipit, mencoba membaca kandungan gizi yang tercetak kecil di kemasan. Ia mengenakan blouse putih sederhana dan celana jeans longgar, rias wajahnya nyaris tanpa polesan. Aura keibuannya begitu terasa—tenang, lembut, dan penuh kasih.“Jihan, ya?”Sebuah suara mengejutkan memanggil namanya dari samping. Suara perempuan—tenang tapi menyimpan nada sinis terselubung. Jihan menoleh.Seorang wanita berdiri di sana, anggun dan percaya diri. Blazer berwarna gading membingkai tubuh rampingnya, celana panjang hitam menambah kesan tegas. Make-up-nya presisi: tidak menor, tapi sangat terencana. Rambut panjang bergelombang jatuh rapi di

  • Sejuta Untuk Sekali Menyusui   Bab 51

    Pagi itu, gedung kantor utama PT Radevara berdiri megah di bawah naungan matahari yang baru naik. Langit biru bersih, seolah ikut menyambut babak baru dalam kehidupan mereka yang kini tak lagi diwarnai ketakutan.Langkah kaki Reynand terdengar mantap di sepanjang koridor lantai enam, berbalut setelan abu arang yang rapi. Namun berbeda dari biasanya, hari ini langkahnya tidak sendiri.Di sebelahnya, Jihan berjalan dengan ringan, mengenakan blouse krem sederhana dan celana kain senada. Di pelukannya, Rangga tertidur lelap, kepalanya bersandar manis di bahu ibunya. Sesekali, Jihan menatap wajah mungil itu, memastikan napasnya tetap tenang.Reynand membuka pintu ruangannya. Udara dingin dari AC menyambut mereka. Ia menoleh, mengisyaratkan tempat duduk kecil di sudut ruangan.“Kamu bisa duduk di sana, sayang,” ucap Reynand lembut. “Kalau Rangga terbangun, tinggal panggil aku.”Jihan tersenyum mengangguk, duduk perlahan sambil tetap mengayun pelan tubuh Rangga.“Terima kasih, Mas.”Reynand

  • Sejuta Untuk Sekali Menyusui   Bab 50

    “Kalau begitu aku bawa sandal jepit saja,” goda Jihan sambil berpura-pura berbalik ke kamar.Reynand buru-buru menarik pergelangan tangannya lembut. “Jangan, nanti kamu menyesal.”Jihan tertawa. “Baiklah… tapi aku penasaran setengah mati.”“Memang seharusnya,” jawab Reynand pelan, sembari menatap matanya dengan intens. “Karena hal-hal paling indah memang datang dalam kejutan yang paling sederhana.”Tatapan itu membuat Jihan mendadak gugup. Ada sesuatu di balik senyum pria itu hari ini. Bukan kegugupan biasa, bukan juga keraguan. Tapi semacam keyakinan… seperti seseorang yang sudah menunggu waktu yang tepat untuk mengungkapkan sesuatu yang besar.Mereka pun melangkah keluar. Di halaman rumah, mobil sudah menunggu. Reynand membuka pintu depan untuk Jihan, memperlakukannya seperti seorang putri, lalu masuk dari sisi kemudi.Sepanjang perjalanan, Jihan beberapa kali melirik ke arah pria di sampingnya. Tapi Reynand hanya fokus menyetir, sesekali melempar senyum penuh rahasia.“Mas, jangan

  • Sejuta Untuk Sekali Menyusui   Bab 49

    Jihan menunduk, air mata tipis mengalir tanpa suara. Tapi bukan air mata sedih—melainkan air mata lega. Ia tahu betul luka di masa lalu belum sepenuhnya sembuh, tapi malam ini, dengan hangat tangan Reynand dan detak napas Rangga yang mulai tenang, ada ruang baru dalam hatinya yang terasa utuh kembali.“Mas,” panggilnya lirih.“Ya?”“Terima kasih... untuk membiarkan aku ada di sisi kalian.”Reynand tersenyum, lalu mencium punggung tangannya. “Justru kami yang berterima kasih. Karena kamu membuat rumah ini hidup.”Malam terus berjalan. Di kamar kecil itu, mereka berdua tetap terjaga, saling bergantian merawat Rangga. Kadang Jihan membacakan dongeng dengan suara pelan, kadang Reynand memijat lembut kaki Rangga. Mereka tidak saling bicara banyak, tapi komunikasi lewat mata dan gerakan kecil cukup untuk menjelaskan bahwa mereka kini adalah satu tim.Saat waktu menunjukkan pukul dua dini hari, Rangga mulai terlelap lebih dalam. Suhunya menurun perlahan, tubuh kecilnya tidak lagi gelisah.Ji

  • Sejuta Untuk Sekali Menyusui   Bab 48

    Langit pagi itu biru bersih, seolah ikut merayakan langkah kecil Jihan yang mulai menata hidupnya kembali. Ia berdiri di depan cermin, mengenakan blouse berwarna krem dan celana kain hitam yang simpel. Riasan tipis menghiasi wajahnya, hanya lipstik nude dan alis yang disisir rapi. Tapi ada satu hal yang paling berbeda hari ini: cahaya di matanya kembali menyala.Sudah beberapa minggu sejak drama panjang itu berakhir, dan pelan-pelan Jihan belajar berdamai—dengan luka, dengan dirinya sendiri. Ia mulai datang ke kantor dengan kepala tegak. Menyapa staf dengan senyum, bukan dengan rasa takut. Menjalani tugas dengan percaya diri, bukan sekadar bertahan.Reynand pun tak pernah berhenti memberikan ruang aman. Ia tak memaksakan apa pun, hanya terus hadir, menjadi bahu, menjadi teman bicara, menjadi lelaki yang diam-diam memperbaiki hati Jihan dengan kasih sayang yang sabar.Suatu pagi, saat mereka duduk bersama di ruang makan rumah Reynand, lelaki itu menatap Jihan dengan senyum kecil."Aku

  • Sejuta Untuk Sekali Menyusui   Bab 47

    “Bapak tau ... saya bukan wanita yang mudah dicintai,” lirihnya. “Saya menyimpan terlalu banyak luka, terlalu banyak ketakutan. Saya tidak punya keberanian untuk membuka hati, bahkan pada diri saya sendiri.”Reynand tersenyum, kemudian melangkah satu langkah lebih dekat. “Saya tidak butuh keberanianmu hari ini. Saya hanya ingin kamu tahu bahwa, kamu tidak harus kuat sendirian lagi.”Tangan Reynand terulur, menyentuh ujung jari Jihan dengan pelan. Wanita itu menoleh perlahan, matanya berkaca-kaca.“Kenapa saya?” bisiknya.“Karena kamu adalah rumah yang saya cari sejak lama,” jawab Reynand dengan suara nyaris patah. “Karena saat saya menatapmu, saya tahu, luka kita mungkin berbeda, tapi cara kita mencintai adalah cara yang sama-sama ingin melindungi, bukan menguasai.”Air mata jatuh dari pelupuk Jihan. Tapi ia tak menyekanya. Ia biarkan mengalir begitu saja, sebagai bentuk kejujuran yang tak bisa ia sembunyikan lagi.“Pak, saya tidak tahu harus berkata apa,” ucapnya dengan suara bergeta

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status