แชร์

Sekertaris Kesayangan Tuan Seno
Sekertaris Kesayangan Tuan Seno
ผู้แต่ง: Bulanbintang

Bab 1. Tatapan Mata Para Pria

ผู้เขียน: Bulanbintang
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-09-21 21:34:01

Hari pertama kerja yang merupakan hari terburuk bagi Agatha, bahkan dia mengutuk dirinya sendiri karena telah menerima tawaran pekerjaan ini, jika boleh meminta mungkin dirinya lebih baik menganggur dari pada bertemu dengan seseorang di masa lalunya.

"Arghhh... gila kali ya tuh Boss, masa di hari pertama aku sudah diperlakukan seperti budak?" ucapnya dengan kesal sambil membuatkan kopi sesuai dengan perintah bosnya tadi.

Entah sudah berapa kopi yang dia buat dan sudah berapa kali banyaknya dia menginjakkan kaki di tempat ini. Wajahnya yang menekuk karena baginya ini semua adalah sebuah bencana.

Setelah dia selesai membuatkannya dan langsung saja dia kembali ke ruangan bosnya untuk memberikan kopi tersebut. Entah sudah berakhir atau mungkin dirinya harus kembali membuat kopi lagi karena alasan tak masuk akal yang keluar dari mulut seorang Seno.

Dengan wajah yang memerah dan tangan kanan kiri diam-diam terkepal Agatha memasuki ruangan.

"Ini kopi sesuai dengan permintaan Bapak," ucap Agatha dengan lembut sambil meletakkan kopi di atas meja kerja bosnya.

Walau terlihat tampan namun sikap bosnya sangatlah buruk. Dan entah kenapa Agatha tiba-tiba saja merasa gugup kembali, tidak tahu karena masa lalunya atau mungkin karena dia takut jika kopi yang dibuat rasanya sama seperti sebelumnya.

Byur!

Mata membulat terkejut melihat dengan santainya kopi disemburkan mengenai pakaiannya, untung saja air kopi itu tidak begitu panas namun kemeja putih milik Agatha terlihat menjijikan.

"Pak kenapa.... "

"Berani melawan? Maka kamu akan saya pecat dan.... "

"Dan tidak ada lagi perusahaan yang menerima saya," sambung Agatha memotong ucapan bosnya. Dia hanya bisa membisu saja diancam seperti itu, karena mendengar ucapan banyak orang tentang Pak Seno itu yang selalu saja bertindak sesuka hati dan tak main-main. Bagi Pak Seno sekali menepuk lalat maka lalat tersebut akan mati dengan mudah.

"Sudah tahu bukan? Apa permintaan saya sangatlah sulit? Kamu tahu kan kalau saya hanya meminta dibuatkan kopi seperti buatan Ibu saya, tapi kopi buatan kamu rasanya justru sangatlah buruk. Cuih... dasar tak berguna," jawabnya dengan menatap Agatha dari atas sehingga membuat Agatha terlihat risih.

Tatapan kesal Agatha terlihat begitu jelas, dia tidak tahu siapa disini yang bodoh dirinya atau Pak Seno. Dan jelas saja bagaimana dirinya bisa membuatkan kopi sesuai seperti dengan buatan Ibu bosnya itu? Jika seperti itu bukankah Agatha harus belajar terlebih dahulu, dan berarti dirinya harus menyusul Ibu Pak Seno yang telah tiada.

"Apa Pak Seno mengenal saya?" tanya Agatha karena dia takut jika bosnya itu mengenal dirinya dan melakukan ini semua dengan sengaja.

"Ya, kamu Agatha sekertaris ceroboh dan tak bisa diandalkan."

Jawaban yang benar-benar membuat Agatha terkejut, menahan emosinya untuk tidak marah. Karena jika dia dipecat maka dirinya akan menjadi pengangguran selamanya dan jika dirinya memundurkan diri maka Agatha harus membayar sanksi yang jumlahnya sangatlah besar.

"Saya serius Pak," jawab Agatha dengan tersenyum lembut namun dalam hati dia mengetuk bos galaknya itu.

"Saya hanya mengenali kamu sebagai sekertaris saya saja Agatha, dan cepat bersihkan pakaian kamu atau saya yang akan bersihkan!" ucapnya dengan menatap tubuh Agatha.

Sontak Agatha menutupi kemeja yang terdapat noda hitam bekas kopi pada bagian dadanya itu, "Baik Pak Seno saya akan mengganti pakaian," jawab Agatha dan pergi.

Nafas tak beraturan ketika keluar dari ruangan Pak Seno, dirinya benar-benar tak bisa marah sedikit pun dan hanya pria itulah yang mampu membuat harga dirinya jatuh."Apa Pak Seno benar-benar tak mengingatku atau mungkin Pak Seno hanya berpura-pura saja?" ucapnya dengan melamun.

Dirinya yang masih berada di depan ruangan Pak Seno karena sedang memikirkan cara bagaimana dia harus mengetahui kalau bosnya itu berpura-pura atau tidak terhadap kejadian di masa lalu mereka berdua. "Aku harus berbuat sesuatu!" ucapnya telah memutuskan kalau dia harus benar-benar bertindak agar tak kembali mendapatkan sikap seperti tadi lagi.

"Agatha kamu masih berada di depan ruangan saya? Cepat pergi atau saya ganti pakaian kamu di dalam!" ucapnya dengan dari balik jendela yang terbuka.

Agatha terdiam sejenak, berada dekat samping jendela terbuka membuatnya terdengar begitu dengan jelas suara Pak Seno walau suara tersebut begitu pelan.

"Eh... maaf Pak," jawab Agatha dan langsung saja pergi melangkahkan kakinya.

***

Agatha menatap dirinya dari pantulan cermin. Lekuk tubuhnya sangatlah terlihat karena kemeja yang baru saja dia pinjam. Dia hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Aku benar-benar tak nyaman dengan ini, dan aku tidak mungkin harus memakai kemeja kotor itu," ucap Agatha menatap kemejanya yang sudah kotor. Dia pun memilih keluar setelah selesai berganti pakaian.

"Wow... kamu terlihat begitu cantik Agatha apalagi dengan lekuk tubuhmu itu," ucap teman perempuannya takjub melihat tubuh Agatha yang merupakan impian banyak para wanita.

Agatha tak terlalu kurus dan juga tak gemuk, wajahnya yang cantik membuat banyak orang terkagum-kagum apalagi dengan sikap baiknya itu. "Ya, terimakasih Hana tapi aku sangat tak nyaman," jawab Agatha dengan lesu.

"Kenapa? Percaya diri saja, namun kamu harus berhati-hati ketika kerja nanti," jawab Hana dengan berbisik.

"Hati-hati apa?" Agatha yang terlihat bingung dengan ucapan Hana barusan.

"Hati-hati dengan Pak Seno!" celetuk Hana dengan kesal.

Mendadak lesu, ya Agatha lupa akan suatu rumor kedua mengenai Pak Seno yang begitu terkenal. Dirinya sontak saja menelan salivanya. "Apa itu benar Hana?" tanya Agatha memastikan.

Hana menjawabnya dengan anggukan kepala. "Sudah tak usah dipikirkan, Pak Seno tak mungkin bermacam-macam pada hari pertama kamu jika tidak dia akan kehilangan sekertaris pintar sepertimu Agatha," jawab Hana menenangkan agar Agatha tidak takut.

Agatha mengangguk dan mereka melangkahkan kakinya menjauh dari kamat mandi. Keduanya terpisah pada ujung lorong karena ruangan mereka berbeda. Selama perjalanan tadi Agatha tak henti-henti berpikir, ya dia sangat takut jika sesuatu kembali terulang lagi. Rumor gila yang kini terngiang-ngiang di pikirannya membuat Agatha menjadi gelisah, bahkan selama perjalanan menuju ke ruangannya banyak sekali mata para pria yang menatap tubuhnya. Apa nanti Pak Seno akan melakukan hal yang sama? Tanpa sadar langkah Agatha terhenti di ruangan Pak Seno, dirinya tak mungkin kembali dan bersembunyi di ruangan miliknya karena dia harus mengambil berkas yang sudah ditandatangani oleh bosnya itu.

Mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya kembali sebelum masuk agar dirinya sedikit tenang.

Tok!

Tok!

"Masuk!"

Bukannya tenang, Agatha justru sangatlah gugup terlebih lagi dengan jawaban yang dia dengar barusan.

Ceklek!

Dia membuka pintu dan melangkah kakinya masuk secara perlahan. "Pak saya ingin mengambilnya.... " Terdiam membeku sejenak bahkan kakinya sangatlah kaku untuk digerakkan saat melihat Pak Seno berjalan mendekati dirinya sambil menatapnya. "Bapak mau apa?" tanya Agatha yang terdiam di tempat.

"Menurutmu?" tanya Pak Seno yang terus saja melangkah maju.

Apa yang akan dilakukan oleh Pak Seno kepada Agatha?

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Achi N
Luar biasa ...
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 39. Melarikan Diri

    Sebentar lagi akan siang hari. Namun, kenapa Agatha tak keluar kamar juga, apa itu terjadi karena kejadian semalam? Lantas Bagaimana dengan pekerjaan Agatha sedangkan sejak tadi Angga terus saja menelepon dirinya. "Kenapa Agatha tak keluar kamar, bagaimana jika Angga bertanya nanti? Tak mungkin aku memberitahukan kalau Agatha marah karena hal itu," ucapnya dengan bingung karena Angga sebentar lagi akan datang ke sini untuk menjemput Agatha sedangkan Agatha sejak tadi tak keluar kamar."Nenek, Mama Agatha mana? Hago ingin makan dengannya," ucap Hago dengan berjalan mendekati nenek Agatha."Sepertinya Mama kamu sedang kelelahan, jadi jangan ganggu dia dulu ya sayang!" jawab sang nenek dan untungnya Hago adalah anak yang mudah mengerti."Kalau begitu Hago nonton dulu sambil menungggu makanan yang Nenek buat," ucapnya tersenyum gemas dan pergi menuju ruang keluarga.Rumah Agatha yang hanya te

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 38. Tersihir Oleh Pak Seno

    Wajah panik dan khawatir apa yang akan terjadi dengan Agatha saat ini. Walau hanya luka kecil saja pada bagian pelipisnya karena batu yang mengenai Agatha itu tidak begitu besar. Namun, tetap saja dia merasa takut jika sesuatu lebih buruk lagi terjadi terhadap wanita yang Seno cinta itu.Seno tak membawa atau memberitahukan siapa pun mengenai kondisi Agatha yang saat ini berada di kamarnya. Dia bahkan setelah melihat kejadian itu langsung saja membawa Agatha pergi dari rumah Agatha, dan tentu saja Agatha tak menolak karena Agatha pingsan bahkan sampai saat ini. Dilakukan Seno saat inu hanya memandangi wajah Agatha yang tengah di periksa oleh dokter."Bagaimana Dok? Apa tidak ada sesuatu yang buruk kan?" tanya Seno dengan raut wajah bingungnya. Tentu saja Dokter itu menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Seno, memang tak ada yang terjadi terhadap Agatha dikarenakan Agatha hanya terdapat luka saja pada keningnya dan darah yang keluar itu sudah dibersihkan hingga bagian kepala

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 37. Rasa yang Harus Dihilangkan

    Dia yang hendak melangkah ke kamarnya. Namun, diurungkan karena melupakan suatu hal. "Aku lupa untuk berbicara dengan Agatha, dia harus membeli susu untuk Hago besok pagi," ucap nenek Agatha takut jika cucunya nanti berangkat pagi-pagi buta dan dia tak saling berpapasan. Walau sudah tua tetapi nenek Agatha sanggup melakukan apapun dengan sendiri. Namun, berbeda jika dia sakit nanti. Dan lagi pula dengan adanya Hago dapat membuatnya tak merasa kesepian. Dia yang saat ini tengah melangkah menuju kamar Agatha tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar suara Agatha yang menangis. "Agatha menangis, apa yang terjadi?" ucapnya bertanya dengan dirinya sendiri. Dia yang mengubah raut wajahnya menjadi sangat Khawatir terhadap cucunya takut hal yang tak terduga terjadi di dalam. Namun, dirinya mendengar suatu kalimat yang diucapkan oleh Agatha. Dan dengan cepat juga wajahnya yang tadi khawatir berubah menjadi marah. Brak! Pintu yang dibuka dengan kasar olehnya membuat Agatha terkejut. Mel

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 36. Perasaan yang Disembunyikan

    Masih bingung dengan jawaban yang harus dia berikan, Agatha tak tahu harus menerima Angga atau tidak. Dia yang masih saja memikirkan ucapan Seno mengenai perasaan Seno saat malam itu, sedangkan dirinya baru saja tadi pagi melihat Seno sudah berpaling dengan wanita lain. Dan lagi pula dia tak mungkin menolak Angga yang sudah mempersiapkan ini semua. Tidak lama kemudian Agatha terkejut dengan kedatangan Neneknya dan juga Hago yang berada di tempat ini juga."Kalian berdua ada disini?""Iya, kami telah menyaksikannya sejak tadi," jawab Nenek Agatha sehingga membuat Agatha tersenyum. Dia pun memeluk Neneknya dan membisikkan sesuatu kepada sang Nenek."Apa jawaban yang harus aku berikan?" tanya Agatha dengan suara pelan."Terima saja!" jawab Sang Nenek sehingga membuat Agatha terdiam.Jawaban keduanya saling bertolak belakang. Neneknya yang menyetujui jika Angga menjadi calon Suami Agatha sedangkan Agatha masih bimbang. Namun ketika dia melihat wajah Neneknya dan Hago tampak bahagia membua

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 35. Sebuah Lamaran

    Karena seorang wanita hubungan seorang Ayah dan anaknya hancur. Seno yang tak terima jika wanita yang dia cinta dihina seperti tadi. Agatha bukanlah wanita selalu saja berpikiran mengenai harta, dia wanita tulus yang menerima seseorang dengan apa adanya. "Jika Ayah terus mengatakan hal buruk tentang Agatha, maka aku tidak akan lagi menginjakkan kaki di tempat ini sekali pun Ayah memaksaku!" ucapnya dalam Seno berusaha mengancam Ayahnya agar tak terus-menerus mengatakan hal buruk mengenai Agatha. Keluarganya yang sudah hancur tanpa ada seorang Ibu dan Seno hanya dibesarkan oleh Ayah yang keras kepala dan tak memiliki hati. Walau sikap Seno tidak jauh berbeda dari Ayahnya, namun dia masih memiliki hati dan berpikir keras tentang perasaan seseorang. Kini Seno tak akan lagi melangkahkan kakinya dan menginjakkan rumah milik sang Ayah. Rumah yang dulu banyak kenangan bahagia ketika saat-saat bersama dengan Ibunya dan keluarganya termasuk dibilang keluarga harmonis, akan tetapi dalam

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 34. Pertengkaran Seno dan Pak Broto

    Mendengar suara bising dari meja yang tak jauh dari tempatnya, dan ketika Seno memutarkan pandangannya dia melihat seseorang yang saat ini berada di dalam hatinya itu tengah berdiri, bahkan suara yang tadi dia dengar berasal dari wanita tersebut."Kenapa ada Agatha? Apa dia bertengkar dengan Angga atau mungkin dirinya cemburu melihat aku bersama dengan Dinda?" tanyanya dalam hati. Bukan hanya Seno saja yang melihat Agatha, Ayah Seno pun juga mengetahui keberadaan Agatha di tempat yang sama.Kepergian Agatha membuat Pak Broto tersenyum, tanpa rencananya semua berjalan dengan lancar. Sedangkan Seno justru merasa bingung dengan Agatha tadi. Dia sontak berdiri dan ingin hendak mengejar Agatha, namun sesuatu menahan langkahnya."Mau kemana kamu? Cepat duduk!" ucap Ayah Seno dengan mencekal tangan.Mendengar itu Seno tak bisa mengelak, dia telah membuat janji terhadap Ayahnya dana akan selalu menuruti ucapan Sang Ayah tanpa membantahnya sedikit pun.Dia sebenarnya masih menganggung malu deng

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status