Beranda / Romansa / Sekertaris Kesayangan Tuan Seno / Bab 2. Saya Bukan Wanita Murahan

Share

Bab 2. Saya Bukan Wanita Murahan

Penulis: Bulanbintang
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-21 21:36:40

Bodoh! Itulah yang saat ini menggambarkan diri Agatha, dirinya menjadi berpikiran kotor karena rumor mengenai Pak Seno. Dan Agatha harus menghilang dari bumi karena rasa malunya.

Bugh!

Bugh!

Kepalanya yang dia benturkan pada atas meja dengan pelan namun lama-kelamaan terasa begitu sakit. "Arghhhh... kenapa aku harus menciumnya si?" ucap Agatha dengan menyesali perbuatan yang dia lakukan tadi. 

Sudah tentu dirinya akan dipecat karena tindakan tidak sopan yang dia lakukan tadi, dan mengingat kejadian beberapa menit yang lalu membuat Agatha menangis malu.

"Bapak mau apa?" tanya Agatha yang masih dalam posisi sama, dia tak bergerak sedikit pun ketika Pak Seno berjalan mendekati dirinya.

Bahkan ketika Pak Seno berdiri dihadapannya Agatha terdiam. "Kenapa kamu harus bertanya Agatha? Jika saya berada dengan jarak sedekat ini apa yang akan saya lakukan?" tanya Pak Seno yang justru memberikan pertanyaan pada Agatha.

Agatha tak tahu harus jawab apa dan yang saat ini ada dipikirannya adalah kalau Pak Seno akan mencium dirinya. Dia tak mau bibirnya kembali disentuh kedua kali oleh Pak Seno, sehingga membuat Agatha tak berpikir panjang untuk melakukan sesuatu.

Cup!

Bibir merah merona milik Agatha mendarat pada pipi kanan milik Seno sehingga membuat pemilik pipi tirus itu terkejut. "Kenapa kamu mencium pipi saya Agatha?" tanya Seno dengan wajah yang merah padam.

Agatha terdiam melihat raut wajah marah bosnya, dia hanya ingin membuat Pak Seno terkejut lalu terdiam mematung dengan apa yang dirinya lakukan sehingga membuat Agatha bisa meloloskan dirinya dan juga berhasil kabur. Namun siapa sangka Seno justru terlihat marah besar. "Maaf Pak saya hanya.... "

"Kamu tahu tidak tadi saya ingin berbaik hati meminjamkan jas saya untuk menutupi tubuhmu tapi kamu dengan berani mencium pipi saya." Terlihat kesal dengan perlakuan Agatha barusan sedangkan Agatha justru tersenyum malu.

"Maaf Pak, saya tidak tahu. Kalau begitu saya permisi," jawab Agatha dan membalikkan tubuhnya namun langkahnya terhenti karena mendapatkan tepukan pada pundaknya dari tangan seseorang, dan siapa lagi kalau bukan Pak Seno karena di situ hanya ada mereka.

"Bawa berkas itu!" ucapnya dengan wajah yang kembali datar.

Agatha memutarkan kepalanya, dia mengangguk dan mengambil berkas pada map biru yang berada di atas meja.

Lamunannya buyar ketika mendengar ketukan pintu.

Tok!

Tok!

Tok!

"Agatha bukan pintumu cepat!"

Suara yang membuatnya terkejut dan panik serta takut seketika. "Pak Seno datang, aku harus apa?" ucapnya dengan raut wajah khawatir karena takut jika dirinya dipecat.

"Agatha cepat buka!" Gendang telinga milik Agatha rasanya ingin pecah mendengar ketukan kasar itu. Agatha merapikan dirinya yang terlihat begitu kacau karena memikirkan kejadian di ruangan Pak Seno. Rambutnya yang tadi berantakan kini rapi kembali. 

Ceklek!

"Ada apa Pak?" tanya Agatha mencoba untuk tak mengingat apa yang terjadi tadi.

"Cepat ikut saya!" ucapnya dengan menarik tangan Agatha namun Agatha menolak.

"Mau kemana Pak?" tanya Agatha yang melihat Seno terlihat begitu terburu-buru dan panik.

"Sudah ikut saya!" ucapnya dan mencoba meraih pergelangan tangan Agatha namun dengan cepat Agatha menyembunyikan kedua tangannya.

"Kau harus ikut denganku dan saya akan membayarmu dengan mahal Agatha," ucapnya yang terlihat begitu pasrah.

Agatha terdiam sejenak mencoba mencerna ucapan Pak Seno, sontak matanya membulat dan menatap Pak Seno dengan tajam. Dirinya tiba-tiba saja mendadak emosi. 

Walau Agatha pernah melakukan suatu hubungan dengan bosnya itu tapi dirinya bukanlah wanita rendahan yang mau diajak pergi hanya karena uang. "Saya bukan wanita murahan ya Pak, kalau Bapak mau menghilangkan nafsu Pak Seno lebih baik Bapak mencari wanita lain sana!" jawab Agatha dengan wajah kesal.

Seno terdiam, pikiran sekertaris barunya rupanya selalu saja kotor. "Saya tak akan melakukan sesuatu yang buruk terhadap kamu Agatha, saya ingin meminta bantuan kamu. Cepat ikut saya!" ucapnya dengan menggenggam tangan Agatha.

Bukannya Seno yang menarik tangan Agatha, justru Agatha lah yang menarik tangan Seno sehingga membuat keduanya terjatuh.

Bruk!

Kini posisi mereka sangatlah buruk.

"Agatha kenapa pintu kamu terbuka?" tanya seseorang wanita ketika melihat pintu Agatha terbuka namun dia berdiri diambang pintu dengan memandangi sebuah pemandangan yang mengejutkan. "Maaf saya akan pergi," ucapnya dan melangkah pergi meninggalkan ruangan Agatha.

Sontak karena terkejut dengan kedatangan seseorang membuat mereka berdua berdiri.

"Bapak jangan seenaknya sama saya ya!" ucap Agatha dengan kesal.

"Untuk apa saya seenaknya dengan kamu? Dan jangan menyalahkan saya, ini semua salah kamu ya Agatha!" jawabnya dengan kesal.

"Iya saya tidak akan salahkan Bapak, semua salah saya. Sudah cepat kalau Bapak mau minta bantuan saya!" ucapnya dan langsung saja pergi meninggalkan Seno.

***

Wajah cantik seperti bidadari membuat Seno tak mengedipkan matanya. Sedangkan Agatha bergerak tak nyaman dengan pakaian mewah yang dia gunakan ini.

"Pak, apa ini tak terlalu ketat?" tanya Agatha.

"Benar juga ya, kalau begitu saya cari yang lain lagi," jawab Seno dengan melangkahkan kakinya, dia bergerak sendiri mencari pakaian untuk Agatha dengan tangan kosongnya. Sedangkan Agatha hanya mengikuti dari belakang kemana saja langkah bosnya itu. Hingga akhirnya mereka berdua menghentikan langkahnya ketika mendapatkan gaun yang cocok untuk Agatha. "Ini, cepat kamu pakai dan berdandan lah secantik mungkin!" ucapnya sehingga membuat Agatha mengangguk.

Dia menerima semua pakaian yang dibelikan oleh Seno, lagi pula dirinya jarang-jarang berbelanja banyak seperti ini selagi gratis mungkin tak apa-apa dan rejeki tidak boleh ditolak.

Melihat Agatha yang masuk ke dalam ruangan untuk mengganti pakaian dan berdandan membuat Seno menunggu kembali dan dengan sesekali dia menatap jam yang melingkar di tangannya.

Seno yang menunggu tiba-tiba saja mendengar sebuah dering pada ponselnya. "Halo, ada apa Yah?" tanya Seno menjawab telepon tersebut karena jika tidak dia akan dimarahi habis-habisan.

"Dimana kamu Seno, cepatlah Ayah akan segera sampai dan jangan sampai Ayah menunggu lama."

"Iya Ayah, aku akan datang," jawab Seno yang terlihat takut.

"Dan jangan lupa bawa pacar kamu!" 

"Iya Ay... tut... tut.... " Panggilan tiba-tiba saja terputus padahal Seno belum menjawab. Dia terdiam takut jika wanita yang baru saja dirinya kenal itu tak ingin menjadi pacar pura-puranya.

"Pak Seno saya sudah siap."

Seno yang sedang melamun tiba-tiba lamunannya buyar ketika dia yang sedang menundukkan kepalanya melihat sebuah kaki jenjang dengan menggunakan sepatu heels merah.

"Baik jika kamu sudah siap.... " Terkejut diam melihat pemandangan yang begitu indah.

Sedangkan Agatha merasa gugup karena ditatap seperti itu, dia yang selalu mendapatkan tatapan oleh Pak Seno terus saja membuat dirinya mengingat kejadian dulu. "Pak.... " Cetus Agatha dengan suara yang kencang.

"Iya, ayo kita berangkat!"

Agatha mengangguk dan dia lagi-lagi berjalan mendahului Pak Seno, namun langkah kakinya terhenti karena ucapan Pak Seno.

"Agatha tunggu!" ucap Pak Seno yang tiba-tiba saja berada di belakang tubuh Agatha yang terdiam. Jarak mereka sangatlah dekat dan bahkan Agatha dapat merasakan setiap hembusan nafas bosnya itu, hingga akhirnya dia merasa sesuatu bagian belakangnya tersentuh.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ranny Ferianti
Agatha Cantik bngt pasti
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 39. Melarikan Diri

    Sebentar lagi akan siang hari. Namun, kenapa Agatha tak keluar kamar juga, apa itu terjadi karena kejadian semalam? Lantas Bagaimana dengan pekerjaan Agatha sedangkan sejak tadi Angga terus saja menelepon dirinya. "Kenapa Agatha tak keluar kamar, bagaimana jika Angga bertanya nanti? Tak mungkin aku memberitahukan kalau Agatha marah karena hal itu," ucapnya dengan bingung karena Angga sebentar lagi akan datang ke sini untuk menjemput Agatha sedangkan Agatha sejak tadi tak keluar kamar."Nenek, Mama Agatha mana? Hago ingin makan dengannya," ucap Hago dengan berjalan mendekati nenek Agatha."Sepertinya Mama kamu sedang kelelahan, jadi jangan ganggu dia dulu ya sayang!" jawab sang nenek dan untungnya Hago adalah anak yang mudah mengerti."Kalau begitu Hago nonton dulu sambil menungggu makanan yang Nenek buat," ucapnya tersenyum gemas dan pergi menuju ruang keluarga.Rumah Agatha yang hanya te

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 38. Tersihir Oleh Pak Seno

    Wajah panik dan khawatir apa yang akan terjadi dengan Agatha saat ini. Walau hanya luka kecil saja pada bagian pelipisnya karena batu yang mengenai Agatha itu tidak begitu besar. Namun, tetap saja dia merasa takut jika sesuatu lebih buruk lagi terjadi terhadap wanita yang Seno cinta itu.Seno tak membawa atau memberitahukan siapa pun mengenai kondisi Agatha yang saat ini berada di kamarnya. Dia bahkan setelah melihat kejadian itu langsung saja membawa Agatha pergi dari rumah Agatha, dan tentu saja Agatha tak menolak karena Agatha pingsan bahkan sampai saat ini. Dilakukan Seno saat inu hanya memandangi wajah Agatha yang tengah di periksa oleh dokter."Bagaimana Dok? Apa tidak ada sesuatu yang buruk kan?" tanya Seno dengan raut wajah bingungnya. Tentu saja Dokter itu menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Seno, memang tak ada yang terjadi terhadap Agatha dikarenakan Agatha hanya terdapat luka saja pada keningnya dan darah yang keluar itu sudah dibersihkan hingga bagian kepala

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 37. Rasa yang Harus Dihilangkan

    Dia yang hendak melangkah ke kamarnya. Namun, diurungkan karena melupakan suatu hal. "Aku lupa untuk berbicara dengan Agatha, dia harus membeli susu untuk Hago besok pagi," ucap nenek Agatha takut jika cucunya nanti berangkat pagi-pagi buta dan dia tak saling berpapasan. Walau sudah tua tetapi nenek Agatha sanggup melakukan apapun dengan sendiri. Namun, berbeda jika dia sakit nanti. Dan lagi pula dengan adanya Hago dapat membuatnya tak merasa kesepian. Dia yang saat ini tengah melangkah menuju kamar Agatha tetapi langkahnya terhenti ketika mendengar suara Agatha yang menangis. "Agatha menangis, apa yang terjadi?" ucapnya bertanya dengan dirinya sendiri. Dia yang mengubah raut wajahnya menjadi sangat Khawatir terhadap cucunya takut hal yang tak terduga terjadi di dalam. Namun, dirinya mendengar suatu kalimat yang diucapkan oleh Agatha. Dan dengan cepat juga wajahnya yang tadi khawatir berubah menjadi marah. Brak! Pintu yang dibuka dengan kasar olehnya membuat Agatha terkejut. Mel

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 36. Perasaan yang Disembunyikan

    Masih bingung dengan jawaban yang harus dia berikan, Agatha tak tahu harus menerima Angga atau tidak. Dia yang masih saja memikirkan ucapan Seno mengenai perasaan Seno saat malam itu, sedangkan dirinya baru saja tadi pagi melihat Seno sudah berpaling dengan wanita lain. Dan lagi pula dia tak mungkin menolak Angga yang sudah mempersiapkan ini semua. Tidak lama kemudian Agatha terkejut dengan kedatangan Neneknya dan juga Hago yang berada di tempat ini juga."Kalian berdua ada disini?""Iya, kami telah menyaksikannya sejak tadi," jawab Nenek Agatha sehingga membuat Agatha tersenyum. Dia pun memeluk Neneknya dan membisikkan sesuatu kepada sang Nenek."Apa jawaban yang harus aku berikan?" tanya Agatha dengan suara pelan."Terima saja!" jawab Sang Nenek sehingga membuat Agatha terdiam.Jawaban keduanya saling bertolak belakang. Neneknya yang menyetujui jika Angga menjadi calon Suami Agatha sedangkan Agatha masih bimbang. Namun ketika dia melihat wajah Neneknya dan Hago tampak bahagia membua

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 35. Sebuah Lamaran

    Karena seorang wanita hubungan seorang Ayah dan anaknya hancur. Seno yang tak terima jika wanita yang dia cinta dihina seperti tadi. Agatha bukanlah wanita selalu saja berpikiran mengenai harta, dia wanita tulus yang menerima seseorang dengan apa adanya. "Jika Ayah terus mengatakan hal buruk tentang Agatha, maka aku tidak akan lagi menginjakkan kaki di tempat ini sekali pun Ayah memaksaku!" ucapnya dalam Seno berusaha mengancam Ayahnya agar tak terus-menerus mengatakan hal buruk mengenai Agatha. Keluarganya yang sudah hancur tanpa ada seorang Ibu dan Seno hanya dibesarkan oleh Ayah yang keras kepala dan tak memiliki hati. Walau sikap Seno tidak jauh berbeda dari Ayahnya, namun dia masih memiliki hati dan berpikir keras tentang perasaan seseorang. Kini Seno tak akan lagi melangkahkan kakinya dan menginjakkan rumah milik sang Ayah. Rumah yang dulu banyak kenangan bahagia ketika saat-saat bersama dengan Ibunya dan keluarganya termasuk dibilang keluarga harmonis, akan tetapi dalam

  • Sekertaris Kesayangan Tuan Seno   Bab 34. Pertengkaran Seno dan Pak Broto

    Mendengar suara bising dari meja yang tak jauh dari tempatnya, dan ketika Seno memutarkan pandangannya dia melihat seseorang yang saat ini berada di dalam hatinya itu tengah berdiri, bahkan suara yang tadi dia dengar berasal dari wanita tersebut."Kenapa ada Agatha? Apa dia bertengkar dengan Angga atau mungkin dirinya cemburu melihat aku bersama dengan Dinda?" tanyanya dalam hati. Bukan hanya Seno saja yang melihat Agatha, Ayah Seno pun juga mengetahui keberadaan Agatha di tempat yang sama.Kepergian Agatha membuat Pak Broto tersenyum, tanpa rencananya semua berjalan dengan lancar. Sedangkan Seno justru merasa bingung dengan Agatha tadi. Dia sontak berdiri dan ingin hendak mengejar Agatha, namun sesuatu menahan langkahnya."Mau kemana kamu? Cepat duduk!" ucap Ayah Seno dengan mencekal tangan.Mendengar itu Seno tak bisa mengelak, dia telah membuat janji terhadap Ayahnya dana akan selalu menuruti ucapan Sang Ayah tanpa membantahnya sedikit pun.Dia sebenarnya masih menganggung malu deng

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status