공유

Part 7. Wartawan

작가: Loyce
last update 최신 업데이트: 2024-02-17 15:27:54

“Apa benar, itu kesalahpahaman?” Yang lain menimpali. Ekspresi-ekspresi penasaran itu muncul di wajah mereka masing-masing. Mengharapkan jawaban dari mulut Pijar secara langsung. 

Berbeda dengan Aurora yang sudah mengeluarkan segenap jiwanya untuk berakting, Pijar tampak tidak terpengaruh dengan wajah dinginnya. Elang tidak menyangka kalau Aurora akan melakukan semua ini di depan perusahaannya. 

Jawaban itu belum diberikan oleh Pijar ketika pertanyaan lain muncul. “Saya dengar, Infinity akan menjadi ‘rumah’ baru untuk Aurora ketika nanti Aurora kembali ke Indonesia. Bagaimana tanggapan Bapak?” Microphone itu di dekatkan di bibir Elang agar lelaki itu bisa segera menjawab. 

“Seharusnya kalau teman-teman media ingin wawancara, harus membuat janji terlebih dulu kepada kami.” Pijar akhirnya bersuara dan pasang badan. Elang, Aurora, dan manajer Aurora serta para wartawan yang berkerumun itu menatap langsung kepada Pijar dengan ekspresi terkejut. “Kami punya jadwal meeting dan kami harus pergi sekarang. Kalau ingin mendapatkan klarifikasi, silakan buat janji terlebih dulu.” 

Pijar bisa melihat wajah Aurora seketika memerah karena amarah. Dia yang sengaja memanggil para wartawan dan menjebak Pijar itu tampak tidak terima. Segera, dengan berpura-pura, dia mendekati Pijar dan memeluk lengan sekretaris Elang itu sok akrab. 

“Pijar, kamu hanya perlu sedikit berbicara kebenaran dan masalah itu selesai. Tidak perlu menunggu lain kali.” Aurora sedikit mencubit lengan Pijar dengan kuat agar Pijar bisa diajak bekerja sama. Namun, Aurora salah target. Pijar tidak mudah ditaklukkan hanya dengan rencana bodoh seperti itu. 

Pijar menyeringai ketika dia menatap Aurora yang ada di sampingnya saat berkata, “Tentu saya bisa mengatakan yang sebenarnya, tapi apa kamu yakin kalau saya bicara kamu bisa menyelamatkan karirmu?” bisik Pijar tak acuh membuat Aurora menggeram marah. 

“Maaf tema-teman wartawan, kami benar-benar tidak punya banyak waktu.” Pijar mengeluarkan kartu nama. “Kalian bisa menghubungi saya untuk mendapatkan klarifikasi yang kalian butuhkan.” 

Kini tatapan Pijar mengarah pada Elang yang sejak tadi bungkam seribu bahasa. “Mari, Pak. Jangan sampai kita telat sampai di tempat meeting.” 

Hal itu membuat Elang menatap Pijar sedikit lama sebelum dia mengangguk meninggalkan kerumunan. Bahkan lelaki itu sama sekali tidak menoleh kepada Aurora untuk sekedar berpamitan. 

Suasana di dalam mobil itu terlalu hening sepanjang perjalanan menuju restoran tempat mereka meeting. Namun, entah kenapa, Elang sesekali menatap Pijar yang duduk di kursi depan. Ada perasaan aneh yang menelusup di dalam hati lelaki itu yang tak bisa dijabarkan. Tidak, dia tak sedang jatuh cinta kepada Pijar. Itu tidak akan pernah terjadi. Hanya saja, ada sebuah rasa sesak yang tiba-tiba menelusup. 

*** 

“Kebetulan kita bertemu di sini.” Senyum Gema merekah lebar melihat Elang dan Pijar selesai meeting di restoran tersebut. Gema bersama Almeda pergi berdua untuk makan siang. “Pijar, lama kita mengobrol. Mama nggak keberatan ‘kan kalau kita meminta mereka untuk bergabung?” Gema bertanya kepada sang istri. 

“Tentu saja tidak. Pijar, saya juga sudah lama tidak mengobrol dengan kamu.” 

Elang yang berada di sana tidak pernah menyangka kalau sebenarnya kedua orang tuanya sangat dekat dengan Pijar. Setelah mereka berempat duduk di satu meja, Almeda segera mengobrol dengan Pijar. 

“Pijar, bagaimana kerja dengan Elang? Apa dia menyusahkan?” tanya perempuan itu ingin tahu.

Pijar tersenyum. “Semua bisa diatasi, Bu.” Pijar tidak akan mengatakan hal apa yang sudah dilakukan oleh Elang kepadanya karena itu adalah sebuah konsekuensi yang sudah pantas diterima olehnya ketika memutuskan untuk bekerja dengan Elang. 

“Bagus kalau begitu, saya lega mendengarnya.” Gema menimpali. “Saya dengar, akan ada model yang masuk ke Infinity. Perempuan itu cukup terkenal dan salah satu asset. Apa benar begitu?” 

Gema sudah menyerahkan sepenuhnya urusan perusahaan kepada Elang setelah dia sudah memilih untuk pensiun. Namun, bukan berarti dia lepas tangan dan tidak tahu apa yang terjadi di perusahaannya karena Gema terus memantau semua urusan Perusahaan. 

“Kami masih berdiskusi. Belum benar-benar fix. Lagi pula, dia akan balik ke luar negeri setelah masa liburannya di Indonesia sudah selesai.” Elang memberi penjelasan. 

“Baguslah. Ingat, Elang. Di perusahaan Infinity adalah agensi nomor satu. Kualitas si model harus nomor satu, etikanya harus punya, dan tentu saja penilaian lain-lainnya harus memenuhi. Papa tahu kalau dia adalah temanmu, tapi kamu tidak boleh serta merta menerimanya karena hubungan tersebut. Karena bisnis tidak ada kata teman.” 

Elang tidak menjawab karena ayahnya sudah memberikan ultimatum. Dia hanya mengangguk dan tak ada perdebatan setelah itu. 

Sehabis makan siang, Elang dan Pijar kembali ke kantor. Kerumunan wartawan tentu juga sudah tidak ada lagi di sana. Sayangnya, Aurora justru berada di ruangan Elang tanpa meminta izin terlebih dulu kepada si empunya. Elang yang sebenarnya tidak suka jika wilayah pribadinya itu dimasuki oleh orang lain, tentu saja tampak tak senang. 

“Aurora, kamu tidak pulang?” tanya Elang setelah itu. Aurora yang tadinya duduk di sofa ruangan Elang pun berdiri. 

“Bisa-bisanya kamu meninggalkanku dengan para wartawan itu tanpa sepatah kata pun, Elang? Aku seperti orang bodoh di sana dan dianggap gila oleh mereka semua!” Aurora murka di depan Elang. “Di mana dia? Di mana perempuan itu sekarang!” Teriakannya menggema di seluruh ruangan besar tersebut enggan menyebut nama Pijar. 

Elang bergeming. Menatap Aurora dengan wajah dingin seolah dia tidak tertarik dengan perempuan itu. 

“Siapa yang memintamu datang di ruanganku?” tanya Elang setelah itu, “siapa yang mengizinkanmu untuk masuk ke sini tanpa permisi?” 

Aurora sedikit terkejut dengan ucapan Elang, selanjutnya dia menyembunyikan keterkejutannya. “Apa kamu akan mempermasalahkan masalah sepele ini, Elang? Urusanku jauh lebih penting.” Kali ini nada suara Aurora merendah. Dia jelas tidak ingin membuat Elang murka. “Aku melakukan semua ini demi kita. Kalau nama baikku buruk dan aku masuk ke Infinity, maka itu hanya akan membuat masalah baru bagi perusahaan. Oleh karena itu, aku ingin membersihkan namaku.” 

Elang lagi-lagi tidak menanggapi perempuan itu dan memilih duduk di kursinya. Setelah itu dia memanggil Pijar untuk masuk ke dalam ruangannya. Pijar muncul di ruangan Elang setelah itu, lalu dia berdiri dengan sopan di depan Elang. 

“Apa yang perlu saya kerjakan, Pak?” tanyanya. 

“Kamu sudah dihubungi oleh para wartawan itu tadi?” Elang memastikan. 

“Ada banyak yang menghubungi saya, tapi saya belum membalasnya.” 

“Pijar sudah ada di sini, apa yang ingin kamu katakan, Aurora?” Elang justru melemparkan pertanyaan itu kepada Aurora. “Pijar sudah pernah bilang kalau dia tak akan konfirmasi tentang masalah itu. Jadi, apa yang kamu inginkan?” 

“Mau tidak mau, dia harus mau!” putus Aurora, “semua masalah ini ada karena dia. Pijar terlalu angkuh.” 

“Karena itu kamu membuat drama murahan dengan mengatakan saya tertarik dengan Pak Elang? Kamu bilang karena saya cemburu denganmu lantas saya membuat namamu buruk?” Pijar kali ini memberikan atensi sepenuhnya kepada Aurora. “Drama murahan yang kamu ciptakan tidak akan berpengaruh apa pun kepada saya, Nona. Kamu tidak bisa menekan saya untuk melakukan sesuatu yang tidak saya kehendaki, atau kamu justru akan tenggelam lebih dalam dalam kubangan masalah.” 

Pijar menyeringai kecil. “Mau coba?” 

***   

Loyce

Elang ini siapa sih? Kalau Baca buku Dicampakkan Setelah Malam Pertama pasti tahu kok siapa dia. Happy Reading, Guys!!!

| 32
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (2)
goodnovel comment avatar
Tya Abdulloh
Ceritanya seru, bukan melulu sekretaris yg dg mudah ditaklukkan bos nya
goodnovel comment avatar
New Betsi Damisi
ok. akan di cari dulu ya thor
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Sekretaris Sang Presdir   S2. Part 26. Final

    Pernikahan itu tidak mewah seperti yang diinginkan oleh Ruby sebelumnya. Namun, bisa dirasakan begitu khidmatnya acara akad nikah tersebut. Tamu yang datang benar-benar hanya teman dekat dari dua belah keluarga sehingga acara itu sungguh begitu nyaman.Sepanjang acara, Orion tidak melepaskan Ruby sama sekali. Entah itu dengan menggenggam tangannya, memeluk pinggangnya, atau hanya menempelkan bahunya dengan bahu Ruby. Lelaki itu seolah tidak ingin ditinggalkan oleh Ruby. Acara itu hanya berjalan dua jam, tetapi Orion merasa dia lelah luar biasa.“Pa, Ma, aku pamit.” Ruby berdiri di depan anggota keluarganya untuk pergi dari rumah dan tinggal berdua dengan Orion. Mereka bahkan tidak ingin seharipun menginap di rumah orang tua Ruby.“Kamu baik-baik, ya. Sekarang kamu sudah menjadi istri. Yang nurut sama suami. Kalau ada sesuatu yang dirundingkan dan jangan asal ambil keputusan sendiri,” pesan ibunya dengan mata berkaca-kaca.“Iya, Ma. Aku ngerti.” Ruby mengangguk dan tidak lagi banyak bic

  • Sekretaris Sang Presdir   S2. Part 25. Cincin Berlian

    Ruby tampak anggun dengan dress navy di bawah lutut. Rambutnya diurai dengan model curly, make up tipis menghiasi wajahnya. Keseluruhan penampilannya begitu cantik luar biasa. Sebelumnya dia tak pernah berpenampilan seperti ini. Tentu saja hal itu membuat Orion tampak terpesona. Senyum tipis penuh makna itu terlihat di bibirnya. Dua keluarga itu duduk berhadapan untuk membicarakan masalah pernikahan. Pada akhirnya, hubungan yang dianggap tidak akan bertahan lama itu ternyata akan berakhir di pelaminan. “Untuk mengikat keduanya, kami sudah menyiapkan cincin pertunangan untuk mereka. Maaf kalau sebelumnya kami tidak mengatakan apa pun terkait ini, tapi, akan lebih baik kalau mereka tunangan lebih dulu.” Pijar meletakkan kotak cincin di atas meja dengan keadaan terbuka. Dua cincin berkilauan itu terlihat. Satu cincin bertahtakan berlian itu tampak begitu mewah dan indah. Cincin itu diperuntukkan untuk Ruby dan satu cincin polos tentu saja untuk Orion. “Bu Pijar, bukankah ini terlalu

  • Sekretaris Sang Presdir   S2. Part 4. Si Penguasa

    “Pasti ada hal penting yang ingin dr. Daniel katakan kepada kami sehingga jauh-jauh datang ke kantor kami.” Elang menyambut dengan baik kedatangan Daniel. Setelah mengetahui jika Elang adalah seorang CEO, lelaki itu tampaknya mengubah pandanganya tentang Orion. Dia belum tahu mendalam tentang Orion dan keluarganya dan hanya dengan semua ini saja dia sudah terkejut luar biasa. Daniel mengangguk sebelum berbicara. “Ruby menerima tawaran Orion. Dia mau menikah dengan Orion dan saya diminta Papa untuk menemui Pak Elang untuk membicarakan tentang ini. Kapan keluarga kami bisa datang ke kediaman Pak Elang untuk membahas pernikahan?” Elang menatap Orion yang juga tengah menatapnya dengan serius. Dia tak memiliki apa pun untuk dikatakan. Lelaki itu hanya diam seolah masih mencerna setiap kejadian yang terjadi hari ini. “Kalau memang ingin membicarakan pernikahan, kami saja yang akan datang. Sekalian melamar secara resmi.” Elang menjawab dengan lugas dan tegas. “Tidak, Pak. Bapak dan kelu

  • Sekretaris Sang Presdir   S2. Part 23. Kenyataan yang Baru Diketahui

    “Aku sudah memutuskan untuk menikah. Nggak peduli kalau hanya menjadi ibu rumah tangga.” Setelah memikirkan selama berhari-hari, akhirnya Ruby mengambil keputusan dan mengatakan kepada keluarganya. setelah makan malam, dia mengumpulkan empat anggota keluarganya untuk diajak berbicara serius. Baginya semua akan sama saja. Dia sekarang terkurung di rumah besar orang tuanya tanpa melakukan apa pun. Semua yang dia mau sudah tersedia dan sekedar menginginkan es krim saja sudah tersedia. Ruby sudah merasa lelah dengan semua yang terjadi sekarang. Biarlah dia menikah dan menjadi istri Orion. Dia tidak pernah apa keputusannya menikah muda adalah keputusan yang tepat, tetapi baginya ini lebih baik. “Aku sudah memikirkan secara matang dan mendalam. Aku akan menikah dengan lelaki yang bisa memberikan aku banyak cinta dan Orion adalah orang itu.” Ruby menatap satu per satu keluarganya. Bisa dilihat bagaimana mereka tampak terkejut yang berusaha ditutupi. Rahang sang ayah tampak mengerat, pun d

  • Sekretaris Sang Presdir   S2. Part 22. Tiba-tiba Dilamar

    Seluruh anggota keluarga Ruby dibuat terkejut dengan kemunculan Orion di rumah mereka. Orion tidak datang sendiri melainkan bersama dengan kedua orang tuanya. Lelaki itu seolah ingin menunjukkan keseriusannya kepada Ruby atas hubungannya dengan gadis itu. Ayah Ruby tentu saja menerima kedatangan mereka dengan santun selayaknya tuan rumah menerima tamu. “Maafkan kami, Pak, kalau kedatangan kami mengejutkan Bapak dan keluarga.” Elang mengawali. “Tujuan kami ke sini tak lain adalah untuk itikad baik kami dalam hubungan Orion dan Ruby.” Ruby yang juga berada di sana pun terlihat terdiam tak mengatakan apa pun. Elang adalah bos besar dan dia bahkan tidak pernah berhadapan langsung dengan lelaki itu sejauh dia bekerja di Infinity. Namun, sekarang lelaki itu tiba-tiba datang dan membicarakan masalah hubungan putranya dengan mantan karyawannya. Sungguh, dalam bayangan Ruby pun dia tak pernah menyangka hari ini akan tiba. “Orion mengatakan jika dia sangat mencintai Ruby dan tidak siap jika

  • Sekretaris Sang Presdir   S2. Part 21. Terlalu Singkat

    Total sudah dua bulan Orion tidak bertemu dengan Ruby. Jangan tanyakan bagaimana rindunya lelaki itu kepada sang pujaan hati. Setelah dia mendapatkan alamat rumah orang tua Ruby, alih-alih segera mendatangi rumah gadis itu, dia justru terus memutar ucapan sang ayah di dalam kepalanya. Dia selama ini tidak pernah mendapatkan penolakan dalam hal apa pun. Tentu saja ada sebuah ketakutan yang muncul di dalam hatinya jika orang tua Ruby akan menolaknya mentah-mentah. Oleh karena itu, dia belum berani ambil resiko. Namun, semakin dia merasakan rindu itu menggebu, semakin tidak bisa dia mengendalikan emosinya. Hampir setiap hari dia marah kepada orang-orang di sekitarnya. “Silakan, Mas.” Orion terhenyak ketika seorang pelayan datang membawa pesanan makan siangnya. Dia mengangguk dan berterima kasih kepada pelayan tersebut sebelum memulai makan. Merasa ada yang memperhatikan, Orion mendongak dan seperti ada tamparan di wajahnya, tepat di depannya ada Ruby yang menatap ke arahnya. Orion den

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status