Share

Bab 13

Author: Yan an
Saat ia berbicara, pintu terbuka dan seorang sekretaris yang menarik menjulurkan kepalanya.

Sekretaris itu dengan hormat berkata, "Tuan Ares, ada wanita cantik datang untuk menemuimu.” Ia terdengar agak bersemangat dan ingin bergosip.

Grayson menyuruhnya pergi, "Apakah kau tidak tahu bahwa kantor Tuan Ares melarang wanita masuk secara sembarangan? Suruh ia pergi."

Jay sebenarnya bertanya-tanya apakah tamunya adalah wanita terkutuk itu, Rose. Tetapi, ketika ia mendengar sekretaris menggambarkan bahwa wanita itu cantik, ia menepis pikiran itu.

'Mawar yang biasa dan tak berbentuk itu, dengan gayanya yang kuno yang tidak akan pernah bisa dijelaskan dengan kata-kata.'

Sekretaris menutup pintu dan kembali ke meja resepsionis. Ia berkata dengan sopan, "Maaf, Nona. Tuan Ares tidak menerima tamu sekarang."

Rose mengibaskan rambut keriting kastanyenya dan menarik napas dalam-dalam untuk menekan amarahnya. Lalu ia mendengus, "Presiden Anda sendiri yang mengundang saya kemari. Apa artinya ia menolak saya sekarang? Saya sudah melakukan permintannya dan menyerah. Mengapa ia memperlakukan saya layaknya bukan manusia?"

Sekretaris itu tercengang. Selama bertahun-tahun bekerja di Asia Besar, itulah pertama kalinya ia mendengar seseorang menghina Tuan Ares dengan begitu berani.

Jay dan Grayson keluar dari kantor dan menuju lift. Dalam perjalanan, mereka mendengar suara Rose yang lantang dan berbalik untuk melihat apa yang terjadi di meja sekretaris.

Ketika sekretaris menyadari tatapan kesal dan marah di mata Tuan Ares, ia dengan cepat berpura-pura merapikan mejanya.

Jay berdiri tepat di belakang Rose saat Rose terus-menerus menyebutkan daftar kesalahan Jay.

"Pelanggan selalu benar. Jika bukan karena uang kita yang membayarnya, bagaimana bisa ia menjalankan bisnisnya?”

"Oh, Rose..." Jay menggeram, menyebutkan nama Rose dari belakang dengan gigi terkatup.

Rose hampir jatuh ke tanah mendengar suara yang tiba-tiba itu. Ia berbalik dan melihat Jay dengan tangan di sakunya, menatap tajam ke arahnya. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Rose adalah tersenyum malu padanya.

'Sialan.' Wanita ini penuh dengan kebencian dan perlu pelampiasan. Pikiran tentang Jay yang tidak mengizinkan ada wanita di dekatnya membuatnya sangat jengkel sehingga ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengejek Jay di hadapan sekretarisnya yang manis. Betapa terkejutnya dan cemasnya ketika Tuan Ares memergokinya.

Ia bertanya-tanya apakah kemalangan tertuju padanya karena ia tidak berdoa kepada para dewa sebelum meninggalkan rumah.

"Tuan Ares!" Rose langsung mengubah sikapnya. Tetapi, kegugupannya menyebabkan ia mencengkeram tasnya tidak terkendali.

"Masuklah." Jay berbalik dan berjalan ke kantornya.

Rose teringat kekejaman yang terjadi di kantor kemarin dan berkata dengan ragu-ragu.

"Tuan Ares, bagaimana kalau kita mengobrol di luar sini? Aku sangat sibuk hari ini, bisakah kamu memberitahuku—"

Jay berhenti dan berbalik untuk memelototinya.

"Seberapa sibukkah dirimu?"

Rose dengan cepat menarik kembali apa yang ia katakan.

"Tidak, tidak, tidak. Maksudku adalah Tuan Ares. Kau mungkin memiliki sejuta hal yang harus dilakukan hari ini. Aku tidak ingin menyita banyak waktumu. Kenapa kau tidak mengatakan apa yang ingin kau beritahukan padaku di sini?”

Jay menatap arlojinya dengan saksama. Ia akhirnya mengertakkan gigi dan bertanya,

"Rose, apakah kau ingin melihat Jenson?"

Dalam sekejap, Rose terbang seperti angin dan menghampiri Jay.

Jay memandangnya dengan jijik dan berjalan ke kantor.

Rose tidak ragu kali ini dan dengan patuh mengikuti Jay ke ruangannya.

Jay duduk di kursi putar hitamnya dan menatap wanita sok di depannya.

Sejujurnya Jay sedikit terkejut ketika melihat Rose tampak seperti manusia yang sebenarnya ketika ia berdandan!

Jay kemudian melemparkan kontrak ke hadapan Rose. Dengan nada sombong, ia berkata, "Tanda tangani."

Rose mengambil kontrak itu dengan hati-hati dan dengan cepat membaca rincian kontrak. Saat ia mencapai akhir, ia protes, "Ini adalah klausa tipikal dari seorang tiran kapitalis. Aku tidak akan menerimanya." Ia menyerahkan kontrak itu kembali ke Jay.

Itu adalah kontrak pembebasan biaya medis yang meminta Asia Besar diberi izin untuk menggunakan ibunya sebagai kelinci percobaan untuk teknologi baru. Jika ibunya meninggal karena percobaan itu, Asia Besar hanya perlu membayar sedikit kompensasi. Selain itu, anggota keluarga tidak dapat mengajukan banding atas alasan apa pun.

Jika Rose menandatangani kontrak itu, pada dasarnya ia menjual ibunya ke Rumah Sakit Asia Besar.

Rose tidak bodoh. Ia mencibir pada Jay, "Aku melihatmu suka mengancamku melalui ibuku. Tuan Ares, aku tahu kau ingin balas dendam, jadi lakukanlah padaku langsung! Jangan melampiaskannya pada wanita tua yang sekarat. Apakah kau tidak takut karma?"

Jay memandang Rose dan mengangkat alis.

"Kau sendiri yang baru saja mengatakan bahwa aku adalah seorang kapitalis. Apakah masuk akal bagi seorang kapitalis untuk rela menderita kerugian ketika menyangkut bisnis?"

Rose menegakkan bahunya dan berkata, "Selama aku tidak menandatangani kontrak, tidak aka nada pengaruhnya. Aku tidak akan pernah berbisnis denganmu!"

Rose menunjukkan kekeraskepalaan di wajahnya.

Kata-kata Jay selanjutnya terdengar seperti hukuman mati.

"Apa menurutmu aku tidak mampu membayar kelalaian medis jika ibumu meninggal di Asia Besar?”

Rose tersentak.

Kehidupan ibunya ada di tangan Jay saat ia dipindahkan ke rumah sakit ini.

Entah ia menandatangani kontrak atau tidak, nasib ibunya tidak bisa diubah. Satu-satunya hal yang bisa berubah adalah seberapa banyak kapitalis itu bersedia memberi kompensasi.

Ia ingin terbebas dari biaya kompensasi

Iblis yang pelit dan licik.

Jay membalik kontrak itu ke halaman akhir yang belum dibaca Rose dan menyerahkannya kembali padanya. Ia berbisik dengan angkuh, "Kau harus memutuskan apakah kau akan setuju atau tidak setelah membaca ini."

Rose mengambilnya dengan curiga, membaca isi halaman kontrak, dan mendapati dirinya terjebak di paragraf tersebut.

Menurut kontrak, Jay menggunakan ibunya sebagai sandera untuk memaksanya menjadi pengasuh Jenson.

‘Haha!’ Rose mendengus pada saat itu.

Ia menganggap itu sebagai kesempatan bagus. Kemungkinan besar ia akan setuju asalkan Jay tidak mengancam ibunya.

Rose sangat merindukan anak pertamanya!

Tetapi—Rose merasa ngeri saat melihat ke arah Jay.

Mengapa pria ini memberinya hal yang begitu indah tanpa ada perangkap?

Jay memandang wajah ragu Rose, ia tidak yakin apakah Rose akan mengikuti rencananya.

" Apakah kau benar-benar akan mengizinkanku melihat anak kita?” Rose bertanya dengan ragu.

"Rose, perhatikan kata-katamu,” kata Jay dengan kesal. “Dia anakku, bukan anakmu.” Jay mengatakannya sepatah demi sepatah.

"Aku akan mengizinkanmu untuk menemuinya, tapi dengan satu syarat—"

"Dan itu adalah?"

"Tanpa seizinku, kau tidak diizinkan untuk mengatakan padanya bahwa kau adalah ibunya." 
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Sihabul Ulum Bintang
lelucon nya berkelas, awalnya serius tapi ada guyonan tersirat didalamnya, ya jadi bisa bikin ketawa ketawa, sungguh berkelas
goodnovel comment avatar
Galuh Nina
koin lagi ...
goodnovel comment avatar
Dhian
ceritanya sama seperti novel sebelah, cuma beda alur nya aja
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2667

    "Nyonya Angeline, apakah Anda punya kata-kata terakhir?" Pria itu menunjukkan belas kasihan Angeline dan memberinya kesempatan untuk menghirup udara segar. Angeline merenungkannya sejenak dan berkata, “Dulu, saya hanya mengharapkan kedamaian keluarga dan kesehatan anak-anak saya. Saat ini, saya berharap anak-anak saya dapat mencapai semua impian mereka. Saya berharap Jens dapat merevitalisasi bisnis keluarga kami. Saya berharap keinginan Baby Zetty agar tidak ada lagi rasa sakit dan penderitaan di dunia menjadi kenyataan. Saya harap keinginan Baby Robbie agar tidak ada lagi perpisahan dalam keluarga menjadi kenyataan juga. Pria itu tertegun. Pistol di tangannya sedikit miring. “Nyonya Angeline, orang kaya sepertimu menjalani kehidupan mewah yang bebas dari kekhawatiran. Bagaimana Anda bisa memahami penderitaan orang biasa seperti kami? Anda tidak bermaksud apa pun yang Anda katakan kepada saya sekarang, kan? Angeline berkata, “Aku akan mati. Mengapa saya berbohong kepada Anda

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2666

    Angeline berkata, “Meskipun Jens masih muda, Whitty tidak lagi dalam usia yang matang. Whitty telah menunggu Jens selama bertahun-tahun. Ia harus mendapatkan sesuatu sebagai balasannya.”Tuan Ares tetap diam. Tetapi, masih ada ekspresi tidak menyenangkan di wajahnya.Saat melihat ekspresi wajah Tuan Ares, Whitty langsung berkata, “Ayah, Mommy, Jens, dan aku tidak terburu-buru untuk menikah. Jens telah memutuskan untuk menikah setelah punya karier yang stabil.”Tuan Ares tampak tenang.Jenson berdiri dan memberi tahu Tuan Ares, "Ayah, aku ingin menikah dengan Whitty."Tuan Ares melirik Jens dan bertanya, "Apa alasan di balik keputusanmu melakukannya?"Jenson berkata, "Aku mencintainya."Bibir Tuan Ares sedikit terangkat. Kepribadian Jens tidak hanya mirip dengannya, tetapi pandangannya tentang cinta juga mirip dengannya.Mengingat betapa gigihnya ia saat mengejar Angeline ketika masih muda, Tuan Ares tahu ia tidak bisa menghentikan Jenson.Hubungan ayah dan anak akan terpengaruh kalau i

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2665

    Tuan Ares menatap Angeline tanpa berkata-kata. Pada saat ini, cinta kenangan mereka terlintas di benaknya.Ia pernah mencintai seseorang dengan sangat dalam. Ia bisa melawan orang tuanya untuk Angeline juga.Tuan Ares menghela napas dan berkata, "Kau benar-benar tidak bisa menjaga anak-anakmu di sisimu begitu mereka dewasa."Angeline menatap Tuan Ares yang putus asa di depannya. Hatinya terluka untuk Tuan Ares. Ia mengulurkan tangan untuk memegang tangan Tuan Ares. Tuan Ares tersenyum padanya saat Angeline menghangatkan tangannya. Ia berkata dengan nada pengertian, "Angeline, kau tetap yang terbaik."Angeline tersenyum dan berkata, “Tentu saja, aku yang terbaik. Itu karena aku satu-satunya orang yang akan tetap di sisimu sampai akhir. Gale adalah takdir bagi Angel, dan Finn juga merupakan takdir bagi Zetty.”Tuan Ares berkata, “Baiklah, berhentilah menggodaku. Aku mengerti."Ya, cinta berada di atas segalanya di dunia.Itulah tradisi Keluarga Ares.Tuan Ares sangat mencintai Angeline.

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2664

    Tetapi, ketika Angeline mengetahui tentang pernikahan Grayson dan Andy, ia bersikeras mengadakan pernikahan akbar untuk mereka.Angeline dan Tuan Ares memanggil Andy. Angeline berbicara dengan suara menyentuh, “Andy, aku selalu memperlakukanmu seperti putri kandungku. Sekarang setelah kau menikah, aku akan menikahkanmu seolah kau putriku.”Angeline menyerahkan satu set perhiasan, kartu bank, dan kunci pada Andy. Ia berkata, “Andy, meskipun Zetty sudah menikah, kami tidak mengadakan pernikahan besar untuknya. Aku tidak tahu bagaimana keluarga lain menikahkan putri mereka. Karena kau perempuan, kau akan merasa aman setelah punya properti sendiri. Kau akan punya kebebasan sendiri setelah punya mobil sendiri. Kau akan berusaha berdandan setelah punya perhiasan sendiri.”Andy menangis, "Terima kasih, Mommy."Angeline memeluk Andy dan menepuk punggungnya sambil berkata, “Jangan menangis. Kau harus sering kembali untuk berkunjung di masa depan."Baik."Setelah Angeline selesai bicara, Tuan Ar

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2663

    Whitney menyerahkan amplop itu pada Andy dan berkata, "Nona Laurel memintaku untuk menyerahkan ini padamu."Andy perlahan membuka amplop di bawah tatapan ingin tahu para saudari. Spesimen jakaranda jatuh dari amplop.Air mata memenuhi mata Andy ketika ia melihatnya.Semua saudari menangis.Whitney berkata, “Aku tidak tahu apa artinya bagimu, tapi aku kira Laurel ingin menyampaikan sesuatu pada kalian semua karena ia ingin aku menyerahkannya padamu. Apa kau mengerti apa yang ingin ia katakan padamu?”Andy berteriak keras, “Ini adalah sumpah darah yang kami buat di Divisi Intelijen Militer. Ketika kami bersumpah untuk menjadi saudari, Daisy menyebutkan meskipun nasib kami telah ditentukan sebelumnya di kehidupan ini dan kami tidak bisa memutuskan berapa lama kami bisa hidup, kami bisa menunggu saudari di akhirat setelah kematian. Kami harus menunggu semua orang berkumpul sebelum reinkarnasi. Kami kemudian bisa bereinkarnasi sebagai saudari di kehidupan kami selanjutnya.”Whitney tersentu

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2662

    Jenson kemudian memerintahkan para pelayan untuk menggeledah setiap sudut dan celah Kebun Turmalin dan Ibukota Pemerintahan. Robbie sepertinya telah menghilang begitu saja. Tidak ada tanda-tanda ia di mana pun.Tuan Ares menghela napas setelah mendengar berita itu.Angeline menyerah setelah pencarian yang lama. Ia memberi tahu Jenson, “Jangan mencarinya. Ia sudah dewasa. Kita tidak bisa menahannya lagi. Jangan buang lebih banyak sumber daya manusia dan fisik untuk mencarinya. Kelola Kebun Turmalin dengan baik. Kau dan Whitty harus bertanggung jawab atas rumah tangga ini di masa depan.”Jenson menatap mata ibunya yang tenang. Meskipun ia penasaran kenapa ibunya, yang mencintai putranya lebih dari hidupnya sendiri, bisa bereaksi dengan tenang atas kepergian Robbie, ia menyimpan pertanyaan itu di dalam hatinya."Ya, Mommy."Setelah meninggalkan Chateau de Selene, Jenson kembali ke kamarnya dengan perasaan kesal. Whitty masuk ke kamarnya dengan secangkir teh panas dan meletakkannya di tang

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2661

    Robbie mengangguk tegas.Setelah kesehatan Angeline pulih sedikit, Robbie segera mengunjunginya. Wajahnya tidak lagi memancarkan aura kekanak-kanakan. Wajahnya yang tampan memancarkan ketajaman yang mirip dengan ayahnya.Angeline tahu Robbie akan diliputi rasa bersalah selama sisa hidupnya setelah kejadian ini. Ia juga tahu ia akan mengubah kebiasaannya bermain-main dan tidak berpikir sebelum bertindak.“Mommy, ini semua salahku. Kalau aku tidak percaya begitu saja padanya, ia tidak akan punya kesempatan untuk merusak Kebun Turmalin,” kata Robbie. Ia dipenuhi dengan rasa bersalah pada diri sendiri.Angeline berkata, “Robbie, aku tahu apa yang kau pikirkan. Aku punya pemikiran yang sama sekarang.”Robbie tertegun. Ia melirik penuh penilaian pada ekspresi lemah dan lelah di wajah ibunya. Entah bagaimana, Robbie merasa kesal atas nama ibunya.Ternyata ia bukan satu-satunya yang tidak memperhatikan orang. Ibunya juga berada di kapal yang sama.Sama seperti dirinya, ibunya merasa sangat te

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2660

    Jenson memutuskan untuk membangun kembali Kebun Turmalin dengan tema yang mendasari 'kenangan'. Robbie terdiam setelah melihat-lihat rencana desain."Jens, apa menurutmu aku telah melakukan dosa besar?" Robbie tiba-tiba menyuarakan pikirannya.Jenson menggelengkan kepalanya dan berkata, “Robbie, kau tidak ingin semua ini terjadi. Tapi, kau seharusnya sudah belajar dari pengalamanmu. Kau tidak bisa bersikap baik pada semua orang setiap saat.”Robbie mengangguk dan berkata, “Aku tidak mengerti arti di balik kata-kata ini di masa lalu. Aku mengerti sekarang."Jenson tertegun.Setelah Robbie meninggalkan tempat Jenson, ia mengunjungi kediaman Angel.Angel sekarang berusia sekitar tujuh tahun. Ia sangat tinggi dan matang secara mental. Oleh karena itu, ia sama sekali tidak terlihat seperti anak kecil.“Kakak, kudengar akhir-akhir ini suasana hatimu sedang tidak baik. Aku ingin mencarimu sejak beberapa waktu lalu. Tapi, lihat keadaanku saat ini. Bagaimana aku bisa keluar?” Angel melambaikan

  • Selamat Malam, Tuan Ares   Bab 2659

    Tuan Ares menatap Tiga Belas dengan dingin. Tatapannya tanpa cinta kebapakan yang selalu ia tunjukkan pada Tiga Belas.“Aku tahu kau punya motif tersembunyi ketika kau pindah ke Keluarga Ares saat itu. Tapi, aku tidak menyangka kau begitu jahat dan punya hati yang begitu kejam di usia yang begitu muda. Cinta dan pemujaan Angeline terhadapmu sama sekali tidak menghangatkan hatimu. Bagiku, kau bukan hanya pengkhianat. Kau tidak punya hati sama sekali.”Tiga Belas menatap Tuan Ares dengan kaget. Omelan Tuan Ares tampaknya membantu Tiga Belas memahami dirinya dengan lebih baik.“Kau menyakiti ayahku. Kau menyakiti ayahku. Itu sebabnya aku menguatkan hati dan memutuskan untuk membalas dendam pada Keluarga Ares,” teriaknya keras.Tuan Ares berkata dengan nada kasar, “Karma ada di dunia. Kenapa aku menyakitinya kalau ia tidak menculik anak-anakku? Kau tidak punya kemampuan untuk membedakan benar dan salah. Kau hanya membuat alasan untuk diri sendiri. Apa kau pikir kau masuk akal?”Tiga Belas

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status