Share

Part 9

Vote dan Like dulu sebelum baca, dan tinggalkan komentar setelah membaca.

Hargai karya Author yah...

3 hari kemudian.

Elica terlihat masih tiduran di ranjang nya, padahal hari sudah menunjukkan pukul 12 siang. Namun dia juga belum beranjak sedikit pun dari tempat tidur nya itu. Mengingat hari ini dia juga tidak masuk kuliah karena sedang tidak enak badan, tapi 15 menit yang lalu Leo tiba-tiba menelpon nya dan mengajak dia makan siang bersama dengan alasan ada hal yang ingin dia tanyakan pada Elica.

Jadi dengan terpaksa Elica pun harus bergegas untuk Bagun dari tidurnya itu.

Bahkan Elica pun tadi pagi juga tidak ikut sarapan bersama, karena dia yang minta agar makanan nya di bawakan ke kamarnya. Tapi sepertinya ibu nya juga tidak menghiraukan hal itu, mungkin karena ibu nya juga sedang sibuk mengurus pernikahannya.

30 menit berlalu, Elica sudah berbeda dari sebelumnya. Dia sudah rapi dengan menggunakan kaos yang dipadukan dengan sweater rajut berwarna peach dan celana jeans yang pas dengan kaki jenjang nya. Tak lupa dia menggunakan tas selempang kecil dan rambutnya yang hanya diurai begitu saja.

Kemudian dia pun pergi menggunakan mobil pemberian Alex untuk menuju ke tempat bertemu dengan Leo.

Tak lama Elica pun sudah sampai di sebuah restoran mewah yang sudah di pesan Leo. Dia memasuki restoran tersebut, dan ada seorang pelayan yang langsung menghampiri Elica.

"Permisi nona, apakah anda sudah melakukan reservasi sebelum nya?"

Tanya si pelayan tersebut dengan sopan.

"Belum. Tapi teman ku seperti nya yang sudah melakukan nya."

"Baik nona. Atas nama siapa?"

"Leo"

"Oh baiklah, mari saya antar kan. Ada di meja nomor 23"

Elica pun menjawab nya hanya dengan Anggukan kepala.

Dia sedikit heran, kenapa Leo mengajaknya di restoran mewah seperti ini, bahkan untuk makan siang saja harus melakukan reservasi. Sangat merepotkan.

Elica pun sampai di meja yang di pesan Leo. Dan Leo pun terlihat tersenyum dengan kedatangan Elica.

"Kau sudah datang, duduk lah" ucap Leo

"Maaf terlambat" jawab Elica kemudian duduk

"Tidak apa-apa, aku juga belum lama sampai. Dan aku juga sudah pesan kan makan untuk kita. Tenang saja makanan disini semua nya lezat. Tidak apa-apa kan?"

"Iya. Tapi Kenapa harus di restoran ini?"

"Kenapa?" Tanya balik Leo

"Maksud ku, hanya untuk makan siang bukankah ini berlebihan. Bahkan kau harus melakukan reservasi dulu"

"Tidak masalah. Aku sering makan disini. Bahkan untuk mengajak perempuan spesial juga tidak buruk" ucap Leo.

"Maksudnya?"

Leo tersenyum mendengar pertanyaan Elica yang tidak mengerti ucapan nya barusan.

"Tidak lupakan saja. Ngomong-ngomong kau tidak masuk kuliah?"

"Aku tidak masuk, sedang tidak enak badan"

"Haruskah setelah ini kita ke dokter untuk memeriksa nya?"

"Tidak perlu. Aku hanya butuh istirahat saja"

"Okay"

Makanan mereka pun tiba. Dengan segera mereka memakan hidangan tersebut. Elica terlihat fokus dengan makanannya, tidak heran karena dari pagi dia belum makan sedikit pun.

Sedangkan Leo terlihat sesekali melirik ke Elica dan kemudian diam-diam tersenyum.

"Oh iya, sebenarnya ada apa kau memintaku menemui mu ke sini?" Tanya Elica

"Ah itu aku lupa tadi mengatakan nya. Jadi Club ku akan mengadakan pesta minggu ini. Semacam pesta anniversary,  aku berharap kau bisa datang. Apakah kau mau, Elica?"

Mendengar itu Elica terlihat berpikir, dia ingat jika Minggu ini ibunya juga akan melangsungkan pernikahan.

"Sebenarnya aku tidak begitu sering ke Club. Dan juga Minggu depan aku sudah ada acara. Sepertinya aku tidak bisa datang. Maaf"

"Begitu yah. Tidak apa-apa Elica. Mungkin lain kali saja"

"Iya" Elica menjawab nya dengan senyuman terpaksa, karena ada rasa tidak enak hati menolak ajakan Leo.

Mereka berdua pun kembali menyantap makanan nya.

Saat Elica sedang menatap sekitaran ruang restoran yang begitu mewah, tiba-tiba matanya melihat seseorang yang sangat familiar. Itu Alex dengan beberapa rekan bisnis nya, sontak dia pun sangat terkejut. Leo pun menyadari keterkejutan Elica, lalu ikut menatap orang yang kini sedang di lihat Elica.

"Itu kan Tuan Alex, dia ada disini juga" ucap Leo.

"Kau mengenal nya?" Tanya Elica.

"Yeah. Dia sering datang ke Club, dan dia termasuk tamu VIP ku di Club. Kau juga mengenal nya?"

"Tidak, hanya wajah nya mengingat kan ku pada seseorang"

"Siapa?"

"Bukan siapa-siapa. Apa dia termasuk pria yang selalu bermain dengan banyak wanita?"

"Jika laki-laki datang ke Club itu hanya ada dua alasan Elica. Kesenangan dan tentunya wanita."

"Begitu yah"

"Apa itu membuat mu kecewa?"

"Tidak. Alasan apa aku kecewa padanya"

"Begitu kah. Dia memang pria yang tampan dan sukses. Tidak heran banyak wanita yang mengejar nya. Tapi aku dengar dia juga akan menikah dalan waktu dekat. Kau tidak tertarik dengan nya kan?" Tanya Leo

"Jangan gila, mana mungkin aku tertarik dengan pria macam dia"

"Apa karena kau sudah punya kekasih?"

"Tidak."

"Syukur lah jika begitu, itu tandanya aku bisa mendekati mu kan"

"Leo sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan. Aku rasa semua ini sepertinya hanya modus dari mu" tanya Elica tanpa basa-basi

Leo pun langsung tertawa mendengar ucapan Elica.

"Well, kau itu sangat menarik Elica. Aku suka wanita yang selalu to the poin seperti mu" kini Elica yang tertawa mendengar ucapan Leo.

Elica kembali menatap ke arah Alex, sedangkan Alex tidak menyadari keberadaan Elica di restoran ini. Karena Alex terlihat sangat fokus berbicara dengan orang yang bersamanya.

***************************

Sore hari Elica sudah sampai di rumah. Setelah bertemu dengan Leo dia memutuskan untuk pulang dan istirahat. Merasa jika badan nya sangat lemas.

Tak lama dia sedang berbaring di ranjang nya, ponsel nya berbunyi, dan terlihat jika Bryan yang menelpon nya

"Halo" ucap Elica

"(Halo, Elica. Kau sedang apa?)" Tanya Bryan di seberang sana

"Aku sedang tiduran. Ada apa Bryan?"

"(Aku ingin mengajak mu keluar, apa kau mau?)"

"Maaf Bryan, aku sedang tidak enak badan."

"(Kau sedang sakit? Apa boleh jika aku saja yang kesana menemui mu?)"

"Baiklah jika kau ingin kesini, akan aku kirimkan alamat rumahnya"

"(Baiklah Elica, sampai bertemu)"

"Iya Bryan"

Mereka pun memutuskan panggilan tersebut, dan Elica bergegas untuk mandi.

Setelah beberapa saat, Elica sudah terlihat lebih segar, dan menunggu kedatangan Bryan.

Tak lama dia mendengar suara mobil di teras, dia pun buru-buru melihat siapa yang datang dari Jendela kamar. Ternyata itu adalah Bryan.

Elica pun bergegas turun dan menemui kedatangan Bryan.

Elica membukakan pintu setelah beberapa kali bel di tekan oleh Bryan.

"Hai Elica" sapa Bryan saat Elica membuka pintu.

"Kau sudah datang, silahkan masuk"

"Oke"

"Duduklah Bryan, aku akan ambil kan minuman untuk mu"

Bryan pun tersenyum mengangguk, dan Elica meninggalkan Bryan di ruang tamu. Tak lama Elica pun membawakan minuman untuk Bryan.

"Silahkan diminum Bryan"

"Terima kasih Elica. Rumah ayah tiri mu ternyata sangat besar Elica" ucap Bryan yang berhasil membuat Elica tersenyum.

"Iya tak heran jika ibu ku juga akan menikahi pria itu"

"Apa dia dan ibu mu belum pulang?"

"Belum. Mereka sangat sibuk mengurus pernikahannya. Kau bawa apa itu Bryan?"

"Oh iya. Ini bubur dan sup yang di buatkan ibu ku untuk mu. Dia juga menitipkan salam untuk mu" ujar Bryan sambil menyerahkan makanan yang di bawa nya.

"Ya ampun, pasti ini sangat merepotkan. Terimakasih Bryan. Sampaikan terima kasih ku juga untuk ibu"

"Tidak perlu sungkan Elica. Aku akan menyampaikan nya"

Mereka berdua pun berbincang dengan asik. Tanpa disadari ada kedatangan Alex dan hilda yang sudah masuk ke rumah.

Alex terlihat tidak suka dengan kedatangan Alex saat di memasuki ruang tamu dan mendapati Elica dan seorang pria sedang bersama.

"Bryan" ucap Hilda

"Hai bibi, lama tidak bertemu" sapa Bryan

"Ya ampun aku tidak menyangka itu kau. Kapan kau kembali kesini?"

"Sudah hampir satu bulan yang lalu bibi."

"Kenapa Elica tidak mengatakan nya. Bagaimana kabar ibu mu, Bryan?"

"Dia baik bibi"

"Syukur lah."

"Siapa dia sayang?" Tanya Alex tiba-tiba.

"Oh iya aku lupa mengenalkan nya. Alex ini Bryan, dia tetangga sekaligus sahabat Elica dari kecil. Dan Bryan, kenalkan ini Alex. Calon suami bibi" ujar Hilda.

"Senang bertemu dengan anda, tuan Alex" ucap Bryan mengulurkan tangannya kepada Alex. Tapi Alex masih menatap Bryan tajam kemudian membalas uluran tangan tersebut.

"Kenapa kalian pulang cepat?" Tanya Elica memecahkan keheningan.

"Mom dan Alex sengaja pulang cepat. Karena pelayan bilang tadi pagi aku belum sarapan dan kau sedang sakit. Jadi mom sangat khawatir pada mu sayang." Ucap Hilda

"Tumben sekali perhatian" ketus Elica

"Kau ini Elica. Bryan bagaimana jika kau ikut makan malam di sini. Bibi akan buatkan makanan spesial untuk kalian semua"

"Baiklah bibi"

"Kalau begitu, Elica kau temani Bryan dulu. Mommy dan Alex akan mandi dulu. Terus kita makan bersama"

"Iya"

*******************

Suasana meja makan sangat hangat, Hilda dan Bryan terlihat asik menanyakan keluarga satu sama lain. Sedangkan Alex dan Elica terlihat tidak terlalu senang dengan suasana seperti ini.

"Kenapa kau tidak makan makanan buatan Mommy, Elica?"

"Ibu nya Bryan membawakan ku bubur. Jadi aku akan makan bubur ini saja" ujar Elica, yang membuat raut wajah Hilda kecewa.

"Masakan bibi sangat Enak." Ujar Bryan berusaha agar membuat suasana tidak canggung.

"Terimakasih Bryan. Seringlah datang kemari. Oh iya, Minggu ini bibi akan melangsungkan pernikahan dengan Alex. Nanti kau datang yah"

"Baik bibi. Doakan juga agar aku dan Elica bisa menyusul" jawab Bryan dan berhasil membuat Hilda tertawa.

"Iya iya, bibi akan doakan hal itu"

"Apa maksud mu, Elica masih kuliah. Dia tidak bisa menikah cepat. " Tanya Alex tiba-tiba merasa tidak terima dengan ucapan Bryan dan Hilda

"Tapi setahu ku, kuliah Elica sebentar lagi selesai" jawab Bryan

"Jadi kau pikir setelah kuliah nya selesai dia bisa menikah? Masa depan Elica masih panjang. Dia juga harus menikmati dunia nya terlebih dahulu. Jadi jangan berpikir kau bisa menikahi Elica" ujar Alex yang membuat Hilda sedikit heran dengan ucapan nya.

"Sayang kau ini kenapa? Bryan hanya bercanda" ucap Hilda berusaha menenangkan Alex

"Sebentar lagi Elica adalah anak ku sayang. Dan kedepannya aku harap Elica harus fokus dulu dengan masa depan nya"

"Cukup. Apa hak kalian membicarakan masa depan ku di hadapan ku. Dan kau, kau itu hanya ayah tiri ku. Jangan berpikir kau bisa mengekang ku. Karena ayah kandung ku tidak pernah melakukan nya. Lagi pula apa yang dikatakan Bryan juga bisa saja mungkin, kelak aku akan menikah dengan Bryan." Ucap Elica yang sudah tidak tahan sambil menunjuk ke arah Alex.

Sedangkan Alex menatap Elica dengan tajam dan terlihat rahang nya yang mengeras tanda dia sudah terpancing emosi dengan apa yang dikatakan Elica.

"Baiklah aku rasa pembicaraan ini sudah jauh melewati batas. Kalau begitu aku akan pamit saja sekarang" ujar Bryan

"Kenapa cepat sekali pulang nya Bryan. Kau belum menghabiskan makanan mu"

"Tidak apa-apa bibi. Aku juga harus menemui seseorang setelah ini. Aku pamit pulang dulu. Terimakasih untuk makan malam nya"

"Biar aku mengantar mu ke depan Bryan" sahut Elica, dan Bryan pun mengangguk.

Sepulang nya Bryan, Elica pun langsung masuk ke kamar nya. Meninggalkan ruang makan yang menyisakan ibu nya dan Alex.

Dua jam kemudian, Elica berniat untuk tidur. Namun tiba-tiba ponsel nya berbunyi dan menandakan ada pesan masuk. Elica membuka pesan tersebut yang ternyata dari Alex.

(Ke kamar ku sekarang)

Tulis pesan Alex agar Elica datang ke kamar nya. Tanpa berpikir panjang Elica pun bergegas menuju ke kamar Alex yang ada di samping kamarnya.

Elica mengetuk pintu kamar Alex, tak lama pintu pun terbuka. Dan Alex mempersilahkan Elica masuk. Ini adalah pertama kalinya Elica memasuki kamar Alex. Kamar yang terlihat Elegan dan rapi. Cat dinding bernuansa abu-abu memperlihatkan suasana yang tenang. Dan tak lupa aroma maskulin khas tubuh Alex yang sudah Elica kenali, menguar di kamar tersebut.

"Ada apa ku memanggilku?" Tanya Elica

"Jauhi Bryan. Aku tidak suka kau berdekatan dengan nya"

Jawab Alex langsung ke inti.

Elica terlihat menghembuskan nafasnya.

"Berhentilah mencampuri hidup ku Alex"

"Kau itu milik ku Elica. Jadi dengarlah apa yang aku ucapkan"

Elica tersenyum sinis.

"Aku bukan milik siapa pun. Apalagi di miliki pria penipu seperti mu. Aku tidak sudi"

"Kenapa kau selalu mengatakan aku penipu Elica? Apa semua yang aku berikan tidak cukup? Kau hanya perlu merestui hubungan ku dengan ibu mu. Dan apa pun yang kau minta aku akan berikan"

"Apa kau amnesia? Kau sendiri yang bilang akan membatalkan pernikahan itu"

"Bukankah aku sudah mengatakan nya, jika aku tidak bisa membatalkan nya, Elica"

"Kau egois Alex. Berani-berani nya kau mengambil keuntungan dari ku. Setelah apa yang telah kau ambil" ucap Elica mulai emosi.

"Sudah ku katakan Elica. Jadilah wanita ku, maka kau tidak perlu hidup penuh dendam seperti ini. Lagi pula apa kau yakin dengan Bryan, jika dia tau kau sudah pernah ku tiduri. Apa kau pikir dia masih mau dengan mu?"

Plakk..

Elica pun yang sudah tidak bisa menahan amarahnya akhir nya menampar keras pipi Alex, hingga menimbulkan tanda merah di wajah Alex .

TBC.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Alak Hita
sangat menarik dibaca bahasanya tertata bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status