Share

Merindu

Author: Yunisa Futri
last update Last Updated: 2024-03-03 18:08:49

Deandra masih terdiam dengan pertanyaan, lelaki itu.

“Tidak apa, Deandra, jangan kau takut padaku.”

Lelaki itu adalah Bram, salah satu orang kepercayaan Devin.

“Aku hanya di perintahkan, Bos Devin, untuk melihatmu, katanya kau tidak menjawab teleponnya, sejak tadi.”

“Maafkan, aku, Bram, tadi a-ku da-ri…”

“Tidak usah, di lanjutkan, Dra ! aku paham, kau pun perlu kebebasan.”

Deandra terdiam.

“Aku tidak akan bilang pada Devin kau habis dari luar, aku akan bilang padanya bahwa kau sudah tidur.”

“Bram, tapi mengapa?” tanya Deandra.

“Aku hanya kasian padamu, Dra, nikmatilah kebebasanmu, saat Devin berada di luar negeri.” jawab Bram.

“Aku akan menunggumu hingga selesai membersihkan diri dan pergi tidur, aku perlu fotomu untuk bukti pada Devin.” ucap Bram lagi.

“Terimakasih, Bram.”

Deandra langsung pergi ke kamar mandi, membersihkan dirinya, dia berusaha secepat mungkin.

Deandra sudah selesai membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya. Dia lalu berpura-pura tertidur di tempat tidur hanya untuk Bram bisa memotretnya, bahwa dia sedang tidur.

Bram pun selesai mengirimkan foto pada Devin. Bos nya itu memang menunggu kabar tentang Deandra.

Bram pun pamit untuk pulang.

Deandra menemaninya sampai pintu apartemen.

"Jangan lupa kau ganti kode aksesnya, hanya pria brengsek yang memberikan kode akses kekasihnya kepada pria lain." ucap Bram sebelum pergi.

"Ya, terima-kasih Bram." ucap Deandra yang sedikit kaget karena Bram secara tidak langsung menyebut Devin, pria yang brengsek.

Deandra pun kembali ke tempat tidurnya, kali ini dia benar-benar akan tidur.

Sebelum tidur dia mengingat kembali ucapan Marco yang bilang dia akan melindunginya, itu membuatnya berdesir, membuatnya tidak sabar bertemu kembali dengan Marco, aroma tubuh Marco pun masih bisa dia ingat hingga saat ini.

***

"Pagi, Deandra."

"Pagi, Pak Nathan."

"Dra, Pak Bos mendadak dinas ke Jepang, Pak Ferdinan ayahnya membutuhkannya, disana."

"Untuk rapat dengan klien, nanti bisa dialihkan ke ruanganku ya, Dra."

"Baik, Pak."

Nathan memang wakil CEO dari Marco. Nathan pun kembali pergi ke ruangannya yang berada satu lantai di bawah, ruangan Marco.

Deandra langsung memberi tahu klien dan beberapa Divisi yang terlibat rapat hari ini.

Deandra menarik nafasnya, padahal dia sudah rindu dengan bosnya itu. Wangi aroma tubuh Marco masih terngiang di benaknya. Dan tidak mungkin Marco di Jepang hanya sebentar. Dia hanya bisa menunggunya kembali pulang.

***

Seminggu berlalu.

Deandra asyik bersantai karena hari ini hari libur dan dia sedang mencoba beberapa baju yang baru dia beli. Dia memang bukan tipe wanita yang hobi berbelanja, dia hanya berbelanja ketika sedang dibutuhkan saja.

Cekrek !

Pintu Apartemennya ada yang membuka, Deandra segera melihat siapa yang datang dan membawa sapu, dia takut karena siapa yang tahu kode akses barunya, mengingat Deandra memang sudah mengganti kode akses apartemennya.

"Hai, sayang."

"De-vin." ucap Deandra dan menjatuhkan sapu yang dia pegang, ya siapa lagi orang yang tau kode akses apartemennya.

"Kau mengira aku maling ?!"

"Maaf, Vin, aku hanya takut."

"Kemarilah, kau tak ingin memelukku, sayang."

Deandra pun menghampiri Devin dan memeluknya.

"Ini aroma, Marco." batin Deandra.

"Kau membeli parfum baru, Vin?" tanya Deandra sambil melepaskan pelukannya.

"Ya, harum bukan, kau suka?"

"Lumayan." jawab Deandra singkat, dia mengingat Marco.

"Aku juga bawakan parfum untukmu, parfum kesukaanmu seperti biasa, kau tidak suka berganti parfum, bukan."

"Ya, Terimakasih, Devin."

"Hanya terimakasih?" ucap Devin dan mendekat pada Deandra.

"Aku sangat merindukanmu." ucap Devin.

"Bohong ! Aku tahu kau bersama wanita di Jepang, Devin." batin Deandra.

Devin lalu mencium bibir Deandra.

Deandra menghirup aroma yang semakin tercium jelas itu. Aroma yang tidak bisa dia lupakan minggu-minggu ini. Deandra menutup matanya, dia membalas lumatan ciuman Devin, dia membayangkan bahwa itu adalah Marco, Deandra begitu merindukannya.

Didalam hati Devin, dia begitu sangat senang karena Deandra membalas ciumannya dengan penuh gairah.

Ciuman mereka cukup lama selama 10 menit, sepertinya itu akan sangat lama jika saja Devin tidak melepaskan ciumannya karena yang di bawah sana mulai menegang.

"Kau begitu merindukanku, ya." suara Devin itu menyadarkan Deandra.

Deandra membuka matanya dan menerima kenyataan jika yang didepannya itu adalah Devin bukan Marco.

Deandra hanya tersenyum lembut, menjawab ucapan Devin tadi.

"Maaf yah sayang aku tidak bisa lama di sini, apalagi menginap, mamih akan marah besar padaku, jika aku baru pulang dan menginap di apartemenmu."

"Ya, tak apa, Vin."

"Mamih sangat menyayangimu, makanya aku tidak boleh terlalu malam atau sampai menginap di tempatmu."

"Mamih takut aku macam-macam padamu."

"Ya, Vin, Aku mengerti."

"Lanjutlah, istirahat yah sayang, aku pergi dulu." Devin pun pergi dengan mencium kening Deandra.

"Kau berbohong lagi, Vin ! aku tahu kau sering menginap di hotel bersama wanita-wanitamu dan aku selalu dijadikan alibi untuk Mamih Anita !" batin Deandra.

***

"Bos, anda terlihat sangat senang, apa kita dapat proyek besar ?" tanya Rio.

"Lebih dari itu !" jawab Devin sambil tersenyum.

Devin lalu membayangkan ciuman panas kemarin malam bersama Deandra, itu yang menjadi alasan mood nya hari ini sangat berbeda.

Devin Yudistira, sudah kembali bekerja di kantornya hari ini, selepas dari Jepang. Mood nya keliatan sedang bagus bahkan lebih dari bagus, dia menyapa seluruh karyawan, daebak !

"Bos, ada Davina menunggu di lobi." tiba-tiba Bram masuk ke ruangan Devin.

"Mau apa lagi dia, apa dia tidak puas bersamaku di Jepang." ucap Devin.

"Suruh resepsionis mengusirnya, aku sedang tidak mood dengannya." ucap Devin lagi.

"Baik, bos."

Bram lalu menelpon resepsionis perusahaan.

"Bos, Davina tetap tidak mau pergi, katanya dia tetap akan menunggu, Bos."

"Keras kelapa !" seru Devin.

"Rio, tolong kau yang usir Davina, biasanya dia sedikit nurut padamu."

"Baik, bos."

Rio langsung menelepon Davina, karena Rio sendiri sebenarnya malas jika berhadapan langsung dengan Davina.

"Aman, bos, dia sudah pergi." ucap Rio.

"Bagus."

"Oh ya, tolong siapkan makan malam romantis untukku dan Deandra."

Bram dan Rio saling bertatapan.

"Makan malam, bos? dengan Nona Deandra?" tanya Rio untuk meyakinkan.

"Iya ! tolong siapakan seromantis mungkin."

"Baik, Bos." ucap Rio dan Bram kompak.

Rio dan Bram memang sedikit aneh, karena baru pertama Devin mengajak makan malam romantis bersama Deandra.

"Bos, mengenai nona Deandra, sepertinya bos harus berhati-hati dengan atasannya nona Deandra !"

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Misi Deandra

    Deandra masih memikirkan foto Rachel yang disimpan Nathan. “Mungkin masih ada sedikit harapan untuk Rachel, tapi tunggu! Rachel tidak boleh sepertiku, dia tidak boleh mempunyai dua kekasih.” ucap Deandra dalam hatinya, membuatnya tidak sadar sedari tadi dia melamun. “Apa yang membuatmu melamun, Deandra?” suara bariton pria yang sangat dirindukan membuyarkan pikirannya. “Pak Mar-co, maaf pak, saya tidak menyadari kehadiran bapak.” “Masuk keruanganku.” ucap Marco dengan suara lembut. Deandra mengangguk sambil tersenyum dan langsung mengikuti Marco pergi kedalam ruangannya. “Apa yang kau pikirkan perle?” ucap Marco tanpa basi basi. “Tidak ada, aku hanya merindukanmu.” ucap Deandra sambil mendekat kepada Marco. “Kau tidak bisa berbohong padaku.” Marco memandang Deandra dengan sedikit tajam. “Aku merindukanmu, itu benar! aku tidak berbohong, hanya saja memang ada sesuatu yang sedikit menganggu pikiranku.” “Apa itu?” “Ini tentang Rachel.” “Rachel? kenapa dia? apa t

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Cerita Sahabat Setia

    Marco mengerutkan dahinya mendengar laporan dari Nathan.“Bos, Devin, bukan orang sembarangan, aku khawatir, pada akhirnya dia akan mengetahui hubungan bos dengan Deandra.”Marco terdiam lalu sudut bibirnya terangkat, dia tersenyum.“Aku sudah tahu resikonya, Tan, terimakasih kau telah mencemaskanku.”Nathan hanya diam, dia benar-benar mengkhawatirkan bosnya itu, namun kenyataannya bosnya itu tidak cemas sama sekali.Orang yang sedang dimabuk cinta, memang sulit untuk dinasehati, bukan?Marco memang beruntung memiliki dua sahabat sekaligus orang kepercayaan yang sangat setia padanya.Marco menjadi ingat kembali kisah persahabatannya bersama Nathan dan Mahendra.Jika dengan Nathan, Marco sudah mengenalnya sangat lama, sejak mereka berusia 4 tahun tepatnya, karena Nathan Pratama berasal dari kalangan yang setara dengan Marco, anak tajir dari lahir.Nathan pria tampan, dia putih dan beralis tebal layaknya orang arab, penuh karisma dan sangat cuek pada hal yang dianggapnya tidak penting.

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   firasat

    “Apa kekasihku selama di sini merepotkanmu, Marco?” “Tidak, tentu saja tidak, kau tahu dia sangat membantu dalam pekerjaanku.” Devin tersenyum bangga mendengarnya. Saat ini mereka tengah breakfast di hotel tempat mereka menginap dan Deandra sedang memilih-milih makanan, jadi di meja hanya ada Marco dan Devin. “Deandra baru pertama pergi sejauh ini, bahkan ini ke New York, paling jauh mungkin hanya ke Jepang, aku jadi sangat mengkhawatirkannya.” “Itu hal yang wajar, Devin, jika aku jadi kau, aku akan melakukan hal yang sama.” Devin kembali tersenyum. Berbicara dengan Marco memang terasa nyambung dan menghibur. Di balik dua pria tampan yang sedang asyik berbincang itu, tidak sedikit wanita di sana melirik mereka berdua, menatap kagum pada kedua pria hot di sana. Anehnya Devin sedikit jaim alias jaga image di depan Marco, biasanya jika ada wanita yang menggoda, dia sedikitnya akan menggoda balik wanita itu, namun ini tidak! dia stay cool sama seperti Marco. Deandra

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Sahabat Sejak Lama

    Deandra tampak kagum dengan setiap detail apartemen Rachel. Lihatlah interior mahal itu begitu memanjakan mata! Apartemen Rachel bernuansa rose gold lebih mengarah ke tema putri kerajaan, Rachel memang sangat feminim dan begitu menyukai princess. Rachel memang merombak seluruh apartemennya sesuai yang dia sukai. Anak konglomerat memang bebas melakukan apa yang mereka inginkan. “Aku serasa di kerajaan loh, Chel.” ucap Deandra. “Tentu dong! welcome to my kingdom.” ucap Rachel sambil tertawa. “Chel, kau masih menyimpan ini?” tanya Deandra sambil memperlihatkan sebuah foto berbingkai bunga berwarna pink. “Tentu saja, kalian sabahat terbaikku, kau tahu di sini aku tidak mempunyai teman, ya selain pacarku.” ucap Rachel sambil menunduk. “Kangen ya, dengan masa sekolah dulu.” ucap Deandra. “Ya tentu saja, Dra.” Tatapan mereka berubah sendu memandang salah satu wajah sahabat mereka. Deandra dan Rachel memang bersahabat sejak lama, bukan hanya mereka berdua sebenarny

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Rahasia Hati

    Marco tidak mengikut sertakan Deandra dalam meeting bersama klien kali ini, Marco malah meminta Deandra menemani Rachel. Marco diam-diam mengkhawatirkan adik satu-satunya itu. “Dra, biasanya Bang Marco suka galak sama sekretarisnya, kalo padamu beda ya.” ucap Rachel sambil tersenyum menggoda Deandra. Saat ini mereka berada di cafe dekat universitasnya Rachel. “Mungkin karena aku sahabat dekat adiknya.” “Atau mungkin Bang Marco...” sambung Rachel. “Jangan berpikir yang aneh-aneh ya, Chel.” Deandra langsung memotong obrolan Rachel. Deandra memang menyembunyikan hubungannya dengan Marco. “Kau masih bersama Devin sang playboy tapi tampan dan panas itu?” “Tampan dan panas?” “Ya! kau tahu pacarmu itu mempunyai julukan di kalangan para wanita, tapi menurutku, Bang Marco juga tampan dan panas, benarkan?” tanya Rachel. Deandra jadi mengingat kegiatan panas mereka kemarin malam dan itu membuatnya kembali bergairah. “Hei! kenapa kau jadi melamun sih, Dra!” seru Rachel

  • Selingkuhan Sang Sekretaris   Gelora Cinta

    Deandra termenung di kamar hotelnya. Deandra berada di hotel bintang 5 bersama Marco, dengan kamar yang berbeda namun bersebelahan. Dia masih memikirkan curhatan Rachel mengenai kisah cintanya, ternyata ada kisah cinta yang sama rumitnya dengan dirinya. Rachel Baskoro ternyata masih begitu mencintai Nathan Pratama, sahabat sekaligus orang kepercayaan Marco, kakak kandungnya. Ini menjadi tugas baru bagi Deandra, dia perlu memastikan perasaan Nathan sekarang, apa dia menghindar pergi ke New York karena masih mencintai Rachel atau malah sebaliknya, Deandra hanya perlu pelan-pelan membongkar perasaan Nathan. Dia bertekad membantu sahabatnya itu walau Rachel tidak memintanya. “Apa Marco mengetahui perasaan Rachel yang sesungguhnya?” tanya Deandra dalam hatinya. Mengingat Marco tipe kakak yang begitu peduli pada adiknya. “Aku harus memastikannya langsung.” batin Deandra lagi. Suara pintu terbuka menyadarkan lamunan Deandra. Dan itu Marco. Tentu mudah bagi Marco untu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status