Share

Wira

"Raden, hati-hati! Nanti Raden terjatuh."

Kamandanu tergopoh-gopoh mengejar anak laki-laki yang sejak tadi berlari mengelilingi lapangan. Hari ini dia yang mengajak bermain karena istrinya sedang mencuci di kali. Napasnya terengah-engah karena usia yang sudah tidak muda.

"Kejar aku, Paman! Katanya kau dulu seorang panglima perang. Mengapa kau begitu lemah," canda anak itu sembari menjulurkan lidah.

Kamandanu menjadi geram. Lalu dengan kaki yang pincang, lelaki itu ikut berlari. Dia menagkap pinggang anak itu dan bergulingan di rumput. Tawa terdengar dari keduanya, lalu mereka bercanda hingga senja tiba. 

"Ayo, kita pulang. Ibumu pasti mencari," ajak Kamandanu.

"Aku tidak mau pulang, Paman. Nanti ibu memarahiku karena tidak mau makan nasi," rajuk anak itu.

"Raden memang harus makan nasi supaya cepat tinggi," bujuk Kamandanu.

"Memangnya kenapa kalau aku menjadi tinggi?" 

Anak itu menatap Kamandanu dengan lekat. Dia mema

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status