Share

I Choose Her

Penulis: Zizara Geoveldy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-18 14:17:52

Lady duduk di sebelah Ale memerhatikan Rain yang sedang unjuk kemampuan. Tanpa ia sadari, Lady mengagumi Rain di dalam hati. Rain tidak hanya keren dalam kostum balapnya. Lelaki itu juga piawai saat mengedari lintasan di sirkuit.

”Rain keren ya?”

Lady menoleh ke sebelah, mendapati Ale yang sedang berbicara padanya.

“Iya.” Mau tidak mau Lady harus mengakui. Meski selalu berbenturan dengan laki-laki itu, namun Lady masih bisa memisahkan antara urusan hati dan lainnya.

“Dari kecil Rain sudah bercita-cita jadi pembalap.” Ale menyambung kalimat dan mulai bercerita tanpa diminta. “Dulu Tante Kanayya nggak setuju dan mati-matian menolak karena trauma. Tapi akhirnya Rain membuktikan kalau nggak main-main.”

Lady manggut-manggut.

“Bulan depan Rain bakal ikut F3, dan dia satu-satunya dari Indonesia.”

“Hebat,” cetus Lady tanpa sadar.

Ale tersenyum mendengarnya. “Suami kamu.”

“Eh, iya.” Lady jadi salah tingkah. Setiap kali mendengar kata ‘suami kamu’ mengingatkannya bahwa Rain adalah miliknya, pun
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Aku Nggak Akan Menikah Dengan Pecundang

    Alana menegakkan duduk. Menegaskan pandangan menatap pria di hadapannya. Ale dengan pembawaannya yang tenang serta perkataannya yang ringan tapi Alana tahu bahwa di balik semuanya mengandung makna yang begitu dalam.Kemudian Alana mengatakan, “Aku udah mengira pertanyaan seperti ini hanya akan terucap dari pecundang seperti kamu. Dan sayangnya aku nggak akan pernah mau bersedia menikah dengan pecundang. Sekarang silakan pergi. Pintu keluarnya di sebelah kanan.”Jawaban bijak Alana membuat semua terkesima. Termasuk Ale sendiri.Rasya hanya geleng-geleng kepala. Sedang tim perempuan hanya bisa diam.“Tante!” tegur Rain, kecewa atas jawaban Alana.”Sudah, Rain, ini adalah keputusanku, tolong kalian semua hargai. Aku berhak atas hidupku sendiri.”Alana kemudian memandangi satu per satu wajah yang ada di sana bergantian sebelum kembali bicara.”Ma, Pa, maafkan aku. Aku nggak bisa nikah sama dia. Aku nggak butuh dia. Kalau Kak Ayya aja bisa kenapa aku enggak? Aku pasti bisa membesarkan ana

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Jadi Kamu Mau Aku Nikahi?

    Rain, Lady serta Kanayya sudah menunggu sejak tadi di terminal kedatangan internasional bandara terbesar di kota mereka. Sebagaimana yang telah dijadwalkan, sekitar sepuluh menit lagi pesawat yang ditumpangi Rasya, Kiran dan Alana akan mendarat. Semua menanti dengan perasaan tegang. Tidak kuat membayangkan apa yang terjadi nanti.Dalam hal ini Kanayya yang merasa paling tertekan. Sebelumnya Rain, dan sekarang Alana. Ujian demi ujian ini memukulnya dengan telak.Tidak masalah kalau nanti Rasya dan Kiran akan menyalahkannya karena selama tinggal di Indonesia Alana menjadi tanggung jawabnya. Yang ia pikirkan adalah kondisi psikis Alana dan kesehatan kedua orang tuanya.”Bunda, tolong, nanti Papa dan Mama jangan sampai tahu cerita mengenai Sydney.” Rain mewanti-wanti untuk kesekian kali. Jangan sampai kakek dan neneknya pulang hanya untuk mengantar nyawa.”Iya,” jawab Kanayya singkat. Ia tidak terlalu bodoh untuk mengumbarnya. Masalah Alana saja sudah sangat pelik dan tidak mungkin ditamb

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tolong Sisakan Sedikit Saja Harga Diriku

    “Sama-sama apa maksud lo?” tantang Rain agar Ale menyelesaikan ucapannya dan tidak membuat gantung. Meski ia tahu persis pasti hal tersebut semacam hinaan atau ledekan untuknya.”Udahlah, Rain, gue capek debat. Nggak ada gunanya juga. Sekarang mending lo pergi dari sini, gue ada meeting bentar lagi.” Ale pikir lebih baik ia mengalah saja karena ia tahu berdebat dengan Rain hanya akan buang-buang energi.“Gue belum selesai ngomong sama lo, njing,” tukas Rain tidak terima. “Lo tadi mau menghina gue kan? Lo sebutin aja sekarang.”Ale memandang lurus pada Rain yang menantangnya. Ia tahu jika menyebutkan apa yang akan ia sampaikan Rain pasti akan meledak. ”Kenapa diem lo? Bilang ke gue sekarang. Gue pengen denger.”Ale melebarkan lengkungan bibirnya. Rain boleh saja emosi dan kecewa. Tapi Rain mungkin tidak akan tahu bahwa Ale jauh lebih kecewa atas apa yang terjadi padanya. Selain merasa dijebak, Ale juga merasa bersalah pada Zee. Tidur dengan Alana bagi Ale merupakan sebuah bentuk pengk

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Babak Belur

    “Apa, Pa?” Kali ini Rain benar-benar terkejut. Matanya yang tadi redup kini terbuka sempurna. Ia turun dari ranjangnya dan berdiri kebingungan. “Maksud Papa apa?” ”Temen kamu yang baik itu sudah menghamili tante kamu. Apa masih belum ngerti juga?” Rasya berteriak dari seberang benua sana.“Masa sih, Pa?” Rain seperti orang linglung begitu mendapat berita mengejutkan ditambah lagi dengan nyawanya yang belum terkumpul.“Masa sih kamu bilang? Maksudnya kamu nggak percaya sama Papa? Kamu mau bilang Papa yang bohong? Begitu, Rain?””Bukan, Pa, bukan begitu. Tenang ya, Pa, sabar, jangan marah-marah. Iya, iya, aku percaya sama Papa.”Rasya mematikan telepon sebelum Rain sempat bertanya bagaimana kronologinya.Rain kembali ke kasur sambil mengembuskan napas. Ia masih bingung pada apa yang terjadi. Hampir mustahil jika Ale meniduri Alana sampai hamil. Sahabat sebaik Ale?Ale yang setia kawan, yang solidaritasnya tinggi. Ale yang setiap berbicara tuturnya selalu sopan dan lemah lembut. Ale yan

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Pria Penabur Benih

    Sudah sekian menit berlalu…Malam di rumah itu terasa sangat mencekam. Hujan deras yang turun di luar menguarkan atmosfir tidak menyenangkan.Sudah sejak tadi Kiran terus memaksa agar Alana mengatakan siapa laki-laki yang telah menghamilinya. Kiran telah menggunakan berbagai cara. Mulai dari cara paling halus, halus, hingga setengah halus.Akan tetapi sekeras apa pun Kiran mencoba agar Alana bersuara maka sekuat itu pula Alana bertahan untuk menyembunyikan jati diri pria penabur benih. Alana menggunakan air matanya sebagai senjata.”Masalah ini nggak akan selesai kalau kamu terus nangis kayak gini, Na. Mama nggak akan marah, yang penting kamu jujur.”Alih-alih akan diam isak Alana bertambah kencang.“Aku nggak tau, Ma, aku nggak tau…”Alana tak berhenti menangis dan kini membelakangi Kiran sambil menutup mukanya dengan bantal.Sadar usahanya hanya sia-sia, Kiran memutuskan untuk meninggalkan kamar Alana. Ia kembali ke kamarnya sendiri.Kiran tidak menemukan Rasya di kamar. Ternyata su

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Menjadi Kenyataan

    "Aku lagi nggak mau ngomong apa-apa sama dia, Ma, suruh dia pulang aja deh. Lagian tuh orang sinting kali ya baru kenal beberapa bulan udah ngajak nikah." Alana tetap menolak meski sudah Kiran nasihati."Jangan negatif thinking dulu, Na, Mama pikir dia orangnya baik. Jarang-jarang lho laki-laki gentle kayak dia selain papa kamu."Mau tidak mau Alana tersenyum karena Kiran menyebut-nyebut Rasya."Coba deh kamu bayangkan, jauh-jauh ke sini hanya untuk datang dan melamar kamu. Jakarta dan Amsterdam tuh nggak dekat, Na.""Emang nggak, tapi kan ada pesawat." Alana terus berkilah dan mendebat apa pun yang dikatakan Kiran.Kiran lalu terdiam. Kehilangan kata-kata untuk membujuk putri bungsunya itu. Diamatinya wajah Alana lebih lekat sembari menerka apa isi hatinya. Kenapa Alana sangat antipati pada Romy? Apa Alana sudah punya seseorang? Atau setidaknya menyimpan seseorang di dalam hatinya?"Jujur sama Mama, kenapa kamu nggak suka sama Romy? Apa kurangnya dia?" tatap Kiran menyelidik."Ya ka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status