แชร์

Secepat Itu Tuhan Mengabulkan

ผู้เขียน: Zizara Geoveldy
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-04-29 21:16:16

Segaris senyum manis dari pria bermata teduh langsung menyambut ketika Lady baru saja menapaki anak tangga terakhir yang menghubungkan ke lantai dua. Lady membalas senyuman itu dan berjalan mendekat.

“Sudah lama?” tanya Lady sembari duduk di kursi seberang Ale, lantas melirik cangkir kopi di atas meja yang tampaknya belum tersentuh.

“Baru sepuluh menitan.” Ale menjawab sambil melirik arloji.

Ada jeda yang mengisi setelah obrolan pembuka itu.

Ale berdeham, memandang Lady lebih dekat dan lekat. Mencoba membaca perasaan perempuan itu melalui ekspresi wajahnya.

Nyatanya raut Lady yang datar tidak memberi informasi apa-apa. Apa Lady memang setegar itu atau ia terlalu pandai menyembunyikan perasaannya?

Batuk kecil Ale mengantar pada kalimat berikutnya. “Aku lagi ada janji sama kakakku, mungkin sebentar lagi dia datang.”

“Dia mau ke sini?”

”Iya. Nanti dia juga bakal ngomong sama kamu.”

”Soal apa?” Lady penasaran sekaligus terkejut mengetahuinya.

”Kebetulan kakakku mau ada acara, jadi aku re
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Saulina Simbolon
cuma 1 bab ya kak
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tidak Seperti Dulu

    Qey mengambil soft drink dari kulkas serta segelas air putih dan meletakkan beberapa iris lapis legit ke dalam piring lalu berjalan ke ruang tamu, mengantarnya untuk sang tamu istimewa.Di ruang tamu rumahnya yang besar Qey melihat Max dan Brie duduk berdekatan di sofa yang sama. Qey meletakkan air putih di atas meja tepat di hadapan Brie sedangkan soft drink di depan Max, diakhiri dengan piring berisi lapis legit di tengah-tengahnya.“Silakan,” ucap Qey dengan nada dingin lalu bergerak pergi dari sana.Brie memandangi punggung Qey hingga menghilang dari ruang matanya. Brie merasa heran karena Qey bersikap tidak biasa. Apa ada yang salah? Brie tahu kalau Qey dan Max memang berhubungan dekat dan sangat akrab. Bahkan di ambang putus asanya Brie sempat mengira jika keduanya saling mencintai. Tapi jika memang begitu seharusnya Max menyatakan cintanya pada Qey kan? Bukan pada Brie. Seharusnya begitu kan logikanya?Brie kemudian menatap pada Max dan menemukan wajah kaku Max. Brie tidak tah

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Menagih Janji Maxwell

    Seperti ditampar kesadaran, Giandra tersentak. Apa yang telah dilakukannya? Semua kata-kata dan nasihat dari Ale terngiang di telinganya kini yang membuat Giandra seketika mengusap muka dan mengembuskan napasnya.Celine yang sejak tadi berada di pelukan Giandra melepaskan diri dari laki-laki itu dan dan turun dari ranjang. Dengan tertatih-tatih ia berjalan menuju kamar mandi.Celine bersandar di balik pintu kamar mandi sambil menahan perih yang menggerogoti bagian bawah tubuhnya.‘Ya Tuhan, apa yang sudah kulakukan?’ Ia membatin di dalam hati.Bercinta dengan pria asing yang baru dikenalnya merupakan hal paling bodoh dan tergila yang pernah dilakukannya sepanjang dua puluh enam tahun hidup di dunia.Celine menyalakan shower dan membasahi dirinya dengan air.Seluruh badannya kemerahan. Giandra meninggalkan jejak di mana-mana. Nyaris di sekujur tubuhnya. Bekas kemerahan itu tidak kunjung hilang meskipun Celine sudah menggosoknya sekuat yang ia bisa.‘Duh, kok nggak mau hilang sih?’ kel

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Challenge Achieved

    Celine menoleh ke belakang, hanya untuk mendapati Giandra menatapnya dengan tatapan sendu. Celine kaget dan terheran-heran sendiri. Baru kali ini ada laki-laki yang meminta tidur dengannya dengan sangat sopan. Giandra terpaku di tempatnya. Begitu menyadari apa yang baru saja ia katakan ia sudah menyiapkan diri untuk ditampar atau dimaki-maki.Tanpa diduga Celine memutar tubuh dan berjalan mendekati Giandra dan berdiri tegak tepat di depannya.”Jadi kapan?” tanyanya.”Apanya yang kapan?”“Tadi kamu katanya minta ditemenin tidur kan?””Ah, eh…” Giandra gelagapan.”Aku bersedia tidur sama kamu.” Ucapan Celine berikutnya mengejutkan Giandra.Tadi Giandra yang sudah kehabisan akal akhirnya meloloskan permintaan bodoh itu dari mulutnya sebagai cara untuk menahan Celine agar tidak meninggalkannya. Namun justru ia lebih terkejut lagi kala mendengar perkataan perempuan itu padanya kini.“Ayo, Giandra, tunggu apa lagi?” Di telinga Giandra Celine terdengar seperti sedang menantangnya. Justru

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Tidurlah Denganku

    Setelah mati-matian memaksanya, akhirnya Max ikut juga dengan Giandra. Mereka langsung menuju rumah sakit.Tiba di sana Giandra menemukan wajah-wajah penuh kekhawatiran dari Lady, Rain dan Qey. ”Gimana kondisi Brie, Om?” kejar Giandra tidak sabar.Rain yang terlihat lesu mengembuskan napas pelan sebelum menjawab pertanyaan Giandra. Rain baru belasan menit yang lalu tiba di rumah sakit setelah Lady meneleponnya. Istrinya itu mengatakan jika Brienna tiba-tiba drop lalu pingsan. Padahal rencananya lusa Rain akan mengajak Brienna ke Singapura untuk berobat seperti biasanya.“Dokter bilang sel-sel kankernya berkembang dengan cepat. Sekarang sudah stadium tiga.”“Tapi Brie akan baik-baik aja kan, Om?” kejar Giandra lagi.Rain menggeleng lemah. Bagaimana mungkin ia mengatakan keadaan anak sulungnya akan baik-baik saja sedangkan dokter telah menakar umur Brienna.“Om, gimana?” desak Giandra pada Rain yang tidak menjawab.”Kata dokter kemungkinan Brie tetap hidup hanya tujuh puluh persen. Wak

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Kritisnya Kondisi Brienna

    Biasanya Giandra selalu antusias setiap kali ada temannya atau kenalan yang menemukan pasangan hidup. Entah itu menikah atau baru bertunangan. Akan tetapi tidak kali ini.Sekarang Giandra hanya berdiri di depan pintu ballroom tempat acara itu akan diselenggarakan. Kakinya terasa berat untuk melangkah masuk. Sedangkan Alana sudah lebih dulu berjalan di depannya dengan langkah yang jauh lebih ringan.Mau tak mau Giandra akhirnya melangkah masuk. Ia mendapati sederet foto Celine dan David sedang tersenyum bahagia menyambut kedatangannya dan para tamu yang lain. Acara ini lebih menyerupai pesta pernikahan ketimbang pertunangan biasa.Terlalu lama melongo di tempatnya berdiri membuat Giandra kehilangan jejak Alana. Alhasil ia memilih tempat duduk secara random dan duduk di sana.Sedangkan di depan sana pasangan yang tengah berbahagia tampak semringah. Iya, mereka sangat berbahagia. Itu terpancar dari ekspresi wajah keduanya. Celine terlihat cantik dengan gaun bernuansa beige-nya. Sedangkan

  • Semakin Red Flag Semakin Cinta   Usaha Membatalkan Pertunangan

    "Ap-apa, Gi? Fans garis keras?" kata Swabitha mengulangi ucapan Giandra. Ia tidak terima lantaran laki-laki itu tidak mengakuinya bahwa dulu mereka pernah menjadi sepasang kekasih.Giandra tersenyum lebar, tidak peduli pada ekspresi kesal perempuan di hadapannya. “Faktanya kan emang gitu.”“Tapi kita ka pernah–”"Kamu sendirian?" potong Gindra memutus kata-kata perempuan itu. Sedangkan tangannya tetap melingkari bahu Celine."Iya." Swabitha menjawab lirih. Sedangkan hatinya merasa berkecamuk melihat kebersamaan Giandra dan Celine."Jonas mana?""Gian, aku kan sudah bilang kalau aku dan dia nggak ada hubungan apa-apa. Dia bukan pacarku. Jadi tolong jangan tanya dia lagi." Swabitha memohon dengan muka dibuat sememelas mungkin.Giandra tersenyum sinis. "Memang bukan pacar tapi partner in bed," tudingnya.Swabitha kehabisan kata-kata. Upayanya membela diri dipatahkan Giandra dengan telak."Gini deh. Aku sama cewekku kan lagi makan. Kita lagi laper-lapernya. Jadi kehadiran kamu tuh bikin s

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status