Share

Merencanakan Pernikahan

Aku dan Sara duduk pada bangku yang tersedia menghadap altar di depan sana. Sesaat, aku berpikir tentang seperti apa pernikahan sebenarnya. Apakah harus dipenuhi banyak orang sebagai saksi atau perayaan besar?

Menilik latar belakang Sara, aku sempat merasa terlalu kejam memberinya momen pertama yang lebih rendah dari kata sederhana. Namun, sepanjang perjalanan dia terus mengiakan perkataanku mengenai tanggung jawab yang bisa kuampu.

Dan ..., berakhirlah kami di sini, menunggu pastur yang disebutnya sebagai paman selesai memberi pengarahan di dekat nyala lilin yang berjejer.

"Ada apa? Tumben Sara ke sini lagi selain kebaktian?" Senyum menenangkannya selalu menyambut kami beserta tangan terbuka, merangkul bersamaan ketika aku dan Sara turut berdiri.

"Sara mau nanya tawaran Paman tempo hari?"

Ucapan Sara ternyata langsung mendatarkan raut wajahnya. Tatapan Romo Beni berali

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status