Share

Keponakan Abah

Aku mempertimbangkan, mengetuk-ngetuk pelan pintu di depan mata meski tahu tombol bel di samping tinggal tekan. Ragu meminta bantuan Abah untuk urusan sepelik ini.

Kulekatkan jaket yang tidak diritsleting hingga menutupi leher. Sekadar mengurarangi kecanggungan yang masih mendera. Kakiku pun turut mengetuk lantai.

Gelengan kepala mengawali keraguan. Aku berbalik menjauhi pintu, turun dari pelataran dan berhenti melangkah karena panggilan yang terdengar dari akses jalan di depan.

Pria tua yang aku cari tampak turun dari mobil penumpang dan bergegas menghampiri. "Berapa kali Abah bilang jangan ke sini dulu?"

"Aksa juga enggak bakal ke sini kalau bukan sesuatu yang penting." Rahangku mengeras, menahan kertakan gigi yang geram. Kepalan tanganku menguat di samping tubuh. Ingin menantang tatapannya, tetapi kepala ini justru menunduk lemah.

Kulangkahkan lagi sepatu melalui jal

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status