Share

21, I Wish I Could

SEBENARNYA aku berniat menunggu Bhaga, tapi sampai jauh malam dia tak pulang sampai akhirnya aku jatuh tertidur. Ketika aku bangun menjelang subuh, dia sudah ada di sampingku. Seperti biasa, tidur telentang dengan dengkur lembut. Entah kenapa kali ini aku malas menatap wajah tidurnya. Biasanya aku akan menatap wajah itu lalu menciumi sampai dia bangun. Mungkin aku masih jengkel karena urusan pindah kerja dan dia pergi seharian kemarin.

Tapi aku kan juga pergi.

Tak mau terlarut lebih dalam lagi, aku bergegas ke luar dan beraktivitas normal. Ketika Bhaga bersikap biasa saja, aku pun berusaha mengikuti alurnya. Memang tak baik terlalu lama merajuk. Dia duduk di meja counter dan mencoba nasi goreng langsung dari wadahnya. Terlalu banyak untuk disebut mencicipi. Langsung kusodorkan piring kosong yang cepat dia ambil.

Thanks.

You’re welcome,” balasku. “Kamu pulang jam berapa semalam?” tanyaku sebagai basa–basi pagi. “Sorry ya,

Sandra Setiawan

Kayaknya Anna mulai kebawa perasaan nih. Kemarin masih ngomel-ngomel sama Vlad, lalu mulai merasa empati. Dan sekarang, ibunya Vlad juga masuk. Siapa yang sudah baper di sini? Tahan ya. Perjalanan masih jauh. Kalau di sini aja sudah baper gimana nanti?

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Upen Supenti
aku udah baper...nyesekkk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status