Share

Bab 148 

Author: NACL
last update Last Updated: 2025-09-06 05:51:02
Ferrari Roma merah melaju kencang. Nicolas seolah lupa untuk sesekali menggunakan rem. Setirnya ia cengkeram erat. Mata birunya menyorot jalanan dengan tajam.

“Kirim detail alamatnya. Sekarang, satu menit,” tegasnya. Sambungan telepon masih terhubung.

“Baik, Tuan.”

Sekitar satu menit kemudian, notifikasi pesan diterima. Nicolas mendapat titik lokasi asistennya. Mobilnya membaca koordinat itu. Ia makin menambah kecepatan.

“Benar bukan, kamu tidak akan bisa kabur dariku, Isela!” seringainya. Kepercayaan diri Nicolas memuncak tak tergoyahkan. Namun, saat tiba di salah satu gang sempit, matanya menyipit.

Ia menghubungi anak buahnya lagi, memastikan tidak salah alamat. Semua datanya benar. Bahkan anak buahnya sudah menunggu di dalam gang. Musim dingin membuat tempat ini sepi, seperti tanpa penghuni.

Nicolas memindai permukiman yang menurutnya kumuh, berbau dan sesak. Sampai ia harus menghindari sarang laba-laba. Penampilannya yang flamboyan membuat pria itu menjadi pusat perhati
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 152

    Dada Sofia kembang kempis dengan cepat. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat. Tubuhnya berjengit tatkala pintu kamar ditutup kencang oleh pria itu.Ia memejamkan mata beberapa saat mencoba berpikir jernih. Hanya Nicolas yang terlintas dalam benaknya, tetapi pria itu jauh tidak mungkin juga bisa membantunya dalam waktu cepat.Tangannya menggulir layar ponsel hingga suara Carlitos yang merdu mengalihkan pikirannya.“Aku main sendirian saja. Aku sudah besar.” Anak itu bicara pada Mathilda yang terkekeh pelan.“Baiklah. Tuan Muda bisa panggil aku kalau butuh sesuatu.”“Namaku Carlitos. Jangan panggil Tuan Muda.” Bibir kecilnya bergerak maju.Seketika ide brilian terlintas di benak ibu hamil itu. Ia mendekati mereka. Lalu mengusap pucuk kepala Carlitos dengan lembut.“Wah, kamu sudah besar, ya? Umm … boleh Bibi bicara berdua dengan Mathilda?” Suara Sofia mengalun halus, meskipun dadanya berdentam tak karuan dan telapak tangannya berkeringat.“Tentu, boleh. Aku main dulu, ya.” Carlitos gegas ber

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 151

    Satu bulan berlalu. [Breaking News panas di Madrid! Kepala keluarga sekaligus pewaris keluarga Marquez, Nicolas Marquez, akhirnya resmi mengumumkan pertunangannya dengan cucu keluarga Manassero.] Suara penyiar wanita bergema di layar ponsel disertai potongan gambar Nicolas berdiri tegap dengan jas hitam. Pria itu baru saja keluar dari mobilnya. Lalu ada video lain yang menunjukkan tangannya menggenggam jemari seorang wanita muda bergaun putih. Blitz kamera berkilat-kilat, sorak-sorai jurnalis memekakkan telinga. [Acara yang digelar tertutup di mansion Manassero ini sontak menjadi sorotan media, mengingat reputasi Nicolas yang dikenal sebagai sosok sulit dijinakkan. Banyak pihak tak menyangka ia akhirnya mengikat janji serius.] Layar menampilkan close-up cincin berlian berkilau di jari manis sang tunangan, lalu wajah datar Nicolas yang menahan senyum tipis. Di depan lay

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 150

    “Mi Amor!” Galtero langsung menahan tubuh istrinya yang melipat kesakitan. Tangannya panik menyentuh perut Sofia yang sedikit menegang. “Apa ini kontraksi? Jangan bilang ….” Suaranya terputus dan napasnya memburu. Sofia menggigit bibir, keringat dingin membasahi pelipisnya. Perut bawahnya memang mengeras tidak seperti biasanya. “Aku tidak tahu … rasanya seperti diremas,” cicitnya. Mata Sofia mulai berkaca-kaca. Bahkan kepalanya seperti berdenyut. “Diam, jangan bergerak!” Galtero menyeka keringat di kening Sofia. Lalu ia berteriak pada sopir, “Cepat ke rumah sakit sekarang!” Tangannya terus menggenggam perut Sofia, seolah itu bisa melindungi janin yang sedang memberontak di dalam rahim wanitanya. Sorot mata birunya menajam, dengan suara gemetar ia berkata lirih, “Bertahan, Mi Amor. Aku tidak akan biarkan siapa pun, bahkan tubuhmu sendiri, melawan anak kita.” Apa pun akan ia lakukan demi buah cintanya. Galtero memejam sesaat, menyesali momen panas mereka barusan yang pada ak

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 149

    Isela meremas tangannya sendiri sampai buku jarinya memutih. Dadanya begitu sesak dan panas. Sikap pria di hadapannya begitu manis pada wanita yang berdiri di sampingnya, sambil bergelayut manja.Ia menelan ludah. Sebagai wanita tentu ingin disayangi, dihargai, dan dilindungi. Seharusnya ia juga tahu sejak awal Nicolas tak akan pernah bisa memberikan sesuatu yang dibutuhkan wanita. Isela menghela napas berat.Baru saat ia hendak memutar badan, dan kesulitan karena trolinya penuh, suara wanita dan pria yang tidaklah asing itu terdengar.“Kamu … Isela?”Isela ingin menghindar, tetapi terlambat. Akhirnya ia menoleh dan tersenyum kecil.“Nyonya Sofia, Tuan Muda Torres.” Isela mengangguk sopan, matanya sempat melirik rangkulan tangan Galtero di pinggang Sofia.“Kebetulan sekali. Umm ….” Sofia tak meneruskan ucapannya. Ia melirik suaminya yang tampak tak acuh. “Kasihan dia. Trolinya berat.” Ia menyenggol pelan pinggang pria itu.Galtero hanya merespons datar. “Hm.”Pria itu menoleh ke belak

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 148 

    Ferrari Roma merah melaju kencang. Nicolas seolah lupa untuk sesekali menggunakan rem. Setirnya ia cengkeram erat. Mata birunya menyorot jalanan dengan tajam. “Kirim detail alamatnya. Sekarang, satu menit,” tegasnya. Sambungan telepon masih terhubung. “Baik, Tuan.” Sekitar satu menit kemudian, notifikasi pesan diterima. Nicolas mendapat titik lokasi asistennya. Mobilnya membaca koordinat itu. Ia makin menambah kecepatan. “Benar bukan, kamu tidak akan bisa kabur dariku, Isela!” seringainya. Kepercayaan diri Nicolas memuncak tak tergoyahkan. Namun, saat tiba di salah satu gang sempit, matanya menyipit. Ia menghubungi anak buahnya lagi, memastikan tidak salah alamat. Semua datanya benar. Bahkan anak buahnya sudah menunggu di dalam gang. Musim dingin membuat tempat ini sepi, seperti tanpa penghuni. Nicolas memindai permukiman yang menurutnya kumuh, berbau dan sesak. Sampai ia harus menghindari sarang laba-laba. Penampilannya yang flamboyan membuat pria itu menjadi pusat perhati

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 147

    Darah Nicolas berdesir, perut bawahnya menegang dan dada bidangnya yang ditumbuhi rambut agak lebat bergerak turun naik dengan cepat. Ia membelalak merasakan sentuhan lembut dari kulit yang dirindukannya.“Tuan Marquez … sentuh aku,” lenguh suara seseorang yang belakang ini memorak-porandakan pikiran pria itu.“Kemana saja kamu, Isela?” Tangan Nicolas sudah siap membawa panggul wanitanya mendekat, untuk mencecap manis dari tubuh itu.Hanya saja saat ia menggunakan seluruh tenaganya, Isela justru menghilang dari pandangan. Sentuhan yang tadi begitu nyata dan menggairahkan mendadak menguap bersama air hangat.“Argh … sialan kamu, Isela! Wanita tidak tahu diri!” Nicolas bangkit dari jacuzzi. Ia duduk di tepi sebentar, menenangkan miliknya yang kembali menegang.Sejak berhasil merenggut kesucian asistennya yang cantik, Nicolas menjadi candu pada wanita itu. Meskipun banyak wanita berhasil ia tarik ke atas ranjang, tidak ada yang memuaskannya seperti sang asisten. Bahkan Isabel pun tak seb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status