Beranda / Romansa / Sentuhan Berbahaya Tuan Muda / Bab 27 : Siapa Pemilikmu?

Share

Bab 27 : Siapa Pemilikmu?

Penulis: NACL
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-17 17:52:52
Galtero mendengkus, lalu melirik ke arah jendela. Jemarinya menegang dan terkepal. Kemudian … dia melangkah.

Langkah Galtero baru saja menyentuh lantai marmer, saat Abuela berdiri menghadangnya dengan sorot tajam.

Meskipun tubuh tua itu bisa saja dia terobos, tetapi itu artinya Galtero akan menyakiti fisik neneknya.

"Istirahatlah, jangan ikut campur," pinta pria itu dengan nada memerintah.

Abuela mendecak dan giginya saling bergemelutuk. Lalu mendesis, "Kamu pergi setelah dapat pesan dari perempuan itu, bukan? Ini yang aku takutkan. Dia akan mencabikmu sampai hancur!"

"Abuela!" gertak Galtero, agar wanita itu tidak menghalangi jalannya.

Akan tetapi, Abuela merebut paksa telepon genggam dari tangan cucunya. Lalu menekan kontak Isabel dan pada nada sambung pertama langsung mendapat respons.

"Galtero, tolong—"

Suara dari seberang sana tertahan, tatkala Abuela menyelanya, "Cukup Isabel! Jangan ganggu cucuku lagi! Dia—"

Kali ini ucapan Abuela terhenti karena Galtero merebut kembali
NACL

Dukungannya untuk Sofia dan Galtero ya Teman-Teman komentar, ulasan dan vote terima kasih ^^

| 3
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
NACL
otw Kak meluncurrr
goodnovel comment avatar
Susi Hendra
lanjuttttt
goodnovel comment avatar
NACL
okeeee Kak besok yaaaa makasih kakak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 51 : Hanya Wanita Itu

    Galtero memijat pelipisnya yang mendadak berdenyut.Alonso yang melihatnya hanya menatap dalam dan pasrah. Asisten itu tahu, rumah Monte Sereno mungkin sebentar lagi akan meledak karena hal sepele.“Semua sudah aman.” Rahang Galtero mengeras dan tangannya mengepal. Dia sudah menukar pil dan surat kesehatan diletakkan dalam brankas. Namun, tidak semua bisa dia sembunyikan. Galtero segera memeriksa ponsel, membuka CCTV dari jarak jauh. Dia mencoba untuk tetap tenang.Benar. Sofia ada di sana. Wanita berambut pirang kecokelatan itu berdiri di ruang kerja, terlalu dekat dengan hal-hal yang tidak seharusnya dia lihat. Hanya saja Sofia tampak tidak langsung bergerak layaknya haus informasi, dia hanya bersandar pada tepi meja, melipat tangan di dada, entah karena nyalinya menghilang atau berpikir harus mulai dari mana.Tangan Sofia mulai mengetuk-ngetuk meja. Sampai akhirnya, punggung tangannya menyenggol sebuah map tipis yang sedikit tersembunyi di bawah tumpukan buku-buku. Map itu tampak

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 50 : Pembawa Sial

    Pagi ini, Sofia kembali terkejut karena saat bangun sarapan sudah siap di meja makan. Dia tahu ini ulah suaminya yang suka menghamburkan uang dengan memesan makanan mewah. Bahkan dia juga tidak tahu kapan semua menu itu masuk ke rumahnya.“Aku harus pergi hari ini. Urusan bisnis.” Galtero menyeka mulutnya dengan serbet, lalu meninggalkan meja makan. Membiarkan Sofia yang tercengang sambil menggenggam sendok.“Tanganmu bagaimana?” tanya Sofia, tetapi bukan sebuah jawaban yang dia dapatkan, melainkan pernyataan dari suaminya.Dia memperhatikan Galtero yang kesulitan menggunakan jaket kulit cokelatnya. Padahal dari jarak yang tidak jauh ada Sofia, tetapi gengsi pria itu benar-benar setinggi langit sampai tidak mau meminta tolong. Atau mungkin menunggu Sofia peka.Dari tempatnya duduk, Sofia berkata, “Bahkan kamu belum bisa pakai jaket sendiri, sudah mau mengantar Tuan Muda.”“Ini penting,” sahut Galtero, yang tampak kesal dan melempar jaketnya ke lantai. Kemudian pria itu melenggang perg

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 49 : Makin Berbahaya

    Beberapa jam kemudian, keduanya sama-sama terbangun dan saling menatap. Bukan pertama kali, tetapi Sofia melihat suaminya itu bagai anak kecil yang tidak berdaya. Jauh dari Galtero yang dia kenal hampir dua bulan ini. “Infusmu habis, aku panggil suster untuk lepas infus,” alasan Sofia. Sebenarnya, dia ingin menormalkan irama jantung yang berdegup tidak sopan. Siapa sangka, Galtero melarang. Pria itu menggenggam jemarinya dengan erat. “Kenapa?” Sofia melihat tangan mereka yang saling menempel dan hangat. “Kamu bisa panggil mereka dari sini.” Galtero melirik pada tombol panggilan di atas sisi ranjangnya. Ini membuat Sofia terlihat bodoh dan memalukan. Wajah wanita itu memerah, tetapi dia tetap mengangkat tegak kepalanya. “Tidak ada salahnya langsung datang, supaya cepat,” kilahnya tak ingin makin jatuh harga dirinya. Galtero menyeringai dan menarik wanita itu makin dekat dengan ranjang. Sofia membelalak menahan tangannya pada dada bidang yang bahkan masih beraroma tubuhnya. “Apa

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 48 : Suamiku Kuat Sekali

    Sofia hampir pingsan saat darah itu membasahi paha dan sofa. Dia menjerit, tetapi Galtero justru mencengkeramnya kuat dan menyuruhnya tenang. Sofia mengumpulkan energinya untuk membawa pria itu ke rumah sakit terdekat. Bahkan dia gemetaran saat hendak menyetir, hingga Galtero yang memaksa mengambil alih.Gila memang, suaminya itu seolah tidak merasa sakit. Sepanjang jalan Sofia terus menyadarkan agar Galtero tetap membuka mata. Bahaya jika pria itu menutup mata sejenak.Tiba di pusat medis, Sofia sempat membaca logo kecil nama rumah sakit di depan, Torres Memorial Hospital. Nama itu membuat alisnya berkerut. Namun dia tidak ingin bertanya. Terlalu banyak hal yang belum dijelaskan Galtero, dan kenapa semua harus berurusan dengan nama Torres? Ah, dia sudah cukup lelah untuk bertengkar lagi hari ini."Dia kuat sekali,” gumam Sofia, sesekali mengamati Galtero yang saat ini tidak menunjukkan raut tegang atau tak nyaman atas tindakan dokter itu.Sofia menggigit kuku jempolnya sambil berja

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 47 : Sebuah Loyalitas

    Napas Sofia makin berat, dadanya bagai dihantam kepalan tinju dengan kuat yang menjatuhkannya ke lantai. Apalagi, saat Renata kembali berkata, “Sua–mimu to–long aku.” Bukan hanya sebak dalam dada, tubuh Sofia kini gemetar dan dia berusaha menahannya. Renata mengangkat tangan, isyarat agar Galtero mendekat. Pria itu kemudian berdiri di ujung ranjang dengan wajah datarnya, dan tatapan yang fokus pada ibu mertua. Sementara Sofia justru menghindar, mencuri-curi pandang pada luka di tangan suaminya. ‘Apa luka itu ada hubungannya dengan kejadian semalam?’ batinnya, ‘Apa itu perbuatan Papa?’ Dia tidak tahu bagaimana mungkin Galtero tetap diam. Bukan menggaungkan bahwa dirinya adalah sang penyelamat? “Aku … ti–tip Sofia. To–long jaga dia.” Suara Renata terbata dan napasnya terdengar sesak. Refleks, Sofia menggenggam tangan sang ibu dan air matanya jatuh. Kata-kata itu seperti sebuah perpisahan, dia menggeleng. Namun, dia juga menanti jawaban Galtero. Tak menunggu lama, Galtero menjawab

  • Sentuhan Berbahaya Tuan Muda   Bab 46 : Salah Sangka?

    Tangan Sofia mengepal mendengar kata-kata hina itu. Andaikan saja bisa, sudah pasti dia memukul bibir sang suami yang seenaknya itu. Sial, dia masih terlalu takut dituntut secara hukum. Apalagi terjerat kekerasan dalam rumah tangga. Sofia berdiri menghadap jendela. Mereka masih saling membelakangi, seolah masing-masing menyembunyikan api yang siap membakar. “Lalu harus ke mana aku cari perhatian?” Konfrontasi Sofia, meskipun benaknya tidak paham mengapa sang suami berkata hina seperti itu. Tidakkah pria itu tahu hatinya saat ini masih berantakan? Lalu sekarang, bagai dihancurkan hingga tak diinginkan bangkit lagi. Galtero mendekat dan mengamati lekuk tubuh Sofia yang terpahat elok layaknya karya seni melegenda. Ujung jari pria itu menyusuri kulit pundak dan berakhir pada bokong, lalu sedikit menekannya. Sofia merasa sesak, diperlakukan sebagai benda yang bisa disentuh kapan saja Galtero menginginkannya, termasuk saat ini. Bukan seorang istri yang dicintai. “Kamu biarkan d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status