Share

BAB 48. Bertemu Kembali

"Ririn."

Mata Ririn berkali-kali mengerjap, untuk menyakinkan kalau apa yang ada hadapannya ini bukan khayalan semata.

"Ririn," ucap Miko dengan telapak tangannya yang masih menyentuh pergelengan tangan Ririn.

Ririn menghiraukan panggilan dari pria bajingan tersebut. Matanya hanya fokus ke arah kanan tubuhnya, yang mana terdapat orang yang baru dirinya kenal.

"Ini benar Ririn bukan?" 

"Roy," ucap Ririn pelan.

Tanpa aba-aba, tubuh mungil Ririn langsung saja dipeluk erat oleh Roy. Ririn tak bisa menghindar, karena gerakan Roy sangat cepat.

Sedangkan Miko yang melihat juga, sangat terkejut karena Ririn tiba-tiba saja dipeluk oleh pria yang dirinya tak kenal.

Miko yang terbakar api cemburu, melihat kedekatan Ririn dengan pria lain. Langsung saja dengan cepat, menarik kasar tangan Ririn dan mendorong kuat pria itu, hingga membuat pelukannya terlepas.

"Ish," geram Roy dengan tatapan mata tajam menusuk ke arah pria asing tersebut.

Otak Ririn masih belum mencerna dengan apa yang terjadi hari ini dan detik ini juga. Ririn masih tak menyangka kalau Roy ada di negara ini.

Saat Ririn sedang melamun, kedua pria itu sedang saling bertatapan tajam dan siap akan berperang.

Hingga Ririn menyadari suasana menyeramkan tersebut. Ririn menarik tangan Roy agar menjauh dari Miko.

"Siapa pria bajingan itu Ririn?" tanya Miko dengan pandangan mata yang tajam melihat ke arah Ririn.

"Bukan urusan elu," jawab Ririn dengan raut wajah malas.

"Siapa!!" bentak Miko seraya menarik tangan Ririn, hingga membuat Ririn merintih kesakitan.

"Jangan kasar sama perempuan," sentak Roy yang menarik tangan Ririn juga.

Kepala Ririn denyut nyeri, saat mendengar pertengkaran mereka, ditambah lagi kedua tangannya ditarik oleh Miko dan juga Roy.

"Lepaskan tangan gue!!" bentak Ririn.

Namun ucapan Ririn seperti angin lalu saja, kedua pria itu masih saja berseteru dengan sorot tajam mata mereka.

"Oh, jadi pria ini yang pergi bersama kamu? jawab Ririn!!" Miko bicara sangat tegas kepada Ririn.

Ririn berdecak kesal sama Miko, yang terus saja membahas tentang kepergiannya yang keluar negeri. 

Pandangan mata Ririn menatap ke arah Miko. "Sekali lagi apa urusannya dengan elu?" Ririn benar-benar geram akan Miko,

"Aku itu pacar kamu Ririn!!" tegas Miko.

"Jadi ini pria brengsek itu." Roy yang menatap Miko dari atas sampai bawah tubuh Miko.

"Siapa yang kau bilang brengsek?" tanya Miko.

"Wajah-wajah brengsek adalah elu," jawab Roy sambil menunjuk ke arah wajah Miko.

"Kurang ajar!!!" teriak Miko yang tak terima.

Kepala Ririn semakin pusing mendengar keributan yang terjadi diantara Roy dan Miko. Ditambah orang-orang yang sedang menunggu dipanggil untuk wawancara, menatap ke arah dirinya dan kedua pria yang sedang bertengkar ini.

Ririn sudah berkali-kali meminta untuk diam dan jangan membuat keributan, tapi tak ada yang mendengar.

Hingga Ririn yang merasa geram, akhirnya lebih memlih untuk mengabaikan mereka. Tubuh Ririn sudah merasa tak nyaman, makanya dirinya lebih memilih untuk pergi.

"Sampai jumpa." Ririn masuk kedalam lift dan meninggalkan kedua pria aneh tersebut.

Miko dan Roy yang menyadari Ririn memasuki lift, mereka berdua juga ikut masuk lift berikutnya untuk mengejar Ririn.

Ririn sedikit merasa lega karena tak melihat kedua pria tersebut. Tubuh dan pikirannya suah lelah dan tak bisa meladeni kedua pria itu.

Pilihan tepat menurut Ririn, pergi dari mereka. Ririn berjalan menuju ke lobi utama, seraya memijat kepalanya yang mana semakin pusing sekali.

Ririn juga merasa sangat aneh akan tubuhnya ini, yang tadi pagi cepat lelah dan sekarang dirinnya merasakan pusing.

"Kenapa kau menjadi lemah Ririn," ucap Ririn kepada dirinya sendiri.

Walaupun Ririn pusing, tak menyurutkan langkahnya untuk tetap keluar dari hotel ini dan juga menjauh dari Roy dan Miko.

"Ririn!!"

Telinga Ririn mendengar jelas suara dari kedua orang pria tersebut yang memanggil namanya. Ririn semakin mempercepat langkah kakinya.

Pandangan mata Ririn semakin buram, kepalanya berdenyut sakit dan BRUK. Tubuh Ririn yang lemah sedari pagi, akhirnya tumbang juga.

Ririn jatuh pingsan dan membuat orang-orang yang melihat sangat terkejut. Terutama Miko dan Roy yang melihat langsung Ririn jatuh pingsan dilobi utama hotel.

Roy dan Miko bergerak cepat, berlari menuju ke arah Ririn yang sudahh jatuh pingsan dilantai dingin lobi utama hotel.

Tiba-tiba saja langkah kaki Roy dan Miko terhenti, disaat pandangan matanya melihat ke arah Ririn.

"Ririn." Miko yang tersadar dari keterdiamannya langsung saja berlari kembali menuju Ririn.

Lain halnya dengan Roy yang masih terdiam, disaat Ririn sudah dibawa pergi. Tiba-tiba saja otaknya penuh dengan berbagai macam pertanyaan.

"Kenapa kakak gue, mengendong Ririn?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status