Home / Romansa / Sentuhan Cinta / BAB 48. Bertemu Kembali

Share

BAB 48. Bertemu Kembali

Author: Miracle
last update Last Updated: 2021-04-15 21:14:44

"Ririn."

Mata Ririn berkali-kali mengerjap, untuk menyakinkan kalau apa yang ada hadapannya ini bukan khayalan semata.

"Ririn," ucap Miko dengan telapak tangannya yang masih menyentuh pergelengan tangan Ririn.

Ririn menghiraukan panggilan dari pria bajingan tersebut. Matanya hanya fokus ke arah kanan tubuhnya, yang mana terdapat orang yang baru dirinya kenal.

"Ini benar Ririn bukan?" 

"Roy," ucap Ririn pelan.

Tanpa aba-aba, tubuh mungil Ririn langsung saja dipeluk erat oleh Roy. Ririn tak bisa menghindar, karena gerakan Roy sangat cepat.

Sedangkan Miko yang melihat juga, sangat terkejut karena Ririn tiba-tiba saja dipeluk oleh pria yang dirinya tak kenal.

Miko yang terbakar api cemburu, melihat kedekatan Ririn dengan pria lain. Langsung saja dengan cepat, menarik kasar tangan Ririn dan mendorong kuat pria itu, hingga membuat pelukannya terlepas.

"Ish," geram Roy dengan tatapan mata tajam menusuk ke arah pria asing tersebut.

Otak Ririn masih belum mencerna dengan apa yang terjadi hari ini dan detik ini juga. Ririn masih tak menyangka kalau Roy ada di negara ini.

Saat Ririn sedang melamun, kedua pria itu sedang saling bertatapan tajam dan siap akan berperang.

Hingga Ririn menyadari suasana menyeramkan tersebut. Ririn menarik tangan Roy agar menjauh dari Miko.

"Siapa pria bajingan itu Ririn?" tanya Miko dengan pandangan mata yang tajam melihat ke arah Ririn.

"Bukan urusan elu," jawab Ririn dengan raut wajah malas.

"Siapa!!" bentak Miko seraya menarik tangan Ririn, hingga membuat Ririn merintih kesakitan.

"Jangan kasar sama perempuan," sentak Roy yang menarik tangan Ririn juga.

Kepala Ririn denyut nyeri, saat mendengar pertengkaran mereka, ditambah lagi kedua tangannya ditarik oleh Miko dan juga Roy.

"Lepaskan tangan gue!!" bentak Ririn.

Namun ucapan Ririn seperti angin lalu saja, kedua pria itu masih saja berseteru dengan sorot tajam mata mereka.

"Oh, jadi pria ini yang pergi bersama kamu? jawab Ririn!!" Miko bicara sangat tegas kepada Ririn.

Ririn berdecak kesal sama Miko, yang terus saja membahas tentang kepergiannya yang keluar negeri. 

Pandangan mata Ririn menatap ke arah Miko. "Sekali lagi apa urusannya dengan elu?" Ririn benar-benar geram akan Miko,

"Aku itu pacar kamu Ririn!!" tegas Miko.

"Jadi ini pria brengsek itu." Roy yang menatap Miko dari atas sampai bawah tubuh Miko.

"Siapa yang kau bilang brengsek?" tanya Miko.

"Wajah-wajah brengsek adalah elu," jawab Roy sambil menunjuk ke arah wajah Miko.

"Kurang ajar!!!" teriak Miko yang tak terima.

Kepala Ririn semakin pusing mendengar keributan yang terjadi diantara Roy dan Miko. Ditambah orang-orang yang sedang menunggu dipanggil untuk wawancara, menatap ke arah dirinya dan kedua pria yang sedang bertengkar ini.

Ririn sudah berkali-kali meminta untuk diam dan jangan membuat keributan, tapi tak ada yang mendengar.

Hingga Ririn yang merasa geram, akhirnya lebih memlih untuk mengabaikan mereka. Tubuh Ririn sudah merasa tak nyaman, makanya dirinya lebih memilih untuk pergi.

"Sampai jumpa." Ririn masuk kedalam lift dan meninggalkan kedua pria aneh tersebut.

Miko dan Roy yang menyadari Ririn memasuki lift, mereka berdua juga ikut masuk lift berikutnya untuk mengejar Ririn.

Ririn sedikit merasa lega karena tak melihat kedua pria tersebut. Tubuh dan pikirannya suah lelah dan tak bisa meladeni kedua pria itu.

Pilihan tepat menurut Ririn, pergi dari mereka. Ririn berjalan menuju ke lobi utama, seraya memijat kepalanya yang mana semakin pusing sekali.

Ririn juga merasa sangat aneh akan tubuhnya ini, yang tadi pagi cepat lelah dan sekarang dirinnya merasakan pusing.

"Kenapa kau menjadi lemah Ririn," ucap Ririn kepada dirinya sendiri.

Walaupun Ririn pusing, tak menyurutkan langkahnya untuk tetap keluar dari hotel ini dan juga menjauh dari Roy dan Miko.

"Ririn!!"

Telinga Ririn mendengar jelas suara dari kedua orang pria tersebut yang memanggil namanya. Ririn semakin mempercepat langkah kakinya.

Pandangan mata Ririn semakin buram, kepalanya berdenyut sakit dan BRUK. Tubuh Ririn yang lemah sedari pagi, akhirnya tumbang juga.

Ririn jatuh pingsan dan membuat orang-orang yang melihat sangat terkejut. Terutama Miko dan Roy yang melihat langsung Ririn jatuh pingsan dilobi utama hotel.

Roy dan Miko bergerak cepat, berlari menuju ke arah Ririn yang sudahh jatuh pingsan dilantai dingin lobi utama hotel.

Tiba-tiba saja langkah kaki Roy dan Miko terhenti, disaat pandangan matanya melihat ke arah Ririn.

"Ririn." Miko yang tersadar dari keterdiamannya langsung saja berlari kembali menuju Ririn.

Lain halnya dengan Roy yang masih terdiam, disaat Ririn sudah dibawa pergi. Tiba-tiba saja otaknya penuh dengan berbagai macam pertanyaan.

"Kenapa kakak gue, mengendong Ririn?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sentuhan Cinta   BAB 98. Bukan Akhir Segalanya

    Di pagi buta seperti ini. Dirinya sudah dipaksa untuk bangun dari tidurnya dan tiba-tiba saja Roy mengatakan kalau kakaknya sedang menunggu didalam mobil sedan berwarna putih. Roy menipunya dengan mengatakan hal tersebut, membawanya pada pukul 6 pagi hari. Bahkan matahari saja belum muncul.Bahkan Ririn ingin meminta bantuan dari Ares, tapi pria itu sama sekali tak bisa dihubungi. Padahal semalam dirinya tidur bersama dengan Ayah dari anaknnya, di kamar rumah sakit. Membuat Ririn mengucapkan sumpah serapah kepada Roy, yang seenaknya saja membawa dirinya di pagi hari ini."Tersenyumlah agar cantik," ucap Roy kepada wanita itu yang sedang duduk."Apa yang elu lakukan sama gue Roy?" Ririn menatap tajam adik dari Ares.Tapi bukannya menjawab apa yang dikatakan sama Ririn, Ares malah memerintahkan kepada staff untuk melakukan hal magic kepada Ririn, yang sedang marah-marah itu."Roy!!

  • Sentuhan Cinta   BAB 97. Permintaan dan Permohonan

    Pukul 8 malam hari di rumah sakit. Ririn tetap berada disamping kakaknya yang tak juga terbangun. Hati Ririn hancur melihat alat-alat yang menempel ditubuh Vanya. Ririn juga tak henti-hentinya untuk menangis.Ririn memegang dengan lembut tangan Vanya, sambil berdoa kepada Tuhan, agar membuat Vanya cepat sadar. Tapi kakaknya tak juga sadar, padahal kata dokter kakaknya akan bangun. Tapi kenapa Vanya belum juga membuka matanya.Kriet. Pintu terbuka dan membuat Ririn menoleh, mendengar suara itu."Rin. kembalilah ke kamar kamu." Roy mendekati wanita hamil tersebut."Masih ada disini?" Ririn yang kaget karena Roy masih berada dirumah sakit, dirinya mengira kalau Roy akan kembali."Hm, priamu itu memintaku untuk menemanimu," jawab Roy yang berdiri disamping Ririn.Ririn hanya menganggukan kepalanya saja. Tatapan matanya kembali melihat ke arah Vanya. "Kapan kakak

  • Sentuhan Cinta   BAB 96. Aliran Listrik

    Ares mendobrak pintu berkali-kali, tapi pintu ruang bawah itu sangat kuat dan membuat Ares susah menembusnya. Oleh karena itu Ares menembakan pintu terbuka dan membuat kunci pintu hancur. Membuatnya menjadi lebih mudah masuk ke dalam ruang bawah tersebut Bibirnya menyeringai bak seorang iblis. Tatapan matanya dan aura yang Ares keluarkan berubah seketika, saat melihat orang yang dicarinya. Ares menatapnya seakan ingin membunuh langsung Miko, yang sedang duduk dengan wajah yang babak belur. Pria itu langsung saja bangun disaat melihat kedatangan Ares, dengan tangan yang membawa senjata api tersebut. Ares mendekati pria bajingan itu dan membuatnya saling berhadapan dengan pria yang sudah membuat akal sehatnya menghilang. Tapi bukannya takut dengan kedatangan Miko.

  • Sentuhan Cinta   BAB 95. Menghukumnya

    Vanya akhirnya mendapatkan pertolongan. Ambulance membawanya pergi tubuhnya menuju rumah sakit bersama dengan Ririn yang tak ingin berpisah dengan kakaknya tersebut. Sedangkan Roy menelpon rumah sakit untuk menyediakan segalanya dan tak lupa juga memberitahu Ares melalui sekretarisnya tentang apa yang terjadi hari ini. Ares sangat sibuk sekali karena jadwal hari ini begitu padat sekali dengan berbagai macam rapat. Hingga membuat kakaknya melupakan ponselnya. Roy yang mengangkat panggilan masuk dari nomer asing di ponsel milik Ares dan yang mendengar suara-suara Ririn meminta pertolongan. Tapi setelah itu panggilannya terputus dan Roy menghubungi balik tapi ponsel tersebut tidak aktif lagi. Lantas dengan cepat Roy melacak semua jaringan itu dengan berbagai cara yang dirinya ketahui, hingga ia menemukan lokasinya. Untung saja Roy biasa menemukan lokasinya dengan cepat. Jika tidak kedua bersaudara itu akan dalam bahaya, terutama Ririn

  • Sentuhan Cinta   BAB 94. Bawa Dia!!

    Miko semakin mendekati Ririn yang terus saja mundur-mundur. Tapi Miko mendekati wanita yang terlihat jelas kalau sedang ketakutan. "Jika saja kamu kebih nurut, pasti tak akan terjadi hal ini." Miko menyeringai sinis dan tatapan mata Miko sangat tajam, seperti pedang yang siap menghunus siapapun.Vanya berdiri dengan susah payah, walapun harus menahan rasa sakit akibat tubuhnya yang menerima hantaman keras oleh Miko. Vanya harus bangkit karena ia melihat adiknya dalam keadaan yang berbahaya, Vanya tak akan membiarkan Miko melukai Ririn dan bayinya.Vanya menarik tangan Miko agar menjauh dari adiknya. Menahannya dengan sekuat tenang, walaupun dengan tubuh yang sakit. "Lari Ririn, keluar dari apartemen ini!!" teriak Vanya kepad adiknya."Tidak, tidak. Kita harus keluar bersama!!" ucap Ririn yang melihat kakaknya terus menahan Miko."Cepatlah, tak punya banyak waktu. Keluarlah!!" teriak Vanya.

  • Sentuhan Cinta   BAB 93. Bekerja Sama

    Entah keberanian dari mana membuat Ririn melakukan hal gila ini dengan bawa-bawa pisau. Tapi jika dirinya tak melakukan hal ini, pasti Ririn akan di lecehkan lagi sama Miko. Ririn tak ingin membiarkan hal itu terjadi."Baiklah sayang. Aku tak dekat-dekat dengan dirimu."Ririn sedikit tenang karena ancaman dirinya ini sangat ampuh dan membuat Miko tak akan berniat untuk melecehkan dirinya lagi. "Dimana kakak gue?" tanya Ririn kepada Miko.Arah pandangan mata Ririn berahli melihat ke arah telunjuk tersebut. Dugaan dirinya sepertinya memang benar, kalau kakaknya tersebut disembuyikan sama Miko. "Buka pintunya," perintah Ririn. Pasti pintu itu terkunci jika tidak, pasti kakaknya akan keluar dan menemui dirinya."Baiklah, tapi pisau itu jauhkan dari tangan kamu." Miko yang masih panik dengan apa yang dilakukan sama Ririn. Miko hanya menuruti apa yang dikatakan sama Ririn, tapi setelah itu ia akan me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status