Home / Romansa / Sentuhan Panas Suami Dingin / Panggil Mas Rei, Ziea!

Share

Panggil Mas Rei, Ziea!

Author: CacaCici
last update Last Updated: 2023-09-01 04:15:28

Seperti yang Ziea katakan pada Mommynya, hari ini Ziea memberanikan diri untuk menemui Reigha di Mansion keluarga Azam. Agar tidak terlalu menonjol, Ziea beralasan menemani Kakaknya– seperti semalam.

Padahal sekarang, murni Ziea yang ingin ikut-- tanpa dipaksa atau ditipu oleh Kakaknya lagi. 

Setelah melihat-lihat kondisi, Ziea memberanikan diri untuk menghampiri Reigha dan berbisik pada pria itu.

"Aku ingin bicara dengan Kak Rei," bisik Ziea sembari berjinjit– berusaha menggapai telinga Reigha.

Pria ini sangat tinggi, dan tingginya tidak normal bagi Ziea. Bagi Ziea dia sudah tinggi– 163 cm itu sudah termasuk tinggi yang ideal untuk wanita di tanah air. Laki-laki di negri ini pada umumnya, rata-rata punya tinggi kurang lebih 175 cm. Tetapi tidak dengan Reigha dan para sepupu pria ini. Reigha punya tinggi 193 cm, lebih tinggi satu centi meter dari Kakaknya, Rafael.

Jadi, Ziea begitu pendek jika di sebelah Reigha.

Sedangkan tinggi Kakaknya, Haiden, hanya 185 cm. Itu saja sudah membuat Ziea bagai tenggelam di danau. Apalagi Reigha bukan?! Ziea seperti tenggelam di samudera!

"Silahkan," ucap Reigha dengan santai, mengambil susu kotak di lemari pendingin kemudian segera menutup pintu kulkas.

"Tidak di sini," ucap Ziea, mendongak ke arah Reigha dengan raut muram bercampur gugup. Jantungnya sebenarnya melaju dengan cepat, hampir meledak dalam sana. 

Jujur saja, ada sedikit perasaan takut pada pria ini yang menyelimuti diri Ziea. Aura Reigha sangat mengerikan dan tatapannya membius serta menghipnotis.

"Humm." Reigha berjalan lebih dulu, diikuti oleh Ziea.

Reigha membawanya ke rooftop, mengunci pintu dan hanya mereka berdua yang ada di sana. Ziea semakin gugup dan deg deg kan. Tetapi, Reigha tak mungkin melakukan hal-hal aneh padanya karena ini masih di kediaman Azam.

"Duduk," titah Reigha yang sudah lebih dulu duduk di sebuah kursi santai.

Ziea menganggukkan kepala dan memilih duduk di kursi sebelah Reigha.

"Kau ingin mengatakan jika kau sudah memutuskan hubunganmu dengan pacarmu?" dingin Reigha, tanpa menoleh ke arah Ziea.

Ziea menggelengkan kepala. "Aku datang ke sini untuk meminta Kak Reigha membatalkan pernikahan kita. Maaf sebelumnya, Kak, tapi aku baru tahu jika Daddy meminta Paman supaya aku yang menjadi pendamping Kak Reigha. Itu kesalahanku karena dulu aku terus mendesak Daddy untuk berusaha menjodohkan kita. Maaf, dulu aku memang kekanak-kanakan. Ulahku mungkin membuat Paman tak enak hati pada Daddy, jadi mungkin Paman menekan Kak Reigha agar bersedia menikahiku. Tapi sekarang tak akan ada yang membebani Kak Reigha lagi, karena sekarang aku tidak berharap menjadi istri Kak Reigha lagi dan … dan aku juga tidak akan mengusik Kakak lagi. Kakak bisa membatalkan pernikahan kita."

"Kau pikir mudah membatalkan pernikahan ini? Undangan sudah disebar," geram Reigha tiba-tiba, menatap tajam dan marah ke arah Ziea.

"Tapi--" Ziea mendadak kaku.

'Aku bahkan tidak tahu kapan tanggal pernikahannya. Kenapa undangan sudah disebar saja? Tadi malam, Daddy baru memberikan contoh undangan. Apa-apaan?'

"Sekarang kau lebih kekanak-kanakan! Setelah membuat Paman Kenzie memohon demi dirimu, kau tetap keukeh membatalkan pernikahan ini?!"

Ziea meneguk saliva dengan kasar. "Karena itu aku datang untuk meminta maaf dan mengakui kesalahanku."

"Kau punya otak?!" sarkas Reigha, seketika membungkam mulut Ziea, "dada busa palsumu sama sekali tidak bisa membuatmu untuk bersikap dewasa. Lebih baik copot saja!"

"Kak Rei!" jerit Ziea, marah bercampur malu. Ucapan Reigha bukan hanya sarkas, tetapi membully serta body shaming juga. Jujur saja, Ziea sakit hati karena ucapan sarkas tak senonoh Reigha, tetapi dia lebih dominan malu.

Faktanya … di--dia memakai bra busa. Ucapan Reigha mengenai dadanya yang kecil, membuat Ziea tidak pede. Karena itu dia memakai bra busa untuk membantu memperbesar ukuran dadanya.   

"Bisa tidak, nggak usah mempermasalahkan dadaku?! Dari dulu, selalu itu saja yang Kak Rei singgung. Apa masalahnya kalau dadaku kecil?!" marah Ziea. Sebenarnya dia ingin sekali menangis, tetapi dia malu.

Ya kali dia menangis hanya karena ukuran dadanya yang kecil?! Astaga! Memalukan sekali.

"Cih." Reigha berdecis pelan, menatap ke arah dada Ziea dan membuat perempuan itu sontak menyilangkan tangan di depan dada.

"Baiklah, tetapi jika kau tetap ingin membatalkan pernikahan ini, itu bukan masalah besar bagiku, Zie."

Ziea menatap ragu-ragu ke arah Reigha, masih menampilkan air muka malu dan pipi memerah– sisa-sisa efek perkataan Reigha sebelumnya. Nada pria ini kembali santai, tetapi entah kenapa itu malah menambah kesan horor dan bahaya. Ziea semakin takut! Pria ini terlalu misterius, dan Ziea tak bisa menebaknya.

"Aku sudah merasakan tubuhmu," ucap Reigha santai, "dan jika kau masih ingin membatalkan pernikahan ini-- it's ok! Tapi saat kau sudah hamil nanti, jangan harap aku akan bertanggung jawab. Dan satu lagi, jangan menyeret namaku!"

Deg deg deg

Bak diremas, jantung Ziea seperti akan pecah dan meledak, terasa ngilu serta sakit. Tubun Ziea menengang dan membeku, dia tertampar mendengar perkataan Reigha.

Pria ini benar-benar memanfaatkan tragedi malam itu. Ziea tak bisa berkutik!

"Tapi jika kau setuju menikah denganku, maka mulai detik ini kau harus memanggilku dengan sebutan Mas," ucap Reigha selanjutnya.

Ziea meremas tangannya sendiri– dia cemas dan gelisah. Reigha mengancamnya dan sekarang bersikap semaunya pada Ziea. Tapi --

Sebenarnya apa tujuan Reigha begitu keukeh untuk menikahinya? Reigha sangat anti serta risih padanya. Ziea sudah meminta maaf jua pada pria ini mengenai masalah Daddynya yang memohon agar Reigha menikahinya. Reigha sudah bebas!

Apa Reigha suka padanya? Tidak mungkin! Jika dia menyukai Ziea, dia akan melamar baik-baik, atau minimal mengutarakan perasaan. Bukan memperkosa Ziea dan menjadikan alat untuk menundukkan Ziea. Reigha kesannya … bastard!

Apa Reigha punya dendam padanya?! Nah, itu lebih masuk logika bagi Ziea.

"Ma--Mas Reigha," cicit Ziea. Terpaksa! Karena dia takut hamil dan jika dipikir-pikir dia sangat egois jika menolak pernikahan ini. Daddy-nya sudah berkorban banyak untuk ini!

Sebenarnya … Reigha berhasil mengancamnya dengan memanfaatkan tragedi itu.

"Tidak buruk," gumam Reigha pelan, menyender santai ke kursi sembari menatap lurus ke arah depan.

"Tapi kita sepupu, Ka--Mas Rei. Kita tidak bisa menikah."

"Agama tidak menyalahi," singkat Reigha, "secepatnya putuskan kekasihmu."

Ziea hanya menganggukkan kepala. 'Mungkin Kak Reigha tidak tega melihat Daddy terus memohon padanya agar dia bersedia menikah denganku. Kak Reigha dan Daddy kan dekat. Jadi mungkin itu alasan kenapa Kak Reigha mengotot menikahiku. Atau … balas dendam?'

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (89)
goodnovel comment avatar
Priscilla Blossom
benci banget Ama karakter zeia kek menye2 tol0L anjrr hh
goodnovel comment avatar
Nurmila Karyadi
ya bodoh ajaa sudah dinodai malah g msu dinikahi...
goodnovel comment avatar
Titi Iswati
coba bisa bayar dg trans...lebih mudah .padahal cerita nya bagus...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    Extra Part dalam Extra Part

    "Aku mencintaimu, Haiden. Aku ma--mau dijadikan istri kedua atau selingkuhanmu. Plis!" Seseorang yang diam-diam mengintip dari tempatnya, mengepalkan tangan. Lea termenung, berjongkok di balik sebuah tembok. Sejak kemarin dia dan Haiden sudah di penginapan, tempat mereka akan melakukan resepsi pernikahan dengan pasangan Matheo dan Aesya. Malam ini adalah pesta pernikahannya dengan Haiden. Setelah di penginapan ini, Lea dan Haiden memang jarang berinteraksi. Haiden seperti menjaga jarak. Keharusan! Haiden dan dia tidak tidur satu kamar sebab tradisi keluarga suaminya, di mana sebelum acara benar-benar selesai, mereka tidak diperbolehkan satu kamar dan interaksi dibatasi. Tadi malam, Lea tidur dengan sepupu perempuan suaminya–dia benar-benar dijaga. Tradisi aneh, tetapi Lea cukup menyukainya. Kembali ke sekarang. Karena acara akan dimulai dan Lea ingin hadir bersamaan dengan Haiden ke tempat pesta, dia berniat menyusul Haiden. Namun, di tengah jalan dia mendapati suaminya sedang b

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [Ending EP]

    "Akhirnya kau menjadi milikku, Azalea," bisik Haiden, setelah memasang cincin di jemari manis istrinya. Setelah itu, dia menarik kecil Lea kemudian mencium kening perempuan yang telah sah menjadi istrinya tersebut. Lea terdiam dengan perasaan aneh yang menyelusup dalam hati, dia hanya merenung–membiarkan Haiden mencium keningnya. Haiden melepas kecupan hangat tersebut, tetapi masih terus menatap wajah cantik Lea. Sayang, perempuan ini sangat pelit–memilih menunduk dibandingkan memperlihatkan kecantikannya pada Haiden. Haiden menangkup pipi Lea secara lembut, mengangkatnya sedikit memaksa–sekarang Lea telah mendongak ke arahnya, menatapnya dengan mata hangat bertabur sparkling. "Hello, Wife," sapa Haiden dengan rendah, tersenyum lembut ke arah Lea. Tak dapat menahan kegembiraan dalam hati, Lea seketika mengibarkan senyuman yang sangat indah. Ada perasaan berdebar ketika Haiden mengatakan hal tadi. Namun, debaran kali ini terasa gembira dan menakjubkan. "Hai, Mas suami," jawab Le

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Pernikahan

    "Kau mau kemana?"Haiden berdecak pelan lalu mendengus. Dia berniat putar balik, tetapi suara dingin itu menghentikan niatannya. Dengan raut muka dingin, Haiden memutar tubuh menghadap Reigha. Melihat wajah datar sahabat sekaligus adik iparnya tersebut, Haiden menggaruk telinga. Dia mendengus lalu berjalan ke arah Reigha. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Haiden, menatap curiga pada Reigha. "Ziea," jawab Reigha datar dan singkat, duduk tenang di tempatnya–tak terganggu oleh kehadiran Haiden yang saat ini telah berdiri di sebelahnya. "Kau tidak bertanya kenapa aku di sini?" Haiden menaikkan sebelah alis, bersedekah dingin. Sejujurnya dia menunggu Reigha bertanya hal tersebut padanya. Saat dia berjalan dari mobil hingga ke tempat ini– tepat di sebelah Reigha berdiri, dia sudah memikirkan alasan apa yang akan dia katakan pada Reigha semisal Reigha menginterogasinya. Reigha menoleh malas ke arah Haiden. "Persetan!" jawabnya cukup santai, tetapi menyebalkan secara saksama. Haiden

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Ancaman Daddy

    "Lea sayang, kamu kenapa?""Papa dengar ada keributan di kamarmu, apa terjadi sesua …- Tuan Haiden?!" Mata Denis membelalak, kaget ketika melihat calon menantunya ada di dalam kamar putrinya. "Pria ini menelusup masuk dalam kamar Azalea. Untung aku lebih dulu menelusup ke kamar putrimu, Ayah mertua," ucap Haiden santai, sengaja mengatakan 'putrimu dan Ayah mertua, trik agar om yang merangkap menjadi ayah kekasihnya tersebut tersanjung. 'Anjay, jujur sekali orang ini. Bikin empeduku ketar ketir ajah,' batin Lea, menatap horor dan melongo syok ke arah Haiden. Mulutnya bahkan terbuka lebar, saking tak percayanya dia dengan Haiden. "Oh iya, Nak Haiden. Untung kamu menelusup lebih dulu," jawab Denis cukup riang, mengganti panggilan Tuan pada Haiden menjadi Nak. Hanya menyebut Lea sebagai putrinya dan dipanggil Ayah mertua oleh Haiden, hatinya meluluh–luar biasa senang. "Azalea bilang dia teman ayah," ucap Haiden, melirik sekilas pada tubuh tua yang sudah tak berdaya di lantai. Kemudian

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Pada Akhirnya Kepergok

    Benni yang telah berhasil mencongkel jendela kamar Lea seketika menyunggingkan senyuman penuh kemenangan. "Akhirnya, Lea ku yang cantik dan manis-- malam ini aku mendapatkanmu!" ucap Benni, merasa senang serta tak sabar untuk melaksanakan aksinya. Perlahan dia membuka jendela kamar lalu masuk secara hati-hati serta mengendap-endap. Beruntung kamar Lea minim pencahayaan, jadi dia bisa menyelinap dengan gampang. ***Krek'Mendengar bunyi jendela terbuka secara perlahan, mata Haiden yang sempat terpejam seketika kembali terbuka. Dia menoleh ke arah jendela dalam kamar, matanya bisa dikatakan tajam dalam kegelapan sehingga dia bisa melihat siluet seseorang yang tengah menyelinap masuk ke kamar calon istrinya ini. Alis Haiden menekuk tajam, seketika terpancing amarah–jelas itu siluet seorang laki-laki! Tak mungkin Lea mengundang pria dalam kamar, meskipun sedikit genit tetapi dia kenal betul dengan pribadi calon istrinya. Lea hanya genit diluar, aslinya Lea sangat menjaga diri dsn b

  • Sentuhan Panas Suami Dingin    [EP] Siasat Jahat

    Klik'Lampu menyala, bersamaan dengan mata Lea yang membelalak–menatap kaget pada sosok pria yang sekarang telah berada di pinggir ranjangnya. Menyadari pakaiannya yang kurang sopan, Lea buru-buru meraih bantal lalu menutupi bagian dada. Piyama yang Lea kenalan cukup seksi pada bagian atas, lengan berbentuk tali–membuat pundak Lea telanjang. "Pak Haiden ngapain ke sini?!" pekik Lea, setengah berbisik dan menggeram. Dia kesal pada pria ini karena kemunculannya membuat Lea merasa takut. Lea pikir siapa?! Tapi-- … hei, Lea sekarang jauh lebih takut. Haiden ada di kamarnya dan … ba--bagaimana bisa? "Kau tidak berbicara denganku ketika kuantar pulang," ucap Haiden santai, duduk lalu berakhir membaringkan diri di ranjang Lea. Lea kembali melototkan mata, kali ini tak menduga jika Haiden menjadikan itu alasan untuk bisa kemari. "Kita sudah bicara dan Pak Haiden sekarang juga pulang.""Aku datang dengan niat baik, Azalea. Kenapa kau mengusirku? Kau tidak suka bertemu denganku?" "Pak, ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status