Share

Dipaksa Menerima Perjodohan

Ucapan Reigha terus mengiyang di kepala Ziea– di mana pria itu mengungkit one night stand antara keduanya. Reigha mengakuinya tetapi juga menjadikan itu sebagai ancaman untuk menikahi Ziea.

"Tapi kenapa Kak Reigha mendadak ingin menikah denganku? Pasti ada sesuatu. Tak mungkin kan karena dia menyukaiku. Hai, melihatku saja dia risih dan … harus ada Kak Haiden atau sepupunya yang lain, baru dia mau berbicara denganku," gumam Ziea pelan, bermonolog sendiri dalam kamarnya.

Memalukan! Ziea benar-benar pingsan, Coi! Yah, karena terlalu dekat dan terlalu intim dengan Reigha, dia menahan napas lalu kepalanya tiba-tiba ringan. Mendadak semua gelap, dan dia berakhir pingsan. 

Lalu ketika dia bangun, dia sudah di dalam kamar dan langsung dimarahi oleh Haiden karena Ziea dianggap merepotkan Reigha. Untung Daddy dan Mommynya sudah pulang, jadi Ziea bisa berlindung dari amukan Kakaknya.

Ceklek'

Tiba-tiba pintu kamar Ziea dibuka, memperlihatkan Kakaknya dengan air muka malas dan ditekuk. Mungkin Haiden masih marah dengan Ziea.

"Daddy memanggilmu," ketus Haiden, menatap datar ke arah adik perempuannya kemudian segera beranjak dari sana. "Cepat!"

"Cik, iya." Ziea menghela napas, mematikan laptop lalu buru-buru bergegas. Padahal dia sedang sibuk menatap konsep baru dan menu baru untuk cafenya. Yah, meskipun kenyataannya Ziea asyik memikirkan Reigha.

Dengan langkah cepat, Ziea menemui Daddynya. Dia masuk dalam ruang kerja sang Daddy– di mana Mommynya juga ada di sana.

Kenzie Mahendra dan Mozza Marisa, nama orang tuanya. Daddynya punya kembaran bernama Keena Mahendra, tetapi Daddynya dan Auntynya sama sekali tak punya kemiripan.

Keena– aunty-nya tersebut menikah dengan Paman Reigha (Kakak dari Daddy Reigha yang bernama Alfa) karena itulah Reigha dan Ziea masih disebut sepupu.

Sedangkan Daddynya dan Daddy Reigha begitu dekat, bisa dikatakan bersahabat sejak mereka muda. Itu semakin memperkuat tali persaudaraan antara keluarga Mahendra dan keluarga legendaris Azam.

"Ada apa Daddy memanggil Ziea?" ucap Ziea setelah di ruangan Daddynya, setelah duduk di hadapan sang Daddy yang terlihat menampilkan wajah serius– memegang dua buah benda yang mirip dengan undangan pernikahan.

'Untuk undangan ulang tahun perusahaan kali.' batin Ziea, positif thinking saat melihat undangan di tangan Daddynya.

"Kau sudah bertemu dengan Rei?"

"Sudah, Dad," jawab Ziea, menggaruk pipi lalu langsung menoleh ke arah Mommynya– bertanya-tanya karena heran kenapa Daddynya menyinggung Reigha.

Namun, Mommynya malah mengedikkan pundak.

"Bagiamana? Minggu depan atau bulan depan saja?"

"Hah? Minggu depan apanya, Daddy?" ucap Ziea dengan semakin bingung.  Apa Minggu depan orangtuanya masih ada perjalanan bisnis? Dan dia akan ditinggal lagi bersama Kakaknya yang tempramental itu?

Kenzie mendongak ke arah putrinya, mendorong contoh undangan di tangannya pada Ziea. "Pernikahanmu dengan Rei."

"Loh!" kaget Ziea, air mukanya muram dan wajahnya berubah pucat serta menegang kaku. Menikah dengan Reigha? Hell! Yang benar saja?!

"Kenapa kaget? Rei tidak memberi tahumu jika kalian akan menikah?"

"Tidak, Daddy. Dan aku tidak bersedia." Ziea menggelengkan kepala dengan kuat, "aku dan Kak Reigha sepupu, kami terpaut usia yang jauh– tujuh tahun, Daddy. Dan lagipula aku sudah punya kekasih, dia berencana melamarku."

Wajah Kenzie berubah dingin, menatap putrinya dengan penuh peringatan. "Semua sudah siap, Ziea tidak bisa menolak pernikahan ini."

"Iya, Sayang. Rei pulang ke tanah air juga khusus untuk menikahi kamu. Jadi kalian memang harus menikah, dan kamu tidak punya pilihan untuk menolak lagi," tambah Mommynya, membuat Ziea miris dan muram secara bersamaan.

"Tetapi, kenapa mendadak, Mom. Dan kalian lupa, Kak Reigha dan aku sepupuan, kita masih family yang dekat, jadi tidak mungkin kami menikah. Aku-- aku sudah punya kekasih, dia akan melamarku Minggu depan. Dan aku yakin, Kak Reigha juga sudah punya kekasih di Paris. Jadi aku punya alasan untuk menolak pernikahan ini," bantah Ziea, menolak untuk menikah dengan Reigha.

Dia punya kekasih yang mencintainya, dan itu cukup menjadi alasan Ziea menolak untuk menikah dengan Reigha.

Pepatah mengatakan jika lebih baik menerima orang yang mencintai kita dibandingkan menerima orang yang kita cintai. Belajar mencintai seseorang mungkin bukan hal yang mudah, tetapi berusaha membuat orang yang kita cintai balik mencintai kita itu suatu hal yang bisa sangat menyakitkan.

Ziea tak mau! Apalagi Reigha adalah mimpi buruk baginya. Teror dan ancaman pria itu selama ini, membuat Ziea takut untuk berumah tangga dengan pria es itu. Lagipula, Reigha sudah punya kekasih, bukan?!

"Apa yang kau katakan, Nak?!" Kenzie menghela napas secara pelan, memijit kening lalu mengusap wajah dengan kasar. "Daddy memohon-mohon pada Gabriel agar memberikan putranya untuk menikahi putriku, agar dia membujuk Rei supaya bersedia menikahimu. Daddy membanting harga diri demi-mu!"

Wajah Ziea murung, menatap tak enak bercampur tertohok mendengar ucapan Daddynya. "Kenapa Daddy melakukan itu?"

"KERENAMU!" bentak Kenzie tanpa sadar, marah karena kecewa pada  sikap putrinya. Dia sudah sejauh ini, melakukan permintaan putri semata wayangnya."Daddy melakukannya karena kau sendiri yang memintanya. Setiap ulang tahunmu, kau enggan menerima kado dari Daddy. Kau memilih terus-terusan mendesak Daddy untuk menjodohkanmu dengan Rei. Jika Daddy tidak meng-iyakan, kau mogok makan dan tidak mau berbicara dengan Daddy! Dan sekarang Daddy telah menuruti kemauanmu."

"Tetapi itu hanya ketika ulang tahun tujuh belas, delapan belas sampai ke ulang tahun dua puluh tahun, Dad. Selanjutnya aku tidak pernah lagi meminta Daddy untuk berusaha  menjodohkanku dengan Kak Rei. Dan lagipula aku memintanya saat aku masih bocah, Dad! Saat aku masih labil dan ambisius pada satu objek tanpa memikirkan akibatnya. Sekarang aku sudah dewasa dan aku tidak ingin dijodohkan lagi dengan Kak Reigha. Aku punya pilihan sendiri!" bantah Ziea lagi, dia enggan dijodohkan dengan Reigha.

Dan sekarang dia tahu kenapa Reigha mendadak ingin menikah dengannya. Karena permintaan dan permohonan Daddynya sendiri.

Kenzie memotong cepat. "Daddy sangat mencintaimu sampai rela memohon-mohon tanpa muka pada Paman Gabriel, hanya agar putriku diterima di keluarga mereka. Lalu ini balasanmu?!"

"Bu--bukan begitu--" Ucapan Ziea dipotong oleh Kenzie.

"Banyak sepupu keluarga Azam yang menawarkan putri mereka untuk dinikahkan dengan Rei, dan Daddy bersaing dengan mereka semua. Di mana Daddy selalu yakin jika putriku lebih baik dari putri mereka semua. Putriku berkualitas dan pantas bersanding dengan Rei. Dan dari banyaknya lamaran yang datang untuk Rei, Paman Gabriel memilihmu untuk menjadi pendamping putranya.

Kau tahu siapa Reigha dan seberapa penting dia bagi keluarga inti Azam, Nak? Dia pewaris utama Azam, yang melanjutkan mengelola bisnis keluarga mereka di Paris– pemimpin perusahaan ElitQuality'Electronikc. Tentu Paman Gabriel tak akan sembarangan mengizinkan wanita diluaran sana untuk menjadi pendamping Rei. Dia selektif! Dan Paman mempercayaimu untuk mendampingi putranya, dia memilihmu. Entah karena permohonan Daddy atau tidak, tetapi kaulah yang dia pilih. Tolong, jangan menghancurkan ekspetasinya padamu dan jangan membuat Daddy semakin tidak punya muka dihadapannya."

Ziea terdiam dan membatu. Matanya memerah dan terasa panas karena mendengar penuturan panjang sang Daddy. Hatinya tertampar dan tertohok, merasa dia telah menjadi Boomerang untuk Daddynya.

Daddynya memohon supaya Ziea  menjadi istri Reigha. Di satu sisi juga, Pamannya--Gabriel, mempercayainya untuk menjadi istri Rei.

Sekarang bagaimana? Setelah mendengar Reigha penerus utama keluarga Azam, Ziea semakin merasa rendah dan tidak pantas. Tetapi, Daddynya terlanjur melakukan banyak hal agar Ziea bisa bersanding dengan Reigha. Bahkan Daddynya sampai memohon.

'Aku anak paling durhaka dan egois, karena keinginanku dahulu, aku sampai membuat Daddyku memohon-mohon pada keluarga itu. Aku anak tidak tahu diri,' batin Ziea, tak bisa berkata apa-apa dan hanya menangis dengan kepala tertunduk. 

"Begini saja, Mas. Biar aku yang menasehati putri kita. Siapa tahu dia lebih mendengarku sebagai temannya," bujuk Mozza pada suaminya supaya tak terlalu menekan putri mereka lagi. Kasihan Ziea! Dia sudah menangis sesenggukan dan terus menundukkan kepala, tak berani menatap Dda

"Cik." Kenzie berdecak setengah marah, berdiri dari tempat ia duduk kemudian segera beranjak dari ruangannya.

"Daddy telah melakukan semuanya agar kamu bisa menikah dengan pria impian kamu, Nak." Mozza mendekati putrinya, memeluknya dan membelai surai lembut Ziea. "Daddy sangat-sangat mencintaimu! Daddy rela memohon pada Aunty Keena, Paman Alfa, Paman Gabriel, Aunty Satiya, Aunty Luna dan Paman King, hanya agar kamu bisa menikah dengan pria idaman kamu. Dan apa yang kamu lakukan sekarang, tentu saja melukai hati Daddy."

"Maafkan aku, Mommy," cicit Ziea lirih. "A--aku salah."

'Kalian hanya tahu jika aku sangat menyukai Kak Rei. Tetapi … kalian tak tahu jika sekarang aku ketakutan. Aku bahkan takut untuk menatap matanya. Dan aku harus menikah dengan pria yang kutakuti? Ini mimpi buruk.'

"Daddy pikir kamu senang saat tahu kamu akan menikah dengan Kak Rei. Ternyata responmu malah begini, ditambah kamu mengaku punya kekasih, itu semakin melukai Daddy, Sayang."

Ziea menggelengkan kepala. "Aku tidak bermaksud, Mommy. Aku menyesal membantah Daddy. Maaf …."

"Be--besok aku akan menemui Kak Rei dan berbicara padanya, aku akan menyelesaikan masalah ini, Mommy," ucap Ziea sesenggukan dan terus menangis.

"Iya, Sayang." Mozza hanya menganggukkan kepala, terus membelai pucuk kepala putrinya agar putrinya tersebut menenang dan berhenti menangis. "Jangan lupa meminta maaf pada Daddy."

"Baik, Mom."

Komen (12)
goodnovel comment avatar
Rekha
sepupu jg kan ga ada hubungan darah,yg nikah kesana kan tantenya. beda 7thn mah pas bgt itu,kirain beda belasan tahun...
goodnovel comment avatar
Piyes Rangkuti
makin seru nih lnjut...️
goodnovel comment avatar
Mustain Tain
Bagus ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status