Share

Biasa

"Kamu kapan mau mulai kerja?" Tanya Josephine. Saat ini Josephine dan Theo sedang berada di dalam mobil Theo. Keduanya sedang berada dalam perjalanan menuju kantor Josephine. Sama seperti hari-hari biasanya, Theo akan mengantarkan Josephine ke kantornya. 

"Maunya sih bulan depan, aku pengen liburan dulu. Tapi aku gak tau mau liburan sama siapa, kamu juga sibuk kerja" Theo menjawab pertanyaan Josephine.

"Aku kan lagi sibuk. Urusan di kantor juga lagi banyak. Jadi aku gak bisa temenin kamu liburan untuk saat ini" Josephine mencoba untuk menjelaskan pada Theo.

"Kamu kan bisa cuti atau izin atau apalah itu namanya di perusahaan tempatmu kerja itu" Saran Theo.

"Aku gak bisa izin sekarang ini, urusan kantor lagi banyak banget. Lagi ada kerja sama sama perusahaan besar. Kalau aku izin atau cuti, aku bakal nyusahin tim yang lain dong karna limpahin tugas aku ke mereka" Josephine masih terus mencoba untuk menjelaskan pada Theo aga Theo dapat memahami keadaannya.

"Makanya kamu kerja di perusahaan keluarga aku aja" Theo sudah berulang kali mencoba untuk membujuk Josephine pindah kerja ke perusahaan keluarganya. 

"Kamu pikir dengan aku pindah ke perusahaan keluarga kamu semuanya bakal selesai? Bakal berjalan baik-baik aja? Kamu gak mikirin gimana pendapat orang-orang tentang aku nantinya? Mereka bakal bilang aku kerja cuman karena aku pacar kamu. Mereka bakal mandang aku sebelah mata. Bukan karena aku memang sesuai untuk kerja di sana" Elak Josephine, sama seperti sebelumnya.

"Siapa yang berani jelekin kamu di perusahaan keluarga aku?" Tanya Theo.

"Mereka mungkin gak bakal jelekin aku di depan aku atau kamu. Tapi, mereka pasti ngomongin aku di belakang. Aku gak bakal punya teman yang benar-benar tulus di sana nanti" Jawab Josephine.

"Kita gak bakal tau kalau kita belum coba" Balas Theo.

"Aku belum tertarik. Udah ya, kita berhenti bahas ini dulu. Kita bisa bahas ini lain waktu lagi. Kita jangan ribut lagi hanya karna masalah ini" Josephine memutus obrolan mereka.

"Iya. Oh iya, nanti sore kamu pulang seperti biasa kan?" Tanya Theo.

"Iya. Kamu mau jemput?" Tanya Josephine kembali.

"Iya. Setelah itu kamu temanin aku ya" Ajak Theo.

"Kemana?" Josephine penasaran, biasanya Theo tidak memiliki urusan apa-apa di sore hari.

"Ketemu sama teman aku" Jawab Theo singkat.

"Siapa?" Tanya Josephine lagi penasaran.

"Ada teman SMA aku. Aku mau coba rintis usaha baru. Aku mau coba untuk cafe atau coffee shop gitu. Jadi teman aku ini mau aku ajak jadi partner aku" Jelas Theo.

"Loh kamu bukannya lanjutin usaha keluarga kamu?" Tanya Josephine semakin bingung.

"Iya, tapi aku mau coba dunia baru aja. Jadi nanti rencananya ini mau aku buka di dekat perusahaan jadi karyawan bisa nyantai dulu di sana. Supaya ada tempat nongkrong baru di sana. Atau kalau ada rapat intern pegawai, kita bisa adain di sana. Jadi rapatnya gak terlalu formal. Bosan nanti pegawainya kalau formal terus" Jelas Theo panjang lebar.

"Oke nanti aku temenin" Josephine tersenyum memandang Theo. Josephine akui untuk pemikiran bisnis seperti ini Theo selalu punya ide yang keren. 

"Aku kerja dulu ya. Kamu hati-hati baliknya" Josephine berpamitan sebelum turun dari mobil Theo. Karena sekarang mobil Theo sudah sampai di pelataran perusahaan tempat Josephine bekerja.

"Tumben kantor kamu rame banget" Ucap Theo.

"Oh iya, kemarin diumumin di grup kalau hari ini pimpinan perusahaan mau datang ke sini. Kayaknya sih mau meriksa keadaan kantor dan pegawao" Jelas Josephine.

"Oh. Yaudah aku balik ya. Nanti aku jemput seperti biasa" Lanjut Theo.

Josephine lalu turun dari mobil Theo. Setelah mobil Theo meninggalkan pelataran perusahaan, Josephine memasuki bangunan perusahaan tersebut.

Hari ini sepertinya Josephine harus bekerja lebih cepat. Dia tidak bisa pulang lebih lama karena dia sudah berjanji pada Theo untuk menemaninya nanti bertemu dengan temannya.

Seharian ini, Josephine dan seluruh pegawai di perusahaan tempatnya bekerja kedatangan pimpinan perusahaan. Namun, Josephine tidak menemukan teman Theo yang diketahuinya sebagai anak pemelik perusahaan tersebut. Sepertinya dia tidak ikut ke tempat ini.

Setelah pimpinan perusahaan meninggalkan bangunan kantor tersebut, Josephine dan yang lainnya kembali bekerja seperti biasa. Josephine memilih untuk makan siang di kantin perusahaan dan hanya memakan waktu sebentar. Meskipun teman-temannya masih menghabiskan waktu makan siang, Josephine memilih untuk langsung kembali ke kantor dan melanjutkan pekerjaannya. 

Josephine ingin pulang lebih cepat atau setidaknya tidak terlambat karena dia tidak sabar untuk menemani Theo bertemu dengan temannya. Josephine sangat mendukung Theo untuk pekerjaannya. Kali ini Josephine sangat semangat karena sebelumnya Theo belum pernah terlihat memikirkan rencana kerjanya dan tidak pernah melibatkan Josephine di dalamnya.

Pada pukul 17.00 WIB, Theo sudah berada di perusahaan tempat Josephine bekerja. Kemudia dia mengirimkan pesan kepada Josephine.

Theo

aku udah nunggu kamu di parkiran ya. Jangan lama-lama.

Sembari menunggu Josephine, Theo memainkan handphone-nya dan mulai membuka media sosial miliknya dan melihat-lihat postingan orang lain. 

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Josephine sudah datang dan sudah masuk ke dalam mobil Theo.

"Lama ya nunggunya? Maaf ya" sapa Josephine pertama kali.

"Enggak kok. Aku juga baru aja nyampe. Tugas kamu di kantor emang udah selesai kan?" Tanya Theo memastikan.

"Udah. Ini kita mau kemana sekarang?" tanya Josephine memandang Theo yang sudah fokus mengendarai mobilnya. 

"Ke cafe dekat perusahaannya William ya. Kemarin kita janji ketemunya di sana" Jawab Theo.

"Oh teman-teman kamu itu ikut juga partner-an?" Tanya Josephine lagi.

"William itu lagi coba usaha di bidang pemasok kopi untuk beberapa coffee shop di sini. Jadi nanti aku mau kerja sama dia dulu. Kopinya dari dia dulu. Nanti kalau coffee shop ini bisa makin besar atau makin berkembang aku bakal coba untuk cari langsung petani kopinya. Atau kalau bisa kita buat lahan kopi kita sendiri jadi pasti makin terjamin kan. Kalau Austin kan usaha keluarganya di bidang properti sama design interior jadi aku minta tolong dia yang cariin tempat dan design interior coffee shop itu" Jelas Theo.

"James?" Tanya Josephine penasaran karena Theo tidak menjelaskan peran Austin dalam kerja sama tersebut. 

"Sebenarnya dia gak ikut sih kerja sama ini. Tapi katanya, dia mau ikut-ikut ngumpul aja, gak seru kalau kita ngumpul dianya gak ikut. Lagian bisa aja nanti dia kasih ide atau saran untuk usaha ini" Jelas Theo.

"Teman SMA kamu yang mau jadi partner kamu ini siapa? Cowok? Cewek?" Tanya Josephine bertubi-tubi.

"Cowok kok, kamu tenang aja hahaha. Nanti kalau kita ketemu mungkin kamu bakal ingat pernah lihat muka dia di snapgram aku. Kita pernah ketemu tapi bentar aja" Jawab Theo yang dihadiahi Josephine dengan anggukan. 

Setelah itu, keduanya membahas beberapa hal seperti pekerjaan Josephine, rencana kerja Theo, cerita SMA Theo dan teman calon partnernya. Jalanan sedang ramai sehingga macet, untung saja Theo sudah mengabari teman-temannya untuk menunggu sedikit lebih lama. Setelah melewati macet yang panjang, akhirnya Theo dan Josephine sampai di tempat Theo dan temannya janjian.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status