"Hmmm… Dari ceceran darah yang masih segar, kurasa yang melakukan hal keji tersebut adalah kelompok pemburu harta yang ada di depan!" Kata Arthur, setelah mengamati dengan cermat lingkungan tempat dari deretan kepala terpajang di hadapannya.
"Tak bisa dimaafkan! Bahkan setelah mengalami bencana kehancuran Klan, tidak bisakah mereka beristirahat dengan tenang!" Gumam Kayla, sambil menggertakkan giginya dengan keras. Tampak sangat marah.
Didorong oleh rasa marah, Kayla segera berdiri dari posisi berlututnya. Namun, sebelum gadis ini maju kedepan dan mengekspos keberadaannya pada kelompok pemburu harta yang ada di depan, Arthur dengan sigap menariknya kembali.
"Apa kau ingin mati konyol dan berakhir sama dengan orang-orang Klan yang ada disana?" Kata Arthur. Sambil menunjuk kearah deretan kepala tertancap ujung tombak usang.
"Tuan muda!" Mendengar itu, Kayla bukannya menjadi tenang, tapi malah semakin keras berjuang me
(Ruang Rahasia Klan Macan Kumbang Illahi)Dengan sedikit bujuk rayu dan secara terpaksa meminta maaf pada Kayla, Arthur akhirnya bisa membuat sang gadis untuk menunjukkan tempat ruang Rahasia Klan Macan Kumbang Illahi berada. Tepat sebelum para pengejarnya dapat mendeteksi keberadaan Arthur.Saat ini, dihadapan Arthur, ia bisa melihat sebuah gerbang berwarna hitam pekat yang memiliki berbagai ukiran berbentuk kepala Macan kumbang yang tengah membuka lebar mulutnya. Tampak sangat garang.Gerbang ini, selain dihiasi oleh berbagai ukiran, entah kenapa memiliki kesan kuno bagi siapapun yang memandangnya. Suatu aura aneh juga terus memancar keluar dari bagian dalam gerbang."Hmmm… Gerbang yang sungguh misterius, dengan aura aneh yang misterius juga!" Gumam Arthur, begitu merasakan aura kuno yang memancar dari dalam gerbang. Aura ini seperti sedang menyambut Arthur, terus berputar di sekitar tubuhnya."Au
Setelah menenangkan diri sejenak, Arthur mulai mengeluarkan token keluarga Klan Macan Kumbang Illahi yang sebelumnya diserahkan tetua Klan kepadanya."Hmmmm… Ini pastilah lubang kunci dari token Klan!" Gumam Arthur, saat berada tepat di hadapan lubang bekas dari ukiran kepala Macan Kumbang yang tenggelam.Tanpa menunda terlalu lama, Arthur segera mencoba memasukkan token yang ada di tangannya kedalam lubang. Dan benar saja, ukuran lubang begitu pas dengan token tersebut.*Klak…!!!*Klang…!!!*Klang….!!!*Klang….!!!Bersamaan dengan Arthur selesai memasukkan token kedalam lubang, suara mekanis aneh tiba-tiba terdengar dari dalam pintu gerbang. Dilanjutkan dengan garis-garis rune bercahaya yang tampak mendominasi dengan warna merah terang seperti darah, mulai timbul pada permukaannya.Melihat kejadian itu, Arthur yang masih sedikit trauma dengan kejad
"Baiklah, saatnya pintu yang ini!" Kata Arthur, saat sudah berada di depan pintu selanjutnya.*Ngaaakkkk…!!!Suara berderat yang sedikit memekakkan telinga, kembali terdengar begitu Arthur mulai membuka pintu kayu sebelah kanan. Dan begitu pintu tersebut sudah sepenuhnya terbuka, Arthur langsung mengambil satu langkah mundur kebelakang. Bersiap menghadapi sesuatu yang mungkin akan tiba-tiba melompat keluar dari dalam ruangan di balik pintu."Hmmm…?"Namun, setelah ia tampak memandang dengan tajam kedepan, sambil terus menjaga kewaspadaannya dalam beberapa waktu, ternyata tak terjadi sesuatu apapun begitu pintu dihadapannya terbuka. Hanya hembusan angin ringan yang membawa sedikit rembesan dari Chi petir kuno, beberapa kali terasa menerpa tubuh Arthur."Sepertinya aku terlalu khawatir!" Gumam Arthur, kini mulai menurunkan kewaspadaannya.Setelah mengamati lagi dengan hati-hati untuk
"Ada apa dengan kepalamu itu?"Begitu Arthur yang telah menyelesaikan semua urusannya melangkah keluar dari dalam ruangan, suara khawatir Kayla segera menyambut nya."Hmmm… Tidak apa-apa, hanya luka ringan!" Jawab Arthur, sambil beberapa kali mengusap keningnya yang tampak masih mengucurkan darah segar."Bagaimana bisa tidak apa-apa, itu sama sekali tak ringan! Bila di biarkan saja, kau akan mati kehabisan darah!" Kata Kayla. Mulai maju beberapa langkah mendekati Arthur."Kayla! Sudahlah! Bila kubilang tak apa-apa ya berarti tak apa-apa! Jadi, berhenti disana! Aku tak perlu perawatan mu!" Dengus Arthur, kembali mengibaskan tangannya. Menolak Kayla yang tampak akan membantunya."Hmmmm… Dasar keras kepala! Suatu hari aku akan mencari kesempatan untuk memukul dengan keras kepala batumu! Mungkin saja itu akan bisa membuat ingatanmu yang hilang kembali!" Dengus Kayla, tampak sangat kesal. Ia juga langsun
"Sayangnya, aku lebih memilih pertumpahan darah!" Kata Arthur. Seraya mulai membocorkan aura kegelapan pekat dari dalam tubuhnya."Aura Kegelapan? Bagaimana mungkin?" Gumam salah satu orang dari kelompok yang mengepung Arthur."Jangan takut! Mungkin dia adalah salah satu Hunter dengan kemampuan mutasi! Meskipun Chi mutasi memang kuat, tapi Bocah ini tetap hanyalah seorang yang baru membuka dua pintu dalam Gerbang putih nya!""Jadi, dengan bekerja sama! Kita pasti mampu mengatasinya!" Jawab pria yang tampaknya adalah pemimpin kelompok.Bersamaan dengan kata-kata pemimpinnya barusan, puluhan orang pengepung Arthur, mulai membocorkan aura masing-masing yang ternyata adalah aura seorang Hunter Gerbang putih tahap puncak. Mereka telah membuka lima pintu dalam Gerbang jiwanya. Hanya memerlukan satu langkah dorongan, untuk bisa memunculkan Gerbang selanjutnya."Hmmm… Ternyata konsep Hunter di dunia ini, ma
"Tuan muda, setelah ini, kau mau kemana?" Tanya Kayla."Hmmm… Tentu saja memulai perjalanan petualanganku di Tartarus Land ini!""Kebetulan kau bertanya, jadi tolong beri gambaran tentang Tartarus Land ini!" Tanya Arthur."Gambaran?" Tanya Kayla, tampak tak mengerti."Iya gambaran! Jelaskan tentang berbagai wilayah, dan juga berbagai peta kekuatan kelompok besar yang ada di Tartarus Land!" Ucap Arthur. Sambil terus memakan roti ditangannya."Ohhh… Kalau itu, aku bisa menjelaskannya sedetail mungkin, kebetulan sebagai pelayan, pemetaan wilayah dan kelompok besar adalah salah satu pelajaran dari informasi dasar yang harus aku pahami!" Jawab Kayla."Bagus! Segera jelaskan!" Kata Arthur. Dengan mulut penuh makanan, masih tanpa menoleh kearah Kayla.Kayla kemudian mulai menjelaskan. Tartarus Land, di bagi menjadi tiga benua utama. Yakni Benua Neraka Abadi. Tempat dimana
(Markas Bandit, Gunung Kabut Hitam)"Jangan sampai kau tak kembali lagi! Ingat bahwa kau telah menjanjikan pertanggung-jawaban padaku!" Kata Kayla.Saat ini, ditemani sisa-sisa anggkota Klan Macan Kumbang Illahi, Kayla sedang berdiri didepan pintu gerbang sederhana dari Markas Bandit. Berniat melepas Arthur yang akan segera memulai petualangannya."Hmmm… iya, iya! Kenapa begitu cerewet!" Dengus Arthur, kini tampak mulai sedikit canggung dan malu. Ia bisa melihat bahwa ekspresi wajah setiap anggota Klan, saat ini berubah penuh tanda tanya begitu Kayla menyebut tentang pertanggung jawaban."Baiklah! Suatu saat, aku pastikan akan mengunjungi kalian lagi! Mungkin dengan membawa beberapa oleh-oleh! Jadi, untuk saat ini hidup dengan baik di bawah bayang-bayang dan perlindungan para Bandit ini! Jangan sampai di temukan oleh lawan-lawan yang telah menghancurkan Klan!" Kata Arthur."Dan kalian!" Teriak Arthu
"Haaahhh…!!! Tartarus Land ini begitu panas! Sepertinya matahari di dunia ini lebih besar dan dekat dari pada yang ada di Gaia Land!" Gerutu Arthur, yang saat ini berjalan gontai menggunakan sebatang kayu sebagai penyangga tubuhnya."Hmmm… Mana ada! Ukuran dan jaraknya relatif sama! Kau hanya belum terbiasa menggunakan tubuh barumu!""Di tambah fakta dengan wilayah dari tempat kau tinggal sebelumnnya di Gaia Land selalu bermusim dingin, otomatis mental dan alam bawah sadarmu mendorong tubuh yang sedang kau gunakan saat ini, untuk merasa tak nyaman dengan situasi gersang Tartarus Land!" Kata Barbatos, tiba-tiba menanggapi keluhan Arthur."Bahhh…! Aku tak butuh analisamu! Bodoh amat! Aku sekarang mulai berfikir kau sedang ingin mengerjaiku dengan menyuruh berjalan kearah barat!" Dengus Arthur."Bodoh sekali! Apa gunanya mengerjaimu? Kau terlalu menganggap dirimu tinggi! Siapa dirimu sampai aku, Barbatos yang agung, ha