akhirnya ingatan Ryn kembali, dan cerita tentang masa lalu Ryn pun terungkap, kecuali satu, rahasia yang tidak diketahui banyak orang termasuk Ryn, rahasia itu tentang keberadaan Andrian pada malam itu, setelah dirinya diusir dari rumah. Apakah Andrian akan mengungkapkan nya kepada Ryn?? yukss cari tau kelanjutan cerita ini dengan terus membacanya hingga tamat. Karena akan adab banyak kejutan kejutan yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga Ryn dan Andrian.
Sore ini Andrian dan Ryn, mengantarkan kepulangan ayah dan ibunya kerumah mereka. disepanjang jalan menuju rumah ayah dan ibu, Andrian dan Ryn senyum senyum bahagia mengingat kejadian semalam. " sayang.." Andrian menggenggam tangan Ryn sepanjang perjalanan. Ayah Wisnu dan Ibu Ratih ikut merasa bahagia karena melihat Ryn kini telah berbahagia hidup e dengan suaminya.sesampainya mereka dirumah ayah dan ibu. Ryn dan Andrian langsung tancap gas untuk kemabali kerumah mereka. " daahh ibu daah ayaahh" Ryn berpamitan kepada ayah dan ibunya. mobil mereka berjalan menuju kembali ke rumah.di perjalanan menuju rumah Ryn dan Andrian saling bercengkrama. suasana hangat dan harmonis terjalin di mobil mereka. " bang.. kalau nanti kita punya anak, abang pengennya punya cewek atau cowok.?" tanya Ryn." kalau abang sih maunya cowok, supaya nanti ketika besar ia bisa menjaga adik adiknya. Tapi apapun nantinya mau cewek atau cowok abang akan tetap bersyukur" ucap Andrian. Andrian terus menggenggam ta
Sudah satu bulan penuh Eyang muda Berada di ruangan isolasi. Gejala yang ia rasakan kini semakin berkurang dirinya pun kini semakin membaik. Namun virus yang bersarang di tubuh eyang muda masih belum lepas, karena ketika di tes swab antigen masih menunjukkan hasil yang positif covid - 19.perawat yang menanganinya selalu meng- update tentang keadaan Eyang muda kepada Ryn dan Andrian, dari keadaanya hingga nafsu makan eyang muda, selalu diperhatikan dan di kabarkan melalui gawai milik Andrian.Semula Ryn, Andrian, ibu Ratih, ayah Wisnu, bibi Hilma, dan juga paman Tomy, mengira bahwa eyang muda akan segera pulang dan kembali bersama mereka, namun takdir berkata lain. Pada akhirnya eyang muda menghebuskan nafas terakhirnya. Dihari ke 14, disaat ia berada di rumah Sakit. Kepergiannya menyisakan luka yang mendalam di hati Ryn dan seluruh keluarga keluarga.Kesedihan Mereka bertambah karena mengetahui bahwa eyang muda akan dimakamkan sesuai dengan protokol kesehatan covid 19. Sehingga merek
" Bagaimana keadaan Andrian nak, apakah dia sudah bisa tenang?." Pertanyaan menyerang secara bergantian dari bibi Hilma, yang sudah sangat lama menantikan kabar Andrian. " Abang.. huftt abang sedang mandi, namun dia sudah baik baik saja, dirinya sudah jauh lebih baik. jadi kalian tidak usah khawatir." Ryn menjawab pertanyaan bibi Hilma sembari menghela napasnya yang sedikit sesak, bayang bayang akan kejadian semalam selalu menghantuinya. " assalamualaikum.." suara ibu dan ayah juga Paman Tomy mereka kembali kerumah setelah pergi dari pasar." sayang.. kamu tidak apa apa? ." Tanya ibu Ratih yang melihat raut wajah Ryn seperti orang yang habis menangis." aku tidak apa apa ibu." jawab Ryn menutupi kesedihan nya." bagaimana dengan Andrian? Apa yang sebenarnya terjadi pada Andrian, mengapa semalam ia bisa semarah itu?." Tanya ayah Wisnu, mereka terus mencecar Ryn dengan pertanyaan pertanyaan. Lalu Ryn pun menyodorkan surat yang ia ambil secara diam diam tanpa sepengetahuan Andrian. " I
Dipagi hari, sang surya mulai menampakkan diri, Sinarnya menyebar keseluruh bumi. Termasuk rumah yang berada di desa Sedangsari, rumah bibi Hilma. Sinar mentari pagi mampu menembus sela sela jendela yang tertutup oleh tirai di kamar mereka. Semilir angin hangat seolah mengajak Ryn untuk bangun dari tidurnya. Ia bahagia karena telah berhasil menemukan alamat rumah Ibu Saswi. Dan berhasil mempersatukan kembali hubungan yang sempat memanas di antara Andrian dengan ibu kandungnya. Ia melihat senyum kebahagiaan yang terpancar dari wajah Andrian. Namun semua itu tidaklah nyata. Ia perlahan membuka matanya dan terbangun dari tidurnya. Ia bertanya didalam hati 'apakah aku hanya bermimpi?' sembari menghela nafas panjang seakan merasa kecewa karena itu tidak semua tidaklah nyata. Lalu Ryn melangkahkan kaki menuju jendela. Ia Menikmati hangatnya suasana pagi di dalam desa. Matanya terpanah ketika disuguhkan pemandangan di areal persawahan yang luasnya sekitar 636
Sesampainya didalam mobil ki***g hitam milik paman Tomy. Wajah Ryn lansung mendekat kearah Andrian dan lebih dulu menyambarnya. Bibirnya dengan lugas melumat bibir Andrian yang tadi sudah basah karena ciumannya di bangku taman. Beruntungnya kaca mobil Milik Paman Tomy tidak tembus pandang, jadi mereka aman. Tidak akan ada yang bisa melihat aktifitas mereka dari luar. " hmm bang..." Ryn berdesah pelan. Ia merasa kesulitan karena terhalang pembatas ditengah - tengah antara kursi pengemudi dan kursi penumpang disampingnya. Namun itu tidak menghalangi gairahnya kepada suaminya yang sudah membara. " Bangg... Mmmphhhh aku ingin lebih dari ini bang..akkhh.." Tangan Ryn berusaha menurunkan resleting celana dan kini benda lonjong dan besar itu tampak ketara di balik CD Andrian. Mata Ryn yang terpanah melihat benda itu yang sudah tampak mengacung. Ia melirik ke arah Andrian memberikan kode bertanda meminta izin. Untuk memainkan benda berharga milik suaminya itu. Mata A
Setelah semalaman penuh mereka bertarung sampai pagi. Andrian dan Ryn mengakhiri pertarungan nya dengan mencium kening Ryn penuh kasih sayang. tangannya melingkar di tubuh Ryn, mendekap hangat Ryn dari belakang. *** "Kriingg kriingg kringgg" Ponsel Ryn berdering. Membuatnya terbangun dari tidur, Matanya melirik ke arah jarum jam Yang tertempel didinding. Dan tanganya meraih ponsel yang ada diatas nakas. Ia melihat nama seseorang di layar ponselnya. Ia terkejut mengetahui bahwa Jovian yang memanggilnya. Seketika matanya melirik ke arah Andrian. Ia takut suara deringnya yang keras bisa membangun kan Andrian yang masih tertidur pulas. Andrian terlihat sangat kelelahan setelah semalaman habis memuaskan bidadari hatinya itu. Ryn berusaha melepaskan tangan Andrian yang melingkar ditubuhnya dan turun dari kasur. ia mengenakan satu persatu pakaian yang bececeran dilantai ke tubuhnya yang telanjang bulat. Dan bergegas berlari ke arah kamar mandi.
Sesampainya di alamat yang tertera. Jovian menepikan mobilnya dan mereka melihat seorang ibu dari arah kejauhan. Ia sedang merapihkan kemeja yang dipakai seorang pria. Yang kemungkinan itu adalah suaminya.' jadi betul dengan apa yang dikatakan oleh bibi Hilma. Ibu nya abang sudah memiliki suami lagi. Lantas jikalau ibunya sudah menikah kembali. Ayahnya abang kemana? Dan mengapa mereka berpisah. Apakah suaminya yang baru menjadi alasan kuat mengapa ia tega ingin membuang darah dagingnya sendiri.? ' Pikiran Ryn berkemelut, dahinya mengeryit." Kamu kenapa Ryn? Apakah Ada yang sedang kamu pikirkan?." tanya Jovian, yang bingung melihat raut wajah Ryn, terlihat seperti memikirkan sesuatu." Tidak apa jov, aku hanya bahagia sudah bisa menemukan ibunya abang Andrian." Ryn berbohong menutupi cerita sebenarnya yang terjadi diantara suami dan ibu mertuanya itu." Kamu mau turun Menemukan ibu itu?."" Hmm tunggu sebentar yaa jov. Kita tunggu sampai pri
[FLASHBACK OFF ] "Anak tiri, jadi apakah benar ibu hanyalah anak tiri?." ceritanya terhenti, Ryn pun mulai mempertanyakan hal hal yang menurut nya tidak masuk akal. Atau terkesan mengada - ngada. Ibu Saswi menarik nafas panjang, dan menjawab semua pertanyaan - pertanyaan yang dilontarkan oleh Ryn. " iya. Dahulu, waktu umur sayap genap sepuluh tahun. Ibu kandung saya menyerahkan saya kepada ayah dan ibu tiri saya, yaitu eyang buyut dan eyang muda. Dia adalah eyangmu." Ryn terkejut dengan apa yang ibu Saswi katakan. " Jadi, ibu bukan anak kandungnya eyang muda.?" Ryn kembali bertanya kepada ibu Saswi. " Iyaa.. Yang tadi didepan kamu bilang, mengapa ada seorang anak yang sangat tidak peduli kepada ibu kandungnya sendiri. sampai tidak mengetahui tentang kematiannya. Yang kamu maksud itu saya kan." " Asal kamu tahu Ryn, bukan saya yang tidak mempedulikan soal eyang muda. Tapi mereka yang tidak menyukai keberadaan saya ditengah tengah mereka. Mereka tidak terima, sebab ibuku adala