Bacharuddin Jusuf Habibie.Kutipan yang disebut oleh Andrian membuat Jovian yakin, bahwa cintanya kepada Ryn itu memang benar tulus. Bukan karena paksaan atau karena perjodohan semata.Andrian terjatuh dan tidak sadarkan diri.Dan sesaat sudah menempel dengan benar di tangan Andrian, hingga menembus sampai ke dasar. “Wah.. seram sekali wanita nya!” Ucap salah satu wanita berbaju biru.Tetapi tidak dengan ku yang berusaha untuk kabur. Dulu memang aku sempat berpacaran dengannya, namun tidak berlangsung lama kami pun putus, karena ulahku yang dengan berani melakukan hal yang kurang baik kepadanya. Tanya Andrian, dia merasa khawatir terjatuh karena berjalan sambil ditutup mata. Ia belajar banyak dari media sosial yo****be yang ia tonton.Sebagai seorang ayah ia tidak ingin sesuatu terjadi kepada anak gadisnya itu.“Yah seram ya. Ini pasti akibat perjodohan, sehingga membuat wanita itu Marah dan sekarang berubah menjadi sosok yang menyeramkan” Tandas wanita disebelahnya. Oleh sebab itu
#prolog "Saya terima nikah dan kawin nya, Syahdinda Ryndu Larasati, binti Wisnu yaguar dengan mas kawin tersebut tunai ...." Janji suci itu terdengar dari mulut Andrian Ramatha, lelaki paruh baya berusia 38 tahun, yang menikahi gadis muda berusia 24 tahun, terlintas di telinga para tamu undangan yang menghadirkan acara pernikahan itu. "Bagaimana semuanya syah?" Pertanyaan dari pak penghulu setelah Andrian mengucapkan kata - kata yang sakral, yang menjabat tangan Andrian. Dan disaut hikmat oleh para tamu undangan, dengan kata kata yang sering kita dengar yaitu "Syah!". Semua jelas terdengar di telinga Ryn, di momen penting yang seharusnya menjadi kenangan terindah yang dapat ia kenang sepanjang masa. Dan acara pernikahan adalah acara yang paling dinanti - nantikan oleh banyak wanita pada umumnya, namun ternyata acara ini tak sesuai dengan apa yang ia inginkan, ia malah merasa sangat tertekan.Hatinya hancur berkeping keping, menerima kenyataan bahwa dirinya harus menikah dengan lel
Setelah melepaskan pelukannya dan mencium kedua tangan ibu Ratih, Ryn langsung melemparkan pandangan matanya, kearah lelaki yang tubuhnya kini tak sekuat dahulu, namun hatinya masih kuat sekuat baja. Ryn menatap kedua mata yang sudah sayu milik ayah Wisnu, ia menatap nya dengan lirih, penuh harap. Seakan mengisyaratkan sesuatu. Namun Ryn tak sanggup untuk mengungkapkannya. Wisnu memanglah sosok ayah yang tegas, dan penyayang, untuk keluarganya. Ia rela melakukan apa saja demi anak gadis semata wayangnya itu. Setiap para orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Begitu juga ayah Wisnu Yang sangat selektif dengan laki-laki yang berani mendekati Ryn. Ia tidak ingin bila Ryn mendapatkan laki laki sembarangan untuk suaminya kelak. Namun saat ini Wisnu lega, karena Ryn telah berhasil menikah dengan orang yang tepat, sesuai dengan pilihan nya. Pesan dan nasihat dilontarkan dari bibir ayah Wisnu. Dengan suara sedikit getar, satu persatu ia lontarkan dengan lembut. Sembari
*** Disisi lain, didalam kamar pengantin. Ibu Ratih, ayah Wisnu dan semua yang berada di kamar, berusaha untuk membangunkan Ryn. Termasuk Andrian yang selalu berada di samping Ryn, ia dengan setia menanti Ryn sampai ia sadar. Berbagai cara sudah di lakukan olehnya. Namun Ryn tidak kunjung bangun. Sampai pada akhirnya semua yang ikut dan memenuhi kamar satu persatu keluar. Ayah dan ibu meminta Andrian untuk tetap mendampingi Ryn, anak cdpwperempuannya itu sampai tersadar. "Andrian, ayah menitipkan Ryn kepada mu ya nak, tolong dijaga Ryn nya sampai ia tersadar" Pinta ayah Wisnu. Sebagai seorang ayah ia tidak ingin sesuatu terjadi kepada anak gadisnya itu. " Baik yah, serahkan saja semua nya padaku, aku akan menjaga dan menunggu Ryn sampai ia sadar." ucap Andrian. "Terimakasih ya nak." Ucap Ayah Wisnu dengan nada penuh harap kepada Andrian. "Bi, sebenarnya aku tidak bahagia dengan pernikahan ini. Aku tidak bisa menerima abang Andrian sebagai suamiku bi. Aku mencintai orang lain d
" silahkan mba.." pelayan itu menyerahkan pricelistnya ke Ryn. Ryn dan Andrian mulai melihat Satu persatu menu yang ada di pricelistnya. Seketika mereka hening sejenak, sampai Ryn tiba tiba membuka mulutnya " mba, saya mau pesan.." Selanjutnya.. *** " Nasi goreng mentega satu dengan telur ceplok setengah matang. Terus nasi gorengnya buatkan yang asin yaa mba. Karena istri saya sangat suka kalau nasi goreng nya itu asin." Andrian menyerobot omongan Ryn, dan memesankan makanan yang sesuai dengan apa yang ingin di kata kan oleh Ryn. " baik pak" ucap pelayan itu. Ryn melirikan matanya sedikit ke arah Andrian. Dan kembali membuka mulutnya, " hmm.. Minuman nya saya pesan.." belum sempat menyelesaikan pesanannya Andrian kembali menyambar, ia memberitahu minuman apa yang akan Ryn pesan untuknya. "Jus strawberry mba, ia.. Jus strawberry tapi jangan dipakaikan susu ya. Karena dia tidak menyukai susu, dan buat nya jangan terlalu manis ya mba, dia suka kalau jus strawberry nya lebih dominan
*** 'Pagi ini, adalah hari pertamaku berada di rumah ini, aku mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kurasa ini tidak begitu sulit untuk aku bisa beradaptasi dengan keadaan di sini. Dan kehidupanku terjamin karena abang telah memenuhi segala kebutuhanku dengan fasilitas-fasilitas yang semuanya serba ada' gumam Ryn ketika terbangun dari tidurnya di pagi hari. Sambil memandang seisi rumah yang baru aja dia tempati. Ryn memulai aktivitasnya Dengan melakukan semua perkerjaan rumah, Dari mulai menyapu lantai, mengepelnya, membersihkan area dapur, masak dan lain sebagainya. Ia lakukan satu persatu dengan baik. Ia menyadari bahwa tidak mudah untuk mengerjakan pekerjaan rumah, layaknya ibu rumah tangga. Baru kali ini ia mengerjakan semua nya sendirian Karena dahulu yang ia tahu hanya kuliah, hangout, shopping, healing dan lain sebagainya. Dahulu ia adalah mahasiswi yang hobi nya main dan jalan bersama teman - teman nya. Tidak pernah sekalipun ia mengerjakan pekerjaan rumah sendirian
Hingga akhirnya, Ryn berusaha membuka hatinya untuk Andrian suaminya sendiri. Perlahan Ia belajar untuk mencintai Andrian. Selanjutnya... Hari ini, keadaan Ryn sudah mulai membaik. Hanya saja ia perlu menjalani kembali, tes swab antigen sesuai aturan yang harus dijalankan. Agar mengetahui apakah virus yang ada ditubuhnya masih ada atau tidak. "Sayang. Kamu sudah siap?." Tanya Andrian. Hari ini dia lah yang akan menemani Ryn untuk periksa. Sekaligus dirinya pun ikut di tes. Untuk mengetahui apakah Andrian pun ikut tertular atau tidak. "Sudahh abangg... " Ryn berjalan dengan pelan ketika hendak menuju ke dalam mobil yang sudah terparkir di depan rumah. Kakinya bergetar saat hendak menaiki mobil karena dirinya sangat gugup saat itu. "Sudah siapp neng?" Tanya Andrian, tangan nya sudah berada di alat kendali mobil. "Siapp bang..." Ryn terdengar antusias menjawab pertanyaan suaminya. Kali ini ada yang berbeda dari sikap Ryn dari biasanya, perlakuanya kepada Andrian jauh lebih baik d
pagi ini, Ryn dan Andrian melakukan aktifitas seperti biasanya, kekhawatiran - kekhatiran mereka akan kejadian yang lalu tentang covid - 19 kini telah sirna, mereka mampu melewati semuanya bersama -sama. Hingga mendapatkan pelajaran baru untuk diri Ryn. Yaitu ia harus lebih bisa menghargai suami yang telah menikahinya itu. Dan akhirnya Ryn pun memulai kehidupan barunya dengan belajar untuk menjadi istri yang baik untuk Andrian, dan belajar mencintainya. meskipun terbilang terlambat, namun Ryn tetap ingin melakukan itu. Karena ia telah berjanji pada dirinya sendiri. Meskipun ada satu hal yang masih belum bisa ia lakukan sampai saat ini, menuntaskan tugas seorang istri seutuhnya, yaitu memberikan hak kepada sang suami. Ryn terlihat sibuk dengan sejumlah pekerjaan nya yang ada di dapur, ia memasak makanan khusus untuk Andrian. Meskipun Ryn tidak seberapa mengerti apa yang disukai oleh Andrian. Namun makanan yang ia buat adalah makanan yang dibuat dengan rasa cinta