Share

Adaptasi

***

'Pagi ini, adalah hari pertamaku berada di rumah ini, aku mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kurasa ini tidak begitu sulit untuk aku bisa beradaptasi dengan keadaan di sini. Dan kehidupanku terjamin karena abang telah memenuhi segala kebutuhanku dengan fasilitas-fasilitas yang semuanya serba ada' gumam Ryn ketika terbangun dari tidurnya di pagi hari. Sambil memandang seisi rumah yang baru aja dia tempati.

Ryn memulai aktivitasnya Dengan melakukan semua perkerjaan rumah, Dari mulai menyapu lantai, mengepelnya, membersihkan area dapur, masak dan lain sebagainya.

Ia lakukan satu persatu dengan baik. Ia menyadari bahwa tidak mudah untuk mengerjakan pekerjaan rumah, layaknya ibu rumah tangga. Baru kali ini ia mengerjakan semua nya sendirian  Karena dahulu yang ia tahu hanya kuliah, hangout, shopping, healing dan lain sebagainya. Dahulu ia adalah mahasiswi yang hobi nya main dan jalan bersama teman - teman nya.

Tidak pernah sekalipun ia mengerjakan pekerjaan rumah sendirian seperti saat ini. Namun tidak disangka Ryn sukses menunjukan bahwa dirinya adalah wanita yang bisa mandiri. Dan cepat beradaptasi dan mampu belajar dengan cepat.

"Sreengg.. sreengg" suara spatula yang beradu dengan wajan diatas kompor terdengar nyaring dan aroma masakan memenuhi seisi dapur rumah.

Untuk pertama kalinya Ryn membuatkan makanan, khusus untuk Andrian. Meskipun dirinya belum terlalu profesional untuk memasak akan tetapi tangan nya sangat terampil dan cekatan untuk menyelesaikan masakannya. Ia belajar banyak dari media sosial yo****be yang ia tonton.

" Kasus virus secara global tercatat setidaknya 300.000, dengan angka kematian melewati 13.000 orang. Sementara itu, sekitar 90.000 orang yang terkena virus telah dinyatakan pulih.Beberapa negara telah menerapkan langkah pembatasan yang ketat demi menekan penyebaran virus." Suara dari televisi yang berada di dapur menghentikan sejenak pekerjaan Yang Ryn sedang lakukan. Ia fokus menonton berita itu.

Akhir akhir ini sontar terdengar beberapa berita di  televisi menyiarkan berita tentang virus Corona yang melanda dunia semakin merajalela. Banyak negara negara yang terkena dampaknya. Termasuk Indonesia. Karena angka orang yang terkena virus semakin meningkat, Membuat sebagian wilayah akhirnya memutuskan untuk membatasi akses keluar masuk wilayah agar menekan angka penyebaran nya. 

Dan pemberlakuan ini berpengaruh besar pada kehidupan pada umumnya. Seperti penutupan sekolah sekolah, pemberlakuan sistem WFH (work form home) bagi sejumlah kantor, penertiban pedagang pedagang dan juga pembatasan transportasi umum di wilayah tertentu.

Sehingga berperngaruh besar pada kehidupan pasangan pengantin baru Ryn dan Andrian. Penutupan akses di daerahnya membuat Andrian bekerja dari rumah. Dan mereka tidak bisa pergi kemana mana. Membuat Ryn semakin khawatir dengan keadaan orang tuanya disana.

Berada di dalam rumah berdua dengan Andrian setiap harinya, ternyata tidak membuat Ryn lantas memiliki perasaan kepada sang suami. Semakin hari ternyata ia semakin tersiksa oleh rasa rindu kepada lelaki yang pernah ada di hatinya.

Ryn merasa dirinya belum mampu untuk melupakan sosok mantan terindahnya itu, lelaki itu adalah Jovian. Setiap hari ia selalu berusaha melakukan segala cara agar dapat lupa pada sosok Jovian. Namun cara nya tidak berhasil membuat ia lupa, malah Ia merasa semakin tertekan karena Jovian selalu ada dalam ingatan.

Hingga pada akhirnya Ryn pun tumbang, ia jatuh sakit. Suhu tubuhnya panas tinggi, dan membuat Andrian sangat khawatir. Dengan cepat ia langsung membawa Ryn ke rumah sakit untuk tes swab antigen. Untuk mengetahui apakah Ryn terkena virus Covid-19 atau hanya demam biasa. Karena gejalanya hampir mirip-mirip dengan penyakit yang kini marak-maraknya.

Virus Covid-19 bukanlah virus biasa. Kedatanganya tidak dapat dilihat hanya dengan kasat mata. Tetapi harus segara diperiksa agar terdeteksi sejak dini. Agar dapat memutus mata rantai virus, jadi jika dinyatakan positif terpapar virus covid 19 ia harus segera diisolasi mandiri agar penyebarannya tidak meluas.

***

Setelah Ryn dibawa ke rumah sakit untuk tes Swab antigen dengan segala prosedur yang ada, Ryn dinyatakan positif Covid-19. Kabar itu sontak membuat Andrian kaget, ia langsung mengabari orang tua Ryn soal keadaan Ryn saat ini.

Namun mereka tidak dapat berbuat banyak. Andrian melarang mereka untuk menjenguk atau datang kerumah mereka. Karena ia takut virus yang ada di dalam tubuh Ryn bisa saja dengan gampang menulari mereka yang rentan karena usia lanjut.

" ayah dan ibu tidak usah khawatir ya, Ryn akan baik - baik saja. Ia akan di bawa pulang kerumah dan akan di isolasi secara mandiri. Jadi ada Aku yang akan merawat Ryn nantinya."

" lalu kamu bagaimana Andrian,? Kamu juga bisa saja tertular jika berdekatan dengan Ryn." Tanya Ibu Ratih yang ada di sebrang telepon.

" tidak usah risau kan aku bu, aku bisa jaga diri, aku akan kenakan pakaian APD lengkap jika akan mendekati Ryn, dan aku akan selalu siapkan antiseptic yang banyak. Jadi tenang saha bu, aku tidak akan kenapa kenapa, yang terpenting sekarang adalah kesembuhan Ryn dahulu." Jawaban Andrian membuat ayah Wisnu dan ibu Ratih kembali tenang.

" Baiklah, Ibu akan do'a kan kalian dari sini. kamu jaga diri baik - baik ya nak. Vitamin jangan lupa diminum yaa. Ibu titip salam ibu dan ayah untuk Ryn ya nak."

" siap, ibu dan ayah jaga kesehatan ya disana." Andrian mengakhiri telpon mereka.

***

Dua hari sudah berlalu semenjak Ryn dinyatakan positif.  Demamnya tidak kunjung turun. Dan tubuhnya masih terasa sangat lemas sehingga ia tidak kuat untuk turun dari kasur. Selama Ryn sakit Andrian'lah yang merawatnya, ia selalu setia berada di samping Ryn.

Ia rela melakukan itu, meskipun resiko tertular sangat besar.

" abang.. Abang tidak takut dekat - dekat dengan aku.?" Tanya Ryn.

" Ngapain takut?, kamu kan istri saya. Saya justru akan takut jika kamu kenapa napa. karena saya tidak merawat kamu." 

"Hmm.. Abang maafkan aku karena sudah merepotkan abang." 

"Tidak apa, Kamu tidak usaha terlalu memikirkan hal lain dulu ya. Pikirkan saja hal hal yang menyenangkan agar imun kamu naik, karena virus ini akan kalah jikalau imun kamu bagus." Andrian menasehati Ryn agar ia tidak terlalu memikirkan sesuatu.

" baik, abang." Jawab Ryn. 

' abang memang orang yang baik. Cintanya kepadaku memang besar. Sampai - sampai ia rela berkorban demi kesembuhan ku. ' gumam Ryn dalam hatinya.

"kamu makan ya, abang udah siapkan makanan ini. Mau abang suapin? ."

" ga usah, ga apa - apa bang, aku akan makan sendiri."

Setelah Ryn menyelesaikan makan malam, dan meminum beberapa obatnya, ia pun beristirahat.

Andrian menunggunya setiap malam agar ia terjaga dari tidur. Andrian adalah lelaki yang siaga, yang selalu dengan sabar menjaga dan merawat Ryn.

'So sweet sekali apa yang sudah abang lakukan kepadaku. Aku sebagai wanita merasa bahagia diberikan perhatian berlebih seperti ini. Bahkan aku selalu dilarang jika akan melakukan sesuatu sendirian. Tapi dengan perhatian yang abang Andrian berikan kepadaku. Itu masih tetap tidak membuat hati ku luluh kepadanya. Rasa rinduku kepada Jovian masih tidak mau pergi. Aku tidak sanggup dengan semua ini apakah aku ungkapkan saja apa yang sedang kurasakan saat ini kepada abang Andrian?'

hati Ryn bergejolak, pikirannya masih dipenuhi dengan rindu kepada sang mantan kekasihnya tersebut. Tapi Ryn masih sangat takut untuk mengungkapkannya kepada Andrian.

Hubungan percintaan antara Ryn dan Jovian memanglah terbilang sudah cukup lama, dan mereka sangat bahagia. Oleh sebab itu tidak mudah untuk Ryn bisa melupakan Jovian.

<<flashback on>>

Selama tiga tahun ia memiliki hubungan dengan Jovian. Tidak pernah sekalipun mereka terlibat pertengkaran atau perdebatan hebat. meski masalah sebesar apapun. Mereka berusaha untuk menyelesaikan masalahnya agar tidak melebar kemana-mana. Tidak seperti pasangan kekasih pada umumnya. Yang suka mengumbar masalah ke sosial media, hingga pada akhirnya masalahnya tidak ditemukan solusi malah pertengkaran berjilid-jilid yang terjadi.

Ryn merasa senang dapat mengenal Jovian. Karena ia adalah laki-laki yang gentleman, ia tidak mengedepankan ego dan tidak gengsi untuk duluan meminta maaf duluan , dan Jovian juga lelaki yang begitu sabar menghadapi segala sikap baik atau buruknya Ryn. dia selalu mengalah untuk wanita yang ia cintai.

Begitu pula sebaliknya dengan Ryn, 

Mereka saling menghargai dan melengkapi, itu yang membuat hubungan mereka langgeng selama tiga tahun. Hanya saja, sayang hubungan mereka terhalang oleh restu karena hubungan LDR 'long distance Religionship' atau perbedaan keyakinan yang ada di antara mereka. Membuat ayah dan ibu, serta kedua orang tua Jovian menentang hubungan tersebut.

Semula Ryn dan Jovian berusaha untuk menutupi hubungan mereka dari kedua orang tua nya. Namun seiring berjalan nya waktu,  hubungan tersebut semakin dalam semakin dalam mereka rasakan, mereka menganggap sudah tepat waktunya untuk mengakhiri masa lajang dan memilih untuk melanjutkannya ke jenjang pernikahan.

Hingga akhirnya mereka mengungkapkan hubungan mereka kepada orang kedua orang tua merek masing masing. Dan meminta restu untuk menikah.

Namun sayang, impian mereka telah sirna. Orang tua Ryn dan orang tua Jovian sama sama menentang hubungan mereka.

Ryn pun merasa tidak mampuh menentang kedua orang tuanya, begitu juga dengan Jovian yang tak mampu melawan restu dari kedua orang tua. Sehingga pada akhirnya, mereka memutuskan untuk merelakan hubungan percintaan yang semula baik baik saja. Harus kandas.

Penentangan yang ditunjukkan dari sikap ayah Wusnu terbilang kasar, sehingga membuat Ryn sangat tertekan.

Amarah ayah Wisnu memanglah sulit untuk dihindarkan. Dirinya akan menentang habis-habisan jika ia melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan semestinya.

Wisnu lelaki yang sangat tegas dan berprinsip, ketika ia berkata "tidak" maka dia tidak akan merubah pendiriannya. Tanpa terkecuali.

Ryn merasa sangat tertekan, karena selain dari hubungannya bersama jovian kandas, dia juga harus menerima perjodohannya dari orang tuanya, dengan orang yang tidak ia cintai.

Namun keputusan kedua orangtuanya tidak lantas membuat ia menerima perjodohan ini sepenuhnya, meski ia sudah menjadi istri dari Andrian. Hati dan pikirannya masih selalu tertuju kepada Jovian. 

<< flashback off>> 

Sebenarnya Ryn ingin mengungkapkan perasaan yang ia rasakan saat ini kepada Andrian. Namun ia tidak mampu untuk mengungkapkanya. Ia takut suaminya pasti akan kecewa bila tahu ia masih merindukan Jovian. Karena, meskipun Ryn belum bisa mencintai Andrian, namun apa yang telah diberikan oleh Andrian kepadanya membuatnya menjadi luluh. Andrian terlalu baik kepadanya. Cinta Andrian kepada Ryn sangat besar sampai ia rela melakukan apapun demi Ryn. 

Untuk mengurangi rasa rindunya kepada orang yang tidak mampu ia lihat, akhirnya Ryn memutuskan untuk tidur, rasa rindu yang mendalam membuat Ryn sangat tertekan sehingga ia merasakan kepalanya semakin sakit. 

#PoV Andrian

" cklek..." Aku membuka kamar Ryn perlahan, agar suara nya tidak membangunkan Ryn yang sudah tertidur, karena aku yakin pasti Ryn sudah terlelap. Semenjak Ryn sakit aku tidak pernah merasakaan tidur yang pulas. Diriku sangat khawatir dengan keadaan Ryn. kekhawatiran berlebih membuatku takut akan kehilangan dirinya. Aku tidak mau kehilangan Ryn untuk kedua kalinya.

" Ryn...." Aku berusaha membangunkannya, ku sebut namanya, namun nampakknya tidak ada respon darinya. Aku menepuk pelan pundaknya, dan mengubah posisi tidurnya dengan membuatnya menghadapku. tangan ku menyrntuh kening Ryn, untuk mengecek suhu panas ditubuhnya. 

kupandangi wajahnya, meskipun ia tidur dalam keadaan sakit, namun kecantikkannya tidak berkurang sama sekali. Wajah Ryn terlihat teduh, dan mempesona, membuatku ingin sekali mendekap hangat dirrinya, dan menciumnya berkali - kali.

" Ryn, abang sayang sama kamu. Cepat sembuh ya sayang, jangan membuat abang khawatir kaya gini. Tolong cepatlah sembuh sayang." Aku membisik pekan kata kata ini ditelinganya.

"hmmm..." Ryn menghela napas panjang. Tanganya dengan refleks memeluk tubuhku. Akupun akhirnya berlabuh ditubuhnya, sangat dekat kurasakan wajahnya dengan wajahku. Sudah lama aku menantikan ini. menantikan pelukan dari gadis pujaanku. ' gadis' ucapku dalam hati.

Seketika kata - kata itu muncul dalam benakku. Aku merasa bahwa Ryn memanglas terbilang masih gadis, karena selepas menikahinya, sedikitpun aku belum menyentuhnya. Apalagi menidurinya. ' akkhhh... rasanya aku ingin sekali memelukmu lebih dari ini Ryn. Aku mencintaimu..'

" sayaaang.... hmmm..." ucapan Ryn sontak membuai diriku, meskipun aku sedikit terkejut. Namun mendengar Ryn memanggil sayang, membuat ku sangat bahagia mendengar nya. 

" katakanlah sekali lagi sayang, aku ingin mendengarnya, sekali lagi.. ucapkan lagi seperti itu kepadaku. saa.. yaang. Ayo ucapkanlah lagi seperti itu babe " titah ku agar masuk kedalam telinga Ryn.

" Joviaannn.. saaayaang.. hmmm...aku merindukanmu." Ryn pun mengatakan nya sekali lagi, namun Aku sungguh terkejut karena, yang kudengar kali ini berbeda dengan apa yang ku harapkan. 

Alam bawah sadar Ryn, membuat Ryn akhirnya mengungkapkan sesuatu yang  mungkin ia tak terbendung lagi . Namun Ryn tidak menyadari bahwa akhirnya kata - kata itu, terdengar sampai ke telingaku. Dan membuat hatiku seperti tercabik - cabik. Mulutku terasa kaku, aku tak mampu mengatakan apa - apa lagi. 

" Apakah sesulit itu untuk melupakkan nya Ryn, sampai pada sakitmu, yang kau ucap hanya namanya, Apakah tidak ada sisa - sisa kengangan yang ada dihatimu tentangku. Bukan kah kita dahulu juga pernah memadu kasih. Ryn, Abang mencintai kamu, apakah kamu tidak rasakan cinta abang yang begitu besar?" ucapku berbisik pelan ditelinganya yang masih sangat dekat dengan bibir ini. 

Perlahan kulepaskan ikatan tangannya dileherku, aku menajuhkan tubuhku kepadanya. Bukan karena aku membenci Ryn setelah mendengarkan perkataan itu, akan tetapi aku takut suara isak tangisku terdengar di telinga Ryn dan membuatnya bangun. Akun tidak mau mengganggu tidurnya yang sedang pulas - pulasnya.

Perlahan ku buka gagang pintu kamar Ryn dan berlari menuju kamarku sendiri, kubiarkan ia sendirian dikamarnya, karena aku ingin menjernihkan pikiranku.

***

Didalam kamar yang sepi, tanpa ada orang yang menemani, status ku memanglah sudah menikah, namun aku tidak merasakan seutuhnya pernikahan ini, nikah atau tidak menikah sama saja. Aku masih sama, tidur dikamar sendiri tanpa sosok seorang istri. Istri yang kunikahi tak semata - mata menerima diriku dan mencintaiku, karena ia mencintai orang lain. Dan masih memikirkan mantan nya itu. 

Kata - kata Ryn barusan masih terngiang di telingaku, Aku terus memikirkan cara supaya Ryn dapat mengingat, separuh ingatan nya yang hilang itu, agar dia menyadari bahwa aku dan dirinya saling mencinta. Aku terus memikirkan nya hingga pagi menjelang.

Aku menatap wajahku di depan cermin, mataku sembab, mungkin karena aku menangis semalam, atau aku tidak bisa tidur semalaman, entahlah aku tidak mengerti. Yang aku mengerti adalah. Aku benar - benar hancur, hatiku remuk namun aku hanya bisa pasrah dan mengalah, agar diriku masih bisa terus disamping wanitaku ini. Karena hanya bersama nya lah hidupku jadi berwarna. 

# PoV author

Pagi yang cerah dengan udara yang sejuk, tidak terlalu dingin, juga tidak terlalu panas  ini. Andrian lebih dulu bangun dari isterinya dan ia berniat hendak memasakan Sup ayam untuk Rynyang sedang terbaring sakit  di kamarnya. Meskipun dirinya tidak memiliki skil untuk me masak sama sekali, namun tekat nya yang mau berusaha belajar perlu diacungi jempol.

ia berusaha mencari - cari tahu resep tentang membuat sup ayam diberbagai situs media online, sampai terciptalah sebuah masakan yang menggugah selera, harum aroma masakannya pun tercium dan merasuk ke hidung Ryn yang masih berada di kamarnya.

Andrian berjalan ke kamar Ryn dan menunjukkan masakan itu ke hadapanya " this is it.. Sup ayam ala chef Andrian yang ganteng tiada tara ckckc" Ucap Andrian sambil mengangkat mangkuk tersebut ke tangannya dan memeragakan gerakkan chef terkenal di depan Ryn. Sup ayam itu dibuatnya dengan penuh perjuangan dan penuh rasa cinta.

Ryn pun tertawa melihat tingkah laku suaminya yang menggemaskan, meskipun badannya masih lemas dan tawa nya tidak terlalu semangat sepeti biasanya, namun Andrian cukup bahagia karena dapat melihat kembali senyuman Ryn. Yang biasanya ia lihat sebelum sakit. Senyuman itu selalu dinanti oleh Pria betubuh kekar itu, Senyuman termanis yang biasa ia dapatkan di pagi hari setelah dirinya terbangun dari mimpi di malam hari.

'kamu cantik sekali Ryn! meskipun kamu lagi sakit. Tapi aura kecantikan mu saat ini tidak berkurang sedikitpun. Aku sayang sama kamu Ryn. ' Puji Andrian di dalam hati. 

Ia terus menatap wanita yang ada dihadapannya dengan tatapan penuh cinta. Sebenarnya, bibirnya itu terlalu kaku untuk mengucap bahwa Ryn terlihat begitu cantik pagi itu. Namun ia berusaha untuk mengungkapkan nya agar Ryn bisa bahagia mendengar nya.

"Selamat pagi cantik. " Ucap Andrian dengan penuh semangat, dan mengguratkan senyuman di wajahnya.

"pagi bang” Ryn menjawab nya dengan nada yang sedikit terdengar lemas. Muka nya masih terlihat putih pucat. 

Andrian membenahi uraian rambut yang terlihat berantakan setelah bangun tidur. "Bagaimana tidurmu semalam, enak?” Kini tangannya mengecek suhu tubuh Ryn di dahinya.

Ryn hanya menganggukkan kepalanya, untuk menjawab pertanyaan Andrian. Tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

Ia mengambil handpone Andrian yang ia taru di nakas dekat kasur. "Ini handphone Abang!" Ryn menyodorkan handphone milik Andrian yang tertinggal semalam di kamarnya. “handpone nya tertinggal di kamarku semalam” Ia memicingkan matanya bertanda curiga.

" loh, kok bisa yah hehe " Andrian menyengir, karena habis ketahuan oleh Ryn.

Ryn menaruh handphone tersebut di tangan Andrian. Sembari berkata "Oh abang tidak ingat ya. Bukankah Abang semalam ke kamarku?" Cecarnya kepada Andrian, mata Andrian terlihat bergerak kesana dan kemari, supaya tidak terlalu terlihat bahwa dirinya bersalah.

" EH.. i- iyaa, abang tadi malam ingin memastikan kamu sudah membaik atau belum. Maaf ya abang masuk tanpa seizinmu, karena abang tidak bisa tidur, terus memikirkanmu." Jawab Andrian dengan gugup, keringat sebesar biji jagung jatuh dari dahinya. Dan ia masih menunjukkan tatanan gigi yang tersusun rapih.

"Gimana sayang, sudah ada perubahan belum?, apa yang kamu rasakan masih sama ?" Andrian mengalihkan pembicaraan dengan pertanyaan agar Ryn tidak membahas tentang semalam lagi.

'masih bang, masih belum ada perubahan. Aku masih merindukan Jovian, sangat merindukannya.' Ryn berkata dalam hati nya karena ia masih tidak mampu mengungkapkannya secara langsung.

"Ryn... haloo!!" Andrian melambaikan tangannya di depan wajah Ryn. Untuk memecahkan lamunannya.

"Ehh.. hmm ii..iya bang, aku tidak apa - apa ko, ini sudah membaik. Sudah tidak ada lagi gejala - gejala yang aku rasakan" Jawab Ryn dengan ragu, ia merasa canggung karena telah berbohong.

"Kenapa Ryn, ada yang mau kamu sampaikan kepada Abang, apa badan kamu ada yang sakit? Yang sebelah mana yang sakit?, Sini abang coba lihat" Ia meliuk - liukkan tibuh Ryn untuk mengecek perkembangan keadannya. Biar bagaimanapun juga firasat seorang Suami juga bisa sangat kuat satu sama lain.

"Hmm.. Enggak kok, aku enggak apa -apa" Ryn masih berusaha untuk menutupinya. Namun tak lama dari berkata tidak apa - apa, akhirnya ia mengungkapkan apa yang saat ini ia rasakan.

"Abang” Ucapnya sambil sedikit merintih. Berusaha mengungkapkan apa yang membuatnya sakit seperti ini “Rasanya aku sudah tidak kuat menahan ini semua!" 

Kali ini tekat nya sangat sangat  kuat, ia memaksakan diri  untuk dapat mengungkapkannya kepada Andrian yang berada disampingnya.

"Aku ingin mengungkapkan sesuatu. Aku boleh jujur tidak ke Abang? Tapi mungkin kejujuran aku ini akan menyakiti abang." Tuturnya perlahan, bibirnya bergetar karena ketakutan.

"Jovian?"  Andrian langsung menebak apa yang ingin Ryn sampaikan. Sebelum Ryn menyelesaikan ucapannya.

"Iya Bang, aku sakit seperti ini karena sejujurnya aku masih memikirkan Jovian. Aku terus merindukan dia, aku tidak bisa menahan rasa rinduku kepadanya."

Dugaan Ryn benar, ia  telah menyakiti hati Andrian. karena setelah ia mengungkapkannya, Andrian langsung berlalu pergi tinggalkan Ryn di kamarnya tanpa sepatah kata pun. Fikirannya melayang - layang karena  Ryn merasa heran, dari mana kah suaminya mengetahui tentang isi hatinya. 

'Apakah aku mengigau saat tidur. Semalam kan abang katanya habis ke kamarku untuk mengecek keadaan ku. ya ampun.. Maafkan aku bang, karena aku telah menyakiti hatimu'. Gumamnya dalam hati.

Ia sangat menyesali kebohan dirinya karena sudah berkata jujur kepada Andrian. Namun nasi telah menjadi bubur. Andrian sepertinya benar-benar marah kepada Ryn. Karena setelah menyampaikan perasaan nya kepada Andrian. sampai malam tiba ia tidak kunjung kembali ke kemar Ryn, wanita itu merasa sangat kesepian. Biasanya selama Ryn sakit, Andrian selalu ada di sampingnya dari matanya masih terbuka. hingga ia tidur terlelap dalam dekapan sang suami. Andrian dengan setia selalu menemani Ryn.

***

Di hari Minggu yang cerah, suara burung berkicau indah Ryn terbangun dari tidur. Dan Ia merasakan kehadiran sosok laki-laki berada di samping kasurnya. ia mencium aroma parfum yang tidak asing di indra penciumannya. 

Didalam benaknya terbesit sebuah pertanyaan. ‘apa mungkin karena aku terlalu merindu, sampai-sampai aku mencium aroma tubuh yang sangat kukenal. Aroma tersebut  mirip seperti parfum yang sering di pakai jovian' lamunannya terpecah, hatinya berdegup kencang, seketika ia mendengar suara lelaki yang memanggil namanya.

"Ryn,." suara Jovian memanggil.

Ia masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar, kini Ryn berusaha mendengarkan untuk  ke dua kalinya

"Ryn bangun, ini aku!" Suara Jovian memanggil dengan lembutnya berusaha untuk membangunkan Ryn untuk ke dua kali.

'iyaa.. ini benar Jovian. Berarti aku tidak sedang bermimipi. Suara itu jelas sekali terdengar di telingaku' Ryn bergumam dalam hatinya dan meyakinkan diri bahwa apa yang ia dengar itu benar suara Jovian. 

"Ryn...." Suara  seorang Pria tangguh memanggil dan menyebut namanya dengan lembut.

"sett.." Tangannya yang kekar dan putih seperti tangan pria Korea. Pria itu berusaha menggenggam tangan Ryn dan berusaha untuk membangunkannya. 

Ryn sangat mengenal tangan itu milik siapa, ia benar-benar mengenalinya. Hatinya semakin begup sangat kencangnya, seperti sedang menonton sebuah konser rock and roll. Wanita itu berusaha membuka matanya, untuk memastikan bahwa yang membangunkan nya  itu benar-benar Jovian. Matanya menatap penuh harap ke arah laki-laki di sampingnya. 

Setelah mengetahui bahwa itu benar benar Jovian, Ryn langsung memeluknya dengan erat. "Jovian ... aku benar-benar merindukan kamu. Aku belum sanggup bila harus tanpa kamu Jovian." Air matanya mengalir sederas-derasnya. Di dalam dekapan Jovian.

Ia merasakan kembali, pelukan yang telah lama ia tidak dapatkan lagi.

'Ooh, sungguh aku merasakan lagi dekapannya yang hangat, mencium aroma tubuhnya yang sangat aku rindukan Aroma tubuh itu sangat bisa menenangkanku di saat aku sedih dan gunda. Ingin rasanya aku kembali kepada lelaki yang aku cintai ini. Aku tidak ingin membiarkan Jovian pergi lagi dari diriku' bisikan dari hati Ryn yang terdalam. mengharap semua bisa kembali lagi. 

"Jovian aku benar-benar merindukanmu." Kata-kata yang diulang-ulang dari bibir Ryn terlontar. berharap Jovian pun mengatakan yang sama. Namun harapan terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi yang didapatkan. Alih - alih ingin mendapatkan jawban dari Jovian, Ryn ternyata tidak mendapatkannya sama sekali.

"Hmm...Ryn kamu makan dulu ya. Aku sudah siapin bubur kesukaan kamu nih. Aku tadi sebelum ke sini mampir dulu ke warung bubur yang biasa kita kunjungi." Jovian berusaha mengalihkan pembicaraan. 

'Apa?? mengapa?? mengapa Jovian tidak membalas perasaan ku ini. Rasa rindu ini, apakah tidak ada artinya lagi untuk dia. Padahal Aku sangat merindukanmu Jovian, aku mengharapkan kau pun begitu. Hanya itu yang aku harapkan dari kamu. bukan yang lain' Hati Ryn bertanya-tanya, ada apakah dengan Jovian, Ryn sebenarnya ingin menanyakan itu pada Jovia.

Namun ia tidak ingin merusak momen kebahagiaannya saat ini, ia sudah bisa bertemu dengan pria yang ia rindukan saja sudah cukup bahagia. Akhirnya Ryn mengurungkan niatnya dan hanya  memendam perasanya dalam hati saja

"Iya Jovian, aku mau makan." Pintanya dengan manja kepada Jovian. 

"Aku suapin ya, Ryn" Ryn berusaha melupakan perasaannya dan mulai menikmati suapan demi suapan yang diberikan oleh Jovian.

Sedikit demi sedikit tangannya menyendok bubur yang ada didalam mangkuk. dan menyuapi bubur tersebut kepada Ryn, dirinya terus memandangi wajah Jovian. Dirinya sangat sangat bahagia dengan perhatian yang Jovian berikan. Tangan Ryn sedari tadi berada di pipi jovian, dan mengelus dengan lembutnya

Disaat ia sibuk mengelus lembut pipi Jovian. Seketika terlintas dipikiran Ryn tentang keberadaan Andrian. Matanya melirik ke sana kemari mencari dimana keberadaan suaminya.

'Oya, Abang Andrian ke mana ya, apakah dia masih marah kepadaku?. Dan kenapa Jovian bisa datang ke rumah ini. Apakah Abang Andrian yang mengundangnya untuk datang?. Entahlah aku sedang tidak ingin memikirkan hal lain selain memikirkan Jovian. Aku sungguh tidak mau melewatkan momen ini.' Ia merasa dirinya seperti merasakan peperangan di dalam batin. Di sisi lain ia memikirkan dimana kah keberadaan suaminya, dan di sisi lain ia seperti tidak ingin kehilangan  kesempatan waktu untuk berdua dengan Jovian.

Ryn tidak menyadari kehadiran Andrian. yang sedari tadi berada dibalik pintu. Hati Andrian terbakar api cemburu, ketika ia mendengarkan ungkapan hati istrinya kepada pria lain, dibalik celah pintu kamar yang sedikit terbuka ia melihat tangan Ryn menempel dan mengelus lembut pipi Jovian.

Tanpa diduga Ryn melakukan hal lebih dari itu, yang membuat hati Andrian semakin terbakar api cemburu. Tangan Ryn yang sedari tadi ada di atas pipi, kini beranjak menuju kearah belakang. Tangannya melingkar dileher belakang Jovian, dan berusaha mendekatkan wajah Jovian kearahnya.

Secara tiba tiba Ryn berusaha ingin Mengecup bibir Jovian, namun dengan cepat Jovian menepis tangan dan menghentakkan tubuh Ryn keatas kasur. Ia berhasil menggagalkan rencana Ryn,  Ia tidak ingin cinta membutakan keduanya, hingga pada akhirnya menghalalkan segala cara.  

Jovian tahu diri, bahwa dirinya sedang berada di tempat tinggal Andrian bersama Ryn, dan ia takut melakukan hal yang tidak pantas dengan istri orang lain. 

Dan terlebih lagi, Jovian takut dengan ancaman ayah Wisnu kepadanya. Yang melarang dirinya untuk bertemu kembali dengan Ryn.

Ia mengingat saat kejadian dirinya dikroyok sejumlah orang dan hampir saja membunuhnya satu hari setelah pesta pernikahan Ryn dan Andrian. Namun untunglah ada seorang wanita yang menolongnya. Ia tahu persis bahwa orang yang mengeroyoknya adalah suruhan ayah Wisnu. Ayah kandungnya Ryn. Yang terlanjur kesal dengan kejadian pagi itu.

Karena sebelum mengeroyok jovian dengan kejam, ayah Wisnu datang menyusul kepergian Jovian yang saat itu diusir olehnya sendiri. Ayah Wisnu mengancam dirinya. Bahwa ayah Wisnu sangat mengenal betul tentang keluarga nya. Dan laki -laki yang sudah berumur itu akan mencelakai kedua orang tuanya Jovian.

Tangan Jovian menyeka tubuh Ryn dan mendorongnya hingga Ia terjatuh ke atas kasur. "kamu tidak pantas melakukan ini kepada orang yang bukan lagi siapa-siapa untuk kamu Ryn" Jovian berusaha memberikan pengertian kepada Ryn. Agar Ryn tidak merasakan sakit hati atas penolakannya. Namun Ryn hanya terdiam pasrah, setelah ciumannya ditolak oleh Jovian

Dibalik pintu kamar yang masih sedikit terbuka, Andrian masih melihat semua kejadian tersebut. Awalnya dia berpikir bahwa Jovian akan menerima ciuman dari Ryn dengan begitu saja ciuman dari Ryn. Namun tidak disangka, Jovian adalah lelaki yang gentleman, ia tidak ingin merusak hubungan yang bukan lagi miliknya. 

‘Ternyata Jovian adalah laki-laki yang baik, syukurlah dia menolak ciuman isteriku. Tapi mengapa Ryn begitu tega kepadaku?’ Tanya Andrian di dalam hatinya.

 ***

Dua hari sudah Jovian berada dirumah untuk memperhatikan dan merawat Ryn dengan baik. Tetapi Ryn merasa ada yang berbeda dari Jovian. Mulai dari perhatian nya sampai sikap Jovian kepada Ryn.

Karena sepertinya Jovian melakukan ini semua bukan karena ia peduli kepada Ryn. Tapi seperti merasakan ada kejanggalan, dia memang dengan baik merawat Ryn. Tapi dia melakukannya tidak tulus, Ryn tidak memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan Jovian. Setiap ia mengungkapkan perasaannya kepada Jovian, ia tidak terlalu merespon. 

Terasa jelas sekali perubahan Jovian. Apakah dia masih tidak terima dengan pernikahan Ryn dengan Andrian ataukah ada hal lain. Ryn merasa sangat penasaran dengan apa yang sedang ia pikirkan saat ini, akhirnya ia  memberanikan diri untuk bertanya kepada Jovian.

"Jovian, aku minta maaf ya sama kamu. Karena aku harus menikah dengan abang, jujur aku masih sangat mencintaimu dan belum bisa berpaling dari kamu. Aku lakukan semua ini karena terpaksa. Orang tuaku yang menyuruh diriku menikah dengan Abang Jovian, saudara sepupu ku sendiri.”

Jovian menggenggam tangan Ryn dan berkata. "Ryn, aku harus mengatakan ini kepadamu. Kalau aku sebenarnya sudah benar - benar mengikhlaskan kamu dengan Andrian suamimu. Andrian adalah suami yang baik dan juga dia sangat menyayangimu."

"Kamu berkata apa sih Jovian. Apakah kamu sudah tidak lagi memiliki perasaan kepadaku? Apa kamu udah bisa mencintai orang lain?"  Ryn bertanya dengan suara yang sedikit sumbar. seperti menahan tangisan.

"Bukan seperti itu Ryn, aku hanya ingin kamu melupakan aku. Dan belajarlah mencintai suamimu, dia benar-benar tulus kepadamu."

 "Lalu? Untuk apa kamu berada di sini. Bukankah karena kamu peduli sama aku dan kamu ingin kembali lagi kepadaku. Katakan itu Jovian. Untuk apa sebenarnya kedatangan kamu ke sini? Untuk siapa, bukankah itu untuk aku?" Ryn merasa sangat sedih, dirinya merasa Jovian sudah tidak lagi mencintainya.

"Ryn, aku mau jujur sama kamu, aku datang ke sini karena diminta sama Andrian. Kemarin dia datang menemuiku. Dan dia memohon kepadaku untuk datang kesini menemui istrinya, yaitu kamu. Aku melihat, kekecewaan tersirat dari raut wajahnya. Tapi meskipun begitu, Andrian rela meredam itu semua demi kebahagiaan wanita yang ia cintai".

Tanpa disadari oleh Ryn, setelah malam itu, dimana Andrian pergi meninggalkan Ryn dari dalam kamar disaat ungkapan isi hatinya tentang kerinduan yang mendalam kepada Jovian.

Ternyata sejak saat itu Andrian mencoba mengecilkan ego dan menuruti apa yang membuat istrinya jadi bahagia, agar ia segera kembali membaik.

<<flashback on>>

Malam setelah keluar dari kamar Ryn tanpa sepatah katapun Andrian pergi dari rumah berangkat menggunakan mobil Alphart putihnya sendirian.

" ciittt..ngeeng"

Ia sengaja mengendarai mobilnya tanpa meninggalkan suara sama sekali karena  tidak ingin membangunkan Ryn yang sedang tertidur pulas. Didalam perjalanan menuju ke tempat tinggal Jovian, yang terlintas dipikirannya adalah bagaimana caranya supaya istrinya segera pulih. Dan Ryn kembali menemukan kebahagiaannya. 

Meskipun terasa sakit, namun Andrian menurunkan egonya demi kebahagiaan sang isteri tercinta. Sesampainya ditempat tujuan, Andrian bertemu dengan Jovian dan berusaha untuk menyampaikan maksudnya datang ke rumah Jovian.

"Ada maksud apa kamu ingin menemuiku?" Tanya Jovian kepada Andrian.

Andrian begitu menahan rasa sakitnya dan mulai bercerita. "Ryn saat ini sedang sakit!" Jelasnya kepada Andrian.

"Lalu? Bagaimana sekarang keadaanya?" Tanya Jovian kepadanya.

" Keadaanya sudah mulai membaik, namun dia memilik satu permintaan yang belum bisa aku wujudkan." 

"Permintaan apa itu?" Tanya Jovian yang duduk tegap, ia sedang fokus pada lawan bicaranya.

Jovian melihat Andrian menggigit bibirnya seperti orang yang sedang menahan perasaan dan terlihat raut wajah Andrian yang tampak menjadi kosong. "Andrian, halo!" Jovian menggerakkan tubuh Andrian berharap ia merespon panggilannya kali ini.

Suami yang selalu mencintai Ryn lebih dari rasa cinta kepada dirinya sendiri, sedang berusaha meruntuhkan egonya demi permintaan isterinya, agar bisa membuat Ryn kembali bahagia. Ia menghirup udara dalam dalam dan mulai menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Ryn.

"Ryn menginginkanmu untuk datang menemuinya." Itulah sebabnya aku datang kemari."Ekspresi wajahnya membeku. "Aku mohon sama kamu, datanglah kerumah dan temuilah Ryn!" Pintanya dengan sangat terpaksa.

"Tapi...!" Jovian seperti ragu dengan ucapan Andrian. Karena ia merasa hal itu akan menyakiti perasaan Andrian.

"Ini adalah sebuah permintaan dariku, jadi kamu tidak usah khawatir. Aku tidak apa - apa" Ia berusaha tersenyum didalam keadaan hatinya yang sedang tidak karuan.

"Baiklah, karena ini adalah permintaanmu! aku akan menuruti nya." Jovian menyetujui permintaan Andrian untuk datang dan menengok Ryn dirumahnya. "Aku tahu kau adalah pria yang baik, dan sangat mencintai Ryn lebih dari aku mencintainya. Kamu rela menurunkan egomu demi orang yang kamu sayangi. Aku merasa malu pada keberhasilanmu."

Jovian mendekap tubuh Andrian dan berbisik. "Pilihan Ryn untuk menikah denganmu tidak pernah salah, ia memilih orang yang tepat untuk teman hidupnya."

Masih dalam dekapanya Andrian membalas bisikan Jovian. "Kamu salah Jov, seharusnya aku yang malu, karena kamu telah berhasil membuat Ryn belum bisa melupakan mu hingga sekarang. Ryn tidak pernah memilihku, aku dengan nya menikah hanya karena sebuah perjodohan. Tidak ada pilihan lain untuknya selain memilih untuk menikah denganku." Andrian menceritakan yang terjadi kepada dirinya dengan Ryn yang sebenarnya.

"Aku yakin, suatu saat nanti Ryn pasti bisa merasakan ketulusan cinta darimu. Kamu sabar yah, aku sangat bangga denganmu!" Kata - kata Jovian memberikan semangat baru untuk Andrian agar ia bisa lebih sabar menghadapi Ryn dan menunjukan betapa besar cintanya kepada wanita itu.

***

"Ryn, mulai dari sekarang kamu harus menerima kenyataan bahwa kamu sekarang memanglah istri dari Andrian. Dan aku udah bukan siapa-siapa lagi untuk kamu. Maafkan perkataanku yang mungkin menyakitkan kamu. Tapi kamu perlu tahu, bahwa yang kamu lakukan ini kepada  Andrian itu juga sangat menyakiti hatinya." jelas Jovian berharap Ryn mengerti dengan keadaannya sekarang.

"Ryndu, aku tahu kamu adalah wanita yang sangat pengertian. Tolonglah untuk mengerti bahwa Andrian tulus mencintai kamu. Oke, aku akui aku masih mencintaimu. Tapi cintanya Andrian ke kamu itu lebih besar.. Aku kalah, dan aku mengalah. Aku yakin bahwa Andrian sangat tulus mencintaimu lebih dariku. Bukalah hatimu untuknya, bahagialah denganya. Akupun ikut bahagia dengan itu."

Seperti bermimpi disiang hari, semua kata-kata Jovian membuat Ryn tersadar. Selama ini ia memang sangat jahat memperlakukan Andrian, Cintanya kepada Jovian membutakan segalanya. Termasuk membutakan mata sehingga ia tidak dapat melihat cinta tulus dari Andrian.

'Ada baiknya kalau aku mendengarkan semua yang Jovian ucapkan. Aku harus berusaha membuka hatiku untuk Abang Andrian.' gumam Ryn 

"Tapi bagaimana dengan kamu Jovian?" Ryn kembali bertanya kepada Jovian.

 " Percayalah aku akan ikut bahagia, melihat orang yang aku cinta bahagia. Meski tidak denganku. Aku akan melanjutkan study-ku di yogyakarta. Itu satu-satunya caraku untuk bisa melupakan kamu. Karena sejujurnya untuk melupakan seseorang yang sangat aku cintai itu tidak mudah. Keluargaku pun mendukung keputusan aku untuk pindah ke sana." sambil menggenggam tangan Ryn, Jovian berusaha mengungkapkan apa yang sesungguhnya ia rasakan.

Dan setelah beberapa jam bersama,  Ryn dan Jovian mengakhiri percakapan mereka dengan saling berpelukan. Ryn menumpahkan air matanya dengan derasnya di dalam dekapan Jovian. Ia merasa bahwa pelukan ini adalah pelukan terakhirnya dengan Jovian. Karena dari kejadian hari itu. Jovian benar-benar menjauh pergi, terbang ke Yogyajarta untuk melanjutkan kuliahnya, serta agar ia bisa dengan melupakan Ryn.

***

Sepekan telah berlalu. Ternyata Jovian menepati omongan nya kepada Ryn. Karena semanjak itu Jovian pergi ke Yogyakarta untuk melanjutkan kuliah nya dan memiliki rencana untuk mengabdi di rumah sakit yang ada di Yogyakarta. Tempat masa kecilnya Jovian.

Ia melakukan semua itu agar bisa melupakan Jovian dengan mudah. Dan melanjutkan hidup nya dan mimpinya sejak lama. 

Mendapatkan nasihat dari Jovian membuat Ryn akhirnya sadar. Sadar akan sikap nya selama ini kepada suaminya sendiri. Yang sangat mencintai Ryn, lebih dari cinta nya kepada dri sendiri.

Hingga Ryn akhirnya berusaha membuka hatinya untuk Andrian suaminya sendiri. Ia ingin membalas semua kebaikan - kebaikan yang sudah diberikan Andrian kepadanya.

  

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status