Share

Belajar mencintai

Hingga akhirnya, Ryn berusaha membuka hatinya untuk Andrian suaminya sendiri. Perlahan Ia belajar untuk mencintai Andrian.

Selanjutnya...

Hari ini, keadaan Ryn sudah mulai membaik. Hanya saja ia perlu menjalani kembali, tes swab antigen sesuai  aturan yang harus dijalankan. Agar mengetahui apakah virus yang ada ditubuhnya masih ada atau tidak.

"Sayang. Kamu sudah siap?." Tanya Andrian. Hari ini dia lah yang akan menemani Ryn untuk periksa. Sekaligus dirinya pun ikut di tes. Untuk mengetahui apakah Andrian pun ikut tertular atau tidak.

"Sudahh abangg... " Ryn berjalan dengan pelan ketika hendak menuju ke dalam mobil yang sudah terparkir di depan rumah. Kakinya bergetar saat hendak menaiki mobil karena dirinya sangat gugup saat itu.

"Sudah siapp neng?" Tanya Andrian, tangan nya sudah berada di alat kendali mobil.

"Siapp bang..." Ryn terdengar antusias menjawab pertanyaan suaminya. 

Kali ini ada yang berbeda dari sikap Ryn dari biasanya, perlakuanya kepada Andrian jauh lebih baik dari sebelumnya. Karena ia telah berjanji kepada dirinya sendiri, untuk belajar mencintai dan menghargai suaminya sekarang.

Di sepanjang perjalanan. Mereka masih terdiam, sunyi tanpa satu patah katapun. Sebenarnya hati Ryn bergejolak. Ia ingin mengatakan sesuatu kepada lelaki yang berada disamping nya itu. Namun mulutnya seperti terkunci tak sanggup berucap. 

" Ryn... " suara Andrian lah yang lebih dulu memulai pembicaraan.

" Emh.. iyaa abang.."

" Ada apa?  Seperti ada sesuatu yang mengganggu pikiran kamu. Ada yang ingin kamu sampaikan ke abang ." Tanya Andrian. Ia memperhatikan wajah isterinya yang terlihat gelisah seperti ada yang sedang ingin ia sampaikan kepada suaminya itu.

"Emh.. iyaa bang. Ada yang ingin aku sampaikan kepada abang. " Ia menghirup udara dalam- dalam dan mulai perlahan -lahan mengungkapkan apa yang ingin ia sampaikan. Walaupun sebenarnya ia ragu untuk mengatakanya namun ia harus berani untuk mengungkapkan.

"Emh aku mau minta maaf sama abang. Selama ini aku terlalu membenci abang, sikap ku tidak patut untuk seorang istri. Aku memperlakukan abang dengan jahat, aku terlalu mencampakkan abang, dan malah memikirkan laki laki lain yang bukan suamiku sendiri." Ia meracau tanpa henti.

"Aku berjanji pada abang, aku akan merubah sikap ku dan mulai belajar untuk mencintai abangg."  Tambahnya meluapkan sisa sisa kata yang belum tersampaikan.

Andrian merasa terkejut bercampur bahagia, ia langsung menepikan kendaraanya setelah mendengarkan ucapan Ryn.

"Abang sangat bahagia mendengar ini semua. Terimakasih sayang sudah mau berusaha untuk mencintai abang. Semoga kedepannya kita bisa menjadi suami istri yang baik ya Ryn. Abang berharap semoga kita bisa hingga tua bersama. Kaya lagunya Rizki fbian ckckck" Ia tersenyum - senyum tersipu malu.  

"Kekeke abang bisa aja, semoga yang abang ucapkan tadi dapat terwujud yaa bang." Ryn meng- aamiin kan do'a Andrian. 

Mereka menikmati perjalanan menuju ke rumah sakit dengan persaan yang riang gembira. Ditemani lagu "Hingga tua bersama miliknya Rizky Fbian" menambah keromantisan dan menghibur hati yang sudah berbunga.

***

Sesampainya di Rumah sakit, Ryn dan Andrian berjalan ke ruangan khusus pemeriksaan tes SWAB antigen.

Mereka duduk di kursi tunggu, menunggu namanya dipanggil. Dan setelah menunggu dua puluh menit berlalu, ia pun mendapatkan giliran untuk masuk ke ruangan tes SWAB antigen. Terlihat ada dua perawat yang mengenakan pakaian APD lengkap seperti pakaian astronot

"Ckckck terus dok sampai dalam gak apa apa. " Andrian tertawa terbahak - bahak  melihat Ryn yang sedang meringis karena alat tes itu di masukkan ke dalam hidungnya. 

Setelah selesai menjalani tes nya Ryn dan Andrian Menunggu di ruang tunggu. Andrian menatap Ryn tiada berkedip. Membuat Ryn jadi salah tingkah.

" atas nama NY. Syahdinda Ryn larasti, diharapkan untu segera datang ke ruang hasil pemeriksaan". 

Ryn berjalan menuju ruang pemeriksaan, disana ia mengambil hasil dari tes swab antigen miliknya dan milik Andrian suaminya. 

" gimana ryn?. " tanya Andrian.

" alhamdulillah bang, aku dan abang negatif covid -19." jawab Ryn.

Mereka lega karena sudah terbebas dari ancaman virus covid- 19. Karena sudah terbebas dari covid -19. 

Andrian berusaha untuk menghibur Ryn yang sedang patah hati dengan mengajaknya jalan-jalan ke taman, Andrian ingin supaya Ryn cepat move on dari Jovian dan melupakan kejadian kemarin.

"Ryn apakah kamu mau ikut saya ke taman. Kita refreshing sebentar." Ajakan Andrian kepada Ryn

"Mau bang, tapi.. apakah kita diperbolehkan keluar. Ancaman virus kan masih ada dimana - mana. Aku khawatir kalau harus berada di tempat keramaian". Semula Ryn mengiyakan ajakan Andrian. Namun kekhawatirannya akan virus covid. Membuat ia ragu untuk pergi ke taman sore ini.

" Tidak kenapa kenapa Ryn, kan kita bisa menghindari keramaian. Ditamankan banyak tempat duduk. Kita bisa duduk atau sekedar mengelilingi taman. Disana kan luas, yang penting kita jaga jarak aja dan tetap memakai masker kita". Andrian tetap berusaha membujuk Ryn agar ia mau jalan berdua dengannya.

"Oke deh bang, aku mau ikut. Tunggu sebentar aku siap siap dulu yaa."

"Oke abang tunggu di mobil ya".

Andrian menunggu Ryn untuk bersiap siap di dalam mobil nya, dengan setia ia menunggu sampai akhirnya Ryn membuka pintu mobil dan segera masuk kedalamnya. 

"Sudah siap neng," tanya Andrian berusaha untuk menggoda Ryn.

Semula Ryn tidak ingin meresponnya namun ia ingat pada janjinya kepada Jovian untuk bersikap lebih baik kepada suaminya.

"Iya bang, neng sudah siap.." 

"Tumben neng, direspon". Andrian heran dengan sikap Ryn yang sedikit lebih manis.

Di dalam perjalanan mereka saling diam, tak sepatah katapun terucap. Karena Andrian masih bingung dengan sikap Ryn sebelum berangkat tadi. Dan Ryn pun bingung harus seperti apa untuk memulai perbincangan mereka. 

Sebenarnya di dalam hati Ryn. Ia sedang merasakan gejolak. Ia bingung mulai dari mana dia harus belajar untuk mencintai suaminya itu. Sedangkan ia masih belum bisa membuka hati untuk pria tersebut.

"Ada apa Ryn, ada yang ingin kamu sampaikan ke abang.?" Andrian bertanya kepada Ryn, melihat Ryn diam saja seperti itu membuat Andrian penasaran. 

Akhirnya Andrian lah yang memulai duluan perbincangan mereka. 

"Abang..Sebenarnya ada yang ingin aku sampaikan ke abang. Tapi jujur aku gugup sekali rasanya." 

"Ada apa?, coba kamu tarik napas perlahan. Lalu hempaskan dan mulai lah bicara." Andrian menyarankan Ryn untuk melakukan apa yang ia suruh. 

Ryn pun mengikuti perintah Andrian. Ia menghela napas perlahan dan menghempasakan nya. Dan 

***

Sesampainya di taman, Andrian segera membuka pintu mobilnya dan berlari kearah pintu mobil yang berada di sebelah Ryn. Berniat untuk membukakan pintu berharap aksinya yang seperti pasangan pasangan romantis dapat meluluhkan hati Ryn.

"Kekeke" Ryn ketawa kecil, menertawakan Andrian.

"Abang telat, aku sudah duluan membuka pintu ini". Ledek Ryn 

"Yahh kamu ini Ryn, saya kan berusaha supaya terlihat romantis di depan kamu, jadi gagal deh".

Disaat Andrian menunjukkan raut wajah yang sedikit kecewa, tiba-tiba Ryn meraih dan menggenggam tangan Andrian. Membuat Andrian sangat terkejut dengan perilaku Ryn. 

"Abang mau aku tunjukin, gimana caranya romantis yang tidak gagal. Gini bang".

Senyum manis tergurat diwajahnya. Seperti melambung diatas awan Andrian tampak bahagia, dengan sikap manis yang ditunjukkan Ryn kepadanya.

Mereka terlihat seperti pasangan yang romantis. Tangan mereka saling berpegangan sambil mengitari taman untuk mencari salah satu tempat yang bisa mereka duduki berdua.

Dan mereka pun duduk mencari tempat yang sepi dan aman. Menghindari keramaian disekitar.

"Sepi yaa bang, disini udaranya sejuk sekali. Aku merasa seperti burung yang baru saja keluar dari sangkarnya. Merasakan kebebasan kembali. Setelah sekian lama dirumah aja". Sambil menggenggam tangan Andrian lebih erat, Ryn berusaha mencari obrolan duluan.

"Iya nih, saya juga merasa fresh kembali. Rasanya sumpek banget dirumah terus. Tapi, untung sih ada kamu. Jadi saya tidak terlalu merasa bosan". Andrian pun berbalas sambil memuji kehadiran Ryn di dalam hidupnya.

"Abang, apakah abang merasa bahagia selama dengan aku?."

"Ya jelas dong, saya sangat bahagia bisa dengan orang yang saya cintai. Kenapa kamu bertanya seperti itu?, Apakah kamu masih meragukan cinta saya?". 

"Bukan gitu bang, hmm. Aku ngerasa kalau selama ini aku selalu bersikap kasar kepada Abang. Aku takut abang Andrian, merasa tidak bahagia selama hidup dengan aku". Ryn berbicara tentang kekhawatirannya, akibat kelakuan nya selama ini.

"Ryn asal kamu tahu, kamu adalah orang yang paling saya cinta. Mau sekasar apapun sikap kamu kepadaku, aku tidak peduli. Aku tetap akan mencintai kamu sama seperti dulu." Andrian meyakini Ryn bahwa cintanya tidak pernah usai, kepada wanita pilihan hatinya.

"Seperti dulu? Maksudnya?".

"Hmm.. mak.. maksud nya, seperti pertama kali saya mencintai kamu". Andrian sedikit gugup karena pertanyaan Ryn kepadanya. 

Percakapan pun sempat terhenti. Andrian merasa skak dengan pernyataan nya sendiri. Seketika suasana menjadi hening. Semua terdiam, mereka berhenti bicara. 

" Abang, maafkan aku ya, selama ini aku tidak mengerti perasaan abang. Aku cuek dan abaikan cinta abang yang benar-benar tulus kepadaku. Cintaku kepada Jovian membutakan hatiku. Aku sampai tidak bisa melihat ketulusan abang." Ryn mendadak berbicara kepada Andrian. Dia berusaha mengakui satu persatu kesalahan nya kepada Andrian.

"Aku akan berusaha melupakan Jovian dan belajar untuk mencintaimu bang, abang mau kan memaafkanku?".

"Engga". Andrian berkata tidak untuk melabui Ryn agar dirinya marah. Namun ia tidak tega melihat ekspresi Ryn, wajah nya memerah, matanya mulai berkaca-kaca. 

" Iya sayang, Abang memaafkan kamu. Sudah sering kali abang bilang, kalau abang ini mencintai kamu. Abang bersyukur sekali, Ryn dapat menyadari apa yang sudah Ryn lakukan kepada abang. Abang cinta sama Ryn dan abang yakin Ryn pasti akan juga mencintai abang. Kalau Ryn mau berusaha untuk membuka hati Ryn untuk abang". Tangan yang berada di kepala Ryn sedari tadi mengelusnya, dan berusaha menjelaskan semuanya kepada Ryn. 

Pertamintaan maafpun diterima, Ryn dan Andrian merasa sangat bahagia. Dan mereka pun melanjutkan perjalanannya mengelilingi taman. Sambil saling bergandengan. 

"Abang, sepertinya aku pernah kesini deh. Hanya saja, aku tidak tahu tepatnya kapan. Tempat ini tidak asing buat aku". 

Setelah berkata seperti itu, kepalanya mendadak sakit, tubuhnya goyah, sangat lemas dan hampir pingsan, Namun dengan sigap Andrian merangkulnya dari belakang sehingga Ryn tidak terjatuh.

Ryn merasakan ada yang aneh pada dirinya. Pasalnya setiap ada sesuatu yang ia ingat dimasa lalu, sakit di kepalanya jadi kambuh. Dan pada saat itu rasa sakitnya sangat parah ia rasakan. 

Kekhawatiran Andrian sangat besar hingga akhirnya dia menggendon Ryn menuju ke mobil. Andrian lelaki yang sangat bisa dipercaya untuk menjaga Ryn, sesuai dengan janjinya kepada kedua orang tuanya. untuk menggantikan posisi mereka didalam kehidupan Ryn. Andrian selalu ingin memastikan Ryn baik-baik saja. sangat khawatir jika terjadi sesuatu pada dirinya

Sesampainya di dalam mobil, Andrian menidurkan Ryn di kursi belakang sambil kepalanya dipangku Jovian.

"sebelah mana yang sakit? Sini abang pijat kepala kamu untuk meredakan rasa sakitnya." Tanpa berpikir panjang Ryn  menunjukan jarinya ke arah dahi.

Ryn merasakan tangan yang kekar, hangat, dan sedikit berwarna gelap dengan lembut memijat keningnya,

'sungguh nikmat rasanya' gumam Ryn saat merasakn pijitan Andrian.

Pijitan nya cukup membantu meredakan nyeri di kepalanya. Ryn tidak menyangka ternyata Andrian adalah lelaki yang serba bisa. Dan sangat siap siaga.

"Ryn, kamu gapapa kan? Apa yang kamu rasain sekarang, Sebelah mana kepalanya yang masih sakit?"

"Tidak Bang, makasih ya ini udah agak enakan. Oya Bang ... aku boleh cerita tidak sama Abang.""

"Boleh dong, ada apa?"

"Aku merasa seperti ada sesuatu di dalam diriku. Aku selalu dibayang-bayangi kejadian yang seakan akan itu pernah kurasakan. Tapi aku tidak ingat itu kapan. Setiap kali aku mencoba untuk mengingat kepalaku rasanya sangat sakit. seperti di tempat ini, aku seperti memiliki history di sini. Aku merasa tidak asing berada di sini. Terutama saat Abang menggendongku rasanya ingatanku sangat jelas. Tapi tetap aku tidak bisa mengetahui situasi pada saat itu. Kapan aku pernah ke sini dan dengan siapa."

"Oyahh, apa mungkin ingatan kamu sudah mulai kembali."

"I ... ingatan. Ingatan apa maksudnya, Bang?"

"Hmm engga, lupakan saja suatu saat kamu pasti akan mengerti."

Ryn merasa dirinya tidak mengerti dengan apa yang dimaksud dengan  Andrian. Dirinya semakin bertanya-tanya

'Ingatan siapakah yang sudah kembali Apakah aku yang bang Andrian maksud?. Rasanya pikiranku semakin tertekan karena terlalu banyak pertanyaan pertanyaan yang masuk. Dan aku belum bisa memecahkannya."

Setelah beberapa jam Andrian tidak berhenti memijat, akhirnya sakit di kepala Ryn berangsur membaik. Dan mereka memutuskan untuk pulang dan beristirahat di dalam rumah

karena untuk ke dua kalinya pemerintah me-lock down negeri ini, dikarenakan jumlah angka kasus Covid-19 yang meningkat. Membuat mereka semakin  khawatir untuk pergi ke mana-mana. Keadaanya semakin mencekap. Sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk berdiam diri saja di rumah untuk beberapa hari ke depan. 

Di saat berada di rumah setiap hari Ryn mengerjakan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga yang baik. Sesekali  Andrian juga membannya untuk meringankan pekerjaannya. Suasana yang awalnya membeku kini berubah jadi mencair. Ryn dan Andrian layaknya seperti abang adik yang terkadang mereka bermain, bercanda dan tertawa bahkan adu argumen. Tapi untuk urusan mengalah Andrian nomor satunya. Karena wanita selalu merasa menang.

Setelah lama tinggal bersama Ryn sudah mulai mengenal sifat asli Andrian.Yang ternyata ia juga asik untuk dijadikan sebagai teman main dan teman curhat.

Ryn sudah mulai nyaman dan ingin selalu berada di dekatnya. Hingga suatu hari

Sudah satu minggu lebih Andrian sakit dan tidak kunjung sembuh Ryn sempat khawatir dengan kondisi suaminya. Namun, setelah ibu menyarankan untuk membuat obat obatan herbal yang ada di rumah. Setelah dua hari berturut-turut obat tersebut diminum. Andrian pun berangsur pulih.

Dan di malam terakhir sebelum Andrian benar-benar sembuh. Dengan manjanya ia meminta Ryn untuk memeluk tubuhnya.

Karena tidak tega melihat Andrian memelas, akhirnya ia peluk tubuh Andrian dengan sangat erat dan membuat ia terlihat sangat bahagia.

"Terimakasih ya Rin, kamu mau peluk abang."

"Sama-sama Bang, Abang cepat sembuh ya. Beban Rindu jadi berat karena harus mengurusi pekerjaan rumah sendirian. Tanpa bantuan Abang."

"Haha oh jadi kamu menyuruh saya cepat sembuh supaya saya bisa bantu kamu."

"Hehehe."

Melihat tawa Ryn membuat Andrian tidak berhenti menatap mata nya. Ryn pun merasa salah tingkah saat Andrian terus menerus menatap tanpa berkedip.

Dengan posisi wajah Andrian yang semakin berusaha untuk mendekatkan wajahnya ke arah Ryn. Akhirnya membuat jantung Ryn terasa mau copot. Berdebar rasa di dada tidak karuan. Andrian terus menatap mata Ryn membuat ia semakin panik. 

"Ryn, apakah kamu kamu sudah punya perasaan kepada saya?" 

Pertanyaannya itu membuat Ryn semakin panik dan tidak tahu harus menjawab apa.

"Ryn ...." suara lantang Andrian memecahkan lamunan.

"Ehh iyaa Bang. Hmm ... jujur Bang, untuk saat ini aku belum memiliki perasaan yang sama kepada Abang. Tapi seiring berjalannya waktu kita selalu bersama. Membuat aku nyaman selalu berada di dekat Abang dan jujur karena keadaan abang yang sakit tidak kunjung sembuh. Membuat aku khawatir takut kehilangan abang. Ditambah berita di TV yang menunjukan tingkat kematian Covid-19 meningkat. Aku takut abang juga tinggalin aku. Abang ... jangan tinggalkan aku ya, aku ga mau kehilangan abang."

" abang ini punya nyawa banyak jadi itu ga akan ...." Belum sempat Andrian melanjutkan bicaranya, jari telunjuk yang mungil langsung menutup mulutnya. Kata-katanya membuat Ryn menjadi kesal mendengarnya.

"Abang ga boleh takabur seperti itu. Setiap manusia hidup itu pasti aka. Saling meninggal Bang."

"Hehe iya maaf ya. Abang akan selalu jagain dan akan selalu ada untuk kamu. Dan gapapa kalau kamu belum bisa mencintai Abang, tapi abang pastikan. Abang akan buat kamu jatuh cinta sama abang. Kamu bisa pegang omongan abang."

Mendengar perkataan itu membuat Ryn meleleh. Karena Andrian terlihat sangat yakin dengan ucapannya. 

"Andai kamu itu orang lain untuk abang. Abang akan menikahimu." Ucapan Andrian membuat Ryn terkejut dan mengingat akan sesuatu. ucapannya itu tidak asing ditelingan Ryn. Ia semakin penasaran dan terus mengingatnya membuat sakit kepala Ryn menyerang seperti biasa.

Andrian menambahkan pelukannya semakin erat, dan secara tidak sadar Ryn merasakan kecupan dari suaminya tersebut tepat di keningnya. Membuat rasa sakit di kepalanya seketika langsung hilang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status