/ Romansa / Serenade Cinta Dibawah Bintang / Bab 73 Simfoni Dalam Langkah Yang Sama

공유

Bab 73 Simfoni Dalam Langkah Yang Sama

작가: San_prano
last update 최신 업데이트: 2025-07-26 16:27:17

Malam itu, angin laut menyapu lembut tepian balkon penginapan tempat Luna dan Adrian menginap, setelah pesta kecil pertunangan mereka yang penuh haru dan kejutan. Keduanya duduk berdampingan, masih dalam pakaian formal yang tak sempat mereka ganti. Di antara suara debur ombak dan taburan bintang yang seolah ikut merayakan cinta mereka, Luna bersandar pada bahu Adrian.

“Pagi tadi terasa seperti mimpi,” gumam Luna pelan, menatap langit yang gelap namun bertabur cahaya. “Aku bahkan belum benar-benar mencerna semuanya.”

Adrian terkekeh pelan, meraih tangan Luna dan menggenggamnya erat. “Kalau ini mimpi, aku enggak mau bangun.”

Diam sejenak menyelimuti mereka. Hanya suara alam dan degup jantung masing-masing yang mereka rasakan. Pertunangan itu memang bukan sesuatu yang Luna duga akan datang secepat ini. Tapi di balik semua kejutan, ia tahu, hatinya memang sudah memilih Adrian sejak lama.

“Besok,” ujar Adrian, memecah keheningan. “Kita pulang. Tapi bukan sebagai Adrian dan Luna yang sepert
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • Serenade Cinta Dibawah Bintang   Bab 76 Pelabuhan Harapan

    Pagi itu, semilir angin membawa aroma laut yang asin dan menyegarkan, mengiringi langkah Luna dan Adrian menuju dermaga kecil di pinggiran kota. Langit bersih, biru tanpa cela, seolah ikut merestui perjalanan mereka kali ini—sebuah perjalanan yang bukan hanya tentang tempat, tapi tentang keberanian melangkah ke masa depan.Luna menggenggam erat tangan Adrian, jemarinya hangat dalam genggaman pria itu. Hatinya berdebar, bukan karena gugup, tapi karena kebahagiaan yang begitu tenang. Setelah semua badai yang mereka lewati—salah paham, perpisahan, rasa ragu—kini mereka berdiri di tempat yang sama, dengan arah pandang dan tujuan yang serupa.“Kenapa pilih tempat ini?” tanya Luna pelan, menatap ke laut yang luas.“Karena di sini, pertama kali aku sadar… kalau aku nggak mau ke mana-mana selain sama kamu,” jawab Adrian tanpa ragu. “Tempat ini jadi pelabuhan, bukan cuma untuk kapal, tapi juga untuk harapan kita.”Luna tertawa pelan. “Puitis banget, Mas.”Adrian mengangka

  • Serenade Cinta Dibawah Bintang   Bab 75 Satu Tekad Dalam Langkah Baru

    Udara pagi itu membawa semilir aroma laut dari kejauhan, bercampur dengan bau tanah basah setelah hujan semalam. Cahaya matahari menyelinap perlahan di antara dedaunan yang bergoyang lembut diterpa angin. Di sebuah rumah kecil milik keluarga Adrian yang kini menjadi tempat tinggal sementara mereka berdua, Luna berdiri di depan jendela, menatap langit yang mulai cerah.“Bentar lagi acara lamaran kita bakal jadi perbincangan banyak orang ya,” gumam Luna pelan, setengah tertawa.Adrian yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya ikut tersenyum mendengarnya. “Kita bukan selebritas, tapi kisah kita udah kayak drama Korea ya?”Luna menoleh dengan senyum tipis. “Bedanya, kita beneran hidup di dalamnya.”Mereka tertawa kecil. Tawa yang lepas, hangat, seperti menandai babak baru dalam hidup yang kini mereka masuki bersama-sama. Namun, di balik tawa itu, masing-masing menyadari bahwa langkah yang mereka ambil bukan sekadar tentang romansa. Ini tentang menyatukan dua per

  • Serenade Cinta Dibawah Bintang   Bab 74 Menatap Arah Yang Sama

    Angin sore berembus pelan, menggerakkan tirai putih di balkon tempat Luna berdiri. Di tangannya, secangkir teh hangat mengepul perlahan, sementara matanya menatap cakrawala yang mulai keemasan. Waktu seolah bergerak lebih lambat sejak hari pertunangan itu, memberi ruang bagi hatinya untuk mencerna semua perasaan yang belum sempat ia eja satu per satu.Adrian sedang di dalam, duduk di ruang tamu bersama ibunya Luna dan Tante Lia. Mereka membahas rencana kecil ke Jogja untuk mengunjungi keluarga dan sekalian survei tempat untuk prewedding sederhana. Tapi Luna butuh waktu sebentar untuk sendiri—bukan karena ragu, hanya karena ia ingin menyimpan momen itu dalam ingatan, utuh dan penuh rasa syukur.Pintu balkon bergeser. Langkah yang ia kenali menyusul ke belakang.“Kamu ngelamun,” ujar Adrian, berdiri di sampingnya, menatap langit yang sama.“Bukan ngelamun. Lagi ngerasain semuanya. Kayak, ini nyata gak sih?” Luna tersenyum kecil. “Kayak baru kemarin kita ketemu di taman waktu itu. Sekara

  • Serenade Cinta Dibawah Bintang   Bab 73 Simfoni Dalam Langkah Yang Sama

    Malam itu, angin laut menyapu lembut tepian balkon penginapan tempat Luna dan Adrian menginap, setelah pesta kecil pertunangan mereka yang penuh haru dan kejutan. Keduanya duduk berdampingan, masih dalam pakaian formal yang tak sempat mereka ganti. Di antara suara debur ombak dan taburan bintang yang seolah ikut merayakan cinta mereka, Luna bersandar pada bahu Adrian.“Pagi tadi terasa seperti mimpi,” gumam Luna pelan, menatap langit yang gelap namun bertabur cahaya. “Aku bahkan belum benar-benar mencerna semuanya.”Adrian terkekeh pelan, meraih tangan Luna dan menggenggamnya erat. “Kalau ini mimpi, aku enggak mau bangun.”Diam sejenak menyelimuti mereka. Hanya suara alam dan degup jantung masing-masing yang mereka rasakan. Pertunangan itu memang bukan sesuatu yang Luna duga akan datang secepat ini. Tapi di balik semua kejutan, ia tahu, hatinya memang sudah memilih Adrian sejak lama.“Besok,” ujar Adrian, memecah keheningan. “Kita pulang. Tapi bukan sebagai Adrian dan Luna yang sepert

  • Serenade Cinta Dibawah Bintang   Bab 72 Rumah Diantara Langit

    Langit malam itu kembali menyuguhkan taburan bintang yang tenang, seolah menjadi saksi diam atas kisah yang sedang tumbuh di antara Luna dan Adrian. Setelah pertunangan mereka yang sederhana namun penuh makna, keduanya duduk di balkon rumah Adrian, menikmati hembusan angin dan secangkir teh hangat.Luna menyandarkan kepalanya di bahu Adrian. Untuk sesaat, dunia terasa melambat. Tak ada hiruk pikuk panggung, tak ada tuntutan mimpi—hanya dua insan yang saling berpandangan, percaya, dan berjanji untuk berjalan bersama.“Adrian,” bisik Luna, memecah keheningan. “Hm?” “Aku masih gak percaya semua ini nyata. Rasanya baru kemarin kita ribut soal lagu, soal mimpi… dan sekarang…” “Sekarang kita resmi bertunangan,” Adrian menyelesaikan kalimatnya sambil menatap langit. “Gila ya? Kita udah sejauh ini.”Luna tersenyum kecil, lalu menggenggam jemarinya. “Tapi janji kita gak berhenti sampai sini, kan?” “Enggak. Ini baru permulaan.” Adrian menoleh dan menatap mata Luna dalam-dalam. “Aku gak cuma

  • Serenade Cinta Dibawah Bintang   Bab 71 Melangkah Bersama

    Langit malam itu berpendar lembut, dihiasi cahaya lampu taman dan taburan bintang yang tak kalah gemerlap. Di tengah taman yang telah dihias sedemikian rupa, Luna masih berdiri terpaku. Di depannya, Adrian berlutut, memegang cincin kecil yang memantulkan kilau perak, dengan mata teduh menatap matanya penuh harap.“Luna Aureliana, maukah kamu bertunangan denganku dan berjalan bersama menapaki hidup ke depan?” ucapnya dengan suara rendah yang bergetar, seakan menyimpan seluruh ketulusan yang pernah ada di dunia.Luna tak mampu berkata apa-apa. Suasana terlalu indah, terlalu mengejutkan, terlalu… sempurna. Dia melihat ke sekitar: Maya yang tersenyum penuh kemenangan, orang tua Adrian dan keluarganya yang datang diam-diam, serta ibunya yang tersenyum haru sambil menahan air mata.Semua orang tahu. Semua orang ikut menjaga rahasia ini. Termasuk Maya—yang tadi pagi masih berpura-pura menjadi pendengar setia dari keluh kesahnya tentang Adrian yang mulai menjauh. Semuanya ternyata bagian dari

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status