Langit malam itu bersih tanpa awan, hanya dihiasi bintang-bintang yang berkelap-kelip, seolah sedang menertawakan dunia yang kalut di bawahnya. Luna memeluk lututnya erat, duduk di atas rerumputan yang dingin. Udara malam menggigit kulitnya, tetapi hatinya jauh lebih dingin dari itu. Di bukit kecil ini, ia selalu datang saat hidup mulai terasa sesak. Tempat ini, jauh dari hiruk pikuk kota, adalah satu-satunya ruang di mana ia bisa bernapas lega. Namun malam ini, bahkan langit yang biasanya menenangkannya terasa lebih jauh dan asing. Sampai suara langkah kaki terdengar. “Indah ya, malam ini?” Suara itu dalam, tenang, namun cukup mengejutkannya. Luna menoleh cepat. Seorang pemuda berdiri beberapa meter darinya. Tubuhnya diselimuti hoodie gelap, wajahnya hanya sedikit tersinari cahaya bulan. Ia sempat ragu. Namun, anehnya, tatapan mata pemuda itu tidak mengancam. Ada kelelahan di matanya, tetapi juga kehangatan yang samar. “Iya,” jawab Luna akhirnya, pelan. Pemuda itu duduk,
Terakhir Diperbarui : 2025-05-06 Baca selengkapnya