Share

Bab 22

Bumerang yang sesungguhnya sedang di letupkan. Hanya tentara perang—ksatria sesungguhnya—berani berjalan di ladang ranjau. Tokoh lain—yang baru—sedang Maha ciptakan. Mata bengisnya tajam menelisik. Maha bukan lelaki kejam yang suka menindas orang lain. Namun masa kecilnya yang pernah menjadi korban perundungan, kekuasaan yang saat ini tengah dirinya genggam memunculkan sisi iblisnya.

Pikirnya, jika dengan menghancurkan Ardika Aksara adalah jalan terbaik mendapatkan Pulung, maka senjatanya ada di hadapannya kini. Yang membalas mata elang Maha tanpa gurat takut yang terpancar. Yang menyeringaikan seujung bibir kanannya—entah mengapa Maha suka. Seolah ingin mencicipi dosa yang sudah dirinya tinggalkan.

“Lupakan saja lah.” Tangan Maha mengibas. Jarinya bertopang dagu. Alis tampannya berkerut. “Coba lo tanya ke diri sendiri. Hari ini—mungkin—lo baik-baik saja. Esok ketika lo terbangun, masih dengan tanya yang sama. Yakin lo nggak apa-apa? Munafik semisal ‘ya’.”

Dante benci bertatap muka de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status