Share

16. Silahkan Ajukan Gugatan Cerai

[Kamu ngomong apa sih? Jangan kekanak-kanakan?]

[Lalu aku harus ngomong apa, Mas? Aku hamil juga butuh perhatian dari kamu. Tapi apa yang aku dapat, kamu selalu sibuk sama keluarga kamu itu. Nggak istri, anak, nanti pembantu juga harus kamu yang urusin.]

Mendengar ucapannya, telingaku terasa panas.

[Kupikir kamu bisa berpikir dewasa dan bersabar. Ternyata justru kebalikannya.]

Tak ada jawaban, hanya isak tangis yang terdengar.

[Terus saja Mas minta aku bersabar, sebab aku ini robot. Aku bukan manusia. Oke, aku berusaha mengerti. Mas tak usah kemari, temani aja anak Mas itu. Aku nggak papa.]

Jika tadi sempat kesal, tapi ucapan Dita kali ini berhasil membuat hati terenyuh. Ya Tuhan, aku bersalah padanya. Selalu meminta dia mengerti tapi sampai detik ini pengertiannya belum bisa kubalas dengan apapun.

[Dita, Mas minta maaf, ya.]

[Iya aku maafin. Udah Mas, aku mau tidur.]

[Dit-]

Tut.

Sambungan telpon terputus. Kuhela napas berat, kenapa semua jadi begini?

"Papa, susunya kok lama banget? C
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status