Share

Teman Sefrekuensi

Dwita segera membuka tasnya, karena itu adalah suara dering ponselnya.

“Halo, Ma,” sapa Dwita.

“Kamu dimana?” tanya sang mama.

“Lagi di mall.”

“Sama siapa?”

“Teman. Ada apa, Ma?” Dwita penasaran.

“Kamu tahu nggak kalau Alan sudah resmi bercerai dengan perempuan tidak tahu diri itu. Tadi waktu Mama masuk ke kamar Alan, Mama melihat surat perceraian mereka. Yang Mama heran, kenapa Alan nggak cerita sama Mama ya? Alan cerita sama kamu nggak? Tapi entah kenapa Mama merasa sangat senang…” Dewi nyerocos tanpa memberi kesempatan Dwita untuk berbicara.

“Ma, aku sudah tahu. Sudah ya, aku mau jalan lagi, nih.” Dwita langsung menutup panggilan itu. Wajahnya tampak sangat kesal. Ia kesal dengan Dewi, karena selalu membenci Aira dan sering menyebutnya dengan kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan.

Aira ikut mendengarkan Dwita berbicara dengan seseorang di telepon. Tapi ia yakin kalau yang menelpon Dwita tadi itu mamanya. Soalnya Aira mendengar Dwita menyebut mamanya. Hati Aira berdenyut nyeri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status