Share

Bab 2

Cindy mengambil tasnya dan berdiri, lalu mendengus dingin dan berkata, "Aku, Cindy Millard, adalah lulusan universitas top dan pegawai senior di salah satu dari 500 perusahaan nasional! Gajiku 40 juta per bulan, aku juga memiliki dua mobil dan apartemenku sendiri! Bisa-bisanya seorang pria rendahan yang gajinya bahkan nggak sampai 8 juta dengan percaya dirinya meminta kencan buta denganku?"

"Kukira kamu itu anak orang kaya yang berbakat. Nyatanya, kamu yang sudah 25 tahun ternyata nggak punya mobil maupun rumah. Di dunia kita hari ini, orang nggak berguna sepertimu nggak akan mungkin bisa menjadi pria bermartabat," ujar Cindy dengan kasar sambil menunjuk batang hidung Deon.

Ekspresi Deon seketika menjadi dingin. Seandainya hal ini terjadi di Provinsi Xino, wanita bernama Cindy ini pasti sudah dibunuh oleh warga Sembilan Suku!

Melihat situasi yang memanas ini, Henni buru-buru berdiri dan berkata, "Cindy, meskipun saat ini Deon belum mempunyai rumah maupun mobil, orangnya rendah hati dan ingin berkembang ...."

"Pergi! Jangan sentuh aku, dasar tua bangka!" sahut Cindy sembari mendorong Henni dengan kasar.

"Jangan sentuh ibuku!" sahut Deon dengan penuh amarah.

Wanita paruh baya dengan riasan tebal yang duduk di samping Cindy tiba-tiba berdiri, lalu tersenyum dan berkata, "Bu Henni, Cindy adalah putri sempurna yang kami banggakan. Apa kamu yakin putramu yang seperti itu layak untuk menjadi pasangan Cindy?"

"Kalau bukan karena permintaanmu, kamu kira aku akan membiarkan Cindy datang ke kencan buta ini? Ternyata kalian benar-benar nggak sadar diri, ya!"

Wanita itu adalah Camila Millard, ibu Cindy yang sangat sombong.

Henni yang kaget hanya bisa bergumam, "Kak Camila, apa maksudmu?"

"Kalian masih punya tanah turunan keluarga, 'kan? Kalian miskin, tapi kalau tanah itu dijadikan mahar, Cindy akan mempertimbangkannya kembali ...."

Camila tersenyum licik dan berkata, "Omong-omong, rumah kalian yang kumuh itu harus dibongkar dan direnovasi menjadi rumah pengantin untuk putra-putri kita."

"Kalau tanah kami diambil dan rumah kami dibongkar, lantas ibuku tinggal di mana? Di jalanan?" jawab Deon dengan marah.

Camila langsung terbawa emosi dan menunjuk Deon sambil berkata, "Lihatlah! Aku baru menyebutkan syarat pertama, tapi sikapnya langsung kasar begitu. Aku yakin dia nggak akan memperlakukan Cindy dengan baik!"

"Kak Camila, tolong jangan begitu. Baiklah, kami setuju!" ucap Henni dengan putus asa.

"Ibu?!" sahut Deon dengan kaget.

"Haha!" Camila tertawa, lalu melanjutkan ucapannya sambil tersenyum lebar, "Oh, iya. Adikku dulu pernah melakukan 'kesalahan kecil', tapi dia sudah dibebaskan dari penjara dua tahun lalu dan sekarang masih melajang. Nah, kamu punya anak perempuan, 'kan? Bagaimana kalau kita mempertemukan mereka berdua dan menikahkan mereka kelak?"

Henni seketika memucat.

Adik perempuan Deon yang bernama Dania baru beranjak dewasa tahun ini dan sedang kuliah.

Henni pernah mendengar kabar bahwa adik laki-laki Camila dipenjara selama dua puluh tahun karena perampokan dan pembunuhan yang dia lakukan saat masih muda. Sekarang dia sudah hampir 50 tahun, tetapi dia bahkan tidak memiliki pekerjaan yang layak!

"Kak Camila, aku ..." ucap Henni dengan ragu-ragu.

Camila segera menyela Henni dengan berkata, "Selain itu, Cindy-ku memiliki standar yang sangat tinggi. Setelah menikah, putramu harus melakukan semua pekerjaan rumah dan memberikan semua gajinya kepada Cindy setiap bulan. Lalu, Cindy juga tidak boleh disentuh tanpa seizinnya karena kemungkinan infeksi!"

Deon tidak tahan lagi. Dia akhirnya berkata, "Kamu ini sedang mencari calon menantu atau menjual putrimu, sih? Semisal kamu membeli sapi sekalipun, setidaknya kamu harus tahu cara membajak sawah. Lagi pula, kalian bukan pejabat yang kaya raya! Bu, aku nggak akan menikah dengan orang ini! Usir mereka!"

Dengan ekspresi yang sangat kesal, Cindy membalas ucapan Deon, "Dasar bajingan! Berani-beraninya kamu memberontak dan memarahiku seperti itu! Kesediaanku untuk datang kemari menunjukkan bahwa aku rendah hati terhadapmu! Aku pun sudah berbaik hati tidak mengungkit rumahmu yang batu bata dan ubinnya nggak rata itu! Seandainya aku nggak tahu itu rumahmu, aku pasti sudah menganggapnya rumah bekas!"

Camila berkata lagi dengan sinis, "Dasar katak dalam tempurung yang nggak tahu apa-apa! Ck, ck! Memang nggak berguna!"

Deon tidak lagi menghiraukan mereka, lalu menarik tangan ibunya dan segera pergi.

"Tuh, bisanya kabur saja, dasar manusia tak berguna!"

Kedua wanita itu masih saja mengoceh di belakang mereka.

Tepat pada saat ini, sebuah mobil Bentley tiba-tiba melesat dengan kencang dan berhenti di depan pintu restoran. Kedatangannya seketika menimbulkan keributan di sekitar restoran!

Mobil tersebut adalah Bentley Arnage 728 yang harga pasarannya mencapai 25 miliar! Benar-benar mencengangkan!

Seorang wanita cantik dengan aura dingin keluar dari mobil, lalu berjalan ke arah restoran dengan anggun dan percaya diri. Dia mengenakan rok kerja profesional yang ketat dipadukan dengan legging hitam yang tipis.

Cindy tercengang. Awalnya dia mengira bahwa dirinya sudah cukup bersolek, tetapi kalau dibandingkan dengan wanita ini, Cindy terlihat seperti gadis desa dan merasa malu terhadap dirinya sendiri!

Di antara mereka semua, Deon-lah yang paling terkejut, karena wanita yang turun dari mobil tersebut tak lain adalah bosnya, Luna. Deon tidak bisa melakukan apa-apa selain menatap Luna yang berjalan menghampirinya dengan kaki rampingnya.

"Deon, ikut aku!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status