Beranda / Romansa / Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku / Bab 136. Keputusan yang Tidak Akan Aku Ubah

Share

Bab 136. Keputusan yang Tidak Akan Aku Ubah

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-04 14:32:03

Butuh waktu lama bagi Maxim untuk menenangkan Margaret. Gadis itu terus mendesak ingin pergi darinya. Meskipun Maxim bersikeras menginginkan Margaret untuk selalu berada di sampingnya apapun yang terjadi.

Hampir lima jam Maxim menemani Margaret di dalam kamar, hingga gadis itu kembali tidur setelah cukup lama menangis dalam pelukannya.

Maxim berjalan keluar membawa jas hitamnya, berjalan menuruni anak tangga sembari menyugar rambut hitamnya.

"Tuan Maxim," panggil Logan. Laki-laki dengan balutan jas hitam itu melangkah ke arahnya.

"Ada apa, Logan?" tanyanya.

"Di depan ada Pengacara Clinton, Tuan," ujar Logan. "Beliau mengatakan, Nyonya Margaret yang memintanya untuk datang."

Maxim mengangguk. "Suruh dia menungguku."

"Baik, Tuan."

Maxim terdiam di tempat. Laki-laki itu menoleh ke belakang ke arah pintu kamar Margaret yang masih tertutup rapat.

Diam-diam Margaret menghubungi pengacara Clinton tanpa mengatakan lebih dulu pada Maxim. Maxin yakin, diam-diam Margaret ingin
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
puji lestari
Hormon hamil memang niihh Margaret kadang kesel kadang manjaaa....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 154. Untukmu, Yang Sangat Kucintai

    Margaret terbangun seorang diri di dalam kamar rawat inapnya. Tidak ada Maxim di sana, ia tidak tahu ke mana laki-laki itu saat ini.Gadis itu duduk di tepi ranjang menatap ke arah kaca jendela kamar. Di luar, langit terlihat sangat cerah siang ini. "Sudah berapa hari aku tidak melihat dunia luar?" gumam gadis itu pelan. Dalam lamunannya, tiba-tiba saja Margaret mengingat terakhir saat Bibi Erika menghubunginya dan Margaret belum sempat membalas pesan-pesannya. "Ponselku?" Margaret tampak bingung. Perlahan, ia turun dari atas ranjang. Margaret membawa tuang infusnya dan berjalan perlahan membuka pintu kamar rawat inapnya. Begitu pintu terbuka, sosok Maxim sudah berdiri di hadapannya, sepertinya laki-laki itu baru saja datang dan ingin menemuinya. "Kau mau ke mana, Sayang?" tanya Maxim, tatapannya berubah khawatir dan posesif. "A-aku..." Margaret menjadi gugup. "Ayo kembali masuk," ajak Maxim. Laki-laki itu merangkulnya dan meraih tiang infus yang Margaret bawa. Begitu sampai

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 153. Balasan Maxim Belum Seberapa

    Brian dan Arzura tercengang mendengar apa yang diucapkan oleh Maxim. Wajah mereka berdua sedetik berubah menegang tak percaya. "A-apa maksudmu? Kau membela gadis itu, Maxim?!" seru Brian menatapnya sengit. "Dia sudah membuat David seperti ini, Maxim! Cepat atau lambat, dia berusaha mendekatimu dan menghabisi kita semua!" Maxim menyentak krah kemeja Brian yang ia cengkeram kuat. "Aku tidak peduli," jawab Maxim tegas. "Maxim, kau tidak bisa seperti ini pada keluargamu sendiri hanya karena gadis itu!" protes Arzura. Maxim menoleh mendengar ucapan Arzura barusan. Ia bergelak pelan sebelum menggeleng-gelengkan kepalanya dan air muka wajahnya kembali datar seperti dinding es. "Keluarga?" tanyanya. "Kalian?" Maxim tersenyum smirk dan menatap tajam. "Kalian bukan keluargaku. Kalau bukan karena belas kasihan Papaku pada suamimu ini, Arzura ... dia tidak akan menyandang nama Keluarga Valdemar. Dia hanya anak seorang peternak dari desa Paladania. Dia tidak ada hubungan darah dengan kam

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 152. Tiada Kata Ampun Untuk Si Bedebah

    Pagi ini Maxim menemui dokter. Setelah dua hari Margaret dilarikan ke rumah sakit, Maxim ingin memantau bagaimana perkembangan kondisi Margaret. Meskipun banyak hal yang harus segera ia selesaikan, tetapi Maxim tidak ingin mengecualikan Margaret sebentar saja. Apalagi, setelah gadis itu mengungkapkan padanya, kalau dia mencintainya. Maxim semakin tidak ingin membuat Margaret kecewa meskipun dalam hal kecil sekalipun. "Bagaimana perkembangan kondisi kesehatan Margaret, dokter?" tanya Maxim pada laki-laki berjas putih di hadapannya kini. "Kondisi Nyonya sudah sedikit lebih baik, Tuan. Namun, kami juga masih perlu mengawasi untuk beberapa hari ke depan," jelas dokter. "Luka-luka lebam di wajah dan tubuhnya juga sudah berkurang. Tetapi masih ada pemeriksaan lagi terkait luka pukulan di bagian kepala Nyonya yang sebelah kiri. Kami takutkan pukulan itu bisa menimbulkan efek yang serius." Maxim mengembuskan napasnya pelan. Namun penuh kekhawatiran. "Baiklah kalau begitu, dok," jawab M

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 151. Mimpi Buruk itu Terus Menghantuiku

    Tak cukup dengan melemparkan semua pakaian dan barang-barang Camila di luar. Maxim berteriak memanggil penjaga dan ia meminta orang-orangnya untuk mengusir Camila di tengah malam buta. Begitu Camila pergi, semua orang mengira Maxim akan diam dan tenang. Tetapi mereka salah, Maxim mengamuk, ia membanting semua barang-barang di ruang keluarga. "Aaarrgghhh...! Brengsek!" teriak laki-laki itu, satu tangannya menyapu meja hingga semua barang-barangnya berserakan di atas lantai. "Di mana Brian?" tanya Maxim tanpa menoleh pada dua pelayan di belakangnya. "Tuan Brian dan Nyonya Arzura sedang ada di rumah sakit, Tuan. Kabarnya, Tuan David masuk rumah sakit," jawab Kepala Pelayan Sondia. Maxim mendengus, ia menyugar rambut hitamnya dengan tangan kanannya. Laki-laki itu tahu kalau David berada di rumah sakit pusat, dan berbeda tempat dengan tempat Margaret dirawat saat ini. Tanpa banyak bicara, Maxim langsung melenggang pergi begitu saat setelah membuat isi rumah kacau hancur berantakan.

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 150. Tiada Ampunan dari Maxim

    Setelah Margaret beristirahat, Maxim pun memutuskan untuk pergi. Maxim meminta Logan menjaga Margaret di dalam kamar inapnya, dan melarangnya beranjak barang sebentar saja. Sementara Maxim kini pergi seorang diri. Ia tahu dari Kalix kalau David dibawa ke rumah sakit lain oleh orang tuanya. Maxim akan menemuinya nanti, ia akan pulang ke rumahnya dan mencari orang yang memulai api semua ini. Mobil hitam Maxim membelah jalanan kota Fratz yang sunyi malam ini. Satu jam lebih perjalanan, ia baru tiba di rumah. Maxim keluar dari dalam mobilnya dan kepulangannya saat ini disambut oleh kepala pelayan rumahnya yang sudah beberapa hari tidak melihatnya. "Selamat datang, Tuan besar," sapa wanita tua berkacamata itu, pandangannya tampak gugup dan takut. Maxim menatapnya dingin penuh emosi yang terlihat jelas dari caranya memandang. "Di mana Camila?" tanyanya. Nada suara Maxim menggeram dengan rahang mengeras. Kepala Pelayan Sondia pun mundur perlahan dan tangannya yang gemetar menunjuk ke

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 149. Bara Api Kemarahan Maxim

    Satu jam lamanya Maxim menunggu dokter memeriksa Margaret. Maxim tidak bisa tenang setelah melihat wajah Margaret yang babak belur berdarah-darah. Setelah ia menunggu lama, pintu ruang penanganan pun terbuka. Seorang dokter laki-laki berjalan mendekatinya, begitu juga Maxim segera menghampiri dokter itu. "Dokter, bagaimana keadaan istri saya?" tanya Maxim, ia menatap lekat laki-laki dengan jas putih itu. "Luka dan cedera di wajahnya cukup parah, Tuan. Dan sepertinya, Nyonya juga membutuhkan pertolongan seorang psikiater, karena barusan Nyonya sadar dan menangis ketakutan mencari Mama dan Papanya. Tetapi, kami sudah memberikan suntikan agar Nyonya bisa istirahat dan menenangkan diri," jelas dokter itu pada Maxim. Laki-laki dengan jas hitam itu mengembuskan napasnya berat dan tatapannya sayu penuh rasa prihatin. "Dalam kondisinya yang seperti ini, jiwanya yang terguncang, bisa membahayakan janinnya. Tapi saya masih bersyukur, karena Tuhan masih melindungi janin Nyonya meskipun k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status