Home / Romansa / Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku / Bab 99. Semua Kekayaan ini Adalah Milikku

Share

Bab 99. Semua Kekayaan ini Adalah Milikku

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-11-22 14:03:55

Semalam adalah malam yang panjang dan mengerikan bagi Marieana. Bagaimana Maxim menginginkannya lebih dari sekali hingga Marieana tidak mampu menolaknya. Semakin ia memberontak, Maxim semakin liar dan dominan memilikinya.

Di pagi yang sejuk di penghujung musim dingin di Barchen, Marieana terbangun dengan kedua mata terbuka perlahan. Tubuhnya terasa berat seperti tertimpa sebuah batu besar. Rasanya, bergerak pun ia enggan.

"Akhh..." Gadis itu memekik pelan saat ia hendak berniat membalikkan badannya.

Kedua mata birunya mengerjap pelan mengingat kejadian semalam yang tidak mampu ia jelaskan rasanya, seramnya, hingga sakit dan bencinya.

Rasanya, Maxim sengaja membuat Marieana hamil. Marieana bahkan tidak bisa mengelaknya lagi kali ini bila suatu hari ia bisa benar-benar hamil.

Marieana membenamkan wajahnya pada bantal dan tubuhnya masih menelungkup tanpa bergerak.

Hingga ia mendengar suara pintu kamar terketuk. "Selamat pagi, Nyonya. Ini saya, Pelayan Jane," pekik seseorang d
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 176. Ancaman Brian yang Mengerikan

    Kedua bola mata Brian melebar saat ucapan kasar terucap dari bibir Maxim. Raut wajah Maxim yang dingin, berubah kejam dalam hitungan detik. "Kau mengkhianati keluargamu sendiri, Maxim! Kau malah menyerahkan aset berharga milik keluarga kita pada Margaret Linton!" pekik Arzura yang kini berdiri di ambang pintu rumah. Maxim menatap wanita itu sebelum ia menyentak tangannya dari dagu Brian hingga membuat Kakak angkatnya itu terpental dan mundur beberapa langkah menjauh. "Aku hanya mengembalikan apa yang seharusnya menjadi milik gadis itu," seru Maxim pada mereka semua. "Dengan membohongi kami?!" pekik David menyahuti. "Bisa-bisanya kau memberikan aku berkas palsu! Atau dari awal kau memang sudah tahu kalau gadis itu memang Margaret Linton dan kau ingin membantunya?!" Suara keras David yang membentak Maxim terdengar menggema di dalam ruangan itu. Maxim terpojok oleh tiga orang serakah yang menatapnya seperti keluarga serigala yang siap memangsanya. Maxim berjalan mendekati David ya

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 175. Kehancuranmu Telah Tiba, Brian

    "Anda jangan bermain-main, Tuan Brian! Surat kepemilikan tanah dan pertambangan ini palsu! Bagaimana bisa kami memberikan izin pada perusahaan Anda, kalau Anda bukan pemilik resmi dan sah pertambangan dan perusahaan itu!" Suara tegas seorang laki-laki itu menggema di dalam sebuah ruangan di dalam kantor milik Brian. Di sana, Brian dan David tercengang saat seorang utusan dari pemerintah pusat kota Barchen mendatanginya dan menyerahkan surat palsu yang Brian ajukan untuk perizinan pembukaan tambang sejak beberapa bulan lalu. "Anda jangan bermain-main dengan perizinan pemerintah! Kota Barchen memang tidak sebesar kota Fratz, tapi jangan menganggap tindakan kami ceroboh dalam menangani masalah seperti ini!" pekik laki-laki bertubuh tinggi besar itu berdiri di hadapan Brian dan David. "Tu-tunggu dulu, Tuan Barvi ... berkas ini asli! Mana mungkin bisa palsu!" pekik Brian meraih berkas yang kini berada di atas meja. Laki-laki dengan balutan jas hitam itu menggelengkan kepalanya. "Kami

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 174. Apa yang Kau Sembunyikan Dariku?

    "Sayang, besok petang aku akan pergi ke Barchen dan pulang malam. Kau jangan menungguku dengan resah." Maxim mengatakan hal itu pada Margaret yang kini duduk di hadapannya di ruang makan. Margaret yang semula menikmati makan malamnya, sontak gadis itu berhenti mengunyah, ia menatap Maxim dengan tatapan lekat. "Bukannya kau bilang kalau kita akan segera menikah dalam waktu dekat? Tapi kau sangat sibuk sekali..." Laki-laki itu hanya membalasnya dengan senyuman. "Ada hal penting yang akan aku urus, yang jelas jangan takut pernikahan kita nanti akan gagal." Pupil mata Margaret melebar seketika, namun gadis itu hanya menjawabnya dengan anggukan polos. "Kita menikah secara diam-diam saja, Maxim. Aku ... tidak ingin banyak orang tahu kalau kita sudah menikah," ujar Margaret. “Nanti, bisa muncul berita-berita baru yang tidak kita inginkan.” "Heem. Jangan khawatir." Maxim tersenyum membalasnya. Acara makan malam mereka pun berlanjut. Margaret merasakan seperti ada yang tidak beres deng

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 173. Kekayaanmu Telah Kembali, Margaret

    Saat pagi tiba, Maxim dan Margaret bersiap-siap untuk kembali pulang ke Laster. Kedatangan mereka di Yards yang sekejap membuat Erika dan Bellinda tampak sedih karena rindunya yang belum sempat terobati. "Nona dan Tuan harus kembali ke sini lagi bila ada waktu luang," ujar Bibi Erika menatap Margaret yang berdiri di samping Maxim. "Iya, Bi. Aku pasti akan ke sini lagi," jawab gadis itu."Hati-hati di jalan, Nak," sahut Bellinda. "Jangan lupa istirahat yang cukup." Margaret mengangguk. Ia segera mendekati sang Nenek dan memeluknya dengan erat. "Aku akan merindukan Nenek," bisik Margaret. "Nenek harus baik-baik saja sampai aku kembali." Wanita tua itu tersenyum hangat dan menangkup hangat kedua pipi Margaret dengan lembut. "Iya, Nak. Pulanglah, dan jaga dirimu baik-baik, Margaret..." Pelukan mereka terlepas. Maxim merangkul Margaret dan laki-laki tampan itu memperhatikan dua wanita tua di hadapannya. "Kalau begitu, kami pamit pulang," ucap Maxim. "Hati-hati di jalan, Tuan Maxim

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 172. Rencana Maxim dan Kekhawatiran Margaret

    "Tuan Maxim, rupanya Tuan Brian tidak menyerah juga. Beliau tetap mencari banyak bantuan dari perusahaan lain untuk mempermudah proyeknya di Barchen." Andrew membuka sebuah berkas dan menunjukkan di hadapan Maxim. "Dari beberapa orang-orang ini, mereka percaya kalau tambang berlian akan segara dibuka. Meskipun mereka semua tidak tahu, kalau Brian belum mendapatkan perizinan dari pimpinan kota. Jadi, saya takut para investor ini akan ikut kesal pada Tuan bila tahu, bahwa Brian sedang kita permainkan." Maxim terdiam. Laki-laki itu menatap dan membaca beberapa berkas-berkas penting yang Andrew laporkan padanya. Saat Maxim tiba di Fratz, ia langsung menemui Andrew dan meminta ajudannya itu untuk menceritakan semua informasi yang dia bawa. "Lalu? Apa lagi?" Maxim membuka suara. "Tuan Brian ... sekarang, diam-diam mencari Nona Margaret, Tuan," ucap Andrew. "Tanpa ada tanda tangan Nona, tambang itu tidak akan pernah mendapatkan surat perizinan. Apalagi fakta bahwa Nona Margaret mas

  • Setiap Malam, Paman Suamiku Membelaiku   Bab 171. Aku Harus Pergi

    Semilirnya angin sejuk bersama aroma rerumputan dan pepohonan segar, masuk ke dalam kamar Margaret dari jendela kayu kamar itu yang terbuka. Margaret berbaring di atas ranjang kamar menatap dedaunan dari pepohonan yang terlihat dari jendela kamarnya. Ia berbaring dan menjadikan lengan Maxim sebagai bantalnya. "Maxim, bolehlah kita menginap di sini satu Minggu?" tanya Margaret. Gadis itu membalikkan badannya dan menatap Maxim yang kini memejamkan kedua matanya. Karena udara yang sejuk dan menenangkan, Maxim memilih untuk beristirahat dan menenangkan diri di tempat itu. Tapi Margaret yang sudah terbiasa dengan kehidupan sederhana ini, ia terus merecoki Maxim yang menikmati ketenangan. "Kau pura-pura tidur, kan?" tanya gadis itu, ia mengecup pipi Maxim saat laki-laki tidak meresponnya. Nyatanya, laki-laki itu tetap tidak bangun dan setia memejamkan kedua matanya. "Ayolah, Maxim..." Margaret merengek. Gadis itu meletakkan kepalanya di atas dada bidang Maxim. Hingga Margaret

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status