Share

Bab 10

Penulis: Amih Lilis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-05 23:52:55

*Happy Reading*

"Tunggu!"

Langkah Shanum sontak terhenti kala mendengar seruan barusan. Kepala Shanum refleks berputar ke sumber suara dan menemukan Mama Rima tengah tergopoh menghampirinya.

"Kamu mau ngapain, Shanum?" tanya Mama Rima kemudian melirik benda yang ada di tangan Shanum.

Pertanyaan bodoh macam apa itu. Jelas-jelas Shanum sedang memegang gelas bersih, tentunya dia ingin minum air. Kenapa malah bertanya? Harus banget apa Shanum jelaskan.

"Mau minum." Namun, Shanum sedang tidak ingin berdebat. Karenanya, dia menjawab seadanya pertanyaan Mama Rima.

"Oh ... mau minum," gumam Mama Rima. "Mau berapa gelas? Satu, dua, atau tiga?"

Kerutan di dahi Shanum semakin dalam mendengar pertanyaan lanjutan ibu mertuanya ini. Maksudnya apa bertanya begini? Memang kenapa kalau Shanum mau minim berapa gelas? Mau minum segalon pun, bukan urusan mama mertuanya, kan?

"Kenapa memang?" Shanum bertanya balik.

"Jawab aja, kamu mau minum berapa gelas?" Mama Rima bersikukuh.

"Segelas, mungkin," ja
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Maleo
Kok blm ada update thor
goodnovel comment avatar
Maleo
Update dunk.. hehehe
goodnovel comment avatar
Sindy Septi
blm tau aja mama rima klo duitnya shanum gak berseri ...lanjutkan num
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 152

    Shanum kira, setelah berpisah dan hidup di kota yang berbeda, bahkan dengan jarak lumayan jauh. Ia tidak akan pernah bertemu merek lagi. Tetapi, apa ini? Kenapa dunia mendadak sempit?Beberapa bulan lalu ia bertemu pria brengsek itu, sekarang ...."Shanum, tolong katakan. Apa itu benar cucuku?"Shanum yang sempat tertegun beberapa saat lantas menoleh. Kemudian agak tersentak setelah melihat siapa yang memangilnya barusan. Dari suara, ia sudah mengenali pemiliknya. Tetapi setelah melihat penampakannya, Shanum langsung membeku. Wajah itu berbeda dari yang ia ingat selama ini. Lebih dari itu, Shanum juga lumayan kaget karena ternyata yang memanggilnya adalah pengemis tadi!Tunggu dulu! Benarkah dia salah satu penggores trauma dalam hidup Shanum. Wanita yang sering menekan mentalnya dan meremehkannya. Tetapi ... kenapa wajahnya ... BERBEDA?"Shanum?" Tak segera mendapatkan jawaban. Tuna wisma itu kembali memanggil. "Maaf, anda kenal saya?" tanya Shanum pura-pura bodoh. Juga, meyakinkan

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 151

    Sebenarnya, Shanum ingin pernikahannya dengan Safran nanti di adakan sederhana saja. Soalnya ia merasa ini kan pernikahannya yang kedua, jadi malu jika harus dirayakan besar-besaran. Lagi pula, sejujurnya Shanum juga merasa hatinya belum sepenuhnya menerima cinta Safran. Jadi ia tidak merasa terlalu antusias menyiapkan pernikahan tersebut.Kejam, ya? hm ... mau gimana lagi? Pernikahan pertamanya terlalu menggoreskan luka mendalam di hatinya. Membuat Shanum butuh waktu lama hanya untuk sekedar berdamai dengan luka itu. Kalau bukan karena melihat kebutuhan kasih sayang untuk Nata dan effort yang di tunjukan Safran luar biasa. Shanum rasanya tak berani ambil resiko sebesar ini. Menerima cinta baru di saat hatinya masih penuh keraguan. Sebagian hatinya merasa sangat bersalah pada Safran. Bukankah ia seperti hanya menjadikan Safran pelarian semata? Akan tetapi, entah kenapa sebagian hatinya lagi mengatakan, jika pria itu adalah Safran, semuanya pasti akan baik-baik saja. "Bu, ada yang

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 150

    "Aku ... " Shanum terlihat ragu menjawab " ... nggak ..."Senyum Safran yang beberapa saat lalu terbit kecil di sela wajahnya yang nampak cemas. Mendadak pias mendengar lanjutan sepotong kalimat dari jawaban Shanum. Jangan, Tuhan! Aku mohon! Hatinya terus menggaungkan kalimat tersebut sambil menatap Shanum lekat dengan degup jantung yang terasa menggedor bilik dada. Bukan hanya Safran. Bunda, Daddy, bahkan semua orang di sana terlihat menahan napas sambil menatap Shanum penuh keterkejutan. Mereka cemas Shanum akan memberikan jawaban yang tak sesuai harapan. "Nggak mungkin nolak, kan?"Bunda menelan kembali kalimat teguran yang hampir saja terlontar. Sementara Shanum malah tersenyum manis menatap tepat ke dalam mata Safran."Aku sudah liat bagaimana Safran berperan menggantikan sosok ayah selama ini untuk Nata. Dia sangat sabar dan tulus. Kasih sayang yang Safran berikan mampu membuat bilik cinta di hati Nata menjadi lengkap. Karena itulah, aku nggak mungkin menolak lamaran ini. Kar

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 149

    "Kamu lagi ng'prank ya, Sha?" Shanum memijat keningnya yang mendadak pening. Luar biasa memang Safran itu. Padahal Shanum sudah bilang tidak harus malam ini juga. Minggu depan, atau minimal lusa gitu baru datang. Shanum kan juga butuh persiapan di sini. Akan tetapi pria itu seolah tuli. Tetap bersikukuh akan datang malam nanti bersama kedua orang tua. Alhasil beginilah jadinya, Mama Alle dan Bunda Karina tak henti meneleponnya, membuat Shanum tidak fokus bekerja. Ah, jadi nyesel tadi nantangin. "Sha?" Suara Bunda Karina terdengar memanggil kembali sebab Shanum tak kunjung memberi jawaban."Sha nggak lagi ngeprank, Bun.""Jadi bener? Kamu minta Safran datang melamar?" tuntut Bunda Karina cepat.Shanum mendesah berat. Kesal sekaligus gemas dengan Safran yang terlalu sat set. "Sha cuma bilang, kalau dia beneran serius, datang saja ke rumah bersama orang tuanya.""Ma--""Sha nggak bilang malam ini juga, Bun." Shanum lekas menyela meyakinkan bunda Karina. Ia merasa harus memberi pembe

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 148

    "Uncle Juna dan Frans sudah tahu tentang insiden mobil. Mereka mempercayakan Kakak sama aku. Makanya, aku nggak bisa ninggalin kakak di sini sendirian tanpa pengawasan."Shanum tidak jadi baper setelah mendengar alasan Safran. Yang ada malah kesal karena jawaban itu tak sesuai harapannya. Ternyata karena Daddy dan Frans. Bukan karena mereka ....Ah, sudahlah. Akhirnya, Shanum pun memilih tak banyak bicara lagi. Ikut saja apa keputusan Safran untuknya. Ia mengekor dengan patuh.Saat sampai, Shanum dan Renata Refleks meraih handel pintu belakang dengan kompak. Mereka pun terkejut dan saling melirik satu sama lain."Loh, kakak ngapain?" tanya Renata bingung. Sementara yang di tanya hanya mengerjap pelan. "Kakak kan harusnya duduk di depan sama kak Safran."Eh?Entah karena semasa gadis seringnya di antar jemput sopir, atau karena pas menikah sering di minta mengalah pada Ayu, Shanum memang jadi terbiasa duduk di belakang. Jadinya, hari ini pun ia refleks langsung menuju pintu ke dua. Sem

  • Shanum(Aku Yang Kalian Sebut Menantu Tak Berguna)   Bab 147

    "Aku ada janji ketemuan sama temen di Jakarta hari ini. Tapi Papa sama Kak Geo nggak bisa anter. Udah hopeless tadinya. Kakak tau sendiri gimana Mama sama Papa aku, kan? Mereka nggak bakal biarin aku pergi jauh sendirian. Untung Kak Safran kemaren ada di rumah. Sorenya mau pulang ke sini. Jadinya aku bisa nebeng, deh."Renata sudah menjelaskan semuanya dengan ringan. Tetapi Shanum rasanya tak bisa fokus. Atensinya masih saja tersita pada tangannya yang .... ugh! Ingin sekali Shanum tarik biar nggak nempel terus sama Safran. Duh! Kenapa Shanum jadi emosian gini, ya?"Karena macet, kami jadi sampe sini malam banget. Niatnya mau nginep di apartemen Kak Safran aja. Besoknya baru ke sana. Eh, di tengah jalan mendadak Kak Safran banting stir ke hotel ini. Katanya ada urusan penting. Aku di tinggal di mobil dan ... tiba-tiba aja dibukain satu kamar. Katanya, dia nggak bisa ninggalin tempat ini semalam. Ada yang harus di jaga."Suara Renata kembali terdengar. Shanum masih kurang fokus sebena

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status