Home / Fantasi / Si Buta Dari Hutan Mblesek (LDN seri 2) / 2. Asal usul roh pedang kayu

Share

2. Asal usul roh pedang kayu

Author: Donat Mblondo
last update Last Updated: 2023-02-03 22:42:28

"Kembali! Atau aku akan menyiksamu lebih kejam!" ucap Mu Bai.

"Tidak. Aku tidak akan kembali!" gumam Li Lin memejamkan matanya menahan rasa sakit.

Tinggal beberapa langkah lagi, Li Lin bisa keluar dari Kediaman Lin yang saat ini seperti neraka. Akan tetapi, dia telah kehilangan penglihatannya. Hal ini sangat menghambat segala pergerakan anak itu.

"Ugh!" rintihnya masih terasa denyutan perih pada matanya hingga mengganggu organ syaraf lainnya. Kepalanya mulai berputar, pusing yang tak tertahankan. Akankah aku berakhir menyedihkan seperti ayahku? Pikirnya.

Tiba-tiba, pedang kayu yang masih berada dalam genggamannya bergetar. Pedang itu mengeluarkan suara.

"Mari buat perjanjian! Biarkan aku bersemayam di dalam tubuhmu. Maka, aku akan membantu semua masalahmu!"

"Ka-kau! Bisa bi-ca-ra?" ujar Li Lin tersentak.

"Iya atau tidak, sebelum kau benar-benar mati di tangannya!" balasnya kembali menawarkan diri.

"Iya!"

Tidak peduli dengan apa yang akan terjadi kedepannya. Yang Li Lin pikirkan, saat ini juga dia harus selamat.

Setelah mendapat persetujuan Li Lin, gumpalan roh yang berasal dari pedang kayu itu merasukinya dan mengendalikan tubuhnya. Seperti kejadian waktu itu. Namun, bedanya kali ini roh pedang kayu itu tidak menenggelamkan jiwa Li Lin, sehingga kesadarannya bisa mengetahui apa yang roh pedang kayu itu lakukan dengan tubuhnya. Mata Li Lin yang tadinya hanya dipejamkan untuk menahan rasa sakit, kini ia berlahan membukanya. Tampak mata gelap itu menyala berwarna biru.

"Menyiksaku lebih kejam? Heh, persetanan! Kejar aku kalau bisa!" ucap Li Lin yang telah dirasuki oleh roh pedang kayu. Ia lebih memilih kabur, karena keadaan tubuhnya saat ini sedang terluka parah.

Wuuuush!

Li Lin berlari cepat dengan langkah angin. Setelah sampai di pagar belakang Kediaman Lin, anak itu melompat dengan lincah melewatinya. Dia melangkahkan kakinya menuju Hutan Mblesek.

Mu Bai pun mengejar Li Lin sembari menghunuskan pedangnya.

"Pedang perak kegelapan! Bunuh anak itu!"

Swuuuush!

Mu Bai melesatkan pedangnya, hingga hampir sampai mengenai punggung Li Lin. Namun, pada saat itu, Li Lin telah menyadari pergerakan pedang tersebut. Sehingga, ia membungkukan badan untuk menghindarinya.

"Cih!" decak Mu Bai membalikan arah serangan pedangnya.

Thak!

Li Lin menahan ujung pedang itu dengan badan pedang kayu, lalu bergerak ke samping dan mengembalikan pedang itu kepada pemiliknya. Saat pandangan Mu Bai teralihkan oleh pedangnya sendiri, Li Lin tidak melewatkan kesempatan ini untuk menghilang dari hadapannya. Dia naik ke atas pohon dan bersembunyi di balik dedaunan.

"Ke mana perginya anak itu? Lukanya terlihat cukup serius, bagaimana dia bisa bergerak begitu cepat dalam keadaan buta?" ucap Mu Bai terheran-heran.

Beberapa saat kemudian, akhirnya Mu Bai menyerah dan kembali ke Kediaman Lin. Dia memerintahkan sebagian bawahannya agar menemaninya ke Hutan Mblesek untuk mencari anak itu.

Di sisi lain, jiwa Li Lin kembali menguasai tubuhnya sendiri. Dia bertanya kepada gumpalan roh yang berada di alam bawah sadarnya.

"Kau ini, sebenarnya apa? Dan dari mana asal usulmu?"

"Aku adalah roh dari pedang kayu yang kau pegang."

"Roh pedang kayu?"

"Benar. Dahulu kala, di Dataran Benua Me ada seorang pria ahli pembuat pedang. Saat dia baru belajar membuat pedang, aku adalah pedang percobaan pertamanya. Dia berhasil membangkitkanku setelah genap satu tahun berlatih bersamaku. Dia adalah tuanku yang pertama. Walaupun dia telah membuat beberapa pedang baru yang terbuat dari besi, dia sama sekali tidak meninggalkanku dan selalu membawaku kemanapun ia pergi. Suatu hari, saat tuanku sedang beristirahat di sebuah gua berlumut, dia bertemu seekor monster laba-laba dan tewas menjadi santapannya. Aku terlempar dan menancapkan diri di sebuah batu."

"Sejak saat itu, meskipun terkadang ada beberapa manusia yang melihatku, tidak ada seorang pun yang menginginkanku. Tahun demi tahun berganti sampai aku bersemayam di dalam pedang kayu yang tampak lapuk itu selama 999.999 tahun. Andaikan aku belum dibangkitkan, niscaya pedang kayu itu sudah benar-benar lapuk. Dan pada akhirnya, aku bertemu dengan bocah yang bernama Renggin Ang. Kekuatan mentalnya sangat kuat membuatku takluk kepadanya. Dia memberiku nama 'Suluh'." lanjutnya.

Secara tidak sadar, Renggin Ang dan Suluh sudah mengikat perjanjian kapitalis sejak Suluh berkata, bahwa dia akan mengikuti Renggin Ang. Dengan artian, Suluh akan mengikuti dalam hal apapun yang telah diperintahkannya, termasuk membantu sahabatnya. Semakin lama suatu gumpalan roh yang bersemayam di dalam sebuah pedang, maka ia akan semakin kuat kekuatannya dan roh pedang kayu ini, adalah roh pedang yang terkuat di antara roh-roh pedang lainnya.

"Lalu, apa yang akan terjadi jika kau membangkang?" ucap Li Lin bertanya lagi.

"Dia akan melenyapkanku. Dan sia-sia lah kekuatanku setelah besemayam selama 999.999 tahun ini."

Kemudian, Li Lin turun dari pohon dan memulihkan diri di bawah pohon itu. Sayangnya, dia belum menguasai teknik regenerasi sehingga pemulihan energi spiritualnya sangat lambat.

Tap tap tap!

Tiba-tiba, Li Lin merasakan suara hentakkan kaki dari sekelompok orang.

"Sembunyi! Dia kembali mencarimu dengan membawa banyak pasukan! Di sebelah kirimu, sekitar lima langkah ada semak-semak yang sangat lebat. Bersembunyilah di sana!" kata Suluh.

Li Lin merangkak bersembunyi ke tempat yang ditunjukan roh pedang kayu. Jantungnya berdegub kencang badannya gemetar mengeluarkan keringat dingin.

"Aku tidak ingin tertangkap! Mereka sangat kejam!" gumam anak itu berjongkok memeluk dua kakinya yang dirapatkan.

"Jangan khawatir. Semak-semak ini cukup lebat untuk menutupi tubuh kecilmu. Mereka tidak akan menemukanmu," ucap Suluh menenangkannya.

Li Lin pun tertidur hingga malam berganti pagi. Sebagian energinya, merasa telah pulih kembali setelah ia terbangun dari tidur.

"Udara yang sejuk dan banyak suara kicauan burung. Apakah ini sudah pagi?" ucap Li Lin sembari merenggangkan otot-ototnya.

"Benar. Kau tertidur tadi malam," sahut roh pedang kayu.

"Bagaimana dengan orang-orang itu?"

"Sepertinya mereka benar-benar menyerah mengejarmu. Tapi, aku dengar mereka akan membuat lukisan wajahmu dan menjadikanmu segabai buronan dengan hadiah satu karung berlian."

"Huft!" Li Lin mendesah.

Klotak ... klotak!

Sebuah kereta kuda, datang melewati Li Lin dengan membawa dua muatan. Tiba-tiba kereta itu berhenti.

"Hey, Bocah! Apa yang sedang kau lakukan di sini?" tanya seorang pria botak berbadan gemuk kepada Li Lin.

"Apakah Anda bertanya padaku, Tuan?" ujar Li Lin balik bertanya.

Pria itu melihat Li Lin berbicara dengannya tanpa menatapnya. Kemudian dia berkata, "Iya. Siapa lagi? Bukankah hanya ada kau di hutan ini? Apa kau buta?"

"Benar, Tuan. Aku buta."

"Apa kau tersesat?"

"Tidak. Aku ..."

"Jika kau tidak punya tujuan, ikutlah aku ke Benua Ku. Kau akan mendapatkan kehidupan yang baru di sana," ucap pria itu memotong perkataan Li Lin.

"Benarkah?"

"Tentu saja!" Pria gemuk itu turun dan membantu Li Lin menaiki keretanya. "Siapa Namamu?"

"Li si buta dari Hutan Mblesek."

Saat Li Lin memasuki kereta, rupanya ia tidak sendiri. Suluh memberitahu kepadanya bahwa ada tiga anak lain bersamanya dalam satu muatan. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan tampak lebih tua beberapa tahun dari Li Lin serta seorang gadis kecil kurang lebih berusia 5 tahun. Kedua anak yang lebih tua itu, memeluk si gadis kecil sembari menengkannya.

Kereta kuda yang mereka naiki telah sampai di padang pasir Benua Ji. Laju sang kuda mulai melambat saat menerjang badai. Li Lin mendengar suara degup jantung salah satu dari mereka semakin cepat dengan kecepatan yang tidak wajar.

"Gadis kecil itu terlihat sangat ketakutan meskipun dua anak di sampingnya sudah berusaha menenangkannya," kata Suluh.

"Apa yang membuatmu takut, gadis kecil? Apakah kau takut dengan badai?" tanya Li Lin.

"Tidak. Bukan itu yang dia takutkan," jawab si anak laki-laki.

"Lalu?"

"Kita akan dijual di pasar perbudakkan," timpal si anak perempuan. Suara seraknya terdengar dari sebelah kanan, sedangkan anak laki-laki tadi berada di sebelah kiri si gadis yang ketakutan.

Apa! Dijual di pasar perbudakkan? Jadi, ini yang dimaksud akan mendapatkan kehidupan baru. Kehidupan sebagai budak?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Si Buta Dari Hutan Mblesek (LDN seri 2)   55. Selesai

    Saat itu juga, Li Lin datang menarik tangan Ampy Ang agar terhindar dari serangan sang pedang iblis. Namun, asap gelap masih mencekik gadis itu bahkan masuk ke mulutnya hingga ke bagian dalam tubuhnya."Ampy Ang, tubuhmu!" Sorot mata kekhawatiran Li Lin menunjukan rasa takut akan kehilangan gadis itu."Tak apa, aku bisa menahannya. Ugh!" Ampy Ang merintih."Apa yang harus kulakukan untukmu?" "Cepat lakukan penggabungan denganku dan bunuh makhluk itu! Asap gelap ini akan hilang dengan sendirinya ketika inangnya telah lenyap.""Penggabungan?""Ikuti aku! Uhuk!" Ampy Ang memuntahkan darah. "Jangan pedulikan aku, dan fokuslah! Jika kau tidak ingin terjadi sesuatu denganku, setelah penggabungan ini, kau harus cepat membunuhnya. Setelah dia mati, aku akan baik-baik saja."Li Lin tak bisa berbuat apapun kecuali hanya bisa menuruti Ampy Ang. Tidak ada pilihan lain dan tidak ada yang lebih penting selain keselamatannya.Telapak tangan kanan Li Lin bertautan dengan telapak tangan kiri Ampy Ang.

  • Si Buta Dari Hutan Mblesek (LDN seri 2)   54. Kebangkitan sang garuda

    Ampy Ang beradu kekuatan dengan sang pedang kayu menggunakan telunjuk halilintarnya. Saat ia sedang disibukkan dengan sang pedang kayu, pedang karang melesat menembus pertahanannya. Namun, untungnya aksi pedang karang tersebut berhasil dihalau oleh Li Lin tepat waktu."Ha ha ha! Aku akui, kekuatanmu memang berkembang sangat pesat, gadis kecil. Tetapi lelaki di sampingmu, bukankah dia hanya akan menjadi bebanmu? Dia bukanlah siapapun tanpa diriku. Siapa lagi yang kau harapkan? Kakakmu? Meskipun dia sudah membereskan orang-orang di Akademi Jianshu, Master King sudah mengerahkan pasukan siluman ular putih untuk menyerang Kerajaan Wong, apa kau pikir dia akan datang membantumu, atau pergi ke Kerajaan Wong? Hahaha!"Ampy Ang sangat tercengang dengan pernyataan yang dilontarkan oleh sang roh pedang kayu. Begitu pula dengan Li Lin. Anak itu tak bisa berkata-kata."Maafkan aku, Ampy Ang," bisik Li Lin menautkan punggungnya berdempetan dengan punggung gadis itu."Jangan dengarkan ocehannya! Me

  • Si Buta Dari Hutan Mblesek (LDN seri 2)   53. Lepas dari ilusi

    "Kemarilah, sayang! Dekap aku, manjakan aku!" ajak Yu Jin menarik lengan Li Lin ke sebuah dipan yang penuh hiasan bunga mawar dan melati.Hari menjelang malam, malam yang begitu indah, tiba-tiba dikacaukan oleh suara genteng yang berhasil dijebol.Braak!Baru saja mereka akan memadu kasih, suara itu seketika menghentikan aktivitas mereka dan membuat mereka terperanjat."Siapa ...! Siapa yang berani mengganggu kesenanganku? Grr!!!" seru Yu Jin menggeram.Ampy Ang, muncul dari lubang genteng yang jebol. Dia melihat Li Lin tepat di bawahnya dengan hanya mengenakan celana kolor. Tanpa pikir panjang, Ampy Ang bergelantungan meraih rambut pemuda itu. Setelah mendapatkannya, ia mencengkeram kuat, lalu melemparnya ke atas hingga menembus genteng.Braak!"Oh, ini sangat bagus untuk melampiaskan kekesalanku!" gumam Ampy Ang. Kemudian dia menyusulnya dan melihat, ke mana pemuda itu mendarat.Yu Jin mengikuti gadis itu tak membiarkan kekasihnya dibawa pergi begitu saja. Lagi-lagi, Ampy Ang mencen

  • Si Buta Dari Hutan Mblesek (LDN seri 2)   52. Selamat dari masa kritis

    Dua tahun yang di lalui Ampy Ang tanpa kabar,di Kerajaan Wong, dia mendapati Kakaknya sedang kalang kabut menghadapi keadaan Tu Lung Dong yang tiba-tiba menjadi sangat kritis. Sepeninggalnya menghadapi perang melawan Kerajaan Ye, Renggin Ang menyerahkan tanggung jawab pertumbuhan dan pemasokan buah avoka kepada Singka Wang.Sedikit kelalaian Singka Wang, berakibat fatal bahkan mengancam nyawa Tu Lung Dong. Dia terlambat satu menit memberi pupuk pohon avoka, sehingga membuat kematangan buah terlambat.Satu detik keterlambatan mengkonsumsi buah avoka, maka racun dingin dalam tubuh Tu Lung Dong akan menyebar satu ruas jari mendekati jantungnya. Sekarang, hanya sisa satu titik bagian jantungnya yang sama sekali belum terkontaminasi oleh racun.Renggin Ang dan ibunya terus menekan racun itu. Namun, racun itu semakin ganas dan tidak kunjung berkurang.Andai saja Tu Lung Dong masih memiliki walau hanya sedikit tenaga, masalah akan terselesaikan. Namun, pria itu sama sekali tak berdaya. Jang

  • Si Buta Dari Hutan Mblesek (LDN seri 2)   51. Musuh di balik selimut

    Di dalam akademi, tiba-tiba seorang tetua berkoar-koar mengatakan bahwa seorang murid bernama Meili Fang menghilang. Dia meminta semua muridnya berkumpul di halaman akademi dan memerintahkan mereka untuk mencari Meili Fang dalam keadaan hidup ataupun mati.Pendengaran Li Lin semakin tajam. Jauh di belakang akademi, dia mendengar suara pertarungan. Yaitu pertarungan Ai Lang dan hewan spiritual harimau hutan.Ketika semua murid dibubarkan untuk mencari Meili Fang, anak itu langsung bergegas pergi ke belakang akademi. Sebelah matanya melihat Ampy Ang sedang mematung menghadapi seorang gadis berbaju merah. Tak disangka, semakin lama semakin banyak binatang buas yang mendekati mereka.Li Lin pun datang membantu Ai Lang menyingkirkan binatang-binatang itu. Dia mengetahui bahwa kedua gadis itu sedang beradu kekuatan mental.Tiba-tiba, keduanya tumbang. Li Lin hanya menangkap tubuh Ampy Ang dan membiarkan gadis berbaju merah itu terjatuh ke tanah."Hei! Ampy Ang! Apa yang terjadi denganmu?"Sa

  • Si Buta Dari Hutan Mblesek (LDN seri 2)   50. Kembali ke Akademi Jianshu

    Beberapa waktu yang lalu sebelumnya, di pusat pemerintahan Kerajaan Zuqin yaitu Istana Kerajaan Zu. Li Lin, Ampy Ang, Yang Zu, dan Xue An Qin tidak ikut bersama rombongan mengiringi pemimpin baru, sedangkan Renggin Ang dan ibunya sudah kembali ke Kerajaan Wong usai pesta pernikahan. Ketika makan siang, mereka mengobrol bersama di ruang tengah."Kapan kau akan kembali ke Perguruan Jianshu?" tanya Ampy Ang kepada Li Lin."Secepatnya! Mungkin besok, atau nanti malam," jawabnya."Bukankah itu terlalu cepat, Kakak Lin?" ujar Xue An Qin tampak sedikit resah."Ya. Bagaimanapun juga, aku harus menunggu Senior Xing dan Paman Hun untuk berpamitan," timpal Li Lin. Anak itu pun melihat kegelisahan sepupunya dan bertanya, "Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?""Semalam, saat aku melamun, tiba-tiba aku terbayang, bahwa ada suatu tempat di salah satu wilayah bekas Kerajaan Ye, sedang mengalami kesulitan pangan. Banyak dari mereka mati kelaparan. Tempat yang mereka tinggali sangat tandus dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status