Di tengah malam yang sunyi, dingin, dan gelap dengan kegelapan yang pekat. Di mana orang-orang telah terlelap dan terbuai oleh mimpi-mimpi mereka.
Li Lin, tiba-tiba terbelalak karena merasakan suatu firasat buruk. Saat itu, kultivasinya telah menembus tingkat pendekar tahap pertama. Anak itu berhasil membentuk roh hewan spiritual seekor kucing, dan memberinya nama Miao Cing. Sejak melatih Miao Cing, pendengaran Li Lin semakin tajam dan semakin peka terhadap suara.Sejenak, Li Lin menatap sebuah pedang kayu yang ia gantung di dinding kamarnya, sembari mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu. Yaitu saat melawan seekor monster kampret di hutan rungkud bersama sahabatnya, Ampy Ang dan Renggin Ang. Anak itu merasa pedang yang ada di hadapannya saat ini bukanlah pedang biasa. Terakhir kali ia mengingat, suatu gumpalan roh yang memiliki aura gelap, menenggelamkan jiwanya ke dalam kabut hitam yang pekat. Sementara roh tersebut, mengambil alih tubuhnya. [Baca bab 9 seri 1]"Apa yang terjadi pada saat itu? Waktu itu, aku benar-benar tidak bisa menguasai tubuh ini," gumamnya kepada diri sendiri."Aaaaargh!"Samar-samar, Li Lin mendengar suara orang mengerang. Suara itu, seperti berasal dari depan pintu gerbang Kediaman Lin. Padahal, jarak antara kamar Li Lin dan pintu gerbang kediaman cukup jauh hingga membutuhkan perjalanan tujuh puluh langkah kaki.Li Lin meraih pedang kayu tersebut dan bergegas keluar dari kamarnya. Ketika dia membuka pintu kamar, tubuhnya diterpa desiran angin yang kencang menyamarkan suara-suara langkah kaki.Suara langkah kaki? Li Lin berjalan satu langkah ke depan pintu kamarnya, lalu mengedarkan pandangannya dari ujung sisi kanan ke ujung sisi kiri.Whuuuuuuuuush!Seseorang melesat cepat ke arah Li Lin sembari mengayunkan pedangnya. Dengan sigap, Li Lin pun menghindar dan menangkis ayunan pedang tersebut dengan pedang kayu yang berada dalam genggamannya. Tampak seorang pria memakai jubah hitam, dengan topeng merah bertanduk melekat di wajahnya. Beberapa kali Li Lin menagkis ayunan pedang pria itu dengan menggenggam erat pedang kayu miliknya menggunakan kedua tangan.Pedang kayu macam apa itu! Bagaimana bisa pedang kayu yang tampak lapuk itu menangkis beberapa ayunan pedangku? Bahkan tidak tampak retakkan sedikitpun padanya? ujar si pria bertopeng dalam benaknya."Miao Cing, bangunkan ayah di kamar sebelah!" ucap Li Lin memanggil roh hewan spiritualnya.Miao ....Kucing itu pun segera menjalankan perintah tuannya. Namun, saat ia mendobrak pintu kamar sang Pemimpin Keluarga Lin, rupanya pria itu sedang dalam masalah besar. Di samping ayah Li Lin yang baru saja terbangun dari tidurnya karena suara keras dobrakan pintu, ada seekor ular putih naik ke ranjang hendak mematuknya.Grrr!Miao Cing menggeram. Dia melompat siap mencakar ular itu, tiba-tiba ular itu membesar dan menghantam tubuh Miao Cing dengan ekornya. Kemudian datang sekitar seratus pasukan ular putih berbondong-bondong menyerang Bersa Lin, ayah Li Lin. Salah satu dari ular-ular itu berhasil mematuk mata kakinya menyebarkan bisa racun dingin.Kaki Bersa Lin seketika itu menjadi mati rasa, hawa dingin menyelimuti tubuhnya saat racun itu mulai menyebar ke lutut, pinggang, hingga ke seluruh tubuhnya."Ratu siluman ular putih! Kita tidak memiliki dendam apapun. Apa yang membuatmu datang mengacau di kediamanku?" ucap Bersa Lin gemetar.Ssssh!Monster ular putih itu seketika berubah menjadi seorang wanita cantik mempesona. Dia mendongakkan kepala Bersa Lin dengan mengangkat dagunya menggunakan ujung jari telunjuk. Ratu ular itu menatap wajah Bersa Lin dan berkata, "Suamiku Master King, menginginkan wilayahmu. Apapun yang bisa membuatnya senang, aku akan melakukannya."Sementara itu, di sisi lain, Miao Cing terhempas menjebol tembok kamar sang Pemimpin Keluarga Lin. Tepat pada saat itu, Li Lin juga berhasil dipukul mundur oleh pria bertopeng.Bruuuugh!Mereka bertubrukan. Miao Cing lenyap karena Li Lin kehabisan energi spiritual. Anak itu terluka parah sampai ke organ dalamnya."Ugh! Apa yang harus kulakukan? Pria ini sangat kuat. Aku sama sekali bukanlah tandingannya," gumam Li Lin.Li Lin adalah Anak tunggal dari sang Pemimpin Keluarga Lin. Ibunya meninggal saat melahirkannya. Dia dibesarkan oleh bibinya yang bernama Fie Lin, seorang perempuan yang lemah lembut dan berhati tulus. Fie Lin adalah adik Bersa Lin. Wanita itu memiliki dua anak kembar sepasang yang seumuran dengan Li Lin. Mereka bernama Shao Lin dan Shia Lin."Aaaaaaaaa!"Teriakan histeris itu membuat telinga Li Lin berdenging-denging.Itu suara Shia Lin. Apa yang terjadi padanya? Rasa cemas semakin menghantui isi kepala Li Lin ketika Kediaman Lin tiba-tiba dipenuhi oleh orang-orang berjubah hitam.Sraaak ... sraaak!"A-ayah!" ucap Li Lin lirih. Anak itu melihat seorang wanita mencengkeram erat bagian belakang baju ayahnya dan menyeretnya ke hadapan pria bertopeng.Saat Bersa Lin melintas melewati putranya dalam keadaan tubuh yang tak berdaya, dia mengucapkan satu patah kata kepadanya dengan suara yang sangat pelan."Per-gi!""Aku telah melumpuhkan Pemimpin Keluarga Lin, Sayang. Kau tidak lupa dengan janji kita malam ini, kan?" ucap wanita itu melepas cengkeraman baju Bersa Lin, lalu memeluk tubuh si pria bertopeng dengan manja."Tentu saja." Jemari pria itu membelai wajah si wanita dengan lembut sembari matanya melirik ke belakang melihat Bersa Lin yang sedang meringkuk. "Apakah kau ingin memakan daging manusia malam ini, Shi Yue?""Tidak. Aku tidak menginginkan apapun, kecuali dirimu." Shi Yue melingkarkan tangannya ke leher pria bertopeng itu dan menatap matanya dengan penuh nafsu. "Andaikan kau tidak memakai topeng, aku akan menerjangmu saat ini juga," ucap Shi Yue sembari mengendus-endus lehernya dengan napas yang tak beraturan."Bersabarlah sebentar lagi! Biarkan aku mengurus pria di belakangmu terlebih dahulu. Aku harus memastikan dia benar-benar mati. Setelah ini, barulah kita akan bersenang-senang.""Baiklah!" Wanita itu pun berpaling menahan diri.Pria bertopeng dengan julukan Master King itu mengangkat tubuh Bersa Lin dengan energi spiritualnya.Syuuut syuuut syuuut!"Aaaaaaaaaaaaaaargh!"Tepat di depan mata Li Lin, Master King menebas tubuh ayahnya menjadi beberapa bagian dengan tidak manusiawi. Li Lin yang masih dalam keadaan setengah terbaring, menggertakkan giginya. Tangannya mengepal kuat hingga tampak urat-urat nadinya."Kau urus sisanya!" perintah Master King kepada salah satu ketua dari pasukan berjubah hitam. Dia bernama Mu Bai."Siap, Master!"Master King pun pergi bersama Shi Yue.Mu Bai memerintahkan seluruh bawahannya untuk mengumpulkan semua orang yang berada wilayah kekuasaan Keluarga Lin, agar berkumpul di depan Kediaman Lin. Orang-orang diseret secara paksa untuk menghadap Mu Bai. Beberapa di antara mereka, ada Li Lin, Shao Lin, Shia Lin, dan Fie Lin.Para lelaki dijadikan budak untuk menambang berlian di gua dekat pesisir pantai. Wanita-wanita dikumpulkan sebagai pemuas nafsu bejat Mu Bai dan para bawahannya."Siapa yang berani menentang, aku akan menyiksa kalian tanpa ampun, dan akan membuat kalian mati secara mengenaskan!" ucap Mu Bai menyeringai.Sementara itu, anak-anak yang berada di usia 15 tahun ke bawah, dilatih ilmu pedang sampai roh-roh pedang berhasil menguasai tubuh mereka. Setelah roh-roh pedang menguasai tubuh anak-anak itu, jiwa-jiwa mereka akan ditenggelamkan. Otak mereka dicuci dan selama roh pedang itu masih bersemayam di tubuh mereka, anak-anak itu selamanya akan menjadi bawahan Master King. Malam itu juga, Mu Bai langsung memerintahkan mereka untuk berlatih tanpa istirahat.Aku tidak sudi! ucap Li Lin dalam hatinya. Dengan segala usaha dia mencari cara agar bisa kabur dari kediamannya sendiri. Anak itu menyusup ke sela-sela kerumunan anak-anak yang saat itu sedang berlatih dalam pengawasan Mu Bai. Sampai akhirnya, Li Lin berhasil lari menuju pekarangan belakang Kediaman Lin.Li Lin pikir, sebentar lagi dia akan lolos dari cengkeraman Mu Bai. Namun, tak disangka Mu Bai sudah menyadari gerak-geriknya dari awal. Pria itu, secara mengejutkan menghadang Li Lin dari depan dan melompat sembari melesatkan dua jarinya dengan cepat ke mata Li Lin.Jleb!"Aaaaaaaaaaaaaaargh!"Mengalir darah segar dari kedua mata Li Lin. Gelap, perih, sakit yang berdenyut-denyut, itulah yang dirasakan anak itu saat ini.Saat itu juga, Li Lin datang menarik tangan Ampy Ang agar terhindar dari serangan sang pedang iblis. Namun, asap gelap masih mencekik gadis itu bahkan masuk ke mulutnya hingga ke bagian dalam tubuhnya."Ampy Ang, tubuhmu!" Sorot mata kekhawatiran Li Lin menunjukan rasa takut akan kehilangan gadis itu."Tak apa, aku bisa menahannya. Ugh!" Ampy Ang merintih."Apa yang harus kulakukan untukmu?" "Cepat lakukan penggabungan denganku dan bunuh makhluk itu! Asap gelap ini akan hilang dengan sendirinya ketika inangnya telah lenyap.""Penggabungan?""Ikuti aku! Uhuk!" Ampy Ang memuntahkan darah. "Jangan pedulikan aku, dan fokuslah! Jika kau tidak ingin terjadi sesuatu denganku, setelah penggabungan ini, kau harus cepat membunuhnya. Setelah dia mati, aku akan baik-baik saja."Li Lin tak bisa berbuat apapun kecuali hanya bisa menuruti Ampy Ang. Tidak ada pilihan lain dan tidak ada yang lebih penting selain keselamatannya.Telapak tangan kanan Li Lin bertautan dengan telapak tangan kiri Ampy Ang.
Ampy Ang beradu kekuatan dengan sang pedang kayu menggunakan telunjuk halilintarnya. Saat ia sedang disibukkan dengan sang pedang kayu, pedang karang melesat menembus pertahanannya. Namun, untungnya aksi pedang karang tersebut berhasil dihalau oleh Li Lin tepat waktu."Ha ha ha! Aku akui, kekuatanmu memang berkembang sangat pesat, gadis kecil. Tetapi lelaki di sampingmu, bukankah dia hanya akan menjadi bebanmu? Dia bukanlah siapapun tanpa diriku. Siapa lagi yang kau harapkan? Kakakmu? Meskipun dia sudah membereskan orang-orang di Akademi Jianshu, Master King sudah mengerahkan pasukan siluman ular putih untuk menyerang Kerajaan Wong, apa kau pikir dia akan datang membantumu, atau pergi ke Kerajaan Wong? Hahaha!"Ampy Ang sangat tercengang dengan pernyataan yang dilontarkan oleh sang roh pedang kayu. Begitu pula dengan Li Lin. Anak itu tak bisa berkata-kata."Maafkan aku, Ampy Ang," bisik Li Lin menautkan punggungnya berdempetan dengan punggung gadis itu."Jangan dengarkan ocehannya! Me
"Kemarilah, sayang! Dekap aku, manjakan aku!" ajak Yu Jin menarik lengan Li Lin ke sebuah dipan yang penuh hiasan bunga mawar dan melati.Hari menjelang malam, malam yang begitu indah, tiba-tiba dikacaukan oleh suara genteng yang berhasil dijebol.Braak!Baru saja mereka akan memadu kasih, suara itu seketika menghentikan aktivitas mereka dan membuat mereka terperanjat."Siapa ...! Siapa yang berani mengganggu kesenanganku? Grr!!!" seru Yu Jin menggeram.Ampy Ang, muncul dari lubang genteng yang jebol. Dia melihat Li Lin tepat di bawahnya dengan hanya mengenakan celana kolor. Tanpa pikir panjang, Ampy Ang bergelantungan meraih rambut pemuda itu. Setelah mendapatkannya, ia mencengkeram kuat, lalu melemparnya ke atas hingga menembus genteng.Braak!"Oh, ini sangat bagus untuk melampiaskan kekesalanku!" gumam Ampy Ang. Kemudian dia menyusulnya dan melihat, ke mana pemuda itu mendarat.Yu Jin mengikuti gadis itu tak membiarkan kekasihnya dibawa pergi begitu saja. Lagi-lagi, Ampy Ang mencen
Dua tahun yang di lalui Ampy Ang tanpa kabar,di Kerajaan Wong, dia mendapati Kakaknya sedang kalang kabut menghadapi keadaan Tu Lung Dong yang tiba-tiba menjadi sangat kritis. Sepeninggalnya menghadapi perang melawan Kerajaan Ye, Renggin Ang menyerahkan tanggung jawab pertumbuhan dan pemasokan buah avoka kepada Singka Wang.Sedikit kelalaian Singka Wang, berakibat fatal bahkan mengancam nyawa Tu Lung Dong. Dia terlambat satu menit memberi pupuk pohon avoka, sehingga membuat kematangan buah terlambat.Satu detik keterlambatan mengkonsumsi buah avoka, maka racun dingin dalam tubuh Tu Lung Dong akan menyebar satu ruas jari mendekati jantungnya. Sekarang, hanya sisa satu titik bagian jantungnya yang sama sekali belum terkontaminasi oleh racun.Renggin Ang dan ibunya terus menekan racun itu. Namun, racun itu semakin ganas dan tidak kunjung berkurang.Andai saja Tu Lung Dong masih memiliki walau hanya sedikit tenaga, masalah akan terselesaikan. Namun, pria itu sama sekali tak berdaya. Jang
Di dalam akademi, tiba-tiba seorang tetua berkoar-koar mengatakan bahwa seorang murid bernama Meili Fang menghilang. Dia meminta semua muridnya berkumpul di halaman akademi dan memerintahkan mereka untuk mencari Meili Fang dalam keadaan hidup ataupun mati.Pendengaran Li Lin semakin tajam. Jauh di belakang akademi, dia mendengar suara pertarungan. Yaitu pertarungan Ai Lang dan hewan spiritual harimau hutan.Ketika semua murid dibubarkan untuk mencari Meili Fang, anak itu langsung bergegas pergi ke belakang akademi. Sebelah matanya melihat Ampy Ang sedang mematung menghadapi seorang gadis berbaju merah. Tak disangka, semakin lama semakin banyak binatang buas yang mendekati mereka.Li Lin pun datang membantu Ai Lang menyingkirkan binatang-binatang itu. Dia mengetahui bahwa kedua gadis itu sedang beradu kekuatan mental.Tiba-tiba, keduanya tumbang. Li Lin hanya menangkap tubuh Ampy Ang dan membiarkan gadis berbaju merah itu terjatuh ke tanah."Hei! Ampy Ang! Apa yang terjadi denganmu?"Sa
Beberapa waktu yang lalu sebelumnya, di pusat pemerintahan Kerajaan Zuqin yaitu Istana Kerajaan Zu. Li Lin, Ampy Ang, Yang Zu, dan Xue An Qin tidak ikut bersama rombongan mengiringi pemimpin baru, sedangkan Renggin Ang dan ibunya sudah kembali ke Kerajaan Wong usai pesta pernikahan. Ketika makan siang, mereka mengobrol bersama di ruang tengah."Kapan kau akan kembali ke Perguruan Jianshu?" tanya Ampy Ang kepada Li Lin."Secepatnya! Mungkin besok, atau nanti malam," jawabnya."Bukankah itu terlalu cepat, Kakak Lin?" ujar Xue An Qin tampak sedikit resah."Ya. Bagaimanapun juga, aku harus menunggu Senior Xing dan Paman Hun untuk berpamitan," timpal Li Lin. Anak itu pun melihat kegelisahan sepupunya dan bertanya, "Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?""Semalam, saat aku melamun, tiba-tiba aku terbayang, bahwa ada suatu tempat di salah satu wilayah bekas Kerajaan Ye, sedang mengalami kesulitan pangan. Banyak dari mereka mati kelaparan. Tempat yang mereka tinggali sangat tandus dan
"Ayo kita bawa keluar dulu! Di sini terlalu gelap."Ampy Ang mengangguk dan segera menghancurkan rantai yang membelenggu tangan Xing Zu. Kemudian, Meriy Ang membopong gadis yang tak bardaya itu keluar dari ruang bawah tanah dan Ampy Ang pun mengikutinya.Di saat yang sama, Sina Hun sudah hampir mengalahkan Pangeran Zhan Ye. Pangeran itu meringkuk lemas dan gemetar."Paman, Ayo keluar! Ruangan ini akan runtuh!" seru Ampy Ang sembari menjebol bagian atas ruangan itu hingga tampak cahaya permukaan.Mengambil jalan biasa yang mereka lalui saat masuk sangat membuang waktu. Mereka pun segera keluar dari ruang bawah tanah itu, sedangkan Pangeran Zhan Ye mati tertimbun tanah.Saat ini, mereka tampak sedang berada di halaman belakang istana. Meriy Ang kembali memeriksa keadaan Xing Zu. Dia belum bisa memulihkan keadaannya karena pil yang ia berikan masih tersangkut di bagian leher."Bagaimana keadaannya, Kakak?" tanya Sina Hun tampak khawatir."Kita lihat setelah aku mencabut jarum itu!" jawab
"Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Master Yu. Dan aku berlepas diri terhadap semua master dari Benua Yu. Tapi, dengan adanya mereka, aku benar-benar diuntungkan. Karena mereka berhasil membunuh Seta Hun. Sebelum ibumu bertemu dengan pria itu, aku lah orang yang lebih dulu jatuh cinta pada ibumu. Jika kau mengizinkanku untuk menikahinya, aku akan dengan senang hati menganggapmu dan adikmu sebagai anak kebanggaanku," ujar Master King."Menikahi ibuku? Ha ha ha! Jangan harap kau bisa menyentuhnya walau hanya sekejap mata!" Salah satu klon Renggin Ang muncul di hadapan pria itu dan mencekik lehernya dengan kuat.Namun, pria itu tampak kokoh. Dia mampu menahan cekikan itu bahkan tanpa suara rintihan. Sorot matanya begitu lekat. Dia memutar bola matanya dari ujung kiri ke kanan.Tiba-tiba ...Syuuut syuuut syuuut!Pedang-pedang berdatangan dari arah yang tak disangka-sangka menembus klon-klon Renggin Ang.Poof! Poof! Poof!Satu per satu dari mereka lenyap. Master King meraih salah s
Di wilayah kekuasaan Keluarga Ang, Xue An Qin dan Yang Zu menceritakan apa yang mereka alami. Gadis itu juga menceritakan perihal mimpinya tentang seorang pria misterius yang mengejarnya beberapa waktu lalu.Mendengar hal tersebut, Meriy Ang memahami situasi mereka. Anak-anaknya pun pernah mengalami situasi pahit semacam ini. Dimana mereka harus berjuang dan menjadi kuat untuk membalas pengorbanan orang tua mereka."Ibu, tidakkah kita memiliki cara untuk membantu An Qin?" celetuk Ampy Ang."Hmm ... mungkin kita bisa pergi ke Kerajaan Wong dan membicarakan ini dengan kakakmu," sahut Shen Tie Er menanggapi."Benar. Ayo pergi ke sana dan bicarakan masalah ini dengan kakakmu!" Meriy Ang memanggil sang elang hitam dan menjadikannya sebagai kendaraan mereka menuju Kerajaan Wong.Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan Sina Hun. Lelaki itu pun ikut serta bersama mereka.Sesampainya di Kerajaan Wong, mereka melihat Renggin Ang sedang sibuk mengurusi banyak orang. Xue An Qin dan Yang Zu me