Share

23. Dendam Gaja Ireng

Gaja Ireng paham jika Mandrawata terpesona dengan kecantikan putrinya itu. Untuk tidak merusak suasana, Gaja Ireng tak menegur tamunya itu. Dan lagi, toh Sakawuni mengacuhkan pandangan Mandrawata.

"Kiranya yang mulia Gaja Ireng sudi menerima seluruh murid-murid saya bernaung di bawah Panji Hantu," lanjut Mandrawata.

"Bagus, bagus!" Gaja Ireng tersenyum senang.

"Dan saya sendiri siap mengabdi pada yang mulia," ujar Mandrawata lagi sambil melirik Sakawuni.

"Apakah pengabdianmu tidak ada maksud lain?" Pancing Gaja Ireng.

Mandrawata terdongak. Gaja Ireng memang bermaksud menyindir. Mandrawata menangkap maksud itu. Dia pun menundukkan kepalanya. Kecantikan gadis itu telah membuatnya jadi dungu. Dia lupa kalau yang dihadapinya kini adalah Gaja Ireng.

"Ayah, beri dia ujian untuk pengabdiannya!" suara Sakawuni terdengar lembut dan halus, namun nadanya menyimpan kebengisan dan kekejaman.

"Kau dengar permintaan putriku, Mandrawata?" Gaja Ireng

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status