Home / Young Adult / Si Miskin Jadi Keren / 1. Susu rasa semangka

Share

Si Miskin Jadi Keren
Si Miskin Jadi Keren
Author: Donat Mblondo

1. Susu rasa semangka

Author: Donat Mblondo
last update Huling Na-update: 2021-09-30 06:03:35

Cecep berdiri di sisi karidor, tampak sedang menunggu seseorang. Tak lama kemudian, datang seorang pemuda mengenakan seragam dekil dan berantakan. Pemuda itu berhenti di hadapannya menyodorkan sebuah susu botol rasa stoberi dengan tangan gemetar.

"I-ini, Cep. Susunya," kata seorang pemuda berseragam SMA bernama Tukijo.

Seketika, wajah Cecep menjadi merah padam. "Gue minta beliin susu rasa semangka, kenapa lo kasih yang stroberi?!" Dia meluapkan kemarahannya dengan melempar botol susu ke arah Tukijo. Botol itu menghantam keras wajah Tukijo, membuatnya terhuyung dan hidungnya membengkak, berwarna biru.

"Ugh."

Tukijo merasakan nyeri tajam menjalar dari hidungnya yang membengkak, seolah-olah setiap detakan jantungnya membuat rasa sakit itu semakin mengganggu. Kepalanya berputar, dan rasa pusing menyergapnya, membuat dia sulit untuk fokus.

Jari-jarinya bergetar ketika dia memegang wajahnya, merasakan benjolan yang mulai terbentuk di hidungnya, seakan ada panas yang membakar di area yang terkena. Setiap kali dia bergerak sedikit, rasa sakit itu seperti sengatan yang tajam, mengingatkannya akan botol susu yang menghantam dengan keras.

Cecep menjambak rambut Tukijo yang cukup panjang dan berantakan sembari mencecarnya. "Goblok! Udah miskin, dekil, tolol pula!"

Pemuda berpakaiaan kusut itu hanya menunduk, menahan rasa sakit dan malu.

"Pokoknya, lo utang sepuluh ribu ke gue, ngerti lo?!" bentak Cecep menunjuk-nunjuk wajah Tukijo dengan telunjuknya. Kemudian, ia pergi keluar kelas dengan langkah berat.

Setelah memastikan Cecep pergi, Tukijo menghela napas lega. "Yes! Aku bebas!" serunya, mengangkat tangannya dengan semangat.

"Cih! Dasar Cecep tolol! Tukang nyontek! Goblok kuadrat! Cuih!" cibir Tukijo tanpa membuang ludah.

Pada kenyataannya Tukijo hanya diam dan menyetujui perkataan Cecep, saat berada di depannya.

Tukijo adalah anak miskin yatim piatu yang diasuh oleh neneknya sejak kecil. Ibunya meninggal ketika dia berumur delapan tahun, dan dia tidak mengetahui di mana ayahnya berada.

Dia cukup pintar, sehingga bisa masuk ke SMA N 1 Maos yang katanya termasuk sekolah favorit di Cilacap. Untuk membiayai keperluan sekolahnya, dia bekerja sebagai pelayan di Restoran Mas Agus.

Cecep terkenal dengan julukan si pembuat onar. Dia ini peremannya kelas dua belas. Wajahnya yang terlihat garang dan sangar serta tubuhnya yang besar dan kekar membuat teman-teman sekolahnya bertekuk lutut. Tentu saja dia tidak hanya sekali dua kali mendapat teguran dari guru BK. Namun, teguran itu hanya berpengaruh sementara baginya.

...

Suara bel berbunyi dua kali bertanda masuk kelas untuk pelajaran pertama. Guru Killer Fisika yaitu Ibu Sulastri sedang berjalan di lorong kelas menuju kelas XII IPA 2.

Setelah wanita paruh baya itu berada di ambang pintu, sorot matanya yang tajam menatap setiap sudut kelas yang berdebu lalu beralih ke jendela kaca yang kusam. Kemudian ia menatap langit-langit dan mendapati banyak sarang laba-laba bergelantungan.

"Ini kelas, atau gudang?!" semprot Bu Lastri melotot. "Cepat, bersihkan sekarang juga!" Wanita paruh baya itu memerintah beberapa murid untuk membersihkan sarang laba-laba dengan sapu.

Kemudian, Bu Lastri menyipitkan matanya dan berjalan mengelilingi tempat duduk yang berjejer dengan barisan 5×6. Ia berhenti di salah satu tempat duduk bagian belakang, yaitu milik Cecep. Betapa terkejutnya ia, saat mengorek laci meja itu dan menemukan sampah yang menumpuk.

"Astaga! Meja siapa ini?" tanya Bu Lastri dengan nada tinggi sembari tangannya memukul meja tersebut. 

"Tukijo Bu!" sahut Cecep cepat.

Tukijo pun terperangah. "lho, ini kan ..." ucapannya terpotong karena Cecep mengacungkan jari tengahnya. Kode itu memiliki arti 'Mau mati lo?' yang dimaksud adalah mengajak berantem.

Tukijo seketika hanya bisa diam dan menggerutu sembari menggertakkan gigi. "Cecep gendeng¹!"

"Bersihkan!" perintah Bu Lastri Tukijo.

Tukijo pun segera membersihkan laci meja Cecep.

"Sekarang, siapapun yang membuang sampah di laci akan dikenai denda seratus ribu," cetus Bu Lastri tegas.

"Baik Bu," jawab murid-muridnya menyetujui.

Sebagai wali kelas XII IPA 2 yang sangat mencintai kebersihan, setiap hari Jum'at ia selalu memeriksa kebersihan kelas.

Bu Lastri mencari-cari sesuatu, tampaknya ia lupa membawa buku pelajaran yang akan diajarkan. Lalu dia berkata kepada murid-muridnya, "Ibu mau ke ruang guru dulu untuk mengambil buku dan lembar kertas ulangan harian. Setelah ini, kalian boleh belajar selama sepuluh menit."

Siapa yang menyangka bahwa hari ini akan ada ulangan harian mendadak.

Selesai membersihkan jendela kaca dari luar kelas, Tukijo kembali ke kelas. Dia berjalan ke tempat duduknya. Tanpa dia sadari, seseorang mengulurkan kaki membuat Tukijo jatuh tersungkur mencium lantai.

"Sory sory ... sengaja. Kekeke ...." Udin terkekeh.

Berbeda dengan Cecep yang suka berbuat ulah, Udin adalah anak teladan yang menyandang sebagai juara pertama di kelas. Ayahnya adalah seorang karyawan di perusahaan terbesar di Indonesia yaitu Perusahaan Gaje. Wajahnya yang lumayan, membuat dia selalu percaya diri dengan penampilannya. Sifatnya angkuh, sombong dan suka merendahkan orang.

"Kurang asem²!" gerutu Tukijo.

Melihat tingkah Udin, Tukijo merasa kesal. Ia hanya bisa menggerutu tanpa bisa membalas perbuatan mereka. Ia tidak ingin menimbulkan masalah dan membuat neneknya khawatir. Dengan hati yang mendongkol, Tukijo bangkit mengepalkan kedua tangan dan berjalan ke tempat duduknya.

"Hei Jo! Jangan pelit-pelit ya," ucap Tiyem berada di sebelah kanan Tukijo.

Tukijo hanya terdiam, hatinya masih terkoyak oleh sifat Udin yang menyebalkan.

'Bodo amat!' batinnya.

"Woy! Tukijo! Awas kalau gue kode, lo gak respon ya ... gue santet lo!" teriak Cecep berada di seberang. Tempat duduknya di sebelah kanan Tiyem.

Cecep dan Tiyem adalah murid yang suka menyontek. Apakah Tukijo akan memberikan contekan kepada mereka?

__________

1. Gendeng = gila

2. Kurang asem =sialan

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Iren Rogate
Mantap judulnya ok, sangat menyenangkan
goodnovel comment avatar
Kalana Drahman
namanya kampung semua.
goodnovel comment avatar
Edison Panjaitan STh
cecep bodoh dan tolol hanya modal Kekuatan menggebuki Kawan.
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Si Miskin Jadi Keren   26. Akhir Perjuangan

    "Berhenti!" teriak si botak.Seketika, Tukijo menghentikan mobilnya secara mendadak. Hal itu membuat seisi mobil menghempaskan tubuh mereka ke depan."Be-benar, di sini tempatnya," kata si pria berjaket."Kuburan? Apa-apaan kalian! Masa bawa kita ke tempat kek gini!" sembur Tukijo. "Maaf, kami cuma bisa nunjukin sampe sini. Bisa berabe kalo ketahuan. Di belakang kuburan, ada sebuah rumah besar. Itu adalah markas kami," terang si botak. "Aku akan mengatakan suatu rahasia yang tersembunyi, jika kalian membiarkan kami pergi sekarang!" lanjut si pria berjaket."Rahasia? Apa yang kalian ketahui?""Ketua kami adalah seorang direktur Perusahaan Kencotstory, Bos Mandop. Ide gilanya memproduksi snack jajanan anak-anak dengan dicampur ganja. Bahkan, dia memiliki kebun ganja tersembunyi di hutan kota. Di sana ada sebuah gudang tempat penyimpanan ganja berkarung-karung.""Apa! Itu benar-benar keterlaluan!" sahut Markonah."Terakhir kali, aku mendengar anak Bos Mandop berencana menangkap seorang

  • Si Miskin Jadi Keren   25. Putus asa

    "Kau, Ujang!" ungkap Kris. Ujang? Oh, ternyata dia si Tuan Muda dari Perusahaan Kencotstory. Batin Ningsih. Dia mendongakkan kepalanya menatap dingin pria itu. Ujang menutup wajahnya dengan jari-jari yang direnggangkan. "Haha. Ternyata kau masih mengingatku. Kalau saja dulu kakakmu memilihku menjadi suaminya, tentu saja dia tidak akan mengalami hal seperti itu, kan, Tuan Kris." "Heh! Menurutku, kakakku memilih orang yang tepat. Meskipun dia harus meninggalkan anaknya di usia yang masih sangat muda, setidaknya dia merasakan kebahagian di masa hidupannya." "Cih! Kau dan kakakmu sama saja! Paman Cokro benar, kalian pantas mati! Hahaha. Kuliti mereka hidup-hidup! Bunuh sesuka kalian!" Ujang berbalik membelakangi Ningsih. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Saat pasukannya hendak menyerang Ningsih dan Kris, dia berkata, "Tunggu!" Pria itu berbalik lagi berhadapan dengan Ningsih. Ujang menundukkan badannya dan meletakan kedua tangannya di pi

  • Si Miskin Jadi Keren   24. Wow 50jt

    "Maaf Tuan Muda, sepertinya mereka menyadari alat pelacak yang di pasang di tubuh Nona. Alat itu berada di sekitar Anda," ujar Teguh memalui telepon.Tukijo terdiam. Lalu, dia melihat ke arah Bagas, mata anak kecil itu terlihat sembab."Astaga, kenapa anak sekecil itu harus mengalami kejadian seperti ini," gumamnya merasa iba."Apakah perlu saya melacak setiap CCTV di jalanan, Tuan Muda?""Tidak perlu, aku tau cara yang lebih efesien. Siapkan uang sejumlah 50 juta! Aku akan segera kembali!"Kemudian Tukijo menghampiri Markonah dan Bagas."Ayo pergi!" ucapnya."Ke mana?" tanya Markonah."Kita harus memaksa kedua orang itu membuka mulut. Aku yakin ini ada kaitannya dengan mereka."Mereka kembali ke pusat perusahaan untuk mengambil koper berisi uang 50 juta."Bang Teguh, nitip Bagas ya," pinta Tukijo. Lalu dia pergi bersama Markonah menemui dua tawanan yang mereka tangkap di rumah sakit.Saat membuka pintu seb

  • Si Miskin Jadi Keren   23. Bagas bersembunyi

    Yulie berniat menelpon Ningsih dan memberi kabar bahwa Cecep sudah sadar.Di situasi yang sama, saat itu Bagas sedang bersembunyi di tong sampah samping pos kamling. Dia menangis, berjongkok dengan tubuh yang gemetar sambil memegang pisau.Lima belas menit yang lalu, saat Bagas sedang menunggu Kris bersama gurunya yaitu Marni, datang seorang pria tak dikenal. Pria itu mengaku diperintah oleh Kris untuk menjemput Bagas. Padahal, baru saja Bagas selesai menelpon Kris dengan ponsel milik Marni.Tentu saja Marni tidak percaya dengan pria tak dikenal itu. Karena tidak berhasil membujuknya, dia mengeluarkan sebuah pisau untuk mengancam.Marni berusaha melindungi Bagas. Si pria merasa geram, sehingga menusuknya dengan pisau. Kemudian dia mencabut pisau itu, lalu menggendong Bagas pergi. Anak kecil itu berontak. Dia menggigit bahu si pria dengan kuat, hingga pria itu kesakitan. "Aaaaargh, sial!"Bagas berusaha melepaskan diri. Dia terjatuh, lalu berlari menghampiri gurunya."Bu Guluuu!" teri

  • Si Miskin Jadi Keren   22. Di mana Bagas?

    "Tunggu!" Markonah berusaha menghentikan Tukijo. Namun, daripada itu dia lebih memilih untuk menenangkan Cecep terlebih dahulu."Dok ... cepetan Dok. Pokoknya kalau terjadi apa apa sama Cecep. Anda harus bertanggung ja ..." Tukijo menghentikan perkataannya ketika melihat Cecep sadar dengan keadaan terbaring di ranjang. "Cecep! Kamu udah sadar? Gimana keadaanmu?" tanya Tukijo khawatir."Apa-apaan ekspresi lo! Lo pikir gue bakalan mati semudah itu?" Seketika itu Cecep merasakan sakit di seluruh tubuhnya. "Aaaaargh, badan gue sakit semua.""Biar saya periksa dulu," ucap Pak Dokter. "Coba julurkan lidah Anda!"Cecep menjulurkan lidah sesuai permintaan dokter."Sepertinya Anda mengalami gejala keracunan," tutur Pak Dokter."Tadi, seseorang menyumpal mulutku dengan sesuatu saat aku baru sadar. Itu yang membuatku kejang-kejang dan muntah," ujar Cecep.Kemudian dokter memberi resep obat dan menyuruh salah satu dari mereka mengambi

  • Si Miskin Jadi Keren   21. Ningsih si OG

    Markonah datang di saat Tukijo sedang tertidur. "Kalau begitu, Ayah tinggal ya ... mau isi bensin dulu," pinta Hartono. "Iya Ayah, hati-hati." Markonah duduk di samping Tukijo sambil memandangi wajahnya. "Dasar bodoh! Kamu memang selalu berbuat apa yang kamu inginkan, meskipun itu membahayakanmu," ketus Markonah mengomel, sedangkan Tukijo masih dalam keadaan mata terpejam. Tiba-tiba Tukijo membuka sebelah mata. "Maaf ya, bikin kamu khawatir," ucapnya. "Ish! Kamu pura-pura tidur ya?" sahut Markonah kesal. "Nggak kok, tadi aku beneran tidur. Aku terbangun karena omelanmu," balasnya memanyunkan bibir. Lalu dia melirik sesuatu yang di bawa Markonah. "Apaan tuh?" Matanya tertuju pada sebuah kresek yang berisi kotak makan. "Idih, tau aja aku bawa sesuatu." "Aku cuma makan roti darimu sejak pagi, tentu saja aku mengharapkan sesuatu." Tukijo cemberut. "Hah, serius?" "Ho'oh." Tukijo mengangguk. "Aku juga kok," gumam Kris ngenes melihat dua

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status