Share

02. Pergi

Penulis: Indah DwLes
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-31 19:02:39

Daerah Zona Terlarang, adalah desa yang berada di pedalaman daratan bagian Barat Kerajaan. Semula desa ini dipimpin oleh seorang kepala suku, awalnya ayahnya Arga yang memimpin suku. Namun karena Ayah Arga sudah tiada, maka tugas mengelola desa diberikan kepada tetua desa,yang bernama Eyang Abimayu. 

"Ibu, Arga pulang!, Arga tadi menemukan beberapa tanaman herbal yang bisa mengurangi sakit ibu." Arga pun lekas membongkar keranjang bawaannya mengeluarkan beberapa tanaman, dan segera meraciknya. 

"Uhuk... Uhuk... Nanti saja membuat obatnya nak, uhukk... Uhuk makan dulu sini... Uhukk." Ajak sang ibu, walaupun dalam kondisi lemas Ibu Arga masih memaksakan dirinya.

Ibu Arga menjadi sakit-sakitan, Semenjak Ayah Arga meninggal dunia 14 tahun yang lalu, karena memenuhi tanggung jawabnya untuk melindungi desa dari pembangkangan yang dilakukan oleh paman Arga sendiri. 

Paman Arga melakukan penyergapan, karena ia menginginkan posisi Ayah Arga sebagai kepala suku, lantas paman Arga dengan pasukan hewan-hewan liar yang dimilikinya menghancurkan desa dalam sekejap. Saat itu keadaan desa menjadi kacau-balau, api berkobar dimana-mana, sangat mengerikan. 

Ayah Arga yang terdesak, demi menghentikan kekacauan, terpaksa melawan saudara kandungnya sendiri. perkelahian pun tak terbendung, mereka terus bertarung mengeluarkan kesaktian masing-masing untuk mencari yang terunggul di antara mereka, hingga keduanya sama-sama kehabisan tenaga. 

Hampir sampai pada batasnya, Ayah Arga mengeluarkan tanduk Markhor warisan leluhur. Kemudian menusukkan nya ke dada sang kembaran. Paman Arga pun tumbang, lalu menghembuskan nafas terakhirnya. 

Sedangkan, Ayah Arga yang merasa dirinya tidak dapat tertolong lagi, dalam keadaan hampir sekarat, memaksakan diri melakukan ritual guna mewariskan semua ilmu saktinya kepada Arga. 

Arga yang saat itu berumur 4 tahun, masih tidak mengerti apa-apa hanya menangis ketakutan. Ia menjadi tak sadarkan diri, setelah menerima kekuatan sang ayah. 

Sejak saat itulah, kepemimpinan suku sementara beralih ke Eyang Abimayu, namun ketika Arga sudah dewasa kelak, ia sebagai penerus sah akan kembali meneruskan jejak sang Ayah, sebagai kepala suku. 

Arga lekas menghampiri sang ibu, ia dengan lahap memakan masakan lezat dari sang ibu. Namun sesekali tatapan khawatir ia berikan, ketika ibunya batuk keras, dan memuntahkan darah.

Namun Ibu Arga yang menyadari kekhawatiran sang anak, lekas membersihkan darah yang membanjiri bibirnya menggunakan sapu tangan. Lalu memasang senyum hangat seolah semuanya baik-baik saja. Namun tetap saja Arga merasa cemas. 

Kemarin ia menguping pembicaraan sang ibu dengan Tabib Manika. Kata tabib, Ibunya hanya bisa bertahan selama 6 bulan lagi. Dan satu-satunya obat untuk menyembuhkannya hanyalah Anggrek Berlian. Anggrek ini hanya bisa ditemui dalam lautan dengan ke dalaman antara 19.690 kaki (6 km) hingga 35.797 kaki (11 km), di 'trenches zone'. 

Dalam zona itu, Suhunya bisa mencapai titik beku dan memiliki tekanan hingga 8 ton per inci persegi. Meskipun berada dalam lingkungan yang ekstrem, nyatanya Anggrek ini banyak tumbuh subur disana.

Karena habitatnya dalam keadaan sedingin es, menjadikan kelopak Anggrek ini membeku dan mengkristal, sehingga tampilannya tampak seperti berlian. 

Konon katanya, Anggrek Berlian ini hanya pernah sekali berhasil di bawa kedaratan. Yakni oleh Raja Maheswara ke-IV, dia mendapatkan tanaman ini sebagai imbalan dari Orang Laut. 

Jadi hanya ada tiga cara untuk bisa mendapatkan bunga Anggrek Berlian.  Pertama dengan mengambilnya sendiri ke dalam laut, yang sedingin es itu. Kedua memintanya dari Orang Laut, atau ketiga memohon kepada Raja agar memberikannya. 

Cara pertama tidak mungkin bisa dilakukan, karena Arga tidak ingin berakhir dengan mati membeku disana. Cara kedua sepertinya juga tidak bisa, karena keberadaan Orang Laut yang hampir mustahil dijumpai. Jadi cara, Satu-satunya yang tersisa, yaitu dengan memintanya kepada Raja Ganendra. 

Tiba-tiba Arga terpikirkan, tawaran Raja yang mengundangnya ke Kerajaan. Mungkin hanya ini kesempatannya untuk bisa mendapatkan obat penyembuh untuk Sang Ibu. 

"Ibu, tadi Arga bertemu Raja Maheswara. Ia menawari Arga posisi seorang Banding Agung di kerajaannya. Jadi boleh kah Arga kesana, bu?." Tanya Arga ragu. 

"Apa?!, Raja Maheswara?!, Banding Agung?!." Ibu Arga tampak terkejut, dia menghentikan kegiatan makannya. "Nak, kamu tahu sendiri kan. Uhuk...uhuk... Orang Darat sangat tidak mendukung masyarakat kerajaan." Jawab Sang Ibu.

"Tapi bu... Arga hanya ing--."

"kelak kau akan menjadi, uhuk...uhuk... Kepala Suku disini. Kami tidak bisa, uhuk...uhuk... kehilangan mu Arga." potong Sang Ibu cepat. 

"Tapi, bagaimana dengan penyakit ibu?, Arga juga tidak mau kehilangan Ibu." Balas Arga lirih. 

sambil mengepalkan tangannya geram, Ibu menjawab. "Cukup Arga!, keputusan ibu sudah mutlak, kau tidak boleh meninggalkan desa ini!, Jika kau memilih pergi ke kerajaan, maka kau bukan anak ku lagi!." Sanggah Ibu Arga murka. 

Namun, Arga sudah membulatkan tekad, ia berdiri memberi hormat kepada Ibunya, "Maafkan Arga bu." Lalu ia berbalik pergi meninggalkan rumah. 

"Arga kembali!."  

"ARGA!."

◇❖❖◇ 

Kali ini, Arga sengaja tidak memberitahu Eyang Abimayu jika dia akan berpergian. Karena jika sampai kepala suku, sekaligus gurunya itu mengetahuinya, Arga bisa diusir selama-lamanya dari suku.

Setelah sehari dua malam melakukan perjalanan dengan Nehan, Arga pun tiba di depan gerbang istana. Namun ketika dia ingin masuk. Pengawal yang berjaga langsung mencegatnya, "Orang luar yang belum membuat janji tidak bisa masuk, dan dilarang membawa hewan peliharaan." ucap pengawal tegas. 

"Tapi pak, Raja Ganendra sendiri yang mengundang saya, anda bisa menanyakannya." Jelas Arga. 

"Tidak bisa nak, karena kau tidak memiliki surat resmi." pengawal itu tetap bersikukuh. 

"Ini perintah langsung dari Raja, biarkan dia masuk." Tukas Manggala yang kebetulan juga ingin memasuki istana. pengawal itu pun buru-buru mempersilahkan. "Ba-baiklah anda boleh masuk." 

Dua orang pria, beserta seekor harimau tampak menyusuri Koridor putih berkeramik luas yang menyebar ke Sekeliling kerajaan, "Jadi apa kau sudah memutuskannya anak muda?." Tanya Manggala yang berjalan cepat di depan mereka, memandu jalan. 

"Hmm, tapi saya memerlukan sesuatu." Balas Arga kurang yakin, ia tengah mempersiapkan diri, merangkai Kata-kata yang sekiranya pantas untuk diucapkan nanti. "Baiklah, kau bisa menyampaikan nya sendiri kepada Raja, Ia tengah menunggumu di Aula pertemuan" Manggala memberikan jalan untuk Arga dan Nehan, membiarkan mereka memasuki Ruangan. 

Sebuah aula bundar megah berada dibawah langit-langit kubah kristal. Di terangi dengan pancaran sinar matahari, cahaya matahari itu berubah warna-warni, karena pantulan dari panel-panel jendela yang terukir kaca patri. 

Raja menanti, di singgasana emas bertahtakan permata berkilap-kilap. Ia kelihatan berwibawa dengan balutan baju silver-biru yang berkilauan alih-alih warna hitam seperti yang ia pakai di hutan. 

"Salam kepada Matahari kerajaan, saya Arga Giandra Bratajaya, menghadap Raja ingin menyampaikan suatu perihal." Salam Arga sambil menundukan badannya memberi hormat. 

"Berdirilah Arga, katakanlah jangan sungkan." Raja membalas sembari melambaikan tangannya, menyuruh Arga menyudahi hormatnya. 

Arga kembali berdiri tegak, lalu melanjutkan "Saya bersedia menjadi seorang Banding Agung, tetapi dengan satu syarat, yakni saya menginginkan Anggrek Berlian, paduka." Arga menyelesaikan kalimatnya dengan menatap lurus Kaisar, matanya memancarkan kesungguhan mendalam.

Entah karena alasan apa, ekspresi di mata keemasan Raja berubah lembut. "Kalau begitu, acara penobatan akan diadakan besok, setelahnya jika kau berhasil menjalankan tugasmu dengan baik sebagai Banding Agung, maka akanku berikan bunga Anggrek Berlian kepadamu."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Siasat Sang Penguasa   59. Menghentikan

    "Arga Giandra Bratajaya!." "Tuan Arga!." "Tuan Guru!." Teriakan demi teriakan terus terdengar saling sahut menyahut, menciptakan kebisangan dalam suatu lembah yang letaknya agak ke pedalaman, sehingga dulunya jarang terjamah oleh kumpulan manusia awam. Walau tenggorokan sudah terasa kering, dan suara mulai terdengar serak pun. upaya mereka belum juga terlihat tanda-tanda akan membuahkan hasil. Padahal seluruh Anggota prajurit, termasuk pimpinan jendral sudah menghabiskan waktu hampir seharian penuh untuk melakukan pencarian terhadap sang pimpinan. "Anda ada dimana, tuan Arga?." Seru Jendral lirih, Tak terbilang sudah berapa banyak pikiran yang tidak-tidak terus berseliwiran mengundang kecemasannya. Hingga Pergerakan kedua kakinya mulai melemah, sang pemilik tubuh dirasa tak mampu lagi meneruskan berjalannya. Walau lemah, dengan susah payah Jendral mencoba berpegangan pada tepian batang kayu didekat aliran, berusaha menahan bobot tubuhnya supaya tidak langsung meluncur jatuh. Na

  • Siasat Sang Penguasa   58. Sebagian Kegilaan

    Syrenka berusaha mati-matian menahan pergerakannya saat Arga berjalan mendekati tempat persembunyiannya. Nyawa Syrenka seakan ikut mengambang. Saat Arga sudah sampai tepat di depannya, keberadaan mereka berdua hanya terhalang oleh dinding batu karang saja saat ini. Hampir selangkah lagi, Arga tiba-tiba berhenti. pemuda itu menunduk, tangannya perlahan turun, lalu jemarinya menggapai sebatang tangkai Anggrek berlian dan lantas mencabutnya. "Kurasa cuma bunga ini yang ukurannya paling besar." Gumam Arga sembari menyelipkan lagi bunga dengan bentukan spesial itu. Selanjutnya Arga lekas memutar arah, pemuda itu menelusuri lagi setiap bunga guna memastikan suoaya tak ada yang terlewat. sebelum pemuda itu memutuskan untuk meninggalkan ladang Anggrek Berlian itu, dan berenang pergi ke daratan. Sedangkan syrenka hanya bisa menatapi sosok yang mulai menghilang ke permukaan itu tanpa bergeming. Dia masih tidak bisa menyangka, jika baru saja berkesempatan untuk melihat orang yang dicintainya

  • Siasat Sang Penguasa   57. Petunjuk Darinya

    Selepas mendapatkan pusaka, lantas semakin menyelam menuju ke kedalaman air. Arga sudah lama berubah pikiran, Alih-alih meminta kepunyaan milik Raja. Jika di berikan kesempatan. Walau harus mengeluarkan tenaga lebih, Arga lebih memilih mengandalkan kemampuannya untuk mengambil sendiri Anggrek Berlian itu. Karena perbandingan kualitas kesegaran Anggrek Berlian yang lama jauh berbeda di bandingkan dengan yang baru di petik. Di tambah alasan lain mengenai harga diri, ia tak sudi jika harus mendapatkan rasa iba dari Sang Raja berhati busuk itu. Arga yang sekarang sudah berubah total, dia tak sepolos dulu. Pastilah ada maksud tersembunyi, jika Arga meminta Anggrek Berlian kepadanya, dan Raja mau memberikan dengan gamplang kepunyaannya itu. Jadi Tentu saja, Arga harus memanfaatkan waktunya sekarang ini sebaik mungkin agar bisa mendapatkan obat untuk sang Ibunda. "Aku harus menemukan Anggrek Berlian itu!." Gumamnya penuh tekad. Tepat setelah Arga mengakhiri kalimatnya, pemuda itu mera

  • Siasat Sang Penguasa   56. Bukan khayalan

    Beberapa saat Lalu... |Syrenka| Dulu Ayah sering menceritakan banyak kisah mengenai legenda kaum kami. Ada satu kisah yang sangat membekas di ingatanku, yakni mengenai nasib hidup seorang putri duyung yang berakhir tragis. Karena dia berani menentang takdir, jatuh cinta dengan bangsa manusia. Setelah berkorban banyak, hingga akhirnya harus menukar suaranya yang indah dengan sepasang kaki. Ia malah harus melihat orang yang ia cintai menikah dengan orang lain. Merasa Putus asa ia pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke laut. Dan detik berikutnya... Ia menjadi buih. Begitulah kisah cinta melegenda para duyung yang sewaktu kecil pernah sangat aku sukai. Dulu aku sangat ingin mencoba bagaimana rasanya jatuh cinta itu. Dan kini walau dengan versi agak berbeda, berkat tak sengaja menyelamatkan seorang pemuda, diriku mulai merasakan jatuh cinta itu. Bahagia saat memikirkannya, Berdebar-debar setiap kali di dekatnya, Tersipu malu saat di perhatikannya. Perasaan seder

  • Siasat Sang Penguasa   55. Menemukan

    |Pararryon| Aku pandangi seonggok tubuh tak berdaya yang tergeletak di depanku, sudah hampir seharian kondisi Asrai belum juga ada kemajuan. Aku sudah memberikannya perawatan terbaik semampuku. "Teman terbaik... sangat susah untuk ditemukan, sukar untuk di tinggalkan, dan sulit untuk dilupakan." Aku mengedarkan pandangan berusaha mencari dari mana asal suara itu berasal. Tapi tak kutemukan siapapun, yang aku dapat hanya kehampaan. Hingga kenyataan, kembali menyadarkanku. Suara itu hanyalah bekas kenangan yang merambat keluar dari memori lamaku. Entah kenapa, dalam keadaan seperti ini. aku malah teringat akan Kata-kata polos Asrai di waktu dulu. Hatiku bergejolak, aku merasakan seperti ada sesuatu mendorong untuk keluar dari kedua mataku yang mulai memanas. Mungkin beginilah rasa kesedihan yang biasanya muncul pada diri manusia yang putus asa dan kecewa. Aku baru tahu, jika rasa kesedihan itu bisa sampai membuat perasaanku semenderita ini. Andai saja, dengan penderitaan i

  • Siasat Sang Penguasa   54. Timbal Balik

    Sejak dahulu kala, Tuhan sudah mengatur segalanya dengan penuh keseimbangan. Begitupun dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Tak ada yang berakhir sia-sia. Semuanya diberikan kelebihan, namun juga tak luput dari kekurangan. Itulah sebabnya, kita akan saling membutuhkan, saling berpasangan, saling bantu bahu- membahu, juga saling menguntungkan. Begitu juga dengan benda-benda yang tak bernyawa, masing-masing dari mereka yang memiliki manfaat, juga pasti memiliki kemudaratan. Itulah konsep keseimbangan. Hingga suatu masa, keseimbangan itu pernah hampir musnah. Pada zamannya, Alam semesta pernah berada di saat-saat tergelap dan tersuram.Semua hal itu semata-mata, disebabkan karena rasa keserakahan manusia. Awalnya semuanya berjalan dengan semestinya di dukung dengan ekosistem alam yang sempurna. Namun di antara sejuta keberadaan manusia berhati baik, pastilah ada satu manusia berhati licik. Perlahan Para manusia dengan kecerdasan mereka berlomba-lomba ingin mendominasi seisi dunia, bahk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status