Share

Kekuatan Quesha

"Lihatlah ikan akan datang sendiri Nick!"

"Apa betul seperti itu? Hebat sekali kalau ikan datang kepada kita berdua, mungkin aku bisa menabung membeli rumah besar dan bisa menikahi kamu," balas Nick masih belum percaya.

Dengan kekuatan Quesha, dia telah membuat ombak begitu besar naik ke atas, namun hanya menjatuhkan ikan-ikan berukuran kecil jatuh di depannya.

"Ikan ... Benar ada ikan jatuh sendiri!"

Nick takjub dengan apa yang dilihatnya, terlihat jika senyum Quesha bersinar ketika bisa membuat Nick percaya kepadanya.

"Kenapa hati ini bahagia berada di dekatnya? Apa dia tidak memiliki dendam terhadapku jika aku menghilangkan sihir dari tubuhnya? Atau dia akan membunuhku?" liriknya ke arah Nick.

Quesha bisa menahan dirinya yang telah senang berada di dekat Nick, pemuda yang sangat sederhana dan bisa membuatnya begitu berbeda, mungkin karena dia tidak pernah tersenyum setelah beranjak dewasa, bahkan saat ayahnya sibuk untuk memperebutkan tahtanya di kerajaan rembulan.

"Untuk apa semua ini? Apa aku harus berusaha sekuat tenaga agar bisa menghindari perasaan ini darinya? Tapi, melihat dia tersenyum, aku juga ikut bahagia."

Quesha kembali menjaga apa yang dia rasakan saat Nick melemparkan ikan kepadanya, tanda jika pemuda itu senang dengan rezeki yang dia dapatkan hari ini.

"Nick, kamu mau bercanda sama aku? Tidak Nick, Lebih baik kamu membereskan semua itu sebelum ada nelayan lain ikut menikmatinya."

"Tidak usah risau, aku tidak masalah berbagi, tidak baik jika harus memakan semua ini sendiri, akan membagikan beberapa untuk penduduk asli dekat pantai ini," balas Nick.

"Astaga, dia pemuda yang baik hati, apa aku tega membuatnya mati? Kalau dia jahat, pastinya dia memiliki sifat serakah," batin Quesha.

"Quesha, mungkin rezeki ini datang karena kamu ada di sisi aku, jadi aku tidak mau kamu pergi dari aku, berjanjilah untuk itu."

Quesha terbelalak, tidak mungkin berjanji speeri itu kepada orang yang akan dibunuhnya, namun mata Nick terlihat serius tanpa sihir darinya.

"Tidak menjawab? Biasanya kalau wanita diam, itu artinya dia menjawab iya."

"Heh? Kamu jangan asal, aku bukan wanita sembarangan," bantah Quesha.

"Haha, tetap saja kamu wanita, memangnya kamu wanita seperti apa? Kamu itu kekasihku yang paling cantik."

"Astaga, dia sedang merayu aku, sangat menggemaskan," umpatnya tersenyum menyukai rayuan pemuda itu.

Mereka segera kembali ke rumah karena ikan-ikan sudah terkumpul, bahkan telah Nick bungkus untuk penduduk sekitarnya, membuat Quesha terpana dengan kebaikan yang dilakukan pemuda itu.

"Nick, aku tidak bisa di sini, kamu harus tidur sebentar saja, aku akan kembali setelah aku pulang lebih dulu ke kerajaan rembulan."

Benar saja, Nick tertidur saat Quesha membacakan mantra. Dia pergi, menghilang dengan cepat ke kerajaan yang terlihat sangat kosong itu.

"Di mana Ayah? Tidak ada dayang atau yang lain? Ada apa dengan kerajaan aku ini? Apa mungkin kerajaan ini telah terjadi peperangan?"

Quesha tidak melihat tanda-tanda kerusakan di dalam kerajaannya, dengan cepat masuk ke dalam kamar ayahnya, ternyata ayahnya sedang tertidur lelap.

"Ternyata hanya firasat buruk saja, lebih baik aku tidak mengganggu Ayah tidur siang ini, pasti pekerjaan tadi malam sangat melelahkan untuk menyinarinya istana ini agar bisa bersinar."

Quesha pergi ke dalam kamarnya, terlihat jika kamarnya berantakan sekali, tidak ada barangnya yang bisa dia selamatkan kecuali alat waktu yang ada pasir di dalamnya.

"Tidak! Siapa yang melakukan ini? Kenapa hanya kamar ini yang hancur? Ada apa?!"

Quesha menoleh ke belakang tubuhnya, terlihat jika ada yang berdiri sangat cepat membacakan mantra untuknya bisa turun ke bumi, terlihat matanya yang samar-samar saat terjatuh di atas rumput liar.

"Hey, kenapa aku ada di bumi lagi? Apa tadi Ayah? Kenapa dia menurunkan aku? Tidak mungkin aku dibuang!"

Quesha segera membacakan mantra untuk bisa kembali, namun tidak ada pintu masuk ke dunia sihir untuknya kecuali pintu penyihir kerajaan matahari.

"Tidak! Pintunya tertutup! Aku terjebak di sini! Aku harus pulang dulu ke rumah Nick, nanti aku bisa berkomunikasi melalui telepati kepada Ayah."

Quesha hanya ingin membuat tubuhnya kembali segar, dengan cepat menghilang menuju rumah Nick, terlihat jika Nick sedang menyediakan sesuatu untuk kekasihnya itu.

"Kamu sudah bangun?"

Quesha heran, kenapa sihirnya menghilang pada tubuh Nick, apa mungkin Nick dengan sadar melakukan semua itu untuknya.

"Kamu kenapa? Tentu aku sudah bangun, kenapa harus tidur lama-lama, aku sudah masak ikan yang kita dapatkan tadi, kamu harus makan bersama aku, kali ini tidak boleh menolak masakan aku, rasanya akan membuat kamu jatuh cinta sama aku, maksud aku sama makanannya."

"Makan? Aku sudah bilang, kalau aku tidak makan," tolak Quesha.

"Kenapa? Sudahlah, makan saja sedikit, aku janji tidak akan memaksa kamu makan kalau rasanya tidak enak, aku mengerti mungkin kamu tidak menyukai makanan ini, tapi kamu harus menghargai kekasihmu yang sudah menyajikannya, bukankah aku juga seperti itu ketika kamu menyediakan makanan?"

Nick telah sadar, dengan cepat membuat Quesha duduk di sebelahnya, memberikan nasi dan ikan itu untuk di makan kekasihnya.

"Makanlah, sedikit saja."

Quesha tidak bisa menolak, rasanya hari ini sangat kacau, perutnya juga belum terisi, dia berpikir jika tidak masalah makan di bumi asalkan tidak ada sihirnya, apalagi Nick sudah memasakkan untuknya dengan segenap hati.

"Bagaimana? Enak tidak?"

"Yah, ternyata enak juga."

Kepala Quesha rasanya berbeda, pikirannya lupa akan segala yang dia lakukan untuk Nick selama ini, namun tatapannya seperti sedang bingung.

"Ternyata semuanya sudah Hanis, kamu makan dengan cepat Quesha, kekasih yang sangat baik."

Nick terlihat senang masakannya dihabiskan Quesha, dengan cepat membedakan sikap kekasihnya ketika selesai makan.

"Nick, kapan kita menikah?"

Quesha tiba- membuat Nick terheran, tentu saja itu tidak terduga, karena ada wanita secantik Quesha ingin menikah dengan seorang nelayan sepertinya.

"Menikah? Apa kamu serius?"

"Nick, aku mencintai kamu. Apa kamu tidak serius kepada aku? Aku hanya ingin bersama kamu setia hari, maka kamu harus menjadikan aku ratu satu-satunya dalam hidup kamu, menikahlah dengan aku Nick, kita arungi bahtera pernikahan berdua."

Nick memeluk kekasihnya itu, tidak mau melepaskan berlian seperti Quesha yang tidak akan dia dapatkan dua kali.

"Tentu, kita akan segera menikah, kamu tidak akan kehilangan aku, aku bersyukur sudah diberikan calon istri seperti kamu, bagaikan bidadari yang turun dari langit."

Quesha lupa tentang dirinya siapa, bahkan melupakan tongkat penyihirnya yang ada di telapak kakinya itu, tersimpan sudah memory tentang penyihir dari otak Quesha, hanya ada Nick dan ingin hidup bersama pemuda itu di sini.

"Satu minggu lagi kita akan menikah."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status