Share

Bab 179

Author: Aira Tsuraya
last update Huling Na-update: 2025-07-21 10:37:37
“Tidak mungkin!! Tidak mungkin Lea melakukannya.”

Ghalib tampak tercengang dan berulang mengatakan hal itu sambil menggelengkan kepala. Tuan Fandi hanya diam sambil memperhatikan reaksinya.

“Pasti Ayah yang mengintimidasinya hingga Lea melakukan itu. Pasti Ayah yang membujuknya, kan?”

Tuan Fandi menggeleng dengan mata sayunya menatap Ghalib.

“Tidak, Ghalib. Ayah memang pernah melakukan kesalahan sebelumnya, tapi Ayah sama sekali tidak mau mempersulitmu.”

“Apalagi Ayah melihat kamu dan Lea saling cinta.”

Ghalib terdiam, kakinya terasa lemas seolah tak kuasa menompang berat tubuhnya. Tuan Fandi bergegas mendekat dan memapah Ghalib agar duduk di bangku yang tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Ghalib terlihat melamun dengan tatapan mata yang kosong. Ia tidak percaya Lea akan menyerah dan meninggalkannya begitu saja. Apa Lea meragukan cintanya? Apa Lea takut jika kejadian yang sama dengan masa lalunya akan kembali menimpanya?

“Ayah sudah mengatakan ke Lea agar membicarakan keputusa
Aira Tsuraya

Jangan skip bab berikutnya, ya. Karena bakal ada jawaban atas kehadiran Kenan. Cuss kepoin bab seterusnya. Bakal makin seru. Btw, Terima kasih yang sudah coment, review, kasih gift dan bintang. So, happy Reading.

| 4
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
solehatun rayhan
lho Thor ko di gantung kaya jemuran
goodnovel comment avatar
Simon Petrus Wata
Thor kenapa cumak satu bab satu hari tidak wnakx mbaca cumak satu bab satu bab tiab hari
goodnovel comment avatar
Untari Setyowati
thor ... tolong akhir nya hepi ending ya ... lea dgn ghalib ...
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 180

    Tuan Fandi tersenyum lebar sambil menganggukkan kepala.“Ayah akan mendukungmu, Ghalib. Ayah akan melakukan apa saja untuk membantumu.”Ghalib terdiam, tapi matanya sudah memberi perhatian ke ayahnya. Kemudian ia tiba-tiba teringat dengan sesuatu. Ghalib menghela napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.“Untuk beberapa hari aku mungkin tidak bisa stay di sini terus. Aku harus mencari Lea.”“Apa Ayah bersedia membantuku dengan menjawab pertanyaan Nenek nantinya?”Tuan Fandi tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Iya, tentu saja. Pergilah, biar Nenek, Ayah yang handle.”Ghalib tersenyum, menganggukkan kepala kemudian sudah berpamitan pergi. Tuan Fandi hanya diam menatap kepergian putra semata wayangnya yang telah menghilang di balik kegelapan malam.Ghalib langsung melajukan mobilnya menuju rumah Lea. Ia masih berharap jika Lea sudah tiba di rumah, tapi dia terpaksa kecewa kembali

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 179

    “Tidak mungkin!! Tidak mungkin Lea melakukannya.” Ghalib tampak tercengang dan berulang mengatakan hal itu sambil menggelengkan kepala. Tuan Fandi hanya diam sambil memperhatikan reaksinya. “Pasti Ayah yang mengintimidasinya hingga Lea melakukan itu. Pasti Ayah yang membujuknya, kan?” Tuan Fandi menggeleng dengan mata sayunya menatap Ghalib. “Tidak, Ghalib. Ayah memang pernah melakukan kesalahan sebelumnya, tapi Ayah sama sekali tidak mau mempersulitmu.” “Apalagi Ayah melihat kamu dan Lea saling cinta.” Ghalib terdiam, kakinya terasa lemas seolah tak kuasa menompang berat tubuhnya. Tuan Fandi bergegas mendekat dan memapah Ghalib agar duduk di bangku yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Ghalib terlihat melamun dengan tatapan mata yang kosong. Ia tidak percaya Lea akan menyerah dan meninggalkannya begitu saja. Apa Lea meragukan cintanya? Apa Lea takut jika kejadian yang sama dengan masa lalunya akan kembali menimpanya? “Ayah sudah mengatakan ke Lea agar membicarakan keputusa

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 178

    “Heh!!”Mata Ghalib melebar dan menatap lekat-lekat Deasy yang duduk di samping brankar Nyonya Emilia. Wajah Deasy terlihat bersemu merah dan seperti tersipu malu saat mendengar pertanyaan Ghalib tadi.Sementara Nyonya Emilia sedang tersenyum lebar melihat reaksi mereka berdua. Wanita itu terlihat sangat bahagia kali ini.“Eng … enggak, Nek. Aku … aku salah ngomong tadi.”Ghalib mencoba meralat ucapannya. Nyonya Emilia malah tersenyum melihat ulah Ghalib. Deasy yang duduk di sampingnya kini tampak menunduk, menghindar dari tatapan Ghalib.Deasy memang sengaja datang menjenguk Nyonya Emilia setelah wanita itu menghubunginya tadi siang. Sebenarnya kedua orang tua Deasy melarangnya untuk datang, tapi wanita berwajah manis itu mengabaikannya.“Gak papa, Ghalib. Toh, nantinya kalian juga akan menikah. Iya kan, Deasy?”Suara Nyonya Emilia yang ceria dan penuh suka terdengar ringan di telinga

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 177

    “Kondisi Nyonya Emilia sudah stabil. Semoga selanjutnya akan seperti ini terus,” ujar dokter yang menangani Nyonya Emilia.Usai nenek Ghalib itu siuman, Tuan Fandi langsung memanggil dokter untuk memeriksa kondisinya.“Syukurlah. Terima kasih, Dok.” Tuan Fandi dan Ghalib berkata secara berbarengan.Pria paruh baya yang mengenakan baju serba putih itu hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Usai memberi resep yang harus ditebus, ia berlalu pergi meninggalkan Ghalib beserta ayah dan neneknya.“Mama mau makan apa? Biar aku belikan.” Tuan Fandi kembali bersuara sambil mengalihkan topik pembicaraan.“Gak usah, Fandi. Melihat kalian berdua di sini saja, Mama sudah kenyang.”Tuan Fandi hanya tersenyum begitu juga Ghalib.Kemudian tiba-tiba Ghalib menoleh ke arah pintu dan wajahnya menunjukkan kegelisahan. Ia teringat dengan keberadaan Lea. Pasti Lea sudah semalaman menunggunya di luar. Gha

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 176

    “LEA!! Apa yang kamu katakan?” sergah Tuan Fandi.Pria paruh baya itu terkejut saat mendengar permintaan Lea. Sedangkan Lea hanya diam dan terlihat tenang sama seperti tadi.“Saya sudah menduga akan seperti ini, Om. Harusnya saya yang tahu diri dan mundur sebelum semuanya berkelanjutan, tapi saya malah menerima semua perasaan Ghalib.”“Saya yang salah.”Tuan Fandi tertegun dengan mata yang melihat Lea dengan saksama. Sementara Lea tampak semakin menunduk.“Harusnya saya tahu diri siapa saya, status saya. Maafkan saya, Om.”Lea tidak berani menatap Tuan Fandi. Air matanya sudah meluber dan dia tidak mampu menahannya lagi.Tuan Fandi membisu, jakunnya naik turun menelan saliva sambil mengamati wanita cantik di depannya.“Apa Ghalib tahu tentang keputusanmu ini?”Lea tidak menjawab, tapi sudah menggelengkan kepala. Sesekali ia menyeka air mata di sudut matanya.

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 175

    “Aku menelepon Pak Jonas tadi dan tahu dari ceritanya,” imbuh Lea.Ghalib hanya diam dengan mata pekatnya yang menatap Lea. Lea tersenyum mengelus lengan Ghalib dengan lembut seolah sedang menenangkan amarah yang terpendam di sana.“Kamu masih marah pada nenekmu dan berniat mengabaikannya, kan?”Tidak ada jawaban dari Ghalib. Bibirnya terkatup dengan mata yang fokus menatap Lea.“Lalu bagaimana kalau pada akhirnya kamu menyesali ulahmu ini? Pastinya kamu berharap mengubah waktu dan tentu saja, aku yang paling merasa bersalah.”Lea menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan pelan.“Aku tidak mau menjadi orang yang semakin dibenci keluargamu, Ghalib.”Ghalib mendengkus, hidungnya kembang kempis mengolah udara. Sementara mata pekatnya kini melirik tajam Lea.“Lalu bagaimana jika itu hanya akal-akalan Nenek. Ia sudah pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya.”

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status