Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya

Istri yang Aku Tuduh Tidak Perawan Ternyata Kaya Raya

last updateHuling Na-update : 2025-05-28
By:ย  Bayang CerminIn-update ngayon lang
Language:ย Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Rating. 1 Rebyu
16Mga Kabanata
27views
Basahin
Idagdag sa library

Share:ย ย 

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Nadine Soraya Nania 25 tahun, wanita cantik namun tertutup oleh kesederhanaannya. Ia dari kalangan menengah ke bawah yang selalu mendapat tindasan dari Rubia, mertuanya. Sikap Erlan pun menjadi dingin karena tidak menemukan bercak darah perawan dimalam pertama. Erlan, sang suami hanya ingin Nadine jujur, siapa yang mendahuluinya. Terlebih setelah Nadine melihat suaminya berada di dalam kamar hotel bersama wanita lain. Ingin Ia bercerai, tapi Alena, ibu Nadine kini sedang sakit, dan tinggal bersama Rubia, mertuanya. Lalu, bagaimana ia dapat mengatasi semua ini?

view more

Kabanata 1

BAB 1. Pernikahan di Awal Bulan

"Astaga ...? Nadine! Apa yang kamu lakukan Nadine?! Kenapa sampai hangus begini? Iโ€”ini gaun kesayanganku! Ya, ampun!"

Rubia, menarik gaun indah kesayangannya dari tangan Nadine, sang menantu yang baru satu bulan di nikahi Erlan, anaknya. Dalam sekejap matanya membelalak memancarkan kilat kemarahan memandangi gaun berwarna cream yang sudah hangus sebagian.

Saat itu juga tangan Nadine bergetar, rasa takut menyeruak sekujur tubuhnya. Jantungnya berdegup kencang. Terlebih lagi saat Rubia, ibu mertuanya melemparkan gaunnya ke wajah Nadine dengan kasar.

"Apa kamu gak tau, berapa harga gaun ini? untuk menjual dirimu aja, belum cukup untuk beli gaun ini! Ini harganya 10 juta! Kamu tau itu?!" suara Rubia menggema diseluruh ruangan.

Brukkk!

Dengan murka yang membara, Rubia mendorong tubuh Nadine hingga terhuyung ke belakang membentur dinding.

"Aarrrrrgh!"

"Maaf Ma. Aโ€”aku gak sengaja Ma," ucap Nadine menahan air mata yang ingin tumpah. Namun, ia mencoba menahannya.

Tubuhnya sakit terkena benturan dinding. Namun, yang lebih menyakitkan lagi, adalah luka batin yang di laluinya setiap hari bersama Rubia selama satu bulan ini.

Walau pun pada minggu pertama, Rubia sangat manis. Namun, sejak Alena, ibu Nadine masuk ke rumah ini karena sakit, Perlakuan Rubia berubah sangat drastis.

"Ma, aku beneran gak sengaja Ma. Tadi aku lupa. Aku tinggal ke belakang matiin air di kompor."

Plakkk!

"Otak kamu memang gak di pake yah! Pantesan aja Erlan sekarang jarang pulang! Kelakuan bodoh kamu ini, yang bikin Erlan gak betah di rumah!"

Nadine meringis menahan perih pipinya yang mulai memerah. Ia memegang pipinya yang memanas.

"Pokoknya, mama gak mau tau, kamu harus ganti gaun ini. Ganti seharga gaun ini!"

"Tapi Ma? Aku uang darimana? Uang tabungan aku udah abis buat benerin rumah ini? sisanya buat bantu Mas Erlan benerin mobil di bengkel."

"Jangan banyak bicara, dan jangan banyak alasan. Aku gak peduli, uang dari mana. Kamu bisa jual diri kamu berkali-kali untuk mengganti gaun ini! "

"Ma! Aku bukan wanita seperti itu!"

Rubia kembali menatap wajah Nadine tajam, sambil menghampiri.

"Kamu bukan wanita seperti itu? Apa mama kamu wanita seperti itu?" bisik Rubia sambil melirik ke kamar Alena yang terbaring sakit.

Sudah 3 minggu Alena, hanya bisa berbaring sakit. Nadine terpaksa membawa sang ibu, tinggal bersama di rumah mertuanya.

Selain itu, uang tabungan yang seharusnya untuk membayar kontrak rumah tahunan, ia gunakan untuk merenovasi rumah Erlan yang sebagian pintu dan jendela sudah rapuh termakan rayap. .

Rubia berbisik. "Mama kamu? Dia bekas wanita malam kan? Hahaha! Pasti kamu bisa seperti dia. Mendapatkan uang dari hasil jual tubuhmu ke om-om."

"Ma! Aku bukan wanita seperti itu. Aku ... "

"Diam! Jangan coba-coba mengelak! Kamu, dan mamamu itu disini hanya benalu buat anakku!" hardik Rubia lantang

"Aku minta maaf Ma. Kalau aku ada uang, pasti aku ... "

Suara Nadine terputus saat mendengar suara klakson dan mesin mobil Erlan menderu memasuki halaman.

'Erlan pulang, syukurlah,' gumam hatinya.

Wanita itu sangat berharap, kepulangan Erlan, akan membantu memecahkan masalahnya. Karena ia tidak memiliki uang sebanyak itu untuk mengganti gaun Rubia.

"Ada apa ini Ma? Kok ribut-ribut?" tanya Erlan di balik pintu.

"Erlan! istri kamu ini sudah merusak gaun kesayangan mama. Lihat ini Erlan! Ini gaun mahal, yang papa kamu dulu beliin buat mama!" Bola mata Rubia menjorok keluar saat melihat wajah Nadine.

"Pokoknya mama nggak mau tahu, istrii kamu ini, harus ganti gaun kesayangan Mama! Dasar perempuan sial!" Kamu liat kan ini Er? Hangus semua gaun mama! Gimana mama mau pergi kondangan klo gini?! Huuuu!"

Plakkkk!

Kembali tangan Rubia menampar wajah Nadine. Nadine menangis sambil menatap Erlan, seolah meminta perlindungan. Tapi Apa yang diharapkan Nadine, tidaklah sesuai keinginannya. Erlan diam.

Mata Erlan mengarah ke Nadine, seolah ingin menghakimi.Tapi ia diam. Malah melangkah masuk ke kamar. Rubia mengejar sang anak.

"Erlan! Erlan! Kamu belum jawab mama Nak!" seru Rubia menyusul langkah Erlan. Namun, langkah sang anak lebih cepat. Masuk ke dalam kamar menutup pintu.

Nadine memang merasa salah. Akan tetapi, tidak seperti itu juga. Selalu menjadi bulan-bulanan sang mertua. Hampir setiap hari Rubia selalu mencari kesalahan Nadine, walau sekecil apapun itu.

Nadine berlari ingin masuk ke dalam kamar menyusul Erlan. Tapi sayangnya, pintu itu sudah terkunci.

"Mas, Mas Erlan! Buka pintunya!" seru Nadine sambil mengetuk-ngetuk pintu, ia merasa hancur melihat sikap Erlan yang tidak mau tahu akan dirinya.

"Dia nggak akan mau sama kamu! aku mamanya!" sergah Rubia menghampiri kamar yang sudah terkunci.

Erlan! Erlan! buka pintunya Nak. Mama mau bicara!"

Tidak lama kemudian pintu terbuka. Rubia melirik sinis ke Nadine, masuk ke dalamnya. Lalu duduk di tepi ranjang samping Erlan.

"Sebetulnya Apa yang terjadi sama kamu Erlan Kenapa kamu begitu dingin sama istri kamu? Kamu ngomong aja sama mama, nggak apa-apa Kok kamu curhat!"

Erlan menunduk. Sebenarnya dia ragu untuk menceritakan ini semua ke sang mama. Akan tetapi, selama sebulan ini, tidak ada tempat melepaskan hatinya yang kecewa. Dan atas desakan Rubia, akhirnya Erlan membuka suara.

"Nadine udah nggak perawan Ma. Entah siapa yang mendahului aku. Dia nggak jujur sama aku. Hal itu membuat aku kecewa sampai sekarang," suara Erlan lirih.

Nadine berdiri di balik pintu, mendengar semua percakapan Erlan dengan Rubia. Hatinya hancur. Ia menangis bersandar di dinding.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
Zoya Dmitrovka
gas update Thor
2025-05-26 19:51:49
2
16 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status