Share

Bab 199

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-31 11:00:57

“Jadi dia percaya jika aku tidak terlibat dengan menghilangnya Lea?” tanya Kenan.

Tuan Kris tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Sepertinya begitu.”

Kenan tersenyum lebar dan semakin senang dengan semua ini. Dari dulu dia memang sangat suka dengan pamannya. Adik dari ayahnya ini memang sepemikiran dengannya. Mungkin kalau boleh memilih, dia lebih suka menjadi anak dari Tuan Kris daripada Tuan Eliot.

“Lalu … apa Lea baik-baik saja?”

Tiba-tiba Tuan Kris mengajukan pertanyaan. Kenan tampak terkejut, tapi berusaha sebisa mungkin menutupinya.

Tuan Kris memang tahu tujuan Kenan terhadap Lea dan Ghalib. Ia juga tahu jika Kenan yang menculik Lea dari rumah sakit. Hanya saja, dia tidak tahu jika Lea telah kabur dari Kenan. Kenan sengaja merahasiakannya bahkan sopir suruhannya juga diminta tutup mulut tentang hal ini.

“Iya, dia baik-baik saja, Om. Aku … aku baru saja menemuinya.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 202

    Ghalib mendengkus kesal bersamaan dengan suara pintu utama kabin apartemen yang tertutup keras.Pria tampan berdagu belah itu hanya terdiam dengan mata yang tak lepas menatap pintu apartemennya. Ia tidak menduga neneknya lebih keras kepala.Helaan napas panjang keluar tergesa dari bibir Ghalib.“Baik. Mulai hari ini kita lihat siapa yang lebih keras kepala!!” geram Ghalib tertahan.Sementara itu Deasy tampak terkejut saat melihat Nyonya Emilia sudah keluar dari kabin apartemen Ghalib. Wajahnya merah padam dan terlihat muram, sepertinya perdebatan berlanjut usai Deasy keluar ruangan tadi.“Nek, apa semua baik-baik saja?”Deasy bertanya dengan hati-hati. Ia tidak mau dituduh turut campur, hanya saja ia juga tidak enak jika terus diam tanpa bertanya.Nyonya Emilia tersenyum masam sambil menoleh ke Deasy.“Iya, aku baik-baik saja. Antar Nenek pulang, Deasy!”Deasy mengangguk dengan senyum

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 201

    “Eng … Nek, saya … tunggu di depan saja, ya!!”Tiba-tiba Deasy bersuara sambil bangkit dari duduknya. Sepertinya wanita berwajah manis itu menyadari jika pembicaraan dua orang ini keluar dari konteks keberadaannya. Dia tidak seharusnya mendengar ini semua.Tanpa menunggu izin dari siapa pun, Deasy keluar dari kabin apartemen Ghalib, menyisakan Nyonya Emilia bersama cucu kesayangannya itu.“Apa maksud dari semua ini, Ghalib? Apa kamu menentang Nenek lagi?”Ghalib mendengkus sambil menyandarkan punggung ke sofa seraya melipat tangan di depan dada.“Apa aku berkata hal yang menentang Nenek tadi?”Bukannya menjawab, Ghalib malah balik bertanya. Tentu saja, Nyonya Emilia kesal dibuatnya.“Jangan berputar-putar kalau bicara. To the point saja!! Maumu apa, Ghalib?”Ghalib terdiam sesaat, menarik napas panjang kemudian menghembuskannya dengan perlahan.“Aku tida

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 200

    “Untuk apa mereka ke sini? Bukannya makan malamnya gak jadi,” gumam Ghalib.Pak Jonas hanya menggelengkan kepala sambil menatap Ghalib.“Saya tidak tahu, Tuan.”Ghalib mendengkus, meraup wajahnya dengan kasar. Ia sangat kesal dengan intervensi neneknya belakangan ini. Kalau saja neneknya tidak sakit tempo hari, pasti saat ini dia sudah menghabiskan waktu dengan Lea.“Eng … bukannya Deasy, wanita yang mau dijadikan istri kedua Kenan tempo hari. Pilihan ibu mertua Lea. Mau apa dia bertemu kamu, Ghalib?”Tiba-tiba Ghea yang terdiam sedari tadi menyeletuk. Ghalib hanya diam meliriknya dengan kesal. Sedangkan Pak Jonas langsung mengatupkan rapat bibirnya.“Bukan urusanmu. Sudah, jangan banyak tanya.”Ghalib langsung meminta Ghea berhenti bertanya soal Deasy. Ghea hanya manggut-manggut menuruti Ghalib.“Mungkin lebih baik Anda kembali saja, Tuan. Saya takut Nyonya bingung m

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 199

    “Jadi dia percaya jika aku tidak terlibat dengan menghilangnya Lea?” tanya Kenan.Tuan Kris tersenyum sambil menganggukkan kepala. “Sepertinya begitu.”Kenan tersenyum lebar dan semakin senang dengan semua ini. Dari dulu dia memang sangat suka dengan pamannya. Adik dari ayahnya ini memang sepemikiran dengannya. Mungkin kalau boleh memilih, dia lebih suka menjadi anak dari Tuan Kris daripada Tuan Eliot.“Lalu … apa Lea baik-baik saja?”Tiba-tiba Tuan Kris mengajukan pertanyaan. Kenan tampak terkejut, tapi berusaha sebisa mungkin menutupinya.Tuan Kris memang tahu tujuan Kenan terhadap Lea dan Ghalib. Ia juga tahu jika Kenan yang menculik Lea dari rumah sakit. Hanya saja, dia tidak tahu jika Lea telah kabur dari Kenan. Kenan sengaja merahasiakannya bahkan sopir suruhannya juga diminta tutup mulut tentang hal ini.“Iya, dia baik-baik saja, Om. Aku … aku baru saja menemuinya.”

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 198

    Ghalib hanya diam, tapi mata pekatnya terus menatap Tuan Kris tanpa jeda. Tuan Kris tersenyum, menepuk bahunya berulang sambil bangkit dari duduknya.“Aku rasa tidak ada yang bisa kita bicarakan lagi, Ghalib.”Ghalib belum menjawab, ia belum puas dengan semua penjelasan Tuan Kris. Namun, pria paruh baya itu terlihat sibuk dan bersiap untuk aktivitas selanjutnya.“Lebih baik kamu pulang. Menghilangnya Lea tidak ada sangkut pautnya dengan Kenan. Aku berani jamin itu.”Ghalib mendengkus. Entah mengapa ia sama sekali tidak percaya ucapan Tuan Kris, tapi lidahnya terasa kelu untuk menyangkal penjelasannya.“Baik. Aku akan pergi, tapi jika sampai Kenan adalah dalang di balik semua ini. Jangan salahkan jika aku bertindak tegas, Om.”Tuan Kris tidak berkomentar hanya mengatupkan rapat bibirnya dengan wajah tegang menatap Ghalib.Ghalib bangkit dan bersiap pergi meninggalkan ruangan itu, tapi baru satu langk

  • Silakan Ambil Suamiku, Nona Pelakor   Bab 197

    BUK!! BUK!! BUK!!Tidak hanya sekali Tuan Kris melayangkan bogemannya, tetapi berkali-kali membuat Tuan Fandi terhuyung hingga akhirnya terjatuh di lantai.Ghalib yang berdiri di sampingnya terkejut setengah mati. Ia berusaha melerai mereka, tapi malah dia yang terkena pukulan Tuan Kris dan terhuyung ke belakang.Ghalib terpaksa menjauh dan membiarkan dua pria itu bersiteru. Sementara itu Tuan Fandi tampak duduk bersimpuh di lantai dengan beberapa luka di wajah dan tubuhnya.“Tuan … apa yang Anda lakukan?” tanya sekretaris Tuan Kris.Pastinya pria itu sama terkejut dengan Ghalib, hanya saja Ghalib belum sempat mengajukan pertanyaan lebih dulu.Tuan Kris mendengkus sambil menyeka tangannya dengan tisu. Mata tuanya tampak menatap Tuan Fandi dengan penuh kebencian.“Dia tahu kenapa aku melakukan hal ini,” jawabnya kemudian.Jakun Ghalib naik turun menelan ludah kemudian bergegas merunduk dan membantu ayahnya untuk bangun. Tuan Fan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status